Enam Tahun yang lalu,Bagaskara seorang CEO muda yang tampan menjalin kasih dengan seorang perempuan bernama Indah karyawan disebuah Butik.
Aryo Hadiningrat yang tak lain adalah Ayah dari Bagaskara menentang hubungan mereka,kisah asmara Bagas dan Indah yang berlangsung Enam Bulan itu menghasilkan benih yang berumur "8"Minggu,karena tidak direstui itulah mereka menikah diam-diam yang disaksikan oleh Kakek,Adik dan "2"sahabatnya.Saat melahirkan bodyguard Aryo membawa pergi Bagas dan bayinya,namun yang tidak mereka ketahui adalah bayi itu kembar.
Saat usia anak itu 3 Tahun Indah di bunuh oleh Aryo dirumahnya saat tengah malam.
"Apakah nanti saudara kembar itu akan bisa bertemu?
"Apakah nanti pembunuhan demi pembunuhan yang sudah terjadi akan terungkap?
Simak dan pantau terus Novel aku ya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12. Feri berkhianat
Aldo dan timnya segera mempersempit area pencarian yaitu menyisir sekitaran pesisir pantai yang dekat dengan stasiun di Daerah barat, sedangkan Zavier dan Bodyguard nya menyisir ke Daerah pesisir Utara karena ada jalur untuk kereta api. Sedangkan Bagaskara melalui bodyguard nya sedang memata-matai rumah Aryo dan Feri. Semua dikerahkan agar Kakek Iskandar segera ditemukan.
Zayn yang sebagai Zavier sedang berada diruangan Kantornya memeriksa berkas-berkas yang menumpuk bersama Akbar, tiba-tiba ada seseorang yang mengetok pintu.
"Tok..tok..tok.." Pintu diketuk.
"Masuk." Jawab Zavier datar.
"Apa Kabar Zavier.'' Feri menyapa dan tanpa disuruh langsung meletakkan bokongnya di kursi depan Zavier.
Zayn seketika menatap menatap mata Feri dan segera mengerti maksud akan kedatangannya. "Aku tidak akan menyerahkannya Feri!" Ucap Zayn pelan namun tegas.
"Aku belum bicara apa-apa lho, Kau cukup hebat untuk mengerti maksudku." Ucap Feri merasa agak terkejut.
"Orang tamak sepertimu siapapun tahu apa yang Kamu incar, Kau sama dengan Aryo. Bedanya Kau itu hanya dijadikan kacungnya Aryo, sampai kapanpun Kau tetap dibawahnya Aryo, hhe..." Pancing Zayn dengan senyum miris.
''Aryo Kakekmu memintaku agar Kamu menandatangi berkas ini. Kau kan sudah menguasai perusahaan cabang ini jadi....tolonglah berikan sahammu yang ada diperusahaan pusat untuk Kakekmu Aryo Kamu tahu sendiri Perusahaannya Sedang tidak stabil. Dan Kamu bisa menambah lagi saham ''5 '' persen nanti keuntungan nya bisa menjadi milikmu.'' Bujuk Feri dengan Nada rendah.
''Hahaha.....Mimpi Kau!! Masih mending Kalian para Kakek-kakek masih bekerja diperusahaan pusat. Satu persen pun Aku tidak akan menambah apalagi sampai menyerahkan sahamku untuk Aryo. Atau jangan-jangan Kamu yang menginginkannya.'' Dengan nada rendah namun tegas Ia berkata.
"Hah!! Apa maksudmu.. brak! Kau akan menyesal!!" Geram Feri yang terkejut sambil melempar sebuah berkas dan berlalu pergi.
Zayn seperti nya mengetahui bahwa Feri akan berkhianat pada Aryo, maka Ia menyuruh Anak buahnya untuk memasang GPS saat Feri berada diruanganya. Zayn juga mencurigai bahwa Feri terlibat dengan hilangnya Kakek Iskandar, Penyerahan Saham harus ada tanda tangannya dari Kakek Iskandar juga, Jika Aryo menginginkanya sekarang tidak mungkin mengingat Kakek Iskandar hilang. Dan kemungkinan besar juga Aryo tidak terlibat karena kata bodyguard yang ada dirumah Ayah Bagaskara Aryo Sudah pergi sebelum Kakek Iskandar hilang.
''Gimana?? Oke..bagus awasi terus.'' Ucap Akbar Asistennya saat menjawab telfon.
''Ada apa Akbar?'' Tanya Zayn.
''Anak buah kita yang mengawasi Feri sudah berhasil memasang GPS Tuan '' Ucap Akbar.
''Bagus.. Oia.. gadis kecilku...dari kemarin Aku tidak melihatnya kita lihat sambil keluar makan siang.'' Baik Tuan.
Zayn dan Asistennya turun ke lobi dan melihat sekeliling mencari keberadaan Thalia. Saat sampai didepan lobi Zayn tersenyum tipis melihat gadis kecil kesayangannya sedang ngepel lantai lalu Zayn berjalan mendekat. Langkah mereka terhenti sebelum sempat mendekat karena teman sesama OB datang dan membuat ulah Ia hanya melihat dari kejauhan.
''Brugh..'' Seseorang menubruk.
''Aduh...'' Thalia jatuh tersungkur membuat ember berisi cairan buat ngepel tumpah membasahi seluruh lantai Thalia menahan marah dan kemudian bangkit.
''Oh..maaf ya Aku tidak sengaja. Hihihi..'' Berkata dengan nada mengejek.
''Ahhk...bruugh... Sialan bajuku jadi basah kan?? Kalian OB nggak becus Saya laporin ke atasanmu.'' Pelanggan hotel menggeram marah dan mengancam.
''Dia!! Ini ulahnya lihat saja Bu..alat pelnya Dia yang pegang.'' Teman Thalia memfitnahnya dengan tangan menunjuk wajah Thalia.
''Kamu!! Ahh..'' Ibu itu mengangkat tangan mau menampar Thalia namun ditahan oleh Zayn dan dihentakkan hingga menjerit.''
''Tu-Tuan!!'' Thalia dan juga teman nya terkejut dengan kedatangan Zayn.
''Aduh! Gawat ini!'' Batin teman Thalia.
''Anda bisa Saya tuntut jika melakukan kekerasan terhadap karyawan Saya.'' Zayn berkata dengan tegas dengan pandangan mata tidak lepas sedikit pun dari Thalia.
''Tapi karyawan Anda tidak becus. Pecat Dia sekarang juga. Anda tahu siapa Saya?? Saya istri dari anggota Dewan yang terhormat Hotel ini Akan Saya tuntut!'' Berkata dengan sombong.
''Ma-maaf kan Saya..bu-bukan Saya. Jangan pecat Saya Tuan? Dia yang sengaja menabrak Saya.'' Thalia memohon kepada Zayn dan membela diri.
''Apa Kamu bawa-bawa Saya.. Dia Tuan bukan Saya.'' Mencoba mengelak.
''Akbar! Potong gaji Dia dan suruh bereskan kekacauan ini. Thalia!! Kembali ke belakang dan ganti bajumu.'' Perintah Zayn dengan tegas dengan mata melirik Thalia mengulas senyum sedikit hampir tidak ada yang melihat.
''Baik.'' Jawab Akbar dan menyuruh kepala OB agar memotong gaji bawahanya.
''Tap-tapi Tuan?? Tha-thalia yang...'' Ucapan terhenti.
''Apa mau di pecat saja??'' Seringai Zayn dengan pandangan tajam membuat nyalinya menciut.
''Dan Kamu Ibu gendut.'' tersenyum mengejek.
''Sialan Kamu ngatain Aku!'' Marah tidak terima.
''Jangan Kamu mengancamku!! Urusi saja suami mu yang lagi main sama selingkuhannya diatas hhh.'' Sengit Zayn.
''Hah!!'' langsung bergegas pergi karena ingat dengan tujuan awalnya datang ke hotel ini.
Zayn bergegas melangkah pergi dengan meninggalkan seulas senyum untuk Thalia sehingga membuatnya merasa heran. Asistennya hanya geleng-geleng melihat tingkah Tuannya yang kelakuan nya hampir mirip dengan Zavier asli. Thalia bergegas untuk ganti baju dan teman Thalia tadi menggeram jengkel dalam hati.
''Arrghhkk sial! Awas Kamu Thalia liat saja pembalasanku.'' Menggeram marah dalam hati.
Zayn siang ini hatinya merasa senang saat perjalanan ke restoran dan saat makan siang seulas senyum tidak lepas dari bibirnya hanya Asistennya yang mengetahui ini semua. Mereka saat ini sedang makan siang di restauran nya Ayah Bagaskara. Beliau belum bisa menemani makan siang karena baru ada tamu.
''Hhuft... Apa yang terjadi nanti jika Zavier mengetahui bahwa Kau juga menyukainya??'' Akbar membuang nafas dengan kasar dan Zayn hanya melirik nya.
''Mm... tidak tahu..yang jelas Aku sekarang merasa senang.. hehe..'' Ucapnya asal sambil mengunyah makananya.
''Zavier...'' Ayah Bagaskara memanggil.
Mereka kemudian makan bersama-sama sama sekali Ayah Bagas tidak mengetahui apa yang terjadi pada putra nya hanya sebuah senyuman yang terus terpancar. Bagaskara bercerita bahwa Ayah Aryo tidak terlibat dalam hilangnya Kakek. Dan kemungkinan Feri yang berkhianat dan penculikan di rencanakan olehnya.
Dilokasi yang berbeda saat sore hari ketika Thalia pulang kerja dan menyusuri sebuah gang didekat Kosnya yang tidak jauh dari Hotel tempat Ia bekerja Ia dihadang oleh Pamannya yang jahat. Thalia berbalik dan dikejar sampai di sebuah taman Thalia bersembunyi namun berhasil ditemukan Ia diseret dan katanya akan jual karena hutang yang belum Ia lunasi.
''Ampuuunn... ampuun Paman Thalia belum ada uang!'' Teriak Thalia terisak.
''Argh..ayo ikut Aku Kamu tahu uang yang Aku pinjamkan itu hasil pinjam rentenir.'' Paman Thalia menyeret tanpa bekas kasihan.
''Thalia janji akan lunasi hutang Ibu tapi tolong jangan jual Aku huhuhu...'' Thalia menangia kencang.
''Bugh... duak..brughh!! Jangan macam-macam Kau dengan gadis ini!'' Paman Thalia di hajar oleh Zavier yang tidak sengaja mendengar teriakan seseorang hingga jatuh tersungkur.
''Aahhkk... ampuun Tuan.. jika Aku tidak melunasi hutang yang ku pinjam maka Aku yang akan bunuhnya.'' berkata memohon dengan lirih menahan sakit.
''Aku tahu kau dulu juga sering memeras Ibunya kan?? Saat masih sehat. Kau penjahat kecil yang gampang untuk Aku musnahkan. Kretek.'' Zavier menggeram marah sorot matanya tajam dengan senyum menyeringai menakutkan mengepalkan kedua tangannya hingga berbunyi.
''Ampuni Aku Tuan...'' Lirih memohon.
''Berapa hutangnya?? Cukup kan?? Ambil bayarkan ingat!! Jangan pernah lagi mengganggu gadis kecilku.'' Sambil mengeluarkan uang segepok sekitar ''100'' juta.
''Cu-cukup Tuan.'' berlari menjauh.
''Bangun... Aku antarkan Kamu pulang.'' Mengulurkan tangannya kepada Thalia yang masih terisak dan menarik kedalam pelukannya.
''Terimakasih...Tuan hiks...'' Ucap Thalia lirih.
Malam Itu Zavier mengantar kan Thalia kerumahnya dengan hati yang bahagia setelah dirasa aman barulah Zavier melangkah pulang.