NovelToon NovelToon
Mysterious Girl

Mysterious Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Murid Genius / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: AzaleaHazel

Achassia Alora adalah gadis misterius yang selalu menutupi identitasnya. Bahkan hampir semua orang di sekolahnya belum pernah melihat wajahnya kecuali beberapa guru dan kedua sahabatnya. Gadis yang di anggap miskin sebenarnya adalah cucu dari keluarga kaya raya yang terbuang. Begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan, bahkan dari ibunya sendiri.


Setelah bertahun-tahun ia hidup tenang bersama ibunya, sang Kakek kembali datang dalam kehidupan mereka dan memburunya untuk kepentingan keluarganya. Tentu saja Achassia selalu menghindar dengan cara apapun agar tidak tertangkap oleh Kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Achassia baru saja sampai di rumahnya, Anya tidak jadi datang kemari karena Acha ingat jika rumahnya sedang tidak aman saat ini. Tadi saat perjalanan pulang ia baru mengingatnya, jadi ia menghubungi Anya dan melarangnya datang ke rumahnya. Mereka akan membahas masalah hp yang berhasil mereka curi besok pagi saat di sekolah.

Gadis itu langsung menghempaskan tubuhnya di ranjang setelah masuk ke dalam kamarnya. Rasanya ia benar-benar lelah, kenapa masalah datangnya selalu tiba-tiba seperti ini.

"Trouble is a friend, yeah, trouble is a friend of mine. Ohhh...." Acha bernyanyi sangat keras, lagu ini seperti mewakili keadaannya saat ini.

Tidak peduli jika orang-orang yang mengawasi rumahnya mendengar apa yang ia nyanyikan, bukankah lebih bagus jika mereka mendengarnya dan segera pergi dari sini. Ia bahkan sudah muak harus pulang pergi dengan pakaian yang berbeda, rasanya sudah seperti buronan saja.

"Pasti ini kerjaan Zetta kalau nggak ya Bastian tua itu." Gumam Acha menggertakkan giginya menahan kesal saat menyebut nama Bibi dan Kakeknya.

Gadis itu menghela nafas, tubuhnya sudah lelah. Apalagi masalah yang berdatangan yang datang tiba-tiba secara beruntun, entah besok masalah apalagi yang akan datang menyambutnya. Karena sudah merasa lelah hati dan pikirannya, Acha segera mandi dan bersiap untuk tidur. Hari ini kepalanya terasa sangat pusing, jadi ia tidak menunggu Mama-nya pulang. Untung saja Sagara sudah menyuruh orang untuk menjaga Mama-nya, itu sudah cukup membuat hati Achassia merasa lebih tenang.

Achassia sudah terlelap dalam tidurnya sekitar 3 jam yang lalu. Saat ini sudah menunjukkan pukul 8 malam, Isvara yang baru saja sampai di rumah mencari keberadaan putrinya. Karena tidak ada jawaba saat memanggil gadis itu. ia pergi ke kamar Achassia. Sesampainya di kamar Achassia, ia melihat putrinya sudah tertidur pulas. Isvara mengerutkan keningnya merasa ada yang aneh dengan putrinya, biasanya mau tidur sepulas apapun gadis itu pasti akan bangun jika mendengar suara.

"Pules banget tidurnya. Mama tau kamu ada masalah karena kamu nggak pernah kaya gini. Biasanya denger suara sekecil apapun kamu udah bangun, tadi Mama teriak aja kamu nggak denger." Ucap Isvara menatap wajah putrinya yang tertidur pulas.

"Kamu kenapa, Ra?" Tanyanya menatap Achassia. Tangannya terulur untuk mengelus kepala putrinya.

Isvara merasa dirinya gagal menjadi ibu, sejak mereka berdua di usir dari rumah besar keluarga Smith. Di usia sekecil itu putrinya harus menjadi dewasa sebelum waktunya. Bahkan gadis itu sama sekali tidak pernah mengeluh dan meminta apapun darinya.

Setelah puas memandangi wajah putrinya, Isvara keluar dari kamar Achassia. Tidak lupa ia mencium kening gadis itu sebelum keluar dari sana. Hanya Achassia yang ia punya saat ini, ia akan berusaha yang terbaik untuk putrinya agar tidak mengalami kesulitan.

...🍃🍃🍃🍃🍃...

Pagi ini Achassia sudah bersiap dengan seragam sekolahnya, saat di rasa sudah tidak ada yang tertinggal, gadis itu segera keluar dari kamarnya untuk menuju meja makan.

"Pagi Ma." Sapa Achassia tidak lupa dengan kecupan yang selalu ia berikan pada Isvara setiap pagi.

"Pagi sayang." Balas Isvara.

"Are you okay?" Tanya Acha.

"Emangnya Mama kenapa?" Tanya Isvara balik seraya mengerutkan keningnya.

"Cuma nanya aja." Balas Acha tersenyum sampai memperlihatkan deretan giginya.

"Harusnya Mama yang nanya, kamu gapapa?" Tanya Isvara, karena ia merasa ada yang aneh dengan putrinya.

"Aku?" Tanya Achassia menunjuk dirinya sendiri membuat Isvara mengangguk.

"Aku gapapa, emangnya aku kenapa." Balas Acha.

"Akhir-akhir ini kamu jadi aneh. Kalau ada masalah cerita sama Mama, Ra." Sudah beberapa hari ini Isvara memperhatikan tingkah putrinya yang tampak aneh.

"Lora nggak kenapa-kenapa kok, Mama ngaco deh pagi-pagi." Balas Acha setenang mungkin agar terlihat meyakinkan.

"Intinya Mama cuma mau ngingetin kamu, jangan nyimpen dendam sama siapapun. Kita sendiri yang ngerasain dan lama-lama bakal jadi penyakit yang nyakitin diri kita sendiri." Jelas Isvara menasehati putrinya.

"Mama harap kamu bisa maafin orang-orang yang pernah nyakitin kita." Lanjutnya lagi seraya mengelus kepala gadis itu.

"Lora udah maafin mereka Ma, tapi sekarang mereka yang mulai lagi. Maaf kalau nanti Lora bakal ngelewatin batas." Batin Achassia dalam hati.

Sedangkan Isvara menatap aneh Achassia yang hanya diam saja tanpa menjawab ucapannya.

"Ra." Isvara menepuk pelan pundak gadis itu sampai membuatnya terkejut.

"Hmm?" Balas Achassia menatap Isvara dengan mata bulatnya, membuat Mama-nya itu hanya bisa menghela nafas.

Di saat ia ingin menasehati Achassia, gadis itu malah terlihat lucu dengan mata bulatnya yang berkedip-kedip. Bagaimana ia bisa marah jika putrinya terlihat menggemaskan seperti ini.

"Hidup kita udah jauh lebih tenang sekarang. Jadi kamu nggak usah berusaha bersihin nama Mama di mata semua orang." Meskipun begitu Isvara tetap menasehati Achassia dengan cara yang lembut.

"Mama tau, kamu pasti berusaha nyari bukti buat buktiin kalau Mama nggak bersalah. Udah, kamu lupain aja. Lagipula mereka udah nggak ganggu kita lagi." Lanjut Isvara lagi, ia tau sifat putrinya yang akan melakukan apapun untuk membuktikan jika ia tidak bersalah.

"Mama salah, mereka berulah lagi dan Lora nggak akan pernah maafin mereka. Mereka udah banyak nyakitin kita dan kali ini Lora nggak akan biarin mereka ganggu hidup kita lagi." Balas Achassia dalam hati. Bukan ia yang memulai, tapi mereka yang kembali menganggu hidup mereka.

"Yaudah, Lora berangkat dulu ya." Ucap Achassia berpamitan pada Mama-nya.

Gadis itu sengaja berpura-pura seolah sedang terburu-buru untuk menghindari pembicaraan ini agar tidak semakin jauh.

"Bye, Mama." Ucapnya berlari keluar rumah setelah mencium pipi Isvara yang hanya bisa menghela nafas.

Di sisi lain Achassia juga bernafas lega karena bisa menghindari pembicaraan bersama Isvara tadi. Masih seperti hari-hari sebelumnya, gadis itu selalu menggunakan masker saat pergi ke sekolah.

Hari ini ia berangkat lebih pagi, rencananya ia akan membahas masalah ponsel yang mereka curi kemarin. Tadi ia sudah memberitahu Anya dan Luna, tapi hari ini Luna akan berangkat bersama Arkan. Tentu saja Acha menyalahkan Anya karena Luna harus terjebak dengan Arkan.

Entah bujuk rayu apa yang Anya katakan pada Acha sampai gadis itu mengalah dan membiarkan Luna bersama Arkan. Lagipula jika di pikir-pikir, Arkan sepertinya memang orang yang baik. Jadi tidak ada salahnya membiarkan cowok itu mendekati sahabatnya.

Karena berangkat lumayan pagi, Acha harus pergi ke sekolah dengan ojek karena belum ada angkot saat ia berangkat. Sesampainya gadis itu di sekolah, bukannya masuk lewat gerbang, Achassia malah melompati tembok belakang sekolah. Tentu saja Anya yang menyuruhnya agar lewat sana.

Lalu kenapa Achassia mau menuruti ucapan Anya? Karena ia sangat malas jika harus mendengar rayuan dari sahabatnya yang satu itu. Tadi pagi ia sudah mendengar rayuan Anya masalah Luna dan Arkan, jadi jika harus mendengarkannya lagi, jujur Acha tidak sanggup.

Bahkan ia merasa heran bagaimana Anya bisa sangat pintar berbicara. Mungkin karena itu juga Achassia sering malas biacara. Terkadang tidak di tanggapi saja ia sudah merasa lelah, apalagi jika ia selalu menanggapi apa yang Anya bicarakan pasti tidak akan ada habisnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!