Cerita ini hanya karanganku saja, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, atau semacamnya, mohon permaklumkannya🙏.
Kehidupanku berubah saat ku lulus SMA, orang tuaku tiba-tiba memaksaku untuk menikah dengan laki-laki yang lebih tua 10 tahun dariku yang sekarang sudah menjadi suamiku. Pernikahan ini merupakan sebuah pernikahan bisnis yang digunakan sebagai simbol kesepakatan merger antara kedua pihak keluarga. Suamiku selalu bersikap dingin kepadaku dan itu sudah berlalu selama 2 tahun setelah menikah. Tapi sikapnya tiba-tiba berubah hangat setelah melihatku jatuh menabrak meja! Sebenarnya apa yang ada di pikirannya?
Makasih bagi yang udah mau mampir🙌, aku masih baru jadi mohon bimbingannya.... Jangan lupa like kalau suka, beri kritik dan saran juga ya guys ❤️ love buat kalian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayu Mang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Di Taman Kinnara
"Sudah selesai mandi?" tanya Renji sambil memelukku
Aku menoleh ke belakang, pipiku di cubit-cubit dan di guyel-guyel olehnya, dia tidak sadar kalau barusan aku habis ditelpon Gio.
"Pipiku sakit" kataku sambil memegang tangannya
"Kenapa istriku sangat cantik sekali? Aku geregetan! Cepatlah bersiap, kita makan di luar sekarang " kata Renji sambil mengambil jaketnya di lemari.
Aku yang masih belum menggunakan pakaian merasa malas saat tiba-tiba diajak keluar.
"Ga ah, aku malas" jawabku
Renji berdecak dan segera menghampiriku, tangannya meraih handuk yang sedang ku pakai kemudian menariknya hingga terlepas.
" Kyaaa! apa yang kau lakukan??" aku berteriak dan segera menutupi badanku menggunakan kedua tangan.
"Kalau kau malas main keluar, berarti sekarang kita mainnya di dalam saja" Goda Renji memainkan rambutku.
Kata-kata nya ambigu sekali, aku takut dia akan melakukan sesuatu yang tak terduga.
"Baiklah! Aku keluar, tapi tunggu sebentar" aku mendorong Renji keluar kamar dan bersiap dengan segera.
Dengan menggunakan pakaian yang nyaman di gunakan, aku keluar dan tidak menggunakan make up.
Padahal ini pertama kalinya setelah menikah, Renji mengajak makan di luar. Mungkin karena hari ini adalah hari ulang tahunku.
Aku pun turun dari kamar dan melihat Renji sudah menunggu di sofa ruang tamu.
"Berangkat sekarang?" tanya Renji
"Tuan dan Nyonya mau pergi kemana?" tanya Hilda nyeletuk
"Kami mau makan di luar, sudah lama aku tidak pernah mengajak istriku jalan-jalan keluar " sahut Renji
"Loh, sekarang kan ulang tahunnya Nyonya! Kenapa Tuan dan nyonya malah makan di luar? Kita rayakan saja di rumah, biar saya dan Suri yang memasak!" kata Hilda
"Baik, semoga perjalanan kalian menyenangkan Tuan dan nyonya! Berhati-hatilah saat di jalan!" kata Paman Jin seraya menyiku lengan Hilda dengan senyumnya yang canggung itu.
Padahal aku setuju dengan pendapat nya Hilda, kenapa tidak di rayakan di rumah saja. Aku sangat malas keluar malam karena lampu kendaraan yang menyilaukan mata.
......................
Kami pun berangkat, dan di tengah perjalanan Renji bertanya untuk mencairkan kesunyian
"Bagaimana dengan lamaran pekerjaan mu?" tanyanya
Aku mengernyitkan dahi, aku rasa topik seperti itu kurang cocok di tanyakan di hari yang membahagiakan ini.
"Aku sudah melamar pekerjaan di perusahaan S.Smartphone, aku melamar di posisi asisten manager promosi" jelaku
"Kenapa melamar di posisi asisten manager? Kau bisa langsung menjadi direktur di perusahaan ayahmu" candanya
"Diamlah, aku mau berusaha dengan usahaku sendiri" jawabku optimis
"Bagus, istri dari seorang Renji Hirahara harus pintar dan penuh usaha seperti itu" godanya
Aku tidak menghiraukan candaannya yang kurang lucu itu, kemudian dia melirikku yang tidak tertawa. Tangannya mengelus rambutku yang terkena angin malam.
......................
Sesampainya di salah satu restoran daging, aku memesan makanan di sana dan makan bersama Renji.
Setelah makan, Renji mengajakku ke suatu tempat yang katanya benar-benar bagus menurutnya.
......................
Sesampainya di tempat yang Renji maksud, aku begitu terkesima dengan pemandangan yang ada di depan mataku ini.
Sebuah taman yang dipenuhi dengan tanaman bunga kinnara yang sejenis pohon sakura.
Bunganya berwarna biru dalamnya dan putih di luarnya. Terlihat sangat cantik dan harum sekali. Lampu-lampu taman yang terang ditemani hembusan angin yang menerbangkan helaian bunga kinnara.
Kinnara berarti mahluk surgawi yang konon katanya begitu mempesona dan berparas sangat indah.
Menurut legenda, Kinnara akan menampakkan dirinya di malam hari dan menemui orang-orang yang dalam hidupnya selalu melakukan kebaikan.
Bunga ini dinamakan bunga kinnara karena hanya akan mekar pada malam hari dan di bawah cahaya rembulan.
Aku memandangi pohon bunga kinnara dengan rasa tak percaya, aku tidak tau ada tempat seindah ini disini.
Selama ini aku hidup tidak pernah melihat bunga kinnara yang katanya hanya ada di dalam cerita legenda.
Aku sangat berterimakasih kepada Renji yang telah membawaku untuk melihat pemandangan indah ini. Hatiku seketika menjadi tenang dan pikiran-pikiran kalut tiba-tiba menghilang.
"Bagaimana? Apa kau menyukai tempat ini?" tanyanya
"Ini benar-benar indah! Bagaimana bisa kau mengetahui tempat seindah ini disini?" tanyaku
"Aku sudah lama mengetahui tempat ini, mungkin sedari aku SMP. " jawabnya
Renji menggandeng tanganku menuju kursi kayu yang ada di antara lampu penerang taman.
"Disini, aku pernah menyatakan perasaanku kepada seseorang sewaktu aku SMA dulu. Hahaha dan sayangnya aku ditolak" kata Renji yang tiba-tiba bercerita tentang masa lalunya saat duduk di kursi kayu bersamaku.
"Tapi setelah mengetahui identitas ku sebenarnya, dia kembali mencariku dan mengatakan kalau dia juga mencintaiku. Konyol sekali! Bagaimana aku bisa berpacaran dengan orang yang hanya menyukai uang?" lanjutnya
Aku menatap matanya Renji yang memandangi langit biru yang tertutup oleh rimbunnya bunga kinnara.
Aku tidak menyangka suamiku yang menurut orang lain sempurna ini, pernah merasakan hal seperti itu semasa dia bersekolah dulu.
"Jadi, kau mengajakku ke tempat ini hanya untuk mengenang masa lalu mu?" tanyaku ketus, tapi sebenarnya di dalam hatiku tidak seperti itu.
"Apa yang kau katakan? Tentu saja sekarang aku sedang bersyukur karena wanita yang aku nikahi adalah dirimu" rayunya
"Aku tidak tau bagaimana jika aku jadi menikahi wanita yang hanya mencintai uangku, bukan diriku" sambungnya
"Memangnya aku mencintai dirimu?" tanyaku yang seketika membuatnya terkejut
"Memangnya kau tidak mencintaiku?" tanyanya balik
Aku terdiam, mataku melihat helaian-helaian bunga kinnara yang berterbangan tersapu angin malam yang dingin.
"Aku tidak tau, aku merasa waktu berjalan begitu cepat. Tapi sampai sekarang aku masih belum mengetahuinya" jawabku
"Oh begitu. Tidak apa-apa, lambat laun kau pasti akan menerimaku dan mulai mencintaiku. Dan tentu saja, aku akan membuatmu jatuh cinta kepadaku. " kata Renji yang tersenyum lebar tapi terkesan kurang bahagia mendengar jawabanku itu.
Tangannya membelai rambutku dan kemudian kami pun berciuman.
Udara dingin di malam itu seketika berubah menjadi sebuah kehangatan yang menenangkan.
"Hmm ada yang kurang di antara kita sekarang" kata Renji tiba-tiba
Tangannya meraih kepalaku dan menyandarkan nya di dadanya yang lebar.
"Apanya yang kurang?" tanyaku
"Ya apalagi? Anak dong! Ayo istriku yang cantik, buat yuk?" godanya
"Apaan, kamu bisa aja!" sahutku malu
Aku mencubit lengannya hingga merah, dia terus merayuku dengan kata-kata yang membuatku malu.
Tak terasa waktu berlalu hingga larut, aku dan Renji akhirnya pulang setelah lama berada di Taman Kinnara.
Mulai sejak hari itu hubungan kami semakin hangat, romantis, dan tidak ada kecanggungan apapun lagi.
Hari-hari terasa penuh semangat dan kebahagiaan. Apakah ini yang di sebut sebuah keluarga kecil yang bahagia?
