NovelToon NovelToon
Pernikahan Hangat: Mengejar Cinta Istri

Pernikahan Hangat: Mengejar Cinta Istri

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:6.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Annisa sitepu

Awalnya, pernikahan itu baik-baik saja. Semua menjadi hangat, luka akibat masa lalu Ainayya Hikari Salvina sedikit demi sedikit mulai sembuh.

Tapi, pernikahan hangat itu tiba-tiba diterpa gelombang. Menghancurkan sebuah kepercayaan dan membuatnya meninggalkan rumah yang sudah mengajarkan arti sebuah keluarga harmonis.

Lalu, mampukah Albara Demian Dominic. Sang pelaku kehancuran tersebut memperbaiki rumah tangga yang sudah membuatnya sembuh dari kejadian di masa lalu? Bisakah Albara mengobati luka yang ia berikan pada istrinya?

Mari kita lihat bagaimana perjalanan Albara dalam mengejar cinta istrinya kembali!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa sitepu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pagi Yang Manis (Revisi)

Sebulan sudah Nayya dan Bara menikah, mereka masih setia dengan kamar mansing-masing. Bukan hal yang aneh memang, lagi pula. Mereka menikah akibat kesalahan sehingga Nayya tidak berusaha perduli dengan hal seperti itu.

Dia juga mulai menikmati kehidupan barunya, makanan tersedia. Pakaian mahal selalu ada di lemarinya, selimut hangat dikala hujan. Semua sudah Nayya dapatkan, meskipun ia jarang berbicara dengan suaminya, karena Bara sibuk dengan pekerjaanya.

Malam ini, seperti biasa. Bara akan selalu menyempatkan makan malam bersama Nayya, meskipun ia merasa itu aneh, tapi tetap saja ia akan melakukannya. Mungkin karena sering makan sendirian dan hanya di awasi para pelayan, ia merasa butuh seorang teman makan.

"Kak, apakah Nayya boleh berbicara setelah makan malam selesai?" tanya Nayya sedikit takut.

"Tentu, tapi pastikan pembicaraan itu berguna. Aku tidak ingin waktu ku terbuang sia-sia hanya karena mendengar perkataan tidak bermanfaat dari mu."

Meskipun tidak galak, tapi Bara seperti tidak mudah ditangani. Bahkan terkesan menyeramkan untuk Nayya, wanita itu sering kali menundukkan kepalanya ketika makan bersama Bara.

"Baik, Kak."

Makan malam akhirnya berlangsung, hanya ada suara sendok. Bara tidak suka jika ada suara setiap kali makan, baginya. Itu sangat mengganggu, dan menjengkelkan.

Selesai dengan makan malam, Bara duduk di sofa dengan Nayya yang sedang menguatkan hatinya. Ia tahu permintaanya mungkin akan di tolak oleh Bara, tapi tetap saja. Ia sangat ingin mengajukannya.

"Bicara," ucap Bara dingin.

"Apakah Nayya boleh keluar besok?"

'Kemana kau ingin pergi?"

"Nayya ingin membeli alat lukis, Kak. Setelah latihan dansa dan belajar etika selesai, Nayya merasa sangat bosan jika tidak melakukan sesuatu."

Bara menaikan alisnya, wanita yang ada di hadapannya mengatakan jika bosan karena tidak melakukan pekerjaan apa pun. Sangat berbeda dengan kebanyakan wanita yang berasal dari keluarga kaya, mereka mungkin sangat bahagia jika tidak mekiliki pekerjaan, apalagi kalau di izinkan berbelanja sepuasnya, mereka pasti akan langsung keluar rumah.

"Jika bosan, kau bisa melihat televisi atau bermain ponsel. Bukankah para wanita seusia dengan mu suka melakukan hal semacam itu."

"Nayya tidak suka, Kak. Bagi Nayya, melukis adalah segalanya, Nayya bisa mencipatkan dunia Nayya sendiri."

"Kau belum mencobanya, jika kau sudah mencobanya. Maka kau akan menyukainya."

Bukan Bara tidak ingin memberikan hak untuk Nayya melakukan hobinya, ia hanya ingin melihat sampai mana tekad Nayya tentang keinginanya melukis.

"Tetap saja tidak, Nayya lebih suka melukis, Kak. Seperti saat Nayya selesai bekerja di rumah keluarga Cannor. Nayya akan selalu melukis agar tidak merasa kesepian, bahkan Nayya juga melakukannya setiap kali mereka menyiksa Nayya agar rasa sakit itu bisa mulai berkurang."

Secara tidak sengaja, Nayya menyamakan hidupnya di keluarga Cannor dan rumah milik Bara. Hal tersebut langsung membuat Bara tidak suka, ia kesal karena wanita itu selalu membuatnya seperti orang-orang jahat tersebut.

"Sepertinya aku harus memberitahu mu bahwa kau di larang membahas keluarga menjijikan itu pada ku. Apalagi membandungkannya dengan mereka, aku tidak suka itu Ainayya Hikari Salvina!!!"

Nayya terkejut, ia tidak menduga jika ceritanya akan membuat suaminya marah. Seharusnya ia tidak membandingkan apalagi membawa nama keluarga Cannor di hadapan suaminya.

"Maaf, Kak. Nayya tidak bermaksud seperti itu."

"Sara!!! Bawa nyonya ke kamarnya, minta dia tidur dan katakan padanya mulai sekarang jangan pernah membahas keluarga Cannor di hadapan ku."

Sara yang berdiri tidak jauh dari nyonya dan tuan mudanya langsung menghampiri Nayya, ia menjadi kasihan pada sang nyonya. Namun tetap saja, ia tidak berhak berbicara, lagi pula. Nayya juga bersalah karena masih saja membahas kehidupan di masa lalu di hadapan suaminya yang sudah berusaha memberikan kehidupannya dengan sangat nyaman.

"Maaf karena Nayya sudah membuat Kakak marah. Nayya akan tidur, selamat malam, Kak."

Setelah pamit, Nayya mengikuti Sara menuju kamarnya. Ia merasa snagat tidak enak karena sudah membuat suaminya marah.

"Nayya merasa tidak enak," ucap Nayya pada Sara.

"Mungkin tuan dengan lelah, Nyonya. Anda bisa melakukannya besok hari. Masih banyak waktu untuk meminta pada tuan. Tapi anda harus ingat satu hal, jangan pernah ceritakan kisah anda pada tuan. Lagi pula, itu sudah berlalu dan sekarang anda telah hidup dengan baik."

Nasehat Sara membuat Nayya semakin merasa bersalah, seharusnya ia tidak membuat Bara marah. Seharunya ia ingat bahwa seorang pria yang telah melakukan banyak hal untuknya pasti marah jika ia mengungkit masa lalunya.

"Baiklah, sekarang anda harus tidur. Ini sudah malam dan waktunya anda beristirahat."

"Ya, selamat malam."

"Selamat malam juga, Nyonya."

Saat Nayya sedang beristirahat, Bara yang tengah duduk di ruang kerjanya langsung meminta Albert menyiapkan alat lukis yang lengkap untuk Nayya. Meskupun ia marah, tetap saja Bara membantu Nayya. Ia juga sengaja meminta di carikan karena tidak mau Nayya kelur dari rumah beberapa hari kedepan.

"Siapkan alat lukis untuk Nayya, besok aku ingin semua barangnya sudah di antar ke rumah."

"Baik, Tuan. Kalau begitu, saya akan melakukannya sekarang."

"Hm."

Albert keluar dari kamar, sejujurnya. Ia sudah tahu jika tuan mudanya baru saja memarahi sang nyonya. Sepertinya, hgubungan mereka semakin jauh. Sangat berbeda dengan pemikiran Albert yang berharap Bara dan Nayya akan menjadi suami istri yang normal.

Keesokan pagainya, Bara yang memiliki jadwa meeting langsung pergi. Tidak ada sarapan apalagi menemui Nayya untuk memintaa maaf, lagi pula. Permintaan maaf dari Bara merupakan hal yang tidak akan mungkin terjadi, mengingat pria tersebut dingin dan sulit di jangkau.

Nayya yang masih merasa buruk akibat kejadian tadi malam semakin merasa buruk saat tahu suaminya tidak ikut makan bersama, dirinya mulai takut jika Bara bosan dengannya atau masih marah akibat keboodohannya.

"Tuan sedang banyak pekerjaan sehingga tidak bisa menemani anda sarapan, Nyonya." Sara berusaha memberitahu Nayya jika tuan mudanya tidak  marah lagi pada sang nyonya.

Hanya ada anggukan kepala, Nayya tidak benar-benar percaya dengan ucapan Sara. Ia tahu bahwa wanita itu sedang menghiburanya mungkin saja berbohong agar dirinya tidak terlalu sedih.

Usai sarapan, Nayya yang tidak bersemangat kini duduk di ruang tamu. Niatnya ingin menonton televisi malah Nayya yang sedang di tonton oleh sang televisi.

"Selamat pagi, Nyonya. Tuan Bara berpesan untuk memberikan barang-barang ini pada anda."

Sapaan Alber dan ucapannya membuat Nayya tersadar dari lamunanya, ia bahkan menatap terkejut pada pria paruh baya tersebut. Tidak menduga jika suaminya sudah menyiapkan alat-alat lukis yang ia minta tadi malam.

"Apakah paman sedang bercanda?" Nayya selalu sopan pada pelayan di rumah Bara, ia akan memanggil kakak, paman dan bibi pada mereka yang sesuai dengan umurnya.

"Tidak, ini perintah tuan Bara. Ia meminta saya mencarikan alat lukis seperi yang anda minta tadi malam pada saya, Nyonya."

Ingin rasanya Nayya menangis karena merasa terharu, ia tidak menduga jika suaminya akan melakukan hal yang manis di pagi hari. Walau sebelum hal ini terjadi, mereka harus bertengkar akibat kebodohannya.

"Terims kasih, Paman. Oh ya, kapan kak Bara akan kembali?"

"Mungkin pukul 6 sore, Nyonya. Tuan mengatakan akan makan malam bersama dengan anda. Kalau begitu, saya pamit undur diri dulu, Nyonya."

"Baik, Paman."

Selepas kepergian Albert. Nayya langsung mengambil ponselnya lalu memposting alat lukis pemberian Bara ke media sosialnya dengan caption yang manis bersamaan nama singkat Bara.

Bara yang sengaja membajak semua media sosial sang istri untuk berjaga-jaga agar keluarga Cannor tidak mengganggunya tersenyum kecil ketika melihat postingan Nayya, cukup menghibur saat dirinya tengah di sebukan dengan segudang pekerjaan.

"Dasar wanita aneh," ucap Bara pelan.

 

 

1
Akifa Naura Kiza
ya jessi mukanya
Rita Rosid
bongkem mulut nya biar diam
Rita Rosid
😭😭😭😭cerita nya bikin aku nangiss
Rita Rosid
mukanya seperti jessi di novel takdir cinta istri ke 2 sangat 👍😘cantik
Nadia
weleh" dr baca ini udah bikin mata panas dada sesak 🤭😢
Sanjaria Abubakar
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
inayah machmud
Bara so sweet bgt. 🥰🥰🥰
inayah machmud
Ceo Bara udah jd bucin akut ke istri nya.
Qaisaa Nazarudin
Nah keputusan Tegas kek Gini yg aku dukung, Biasanya udah di selingkuhin,di hina di caci,Para readers aja masih sakit hati baca nya,eh hujung2 nya dia malah mau2 nya nerima balik 🤦🤦😡,kesel aku,untung aja yg ni hak gitu..
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwkwk Rata2 alur novel,pria yg berselingkuh berakhir dengan kehancuran dan penyesalan,Tapi madih banyak aja yg memilih berselingkuh alesan tergoda dgn kepuasan sesaat,hingga menghancurkan rumah tangga sendiri..Setelah itu keluarlah kata2 penyesalan dan meminta maaf dan ingin kembali.. B.LS.IT...dengan semua itu .
Qaisaa Nazarudin
Oh berat wanita yg Bara tabrak itu ibu nya Nayya...Bara..Bara..Benar kata org CINTA ITU BUTA Tapi menurut ku,CINTA BOLEH,BODOH JANGAN,BUCIN BOLEH TAPI HARUS PAKE OTAK...
Qaisaa Nazarudin
Kenapa karakter oeran ceweknya RERLALU LEMAH..CKK🤦🤦
Arie
Luar biasa
Wina Ningsih
Biasa
Wina Ningsih
salam kenal ya thor,ceritanya bagus thor,saya suka,semangt terus nulisnya ya thor.............
Wina Ningsih
Kecewa
Farida Wahyuni
karin ini ibu yg egois.
Massunamiyatha
semangat terus thor dlm berkarya
Kadek Bella
trima kasih thoor,,suka sama ceritanya ,tetap. smangat
Cica Kosmetik
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!