Penghianatan Di Hari Pertunanganku

Setelah memutuskan apa yang akan dia lakukan hari ini Rayya dan Mama Lina segera berangkat ke toko roti diantar Saka yang juga akan berangkat kerja. Selama perjalanan ada rasa canggung yang mendera diri Rayya. Karena dia sama sekali tidak tau apa yang akan dia lakukan nanti di tokonya bersama dengan sang mama mertua. Tidak mungkin juga dia akan menyuruh-nyuruh mama Lina seperti saat dia menyuruh Sisi maupun Dion.

"Kenapa kamu terlihat cemas, apa yang kamu pikirkan? " tanya Saka yang bisa menangkap keanehan pada diri Nala.

"Emm, enggak kok. Aku hanya bingung, apa yang harus aku lakukan nanti saat ada mama disana? " Rayya akhirnya mengatakan apa yang menjadi beban pikirannya.

Mendengar itu, Saka dan mama Lina terkekeh. Ternyata Rayya sedang memikirkan apa yang akan dia lakukan nanti.

"Kamu jangan khawatir. Abaikan saja mama, mama pasti hanya akan duduk di tempat yang nyaman dan memainkan ponselnya. Kamu cukup menyiapkan cemilan dan teh untuk mama. Hanya itu, benarkan ma?? " Saka melemparkan pertanyaan itu kepada sang mama untuk mendapatkan persetujuan.

"Saka benar, kamu tidak perlu memikirkan mama. Apa yang akan mama lakukan disana. Kamu bekerja saja seperti biasa, jangan hiraukan mama. Okay. "

Rayya mengangguk dengan perasaan lega karena dia tidak perlu mengkhawatirkan mama mertuanya dan tetap fokus pada pekerjaannya.

"Saka, apa pekerjaanmu berjalan lancar? " tanya mama Lina.

"Tentu saja ma. Semua berjalan sempurna. Mungkin benar kata orang pernikahan membuka pintu rejeki. Aku mendapatkan beberapa tawaran tender, tapi aku belum memeriksanya. " ujar Saka masih fokus pada jalanan.

"Mas, memangnya apa pekerjaanmu? Kamu pekerja kantoran ya, dan bekerja di bidang apa? " tanya Rayya penasaran pasalnya setelah menikah pun dia belum tau apa pekerjaan Saka.

"Kamu tidak tau, Saka itu–, "

"Ehm, Aku hanya manajer di hotel itu, Ray. " Saka memotong ucapan sang mama agar dia tidak mengatakan pekerjaannya.

"Wah, bagus dong. suamiku ternyata seorang manager. Pantas saja kamu memberikan apa yang aku minta tanpa bertanya harganya, uangmu pasti banyak. Terimakasih ya."

Rayya sangat bahagia saat tau pekerjaan suaminya. Meskipun bukan anak pemilik perusahaan seperti Putra, manager pun tidak apa-apa karena itu juga sebuah pekerjaan yang bagus.

Di kursi penumpang Mama Lina hanya geleng-geleng kepala mendapatkan tatapan dari sang anak dari kaca spion. Ternyata Rayya tidak tau pekerjaan Saka yang sebenarnya. Dan anehnya wanita itu mau menerima pria yang tidak dia ketahu asal usulnya dan pekerjaannya. Apakah Rayya begitu naif.

"Rayya, mama tanya padamu. Bagaimana kamu bisa menikah denga pria yang tidak kamu ketahui asal usulnya dan pekerjaannya. Bagaimana jika Saka ternyata seorang mafia, atau dia tidak memiliki pekerjaan?" mama Lina mengeluarkan apa yang dia pikirkan.

Rayya hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari amma mertuanya dan menjawab. " Sekalipun mas Saka seorang mafia atau tidak memiliki pekerjaan, aku akan menerimanya. Karena aku melihat ketulusan dimata mas Saka saat itu. Kalaupun mas Saka tidak memiliki pekerjaan, tidak memiliki rumah dan tidak bisa menafkahi aku. Bagiku tidak masalah. Karena aku memiliki pekerjaan dan kita bisa tinggal di ruko. " ucap Rayya dengan sesekali menatap Saka yang sedang fokus menyetir.

Dari balik spion depan, Mama Lina bisa melihat senyum kemenangan anaknya itu. Pria itu sudah melakukan tantangannya untuk menikah dengan wanita yang tepat.

"Baiklah, Rayya Saka, mama sangat merestui pernikahan kalian. Saat papamu pulang dari luar negeri. Kamu harus pulang dan mengenalkan istrimu kepada papa. " ujar Lina

"Tentu saja, ma. "

Tanpa terasa mereka sudah sampai didepan toko roti Rayya. Dan Saka segera pergi dari sana setelah memastikan dua orang yang dia cintai masuk ke dalam toko. Rayya mempersilahkan Mama Lina untuk duduk di tempat yang dia sukai, setelah itu Rayya segera bergabung dengan pegawainya untuk memulai pekerjaannya.

"Mbak, itu bukannya ibu-ibu yang datang kemarin. Kenapa dia bisa datang bersama dengan mbak Rayya? " tanya Sisi penasaran.

"Karena beliau adalah mama mertuaku. Ternyata bumi itu sempit ya. Bahkan orang yang tidak kita kenal ternyata dia adalah mama mertuaku yang belum pernah aku temui. " ujar Rayya sambil terkekeh.

Mereka bertiga tertawa bersama dengan penuh kegembiraan tanpa memikirkan apa yang akan terjadi hari ini. Mereka tetap tersenyum walau badai terus mengepung. Karena terbukti pembelian kemarin sangat menurun.

Mama Lina yang sedikit mendengar selentingan pembicaraan mereka ikut tersenyum sambil mengotak atik ponselnya. Entah apa yang sedang dia lakukan.

"Hallo guys ketemu lagi sama aku, Queen Lin. coba tebak dimana aku sekarang berada. "

Terdengar gaya para vloger sedang melakukan siaran langsung, siapa lagi pelakunya kalau bukan mama Lina yang memiliki nama Queen Lin di sosial media yang memiliki jutaan followers. Dia sedang melakukan siaran langsung di toko Roti Rayya seolah akan melakukan vlog di toko itu.

Rayya dan sisi sangat terkejut saat tiba-tiba mama Lina masuk ke dapur dengan kamera dan gaya bahasa vloger.

"Kita periksa dapurnya ya guys. Tuh liat, dapurnya aja bersih semua dikerjakan dengan mesin dan hanya sedikit menggunakan tenaga tangan. Itupun mereka sangat safety ya, ada sarung tangan dan apron." ujar Mama Lina menunjuk Rayya dan Sisi yang kebingungan.

"Jadi jangan percaya dengan berita yang beredar di luar sana. Mereka yang melakukan hal jahat itu kepada Rey's bakery sudah di tangkap. Karena memang terbukti mereka yang membawa kecoa dari luar dan meletakkannya di bawah kursi. " ujarnya lagi.

Terdapat beberapa komen yang meminta bukti kalau memang Rey's bakery sengaja di kerjai oleh orang. Mama Lina mencoba menjelaskan kalau bukti itu saat ini berada di kantor polisi. Tapi tanpa adanya bukti mereka tidak percaya sama sekali dengan pembelaan Queen Lin dari berita itu.

"Bagaimana ini? " tanya Mama Lina kepada menantunya.

Rayya menggedikkan bahunya karena dia benar-benar tidak tau apa yang harus dilakukan.

"Tenang saja aku punya buktinya di ponselku. " ucap seorang pria yang tak lain adalah Dion yang baru masuk dengan bungkusan telur yang dia beri dari luar.

"Benarkah, cepat tunjukkan padaku. Agar aku bisa memberikan bukti dan mereka bisa tau kalau toko ini benar-benar sudah dikerjai dan ingin dijatuhkan oleh orang-orang tak bertanggung jawab. " pinta mama Lina kepada Dion.

"Sabar ya, guys. kita lihat sama - sama, karena aku juga belum pernah melihat rekamannya. " ujar mama Lina.

Saat mama Lina dan followersnya sedang fokus menyaksikan kamera cctv, Rayya dan karyawannya di kejutkan dengan kedatangan sepasang suami istri paruh baya yang masuk dengan begitu kasar. Setelah berada di dalam toko, mereka memperhatikan setiap detail isi toko tersebut.

"Maaf, Ada yang bisa saya bantu? " tanya Sisi ramah seperti biasa menyambut pelanggan yang datang.

"Dimana Rayya, " tanya Arin ketus.

"Ada apa ibu mencari saya, apa ada yang bisa saya bantu? " Tanya Rayya lembut seperti yang dilakukan Sisi.

"Kau–, " Arin mendekati Rayya dan menunjuknya tepat di depan wajahnya.

"Maaf,Jika anda tidak ada kepentingan di sini silahkan keluar. " ujar Rayya yang tidak bisa mengontrol amarahnya lagi.

"Rayya jaga sikapmu kepada ibumu? " Sahut Irwan yang tidak suka melihat sikap Rayya.

Mendengar kata ibu dari pria itu, akhirnya semua yang ada disana menyadari siapa pasangan itu. Mereka tidak lain adalah orang tua angkat Rayya yang sudah mengusirnya.

Lina tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dan langsung mengarahkan kamera ponselnya ke arah Rayya dan kedua orang tua angkatnya. "Setelah ini kalian akan tau siapa yang benar dan siapa yang salah guys."

Rayya hanya diam dan tidak mengatakan sepatah katapun. Sedangkan Arin yang menyadari kesalahannya segera memperbaiki sikap dan berusaha bersikap lembut kepada Rayya.

"Nak, aku mohon padamu. Tolong lepaskan Livia. bagaimanapun dia adalah adikmu. Aku tau dia salah, tapi setidaknya beri dia satu kesempatan untuk memperbaiki sikapnya. " ucap Arin mulai memohon.