NovelToon NovelToon
Gelora Cinta Usia Senja

Gelora Cinta Usia Senja

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Keluarga / Romansa
Popularitas:97.4k
Nilai: 5
Nama Author: skavivi selfish

Mereka terpaksa menikah meski sudah berjanji tidak akan menikah lagi setelah menjanda dan menduda untuk menghormati pasangan terdahulu yang sudah tiada.

Tetapi video amatir yang tersebar di grup RT mengharuskan mereka berada dalam selimut yang sama meski sudah puluhan tahun hidup di kuali yang sama.

Ialah, Rinjani dan Nanang, pernah menjadi cinta pertama dan hidup saling membutuhkan sebagai saudara ipar. Lantas, bahagia kah mereka setelah menyatu kembali di usia kepala lima?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skavivi selfish, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tetapi Terima Kasih

Rinjani pulang ke rumah setelah merasa cukup memperoleh tidur yang nyenyak dalam kebebasan yang tidak sepenuhnya bebas. Semua karyawan yang bekerja di bawah kekuasaan Adiguna Pangarep Group patuh terhadap junjungannya dengan melaporkan segala kegiatan yang dilakukan Rinjani di luar rumah—termasuk mengawasinya dari jauh ke Nanang, selaku suami dan penanggung jawabnya di bumi ini.

‘Riri sudah pulang, jantungku malah tidak tenang. Hedeh, harus rajin olahraga ini.’ Nanang mengelus dadanya sambil duduk di ruang tamu.

“Mobilmu kenapa?” Rinjani menyapanya dengan tanya yang sudah Nanang perkirakan.

Alih-alih menjawabnya, Nanang sendiri segera mengulurkan tangan. Biarkan saja masa lalu masih menjadi kenangan, tidak merdeka dari kenangan pun tidak begitu masalah, sebab perjalanan masa depan akan melapisi kenangan-kenangan itu dengan banyak makna dan pilihan. Ini waktunya, dan kesempatan tidak datang dua kali.

“Sebelum dan setelah ke mana-mana kamu harus salim.”

Rinjani berdehem dengan malas, wajah mengantuknya masih kentara dan dia menyalaminya dengan sungkan.

Nanang tersenyum, tertinggal di tangganya wangi sabun cuci tangan yang dipakai Rinjani. Wangi lemon.

“Aku tidak jadi jemput Jalu, ada urusan mendadak tadi.” Rinjani mengaku dan Nanang tertawa dalam hati.

‘Berbohong sekali, hukumannya juga sekali. Lihat saja kamu, Ri.’

Nanang berdehem, sejenak dia menawarkan kursi si sampingnya. Rinjani menggeleng. Rumah ramai, duduk berduaan akan membuat hawa panas semakin panas.

“Urusan apa?”

“Urusan dunia.” Rinjani meletakkan tas tenteng dan melepas jasnya. “Jalu tidak kamu jemput? Sudah jam satu ini.”

“Ada les, lagian dia minta pulang ke neneknya lagi. Belum mau pulang, sudah ku telepon tadi.” Nanang menonton ekspresi Rinjani yang tetap tenang, Sastra menyembunyikan rahasianya dengan rapat. Bagus, anak pintar.

“Kenapa belum mau pulang?” Rinjani memanggil pelayan rumah yang ikut mengasuh kembar cilik.

“Mau di siapkan makan, Bu?”

“Enggak. Buatin saja jamu pegel linu, Mbok. Pegel-pegel aku, capek rasanya.”

“Mau di pijit sekalian, Bu?”

Nanang geleng-geleng kepala. “Biar aku saja yang pijat, Mbok. Nganggur aku.”

Rinjani melotot lagi. “Tanganmu tidak berbakat dalam urusan pijat memijat. Awas ya.” Dia mengancam dengan sorot matanya.

Nanang mencibir. “Pantas Jalu Aji nggak betah di rumah, Ibu tirinya cerewet dan suka ngatur-ngatur.”

Rinjani menutup wajahnya. “Kamu tidak usah bilang apa-apa daripada aku keluar dari rumah ini dan tidur di rumah cucuku.”

“Kamu mirip anak kecil sekarang, hobi ngambek. Mirip Runi.” Nanang menghela napas. “Aku dan Runi baru berantem.” imbuhnya pelan.

“Berantem kenapa?” Rinjani terlihat tertarik dengan adu mulut Bapak dan anak itu. Lucu soalnya melihat Nanang berdebat dengan Arunika. Mirip waktu melihat mendiang suaminya berdebat dengan Dalilah kecil.

Nanang menyugar rambutnya, sejumlah ubannya terlihat di antara rambutnya yang legam, tetapi dia tetap tampak tampan di usianya sekarang. Kulit putihnya seperti tak terkena matahari langsung, pun bibirnya tak seperti bibir para lelaki perokok pada umumnya. Bibir itu masih resik, tak jauh saat waktu muda.

“Kamu adalah satu-satunya wanita yang bisa membuat hidupku meriah.” Nanang mengatakannya dengan dramatis.

“Oh, aku lagi.” Rinjani merasa senang. Penolakan Arunika itu salah satu cara untuk menghindari Nanang tanpa terlihat menghindarinya secara terang-terangan.

“Runi marah sama kamu?”

Nanang menggaruk pergelangan kakinya yang di gigit nyamuk. “Diam-diaman.”

“Oh... terus gimana ini? Kamu tidak mungkin memilih dua wanita dalam satu rumah. Runi nanti tambah marah. Aku mengalah. Aku tidur di luar, ya.” katanya penuh madu.

Nanang tersenyum. Buku berjudul RINJANI ALIANDA PUTRI sudah khatam dia baca, baik dari hal terbaik dan terburuknya dia sudah tahu.

“Aku gagal sebagai suami dan Bapak jika tidak bisa membuat kalian nyaman dalam satu rumah ini.”

Rinjani tertampar oleh pernyataan itu. Dia terdiam.

“Kamu tetap tidur di kamar karena Runi hanya ingin aku menyayangi ibunya seorang.”

“Anak sekecil itu saja tahu.” Rinjani menggelengkan kepala. “Memang keras kepalamu itu sudah melebihi keras kepala Masmu.”

“Tapi kamu suka tidak?” sahut Nanang. Dan jenis pertanyaan itu tidak Rinjani sukai.

“Aku tidak punya jawaban.”

“Tidak masalah.” Nanang tersenyum. “Tidak jadi beli tas kremes kamu?”

“Tidak.” Rinjani menggeleng. Menyesal sudah makan nasi padang banyak dan tidur dengan nyenyak. “Mungkin kapan-kapan dan kamu jangan senang dulu!”

Nanang manggut-manggut. “Mandi dulu terus makan siang.”

“Aku sudah makan.”

Nanang tersenyum. “Tapi kamu tetap di meja makan.”

“Setengah jam.” Rinjani meraih tas tentang dan jas kerjanya dari meja. “Kamu jangan cuti lama-lama, aku capek di lihat orang terus.”

“Siap, istriku.”

Rinjani pura-pura ingin muntah sebelum melengos pergi.

“Senangnya cari masalah.” Rinjani melewati ruang keluarga, di sana ada Arunika yang menatapnya datar cenderung sebal. Tetapi Rinjani yang kadung sebal dengan Bapaknya jadi terlihat acuh tak acuh.

“Besok aku minta guru agama datang ke rumah, biar diceramahi Bapak dan Budhe itu.” kata Arunika.

Swastamita adalah matahari senja yang datang sebentar saja lalu pergi. Begitu pun orangnya, Swastamita mencibir Arunika dengan memutar mata.

“Aku nggak ikut-ikutan.”

Rinjani mendengar itu, tetapi dia terlalu terpukau dengan tas kremes di tempat tidurnya.

“Semoga kamu suka.” ucap Nanang sembari melewatinya. “Itu edisi valentine.”

Rinjani segera menutup pintu kamar, menikmati kesendiriannya bersama tas pemberian Nanang yang tidak dia prediksikan.

“Besok aku minta pesawat jet, biar ko sekalian itu dompetnya.” gerutuan seraya membaca kartu yang tersemat di paper bag-nya.

‘Teruntuk kamu yang sudah mematahkan hatiku berkali-kali. Jangan cepat tua dan menua. Aku masih ingin memilikimu dengan perasaanku.’ ♡

Rinjani menghela napas. “Mau bilang terserah, tetapi kalau terserah, nanti dia semakin tidak ingin menyerah. Tetapi terima kasih.”

-

1
nisa
ini beneran udah tamat kak? kok berasa kurang aq.. 🤭🤭
Pricy
rinjanii 😫😫
desifa
lho... tamat ini ya kakak author?
Ria Ayu
beneran udah sampe sini aja mbak? gk ada kelanjutannya lagi ini?
Windy Veriyanti
on the way Nanang Rinjani bobok bareng...
Teh yan"
dikit banget mbak selvi..lanjut atuh biar tambah gereget...usia senja bukan penghalang utk saling memiliki.cinta yg semula hilang akan datang lagi seiring waktu berjalan ..hati hanya utk mas kay pun buat sakila ..hidup hrs berlanjut..bahagiakan diri kalian ...babak selanjutnya apakah nanang bisa kuat brp ronde 🫣🫣
Dapur Ramadhani
closer
bundanya Fa
awal mula. gegara kucing juga bisa jd 1 bab di tangan penulis handal. dan aq juga menikmatinya. pdhl intinya kan hanya ingun berdua saja. 🙂
Raisa Kalyna
jangan ditamatin dulu ya Vi... please lanjutin lagi
bunda dad
uluhh uluhhh... so sweet dijamanya 😘
shafira 🥰
ojok suwe² yoo up thorrrrrr...... 🥺🥺🥺🥺🥺🙏🙏🙏🙏🙏
Umine LulubagirAwi
ada2 om nanang,mau tdr sekmr dg mb jai mlah bwa kucing. yoo mb.jani ga mau lah. 😂😂🤭
Liez Zie
Penasaran sama kelanjutannya.... Smoga bisa lebih sering update yaah othor yg baik hati
suminar
😚😚😚😚😚
yunov
gak usah malu loh Ri...
choowie
ngalah dong Nang...Jani cuma mau berdua sama kamu tanpa kucing😁
Khoirun Ni'mah
aq berharap mereka unboxing saat itu juga biar mereka bisa menyatu
ᗩGEᑎᑕY🍀CebReT 🐊⃝⃟ 🍒 𝐙⃝🦜
bodyguard akeh wis angel Iki🤣🤣
bunda dad
Nanang kemasan sachet 🤣
D'ziety Salsabila
Bahasane Ojo menunggu ajal menjemput toh, sedih aq lho
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!