NovelToon NovelToon
Infected Without Knowing

Infected Without Knowing

Status: sedang berlangsung
Genre:Zombie
Popularitas:249
Nilai: 5
Nama Author: Ryn Aru

Sebuah keluarga sederhana yang penuh tawa dan kebahagiaan… hingga suatu hari, semuanya berubah.

Sebuah gigitan dari anjing liar seharusnya bukan hal besar, tapi tanpa mereka sadari, gigitan itu adalah awal dari mimpi buruk yang tak terbayangkan.

Selama enam bulan, semuanya tampak biasa saja sampai sifat sang anak mulai berubah dan menjadi sangat agresif

Apa yang sebenarnya terjadi pada sang anak? Dan penyebab sebenarnya dari perubahan sang anak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryn Aru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

"Halo, lo bisa bantu gue gak?" Mahen yang sedang bersiap untuk menjemput Gilang, menelpon salah satu teman kerjanya. "Gilang tadi pagi pergi ke Purwodara. Ya lo tau lah buat apa dia balik. Iya, btw ajak aja yang laen juga. Gak naik bis dia, naik motor sendiri." Lanjutnya menjelaskan pada seseorang yang berada di sisi lain. Mehan yang sudah siap pun berjalan keluar unit dan dengan buru-buru berjalan ke basement.

Mahen dengan cepat mengendari mobil untuk bertemu seseorang yang ia telpon tadi, saat sesampainya di sana terlihat raut wajah terkejut oleh rekannya itu. "Serius ini Mahen? Si bocah cumlaude kampus?" Canda salah satu rekannya.

"Gak ada waktu buat bercanda. Cuma lo sama Andre doang?" Tanya Mahen serius dengan wajah datar.

"Ya cuma gw sama Andre doang, anak-anak lainnya pada tidur." Jawab pria itu sembari menyalakan rokoknya.

"Lagian gw sama Chandra juga udah juga hen" jawab Andre merangkul pundak Chandra. "Bener. Jadi gak usah khawatir." Lanjut Chandra. Mendengar hal itu Mahen pun menyuruh mereka masuk ke dalam mobil.

Saat berada di mobil hanya ada keheningan karena tak ada satu pun yang berani memulai percakapan, mereka berdua terlihat tak berani karena melihat ekspresi Mahen yang tak seperti biasanya dan melaju kencang di jalan raya

Akhirnya Chandra yang sedari tadi duduk ketakutan di belakang pun berteriak. "Hen, Hen, jangan ngebut Hen. Niat mau jemput Gilang apa mau ke alam baka lo?!" Ucapnya dengan berpegangan erat di grab handle dengan kedua tangannya.

Andre yang berada di depan pun mengangguk dengan cepat dengan posisi tangan yang sama seperti Chandra, tapi ia mengangkat kedua kakinya keatas. "Kan deket Hen, jadi santai aja santai."

Mahen hanya tetap diam dan melaju lebih kencang. "G\*bl\*k!! Mak maap in Chandra kalo ada salah mak!!" Teriak Chandra kencang saat melihat tikungan di depannya.

"Andre juga mak!! Kalo gak balik tuntut aja Mahen!! Dia kaya mak aman!! \*\*J\*ng!!" Teriak Andre dengan menangis di saat mobil berbelok.

Mahen yang sedari tadi diam pun akhirnya tak bisa bersabar lagi, ia menggenggam erat setir nya dengan ekspresi marah. "Lo pada bisa diem kagak? Cuma di Samayara lo para teriak-teriak terus!!" Teriak mahen setelah melewati tikungan dengan aman.

"G\*bl\*k!! Makanya lo dari tadi ngebut \*\*j\*ng!!" Teriak Andre kencang saat tau kemana tujuan mereka.

"Sama aja penipuan cok!! Untung kaya lo, kalo kagak dah gue cekek!!" Sambung Chandra yang tak kalah panik.

Mahen hanya menghela napas, mencoba menenangkan pikirannya dan memelankan laju mobilnya. "Gak jauh kalo kalian gak berisik." Mereka berdua hanya terdiam dan semakin erat memegang grab handlenya, mereka tau bahwa mimpi buru akan segera datang kembali.

Sesampainya di tempat Gilang beristirahat, Andre dan Chandra terlihat pucat dan mengeluarkan semua isi pertunya. Mahen hanya melihat sesaat ke mereka dan berjalan mendekat ke arah Gilang. "Di rampok lo?" Ucap Mahen tenang, ia berlutut untuk melihat keadaan Gilang yang terlihat lemas.

Gilang tertawa kencang dan menepuk pundak kawannya itu. "Kagak aman gue. Btw lo ngebut?" Gilang melihat kearah Chandra dan Andre yang saling merangkul satu sama lain.

Mahen pun ikut melihat kearah mereka yang berjalan tidak lurus karena pusing. "Nggak, mereka aja yang alay." Mahen dengan segera berdiri dan meraih tas Gilang yang berada di sampinga. "Bisa berdiri? Buru ke mobil." Lanjutnya, Mahen pun berjalan ke arah mobil dan memasukkan tad Gilang ke bagasi.

Chandra dan Andre berusaha menyadarkan dirinya dan mendekat kearah Gilang, mereka memapah Gilang untuk berjalan ke mobil. "Gimana? Enak gak numpang sama Mahen?" Tanya Gilang dengan tersenyum mengejek.

Andre yang mendengar itu pun tersenyum pahit. "Enak, ini pertama kalinya kita hampir masuk jurang." Mendengar jawaban dari Andre, Gilang tertawa dengan keras dan menepuk bahu kedua temannya itu.

"Itu lah aslinya Mahen, bocah yang lu pada katain cumlaude mulu." Gilang pun masuk akhirnya masuk ke mobil Mahen. "Makasih, btw ni pisau kalau ada apa-apa nanti di jalan." Lanjut gilang memberikan pisau yang ia letakkan di celananya.

"Emang gak bener lo berdua kek nya." Celetuk Chandra menerima pisau itu, Chandra pun memberikan pisau ke Andre. Mereka pun akhirnya berpisah, karena Chandra dan Andre akan membawa motor Gilang.

Mahen sudah mengantarkan Gilang ke unit nya, ia pun sekarang sedang menunggu Chandra dan Andre yang belum sampai. Dengan rokok yang ia pegang ia melihat ke langit malam yang mulai berubah dengan warna oranye. "Udah pagi aja." Ia menghisap rokok nya dan melihat kejalanan yang mulai ramai.

Ia hanya diam berusaha menikmati pagi itu. Melihat kendaraan berlalu lalang, sepasang kekasih yang berjalan-jalan, seseorang yang berjalan-jalan dengan peliharaannya, dan keluarga kecil yang baru saja kembali. Mahen menghembuskan asap rokoknya dan menuntup mata mendengarkan keributan.

Tak lama ia mendengar suara cempreng yang ia kenal. "Woy, Mahen!!" Mahen yang mendengar itu pun berdiri tegak dan melihat kearah nya. Motor itu semakin mendekat dan tak lama berhenti di dekat Mahen.

"Lama." Ucap Mahen singkat, Andre pun turun di ikuti dengan Chandra yang memberikan kunci motor pada Mahen, Mahen menerimanya dan mengantongi kunci motor itu.

"Lo aj yang kecepetan, dah kayak di kejar warga lo." Ucap Chandra, Mahen hanya diam dan membuang rokoknya.

"Ayo gue anter balik." Mahen pun merogoh saku lainnya untuk meraih kunci mobil, dan berjalan menuju mobilnya.

"Gak usah Hen, kita balik pesen taksi aja, iyakan Ndra?" Ucap Andre dengan panik, Chandra pun mengangguk dengan cepat dan segera memesan taksi.

Mahen yang melihat itu pun tak memaksanya dan memberikan uang untuk ongkos. "Buat ongkos, gw masuk dulu." Mahen memanggil salah satu satpam untuk membawa masuk motor Gilang ke basement.

Mahen masuk ke unit dan melihat Gilang yang sudah terlihat baik-baik saja. "Aman lo?" Tanya Mahen melihat Kepala hingga kaki Gilang. Ia pun akhirnya tersadar bahwa kaki kanan Gilang terbalut oleh kain putih. "Kaki lo kenapa?" Ia pun mendekat dan berlutut.

Gilang yang sedari tadi bermain dengan kitty di sofa pun menatap kakinya. "Oh iya, gue ada video biar lo gak mikir kalo gue ngarang" Gilang dengan segera merah ponselnya yang di meja dan mencari video yang ia rekam tadi.

Mahen yang melihat keseluruhan video terkejut dengan makhluk yang ia lihat, ia tidak percaya dengan apa yang di rekam dengan temannya. "Monster?" Ucap Mahen dengan mengangkat satu alisnya "Btw cara lo ngerekam jelek." Lanjutnya mengejek Gilang dan meraih ponselnya.

Gilang pun menatapnya dengan tatapan malas. "Gue tampol lo, ngejek mulu." Mahen hanya fokus pada video itu dan melihat lebih detail lagi. "Serius banget lo, suka sama monster nya?" Ejek Gilang.

Mahen pun menoleh dan memukul kepala Gilang. "Pukul aja terus pukul!! Orang lagi sakit di gebukin mulu, heran gue." Gilang mengusap kepalanya yang terasa sakit.

Mahen pun kembali fokus pada ponsel dan berusaha mengingat sesuatu. "Ni monster kelihatan gak asing buat gue." Batinnya

Gilang baru saja selesai merawat lukanya dan sedang membalutnya dengan perban. "Yakin gak apa-apa?" Tanya Mahen dari dapur.

Gilang yang sedang fokus membalut lukanya pun menoleh dan mengacungkan jempolnya. "Aman bro. Lagian cuma ke cakar bukan ke kokop." Gilang kembali fokus membalut kakinya.

Saat Gilang telah selesai mengobati lukanya, tercium aroma enak dari dapur. "Widih... Masak apa nih?" Ia pun mulai berdiri perlahan dan berjalan kearah dapur. Gilang ang sudah berada di depan meja makan pun melihat sayur dan beberapa lauk, ia meraih satu potong tempe goreng yang menarik indra penciumannya.

Mahen hanya diam dan merapikan makanan di meja. "Duduk, makan." Saat semua makanan telah rapi di meja, mereka pun duduk dan makan bersama. Hanya ada keheningan karena Mahen yang masih marah kepada Gilang.

Sebelumnya.

Mahen membuka kaos itu dan terlihat bekas luka parah. "Dalem. Mending ke dokter." Mahen berdiri dan mencari kotak P3k di dalam laci. Gilang yang menyadari itu segera menutup lukanya dan diam-diam pergi. Tapi aksinya di gagalkan oleh Mahen yang meliriknya. "Diem atau gue tampol?"

Gilang dengan sera duduk kembali di sofa dengan tegang, ia hanya menatap Mahen yang memutari ruangan untuk mencari P3k. Mahen yang lelah akhirnya mendekat kearah Gilang dan merangkulnya dari belakang. "P3k nya di mana lang?" Dengan suara pelan tapi cukup untuk membuat Gilang merinding.

Gilang mendengar hal itu hanya tersenyum kikuk dan menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Gw gak pernah beli Hen hehe." Tanpa pikir panjang Mahen pun mencekik temannya itu.

"G*bl*k, g*bl*k. Kan gue dah bilang dari satu tahun yang lalu buat beli, kenapa kagak beli t*l*l? Udah nyusahin semalem pagi-pagi nyusahin lagi. Bukan temen dah gue bunuh lo b**gs*t." Gilang yang tercekik pun memberi tak dan berusaha melepaskan cekikan Mahen. Mahen yang melihat temannya sudah tidak kuat lagi pun melepasnya dan memukul kepala Gilang lebih kencang.

"Aduh!! Jangan mukul kepala mulu kenapa sih?! Kalo gue bego mau lo ganti rugi?!!" Teriak Gilang memegang kepalanya dengan kedua tangan.

Mahen yang mendengar ucapan Gilang pun menutup mulutnya dan tertawa kecil. "Bukannya udah dari dulu?"

Gilang yang mendengar itu pun menatapnya dengan sinis, dan melempar bantal yang berada di dekatnya. "T*i lo." Mahen menangkap bantal tersebut dan melemparnya kembali ke Gilang.

"Gue pergi keluar dulu." Mahen pun pergi keluar unit untuk bergegas ke apotek membeli P3k.

Hanya ada keheningan dan suara peliharaan Gilang. Tiba-tiba ketty mendekat kearah Mahen dan melompat ke pangkuan Mahen, Gilang yang melihat itu pun terkejut karena Mahen tak mengusir kitty dari pangkuannya.

Gilang yang melihat itu merasa cemburu dan menatap sinis Mahen. "Apa?" Ucap Mahen tanpa melihat kearah Gilang.

"Kitty. Kalian pasti ada hubungan lebih di belakang gue kan?!" Gilang pun berdiri dan menunjuk Mahen, seakan Mahen telah merebut kitty darinya. Mahen melihat gilang sebentar, lalu kembali fokus pada makanannya.

"Gue udah anggap lo sebagai adek hen!! Tapi bisa-bisanya lo..." Gilang menutup mulutnya dan menahan tangis layaknya di sinetron.

Bersambung...

1
Alucard
Keren banget, semoga ceritanya terus berkualitas author!
Ryn Aru: makasih ya,,/Smirk/
total 1 replies
Gourry Gabriev
Bikin syantik baca terus, ga sabar nunggu update selanjutnya!
Agnes
Romantis banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!