Seorang pria kesepian yang berusaha mencintai dirinya sendiri, walaupun hatinya terus terluka oleh orang yang dia sayangi
"Otakmu dimana hah???!!".....
Tanpa dia ketahui Allah telah memberikannya sebuah keajaiban di hidupnya nanti.......
Seorang laki-laki dengan kisah hidupnya
"Kamu harus bisa menjadi dirimu sendiri"
"Tidak bisa......"
"Kamu tidak mengerti....."
Apa yang akan terjadi selanjutnya? pantau terus di setiap bab yang akan di update
note:update enggak nentu sesuai sempatnya:v
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Natasyatia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
apakah?
"Sudah jangan banyak bertanya, ikuti saja aku" ujar Kensano tanpa minat untuk menjawab pertanyaan yang di tanyakan Zidan
Zidan hanya bisa terdiam saat Kensano sudah mengatakan hal tersebut, karena Kensano adalah orang yang akan emosi jika ia sedang fokus dengan suatu hal dan di ganggu
Tak lama akhirnya mereka sampai di ruangan 134 Kensano bertemu dengan tenaga kesehatan, yang kebetulan sekali baru keluar dari ruangan itu
"Permisi sus, apakah saya boleh mengetahui dimana pasien yang bernama Ayase Tamara?" Tanya Kensano
Wajah tenaga kesehatan itu terlihat begitu heran
"Kau ini siapa? Jika kau adalah keluarga pasien kau tidak akan kebingungan seperti ini" sinis sang nakes
"Ya Allah masa harus nungguin di luar?" Tanya Kensano
Nakes tersebut pergi dari hadapan Kensano dan Zidan
Berbeda antara Kensano dengan Zidan, Zidan kebingungan bahkan sampai melongo saat melihat Kensano seperti orang frustasi
"Kau ini kenapa?" Ujar Zidan
"Enggaak tahu, didalam mimpi gua dia enggak ngasih tahu nama ibunya"
"Huhhhh " Kensano pasrah dan hanya bisa terdiam lalu mulai mencari
"Permisi apakah ada pasien yang bernama Ayase Tamara?"
"Bukan dia berada di sebelah kak, dia baru saja masuk " tunjuk orang itu ke gorden sebelahnya
"Oh ya Allah terimakasih banyak, maaf menganggu istirahatnya ya" Kensano dengan menangkupkan tangannya
"Permisi, apakah benar ini ruangan Ayase Tamara bu?" Tanya Kensano
"Kamu siapa nak?, mencari putriku?"
"Wahh masya Allah" Kensano merasakan lega
"Apakah ibu adalah ibu Ayase?" Tanya Kensano
"Iya memang ada apa?" Dengan sedikit kesal dengan pertanyaan Kensano
Kensano meringis karena melihat Kania mengomel
"Maaf bu, saya yang menolong ibu dan Ayase" ujar Kensano
"Apakah kamu benar nak?" Tanya Kania
"Iya bu, saya kemarin lalu melihat Ayase kesulitan untuk membawa ibu ke rumah sakit, maka dari itu saya membantunya........
"Dan untuk kemarin saya meminta maaf sebesar besarnya kepada ibu, saya melihat putri anda hampir di lecehkan di danau terdekat sini, mungkin sebenarnya putri anda ingin menenangkan diri, tetapi malah ada pria jahat....
"Pria yang berusaha untuk melakukan hal yang tidak tidak kepada putri anda bu, saya berusaha menolongnya tetapi anak ibu di bius oleh pria itu, dan pria itu juga memberikan racun pada handuk tangannya.....
"Saya lawan pria jahat itu, setelah itu melihat putri anda pingsan, saya mencari cari seseorang yang dapat membantu saya, karena memang di sekitar danau memang sepi, saya akhirnya membawa putri ibu untuk ke rumah sakit sendiri......
"Maafkan aku yang menyentuh tubuh putrimu nyonya, karena sesungguhnya jika tidak aku tolong kemarin, hingga saat ini dia tidak dapat di selamatkan"
Penjelasan dari Kensano membuat Kania tersenyum
"Maafkan aku nak jika aku berburuk sangka "
" Ibu bagaimana kabarnya?" Tanya Kensano basa basi
"Aku lebih baik tetapi putriku?" Tanya Kania
"Pasti akan sadar nyonya" sahut Zidan
"Kamu siapa nak?" Tanya Kania
"Saya Zidan bu,saya teman dari kensano" Zidan memperkenalkan dirinya di hadapan Kania
"Masya Allah kalian pasti anak anak baik" dengan lembut Kania menilai mereka
Ughhh
Mata yang tadi terpejam dengan nyaman mulai bergerak
Dan mata itu mulai terbuka kecil
Dengan cepat Kensano langsung masuk dan memencet tombol yang berada di tembok, untuk memanggil dokter.
Tak lama dokter sampai
"Ada apa?" Tanya Dokter
"Periksa dia dok, sepertinya dia sudah sadar" ujar Kensano lalu ia keluar dari tempat itu mengajak Kania agar dokter dapat leluasa untuk memeriksa Ayase
"Dia sudah sadar hanya saja, dia akan lama untuk berbicara, ada sedikit saraf yang tertarik sehingga mulutnya sulit untuk bergerak, tenang saja ini tidak lama, hanya butuh terapi rutin dan khusus, untuk menyembuhkannya" ucap sang dokter setelah memeriksa Ayase
Kania hanya bisa merenung saat mendengar ucapan sang dokter
"Saya permisi " sang dokter pamitan dari ruangan itu untuk melakukan pemeriksaan lainnya
"Bagaimana ini?" Tanya Kania dengan lirih
Kensano pun tidak mengerti apa yang harus ia lakukan.
Melihat Kania yang frustasi karena uang, bagaimana dengan dirinya? Ia lebih tidak memiliki uang saat ini
"Ibbuu..." panggilan lirih membuat Kania
Kania yang masih duduk di kursi dengan tangan yang masih ada infus kebingungan apa yang harus ia lakukan
"Ibu, izinkan aku yang membantunya" Kania menganggukan kepalanya membiarkan Kensano membantunya
"Maafkan aku ya, aku tidak berniat apapun selain membantumu"
"Apa yang kamu inginkan?"
"Ibbuu" hanya kata "ibulah" yang terus di sebut oleh Ayase
"Apa yang kamu inginkan nak?" Ayase menggelengkan kepalanya saja
"Maaf bu mungkin Ayase tidak nyaman dekat dengan saya, saya pamit undur diri bu," Kensano merasakan bahwa Ayase tidak nyaman dekatnya
"Nak, untuk esok apakah kamu bisa datang ?" Tanya Kania
"Insya Allah aku bisa datang, ada apa memangnya bu?"
"Bantu saya esok hari nanti saya akan katakan apa yang saya perlukan" ujar Kania
Kensano menganggukan kepalanya,lalu mulai pamit "Ayase,ibu saya pamit untuk pulang, hati hati kalian semoga cepat sembuh"
Kensano keluar dari rumah sakit dengan tatapan pasrah
"Apa yang kamu rasakan Ken?" Tanya Zidan
"Aku kasihan dengannya padahal aku ingin membicarakan mengapa dia selalu menghantuiku selama 3 hari ini, bahkan dialah yang mengajakku untuk bekerja sama" ujar Kensano
"Wah hebat sekali dia masuk kedalam mimpimu hingga 3 hari ini?, apa yang akan terjadi selanjutnya? Bukankah perempuan itu pernah berkata,bahwa jika kau mengetahui namanya ia akan pergi begitu saja?" Runtutan pertanyaan dari Zidan membuat Kensano tersadar atas ucapannya
"Aku tidak masalah, yang ku inginkan hanyalah kesembuhannya, karena dia yang membantuku dan menyarankanku untuk bekerja di sebuah tempat, tetapi rupanya aku salah tempat, sehingga ia membutuhkanku untuk kesembuhan ibunya, justru sekarang dialah yang tidak bisa di ajak berbicara"
Kensano sedikit bingung dengan ucapannya sendiri
"Kau ini sudah kenapa Ken?" Tanya Zidan
"Entahlah aku bingung"
"Wahh jangan jangan kamu jatuh cinta padanya" Kensano gegelapan
"Ha? Tidak," Kensano mengelak ucapan Zidan
"Bohong, karena sebelumnya kamu tidak se khawatir ini bahkan sampai gegelapan saat aku tanyakan," senyum mengejek dari Zidan membuat Kensano kesal
"Kamu ini!!!"" Geram Kensano lalu mengejar, Zidan berlari menuju parkiran untuk mengambil sepedanya
"Wle," merekapun keluar dari area rumah sakit menuju danau
"Apakah kamu bisa menceritakan hal sebenarnya Ken?" Saat mereka Tiba di area danau yang sepi itu, mereka mulai bercerita, mereka sering bercerita di tempat itu juga selain Taman mereka juga menyukai danau yang sepi itu
"Di mulai dengan kemarin lusa......" Kensano menceritakan segalanya
"Ohh jadi itu yang membuat sepedamu di ambil oleh Diaz?," Kensano menganggukan kepalanya tanda setuju dengan ucapan Zidan
"Huft aku bahagia bisa menolongnya tetapi, aku juga ingin bisa di bantu juga, terkadang hanyalah sebuah harapan, tetapi kadang berfikir juga bahwa untuk apa berharap pada manusia, toh hidupku seperti ini saja" sarkas Kensano
"Kita harus bisa bangkit Ken, bagaimana caranya agar kita mendapatkan kehidupan yang sedikit lebih layak dari ini!!" Tegas Zidan
"Ayo besok kita mulai atau mulai hari ini kita membeli barang barang untuk bekerja besok?" Tanya Kensano dengan bersemangat
"Apakah kita memiliki uang?" Tanya Zidan
Hal itulah yang membuat semangat Kensano pupus
"Apakah esok aku boleh meminjam uang kepada ibunya Ayase?" Tanya Kensano
Ia ragu karena baru pertama kali bertemu dengan Kania masa dia langsung meminjam uang begitu saja
"Entahlah lihat besok saja, coba kamu datang kepada Ibunya Ayase, jika mendapatkan kita langsung dengan cepat berbelanja untuk kembali bangkit, kita harus bisa sukses buktikan kepada diri sendiri" ujar Zidan
"Siaplah" Kensano kembali pulang begitupun Zidan
"Apakah aku bisa bertemumu kembali di mimpiku?" Tanya Kensano sedikit berharap akan bercerita kepada Ayase
Akhirnya pukul 22.30 Kensano tertidur
"Kamu mencariku?" Tanya Ayase dalam mimpi Kensano
"Alhamdulillah, Ayase Apakah aku boleh meminjam uang kepadamu?" Tanya Kensano
"Apa apaan kamu ini!! Baru saja bertemu meminjam uang " marah Ayase