NovelToon NovelToon
Dunia Dzaka

Dunia Dzaka

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Trauma masa lalu
Popularitas:739
Nilai: 5
Nama Author: Bulan_Eonnie

Aaron Dzaka Emir--si tampan yang hidup dalam dekapan luka, tumbuh tanpa kasih sayang orang tua dan berjuang sendirian menghadapi kerasnya dunia.

Sebuah fakta menyakitkan yang Dzaka terima memberi luka terbesar sepanjang hidupnya. Hidup menjadi lebih berat untuk ia jalani. Bertahan hidup sebagai objek bagi 'orang itu' dan berusaha lebih keras dari siapapun, menjadi risiko dari jalan hidup yang Dzaka pilih.

Tak cukup sampai di situ, Dzaka harus kehilangan salah satu penopangnya dengan tragis. Juga sebuah tanggung jawab besar yang diamanatkan padanya.

Lantas bagaimana hidup Dzaka yang egois dan penuh luka itu berlanjut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bulan_Eonnie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DD 06 Jangan Terlalu Kecewa

"Bang Dzaka!" Panggilan itu membuat Dzaka yang sedang merapikan bukunya menoleh ke luar ruangan lesnya.

Gadis itu terlihat malu-malu mendekat ke arah Dzaka. “Boleh gak Syilla nebeng sama Bang Dzaka?” Gadis itu menatap penuh harap pada Dzaka.

Dzaka menggeleng pelan membuat gadis itu mendesah kecewa. Dzaka yang melihat Syifa hendak keluar dari ruangan les di seberang segera menghampiri gadis itu.

“Syifa ajak Syilla pulang bareng, ya,” ujar Dzaka to the point membuat gadis itu menatap remeh Syilla yang berdiri di belakang Dzaka.

“Oke, Bang. Tenang aja. Nanti Syifa bilangin ke Bang Kevan kok.” Jawaban itu membuat Dzaka lega.

Setelah berpamitan pada kedua gadis itu, Dzaka menuju parkiran dan mengendarai motornya menjauhi tempat les.

"Sengaja kan lo ngajak Bang Dzaka ngomong?" tanya Syifa seraya menatap Syilla yang sedang tersenyum senang.

"Gak pa-pa kalau gak bisa pulang bareng, asal ditatap Bang Dzaka. Hehe!" Syifa menatap ngeri Syilla yang cengengesan sendiri.

"DASAR STRES!" pekik Syifa membuat mereka langsung menjadi pusat perhatian.

"HEH! LO NGOMONG GAK DIFILTER DULU APA?!" Syilla mengejar Syifa yang berlari menjauhinya. Orang-orang yang melihatnya hanya mampu menggelengkan kepala tak habis pikir.

...----------------...

Dzaka sudah janji dengan Raffa dan Tanvir akan ikut tanding basket dengan SMA lain sore ini.

Dzaka langsung disambut Raffa saat memasuki lapangan. Teman-temannya yang lain juga sudah berada di sana. Ini bukan perlombaan antar sekolah. Hanya pertandingan persahabatan yang biasa dilakukan di minggu terakhir setiap bulannya.

“Yok! Yok! Udah waktunya mulai!” teriak salah seorang murid dari tim lawan yang bertindak sebagai wasit.

...----------------...

Tak terasa, waktu mereka sudah habis. Selesai bermain, mereka sempatkan berjabat tangan antar tim sebagai salam persahabatan.

Dzaka, Tanvir dan Raffa duduk di tepi lapangan meneguk habis sisa air mineral di botol. Dzaka mengusap bulir-bulir keringat di dahinya dengan handuk kecil yang sudah ia bawa. Kostum basketnya pun sudah basah oleh keringat.

“Gak sabar gue nunggu tanding bulan depan,” ujar Tanvir yang masih bersemangat mengingat keseruan permainan barusan.

“Tapi gue masih belum sejago kalian sih. Enakan main tenis meja.” Dzaka terkekeh singkat mengingat betapa payahnya ia dalam bermain basket.

Raffa yang sedang mengipasi wajahnya dengan buku mengangguk membenarkan ucapan Dzaka.

“Tapi dibanding lo di awal SMA. Sekarang udah banyak banget perubahannya, Ka.”

“Tapi lo dulu juga gak jago main basket, kan, Fa? Soalnya lo pemain futsal,” timpal Tanvir yang dibenarkan Raffa.

“Manusia itu gak ada yang sempurna, Ka. Kayak gue, jago futsal, tapi pas main basket, gue masih jauh dari kata jago. Apalagi kalau main tenis meja. Begitu juga lo dan Tanvir."

Raffa menghentikan aktivitasnya dan menatap kedua sahabatnya itu dengan tulus. “Gue gak sempurna. Kalian juga gak sempurna. Dengan adanya Dzaka, gue jadi bisa belajar main tenis meja. Begitu juga gue bisa belajar basket dari Tanvir.”

“Dan dari lo kami belajar futsal. Ya gak, Ka?” tanya Tanvir yang langsung diangguki Dzaka.

Dzaka menerawang jauh mengikuti matahari yang mulai menghilang menyisakan corak jingga di langit. Hatinya menghangat dengan kebersamaan sederhana ini. Kebahagiaan yang membuatnya sedikit menikmati hidup di dunia ini.

“Gue masih inget ya, gimana dulu gue benci banget sama cowok sok cool kayak lo, Vir.” Raffa berujar tanpa rasa bersalah membuat Tanvir tak mau kalah.

“Gue juga masih inget gimana bencinya gue sama cowok yang suka tebar pesona kayak lo, Fa.” Tanvir tersenyum miring kepada Raffa.

Dzaka hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Siapa sangka Dzaka berada di antara dua orang yang saling membenci di tahun awal masa SMA mereka.

“Terus tiba-tiba Dzaka datang di antara kita dengan aura soft and smooth,” lanjut Raffa yang membuat Dzaka tak terima.

“Gue bukan sabun, pake soft and smooth segala,” sewot Dzaka yang membuat Raffa terkikik sedangkan Tanvir tertawa sekilas. Dasar Raffa. Kalau berbicara suka semaunya.

“Eh, gue duluan ya. Ada urusan lain,” pamit Tanvir yang segera berkemas setelah mendapat notifikasi di ponselnya.

Dzaka dan Raffa hanya menatap kepergian Tanvir dalam diam. Sebenarnya Dzaka tidak benar-benar memerhatikan Tanvir. Sebab, ia sedang menimbang-nimbang untuk memberitahu Raffa soal Ziya.

“Mikir apa sih lo, Ka? Ada masalah lagi?” Dzaka tersentak kaget lantaran sejak tadi ia melamun.

“Fa ....” Dzaka menjeda ucapannya membuat Raffa penasaran menunggu kalimat selanjutnya. Sedangkan Dzaka masih saja dilema.

“Yah, Ka. Gue lumutan nunggu lo lanjutin,” kesal Raffa yang sangat penasaran.

“Adiknya Tanvir ... udah balik.” Keputusan akhir yang diambil Dzaka adalah menyampaikannya pada Raffa.

Lihatlah. Cowok itu bahkan tidak memasang wajah kaget. Padahal Dzaka sudah mengalami dilema panjang demi menyampaikan ini.

“Gue udah tau, Ka.” Dzaka menoleh mendapati raut kecewa di wajah sahabatnya itu.

“Tapi gue masih nunggu dia jujur sama kita,” ujar Raffa dengan nada suara yang syarat akan kecewa.

“Gue kira lo belum tau. Setidaknya cukup gue yang nunggu dalam rasa penasaran dan kecewa. Tapi sekarang kita ngerasain hal yang sama. Seolah keberadaan kita gak ada harganya gak sih?” 

Pertanyaan itu tak butuh jawaban. Sedari awal pertanyaan itu ada untuk meminta keyakinan bahwa nyatanya kekecewaan itu beralasan.

“Adiknya bilang sama gue, Tanvir punya alasan untuk nutupin ini. Makanya gue berusaha untuk diam. Meski sama kayak yang lo bilang, rasa penasaran dan perasaan kecewa itu udah nyatu,” ujar Dzaka.

Melihat arloji di pergelangan tangannya menunjukkan pukul enam sore. Dzaka segera bangkit. Jika dia tak segera pulang, maka dia akan berada di jalan saat maghrib dengan kemacetan. Dia segera mengemasi barangnya.

“Jangan terlalu kecewa, Fa. Kalau udah waktunya, semua bakalan jelas. Kalau dia butuh tempat untuk pulang, sedangkan lo terlalu kecewa, kasian dia. Dia pasti butuh kita.” Dzaka menepuk pelan pundak Raffa sebelum melangkah keluar lapangan dengan tergesa.

“Lo bener, Ka. Cuma kita tempat dia pulang,” lirih Raffa bermonolog.

Raffa ikut meninggalkan lapangan yang sudah kosong. Dia sengaja memelankan laju motornya saat matanya menangkap sosok Tanvir bersama adiknya di depan sebuah kafe.

“Jangan lupa pulang, Vir. Gue dan Dzaka selalu nerima lo.” Raffa menutup kaca helmnya dan melajukan motornya dengan kencang saat melewati Tanvir.

Tanvir yang sempat menoleh dibuat terkejut. “Motor Raffa,” lirihnya yang terdengar samar oleh Ziya.

“Abang ngomong apa?” tanya Ziya membuat Tanvir sadar.

“Ah, bukan apa-apa. Ayo naik!” Tanvir menghalau pikiran buruk yang mulai menguasainya.

“Sampai kapan, Bang?” tanya Ziya yang membuat Tanvir terdiam.

Tanvir menghela napas berat. Ini benar-benar melelahkan. Menyembunyikan sesuatu dari sahabat yang bahkan sudah dianggapnya sebagai saudara adalah sebuah beban. Ia tak pernah benar-benar tenang.

“Secepatnya, Zi,” ujar Tanvir seraya tersenyum tipis pada adiknya itu.

1
Jena
Bener-bener bikin ketagihan.
Bulan_Eonnie🌝🦋💎: Terima kasih kakak❤️ Nantikan terus updatenya ya kak😊
total 1 replies
bea ofialda
Buat yang suka petualangan, wajib banget nih baca cerita ini!
Bulan_Eonnie🌝🦋💎: Terima kasih kakak sudah mampir❤️
total 1 replies
Mamimi Samejima
Teruslah menulis, ceritanya bikin penasaran thor!
Bulan_Eonnie🌝🦋💎: Terima kasih sudah mampir kakak❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!