Calia Averie Katarina, seorang model berbakat yang selalu disebut sebagai figuran.
Pengkhianatan yang ia terima dari sang kekasih membuat Calia terikat dalam sebuah pernikahan bersama pria yang baru saja ia kenal, Ronan Lysander. Pria sederhana berprofesi sebagai kurir yang mendapatkan pengkhinatan yang sama dari tunangannya.
Namun siapa sangka, pria yang selalu melakukan pekerjaan sebagai kurir itu menyimpan rahasia besar.
Ketika Calia menunjukkan kepada publik bahwa ia bisa menjadi model sesungguhnya, Ronan menunjukkan identitas aslinya dan membuat rahasia dibalik pernikahan mereka terungkap. Lalu, bagaimana dengan nasib pernikahan mereka?
Ikuti kisah mereka....!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. "Dream Fashion"
'Braakk...!'
Kalimat Ronan terputus bertepatan dengan terdengarnya suara benturan keras yang berasal dari belakang mereka. Menarik perhatian keduanya untuk berbalik cepat hanya untuk melihat seorang pria berkacamata jatuh dari sepeda hybird yang dia naiki setelah menabrak kotak surat yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Akh,,, pinggangku,,,"
Pria itu mengerang, memegangi pinggulnya sejenak, lalu menendang sepeda miliknya untuk meluapkan kekesalan yang ia rasakan.
"Tck,,, kau sangat suka mencelakaiku bukan?" dia mengumpat, seakan sepedanya dapat memberikan respon.
Ekspresinya berubah sumringah saat pandangan pria itu bertemu Ronan, segera menegakkan tubuhnya dan melangkah mendekat seolah tidak terjadi apa-apa.
"Yoo,,, Ron,,, apakah aku terlambat? Kenapa kau dan istri cantikmu ada di luar? Oh,,, kalian menungguku?"
"Aa..."
Calia mengerjap bingung, sementara Ronan meletakkan telapak tangan di wajahnya melihat tingkah temannya sendiri yang selalu bersikap narsis menurutnya.
"Astaga,,," dia berseru sembari menepuk dahinya sendiri, tersenyum konyol, lalu tertawa menyadari kebingungan di wajah Calia.
"Maaf, aku bicara tanpa perkenalan. Aku Luis, sahabat Ronan. Setidaknya aku menganggap dia sahabatku," ujarnya mengulurkan tangan.
"Calia,"
"Cantik," Luis berkomentar.
"Senang bertemu lagi denganmu," Ronan menyela, segera melepaskan tangan Luis dari istrinya dan memberikan tatapan tajam pada sahabatnya.
Luis terbahak, merasakan sikap Ronan jauh berbeda jika dibandingkan saat bersama Retha. Pria itu membetulkan posisi tas selempang yang ia bawa, lalu menepuk-nepuk pakaiannya untuk membersihkan sisa debu yang menempel setelah terjatuh.
"Di mana yang lain?" Luis bertanya.
"Belum datang," jawab Ronan.
Tepat setelah Ronan menyelesaikan jawabannya, seorang pria lain datang dengan menggunakan skateboard dan berhenti tepat di depan Calia, tersenyum tipis sembari memberikan salam dengan menggerakkan dua jari dari tangan kirinya di pelipis.
"Lama tidak bertemu, Alia," ujarnya.
Ronan menatap tajam pada pria yang belum ia kenal. Pria berperawakan tinggi, berkulit kuning langsat dengan postur tubuh sempurna. Rambut Ash grey serta mata abu yang dimiliki pria itu akan membuat siapa saja mengatakan satu kata yang sama. Sempurna.
"Aku senang kau tidak lagi bersama si mesum itu. Dan,,,"
Dia mengalihkan pandangan pada Ronan, tersenyum simpul melihat tatapan tajam dari pria itu.
"Aku tahu kau suaminya, berita kalian tersebar luas, kau tahu? Aku Sean," ujarnya mengulurkan tangan.
"Ronan," sambutnya.
"Dia temanku," ucap Calia.
"Aku yang memintanya untuk datang,"
Ronan menoleh ke arah istrinya sekilas, lalu beralih pada Sean kembali. Melihat postur tubuh sempurna yang dimiliki Sean membuat Ronan bisa menarik kesimpulan bahwa Sean adalah seorang model.
"Kenapa dia memanggilmu Alia?" tanya Ronan keberatan.
"Karena aku terbiasa dengan nama itu," Sean menjawab.
"Aku bertemu Alia saat audisi, dan kami diterima. Kami berteman baik sejak saat itu,"
"Kau juga tahu tentang si mesum?" Ronan bertanya lagi.
"Pft,,, ternyata bukan hanya aku yang memberikan julukan untuk orang yang suka mengumbar ularnya," ujar Sean blak-blakan diakhiri tawa.
"Bisakah kita masuk saja?" sela Calia, tidak menyukai dengan pembahasan apapun yang berhubungan dengan Max.
Sean mengangkat bahu, Luis mengangguk setuju, sementara Ronan memilih mengalah dan menuruti istrinya. Tetapi mencatat dalam benaknya untuk mencari tahu hubungan antara Sean dengan istrinya.
Begitu mereka berada di dalam, Calia terpana dengan apa yang disajikan di dalamnya. Bagian dalam gedung terbagi menjadi beberapa ruangan dengan pintu yang masih menutup, furniture lengkap serta peralatan elektronik yang mereka butuhkan pun sudah tersedia di sana. Memberikan Calia kemudahan penuh dalam langkah pertamanya membuka agensi sendiri.
"Gedung ini milik kenalanku, aku bebas menggunakanya karena dia sibuk dengan pekerjaan miliknya sendiri," ungkap Ronan.
"Kamu yakin kita boleh menggunakan semua fasilitas ini? Ini berlebihan," sambut Calia.
"Dia mengatakan akan lebih baik jika tempat ini digunakan sebaik mungkin alih-alih membiarkannya terbengkalai," jawab Ronan.
"Sekarang kita tunggu saja sampai semua orang berkumpul," imbuhnya.
Calia menganguk, duduk menunggu di sofa sampai pintu dari gedung itu terbuka diikuti oleh beberapa pria berbeda usia muncul, tak berapa lama tiga wanita dengan penampilan tidak biasa muncul dan segera tersenyum saat melihat Calia dan Sean bersama.
Ronan berdiri, menunjuk orang-orang yang asing bagi Calia sembari memperkenalkan nama mereka beserta tugas mereka masing-masing.
"Dia Bas, si serba bisa," ucap Ronan.
"Semua yang kamu perlukan tentang pemasaran, dia mengetahui semuanya. Kamu juga bisa meminta bantuan apapun padanya di luar hal itu. Kamu hanya perlu meminta dia melakukan sesuatu dan dia akan melakukannya,"
"Dan dia,,," Ronan kembali berbicara dengan beralih pandang pada Luis.
"Luis, desainer. Dia juga sudah memiliki brand-nya sendiri,"
"Tapi, namanya tenggelam di pasaran," celetuk Sean.
"Padahal semua koleksi nya sangat memukau," lanjutnya kemudian.
"Benar," sahut Luis. "Itulah mengapa aku setuju saat Ronan mengajakku untuk bergabung, terutama setelah menyebutkan bahwa kamu akan menjadi salah satu modelnya,"
Ronan melanjutkan perkenalan. Menunjuk satu dari mereka sebagai fotografer, dan posisi lain yang dibutuhkan untuk memulai agensi baru mereka.
Perkenalan berlanjut dengan Calia mengenalkan empat orang yang ia undang.
"Sean, model pria yang dikeluarkan dari agensi tanpa alasan yang jelas,"
"Adele, model senior yang dikeluarkan dari agensi karena usia yang tidak lagi muda dan memiliki tubuh berisi setelah melahirkan. Padahal Adele sangat membantu para model junior untuk berkembang,"
"Julie, model yang dikeluarkan karena memiliki kulit gelap,"
"Dan Elma, model albino,"
"Mereka memiliki perbedaan yang kontras, tapi kemampuan mereka di atas catwalk luar biasa,"
Ronan mengangguk, menyembunyikan senyum puas atas apa yang dilakukan Calia. Mengumpulkan para model yang ditolak agensi hanya karena perbedaan fisik dan mengabaikan bakat adalah hal yang tidak pernah ia duga, dan itu adalah langkah awal yang akan membuat dunia permodelan gempar. Terutama bagi mereka yang memiliki pemikiran bahwa seorang model harus berkulit putih.
"Jadi, apakah kita akan melawan Silvester Group? Aku sangat ingin meleparkan sandalku ke wajah Max Morgen," Adele membuka suara, jelas terdengar kesal.
"Aku sangat berharap bisa menendangnya," gerutu Julie.
"Kalian sadis," Elma menimpali.
"Baiklah,,," Ronan menyela, tanpa memudarkan senyum hangat di bibirnya.
"Perlu beberapa persiapan yang harus kita lakukan, jadi tolong kerjasamanya. Kita perlu membicarakan apa saja yang harus kita lakukan untuk pertama kali,"
"Hal itu berguna untuk menentukan jadwal secara teratur. Misalnya saja, membuat jurnal. Untuk memudahkan, kita bisa memberi nama untuk projek yang akan kita lakukan. Ada yang punya ide?"
"Dream Fashion," cetus Calia.
Semua pandangan kini tertuju pada Calia, memberikan senyuman yang memiliki arti yang sama. Detik berikutnya mereka berseru sembari mengangkat satu tangan ke udara menyuarakan satu kalimat yang sama.
" Projek Dream Fashion, dimulai...!"
. . . .
. . ..
To be continued...
pen kasihan tapi ngakak liat Retha /Facepalm//Facepalm/
huft😮💨😮💨