"Sekarang kita memang sudah menikah, tapi bukan berarti kamu berhak atas diriku! Semua ini aku lakukan atas kemauan kakek dan Putri ku. Karena bagiku kau tetaplah baby sitter putri ku! Camkan itu!" ucap Revan dingin.
Deg
Sakit itulah yang di rasakan oleh Anin, mendengar ucapan mantan majikannya barusan yang sekarang sudah menjadi suaminya itu. Kalau memang tidak suka dengan perjodohan ini kenapa lelaki itu harus menerimanya.
"Saya tahu tuan, saya sadar diri siapa saya." balas Anin.
Bagaimana dengan kisah mereka berdua? jangan lupa mampir ya ke novel baru Author.. hanya di Novel Toon 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Ziah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 12
"Filling saja sih bos." jawab Dian yang belum mau jujur mengenai sifat asli Gladies, dia takut Bos nya itu tidak mempercayai nya jika dia menceritakan kelakuan Gladies kalau datang ke perusahaan.
"Jadi kamu beranggapan seperti kakek?!" tanya Revan lagi.
"iya bos." jawab Dian. "Tadi bos bilang kakek mau menjodohkan bos dengan Anin, perawat kakek sekaligus baby sitter Yuna kan?" Revan mengangguk.
"Kalau menurut saya nih ya bos, tidak ada salah nya menerima permintaan kakek dan Yuna. Dan menurut saya Anin gadis yang baik dan dia juga cantik. Apalagi Anin sudah sangat dekat dengan Yuna dan dia menyayangi Yuna dengan tulus itu kenapa Yuna bisa begitu menyukai Anin dan memilih Anin yang menjadi ibu sambungnya." ucap Dian.
"Memang kamu benar Yuna dan Anin sudah sangat dekat banget. Tapi masalahnya saya tidak menyukai Anin Yan..!" sahut Revan.
"Begini ya bos, jika mbak Gladies memang mencintai bos seharusnya ia berinisiatif dong mendekati Yuna untuk mengambil hatinya. Tapi yang saya lihat dia tidak ada melakukan itu. Seharusnya jika memang mbak Gladies mencintai bos, cintai juga anaknya. Ini ya bos, bukan maksud menjelekan mbak Gladies.. Ada beberapa wanita yang memang tidak menyukai anak kecil. Bisa jadi mbak Gladies tipe wanita yang seperti itu. Tetapi tidak mungkinkan dia menunjukkan ketidak kesukaannya itu di depan bos." komentar Dian tentang Gladies.
Hening, Revan diam sesaat dia memikirkan perkataan Dian barusan. Kalau di pikir-pikir benar juga apa kata Dian, Gladies kan tahu kalau dia duda beranak satu. Selama mereka pacaran, Gladies tidak pernah menanyakan tentang maupun kabar Yuna putrinya. Padahal dia sering menceritakan tentang apa saja yang dilakukan putri ya padanya. Dan wanita itu hanya menanggapi nya dengan senyuman tanpa mau bertanya seperti apa putri nya. Apa benar yang dikatakan Dian barusan, kalau Gladies tidak menyukai anak kecil. Entahlah, dia bukannya mendapatkan solusi malah membuatnya semakin pusing.
"Jadi Yan, menurut kamu saya lebih baik menerima permintaan putri saya gitu?!" tanya Revan yang kembali mengeluarkan suaranya setelah beberapa saat terdiam.
"Kalau menurut saya begitu sih bos." jawab Dian. " Tapi itu tergantung bos, saya hanya kasih saran saja." tambah Dian lagi sembari.
"Tapi gimana dengan Gladies kalau saya menikah dengan Anin?" tanya Revan, "tidak mungkinkan saya akhiri hubungan kami tiba-tiba...pasti dia kecewa banget sama saya." lanjutnya lagi.
"Terkadang ya bos, apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan harapan kita. Tapi bisa jadi itu yang nantinya akan membuat kita bahagia tanpa kita sadari." ucap Dian.
Revan menghela nafasnya, ia menjadi pusing dan frustasi karena masalah ini. Gimana dia akan mengatakan pada Gladies, wanita yang ia cintai.
Di tempat lain tepatnya di sebuah Apartemen mewah. Seorang wanita cantik asyik memadu kasih dengan lelaki yang baru beberapa Minggu ini ia kencani. Ia saat ini lagi bosan dengan hubungannya sama seorang duda tampan beranak satu. Wanita itu bosan pada duda tampan itu yang sama sekali tidak pernah menyentuhnya. Sejauh ini duda itu hanya sekedar pelukan, genggaman tangan, mencium kening maupun bibirnya dan tidak pernah lebih. Padahal dia wanita yang penuh gairah. Ya dia adalah Gladies, kekasih dari Revan. Ya seperti itulah yang di lakukan Gladies di belakang Revan. Itu makanya dia tidak pernah protes soal Revan sering pergi ke luar kota maupun negeri untuk perjalanan bisnis. Dia memang menyukai Revan, tapi dia lebih menyukai uang nya. Revan akan selalu memberikan apapun yang dia mau.
Tanpa Revan tahu, dibelakangnya Gladies sering gonta ganti teman kencan hanya untuk memuaskan nafsunya saja. Padahal Revan sengaja tidak pernah berbuat lebih pada Gladies karena dia menghargai wanita itu. Dia ingin tetap menjaga kehormatan Gladies. Lagi pula walaupun Revan duda dan kaya Raya, dia bukanlah tipe lelaki yang suka tidur dengan wanita.
"Oh sayang kamu benar-benar luar biasa." ucap Gladies memuji keperkasaan teman kencannya di atas ranjang. Lelaki itu hanya tersenyum menanggapi ucapan Gladies karena ia masih mengatur nafasnya sebab mereka baru saja selesai bercinta.
"Bagaimana? Apa masih akan kita lanjutkan ronde selanjutnya baby." ucap lelaki itu mesra tepat di telinga Gladies. Membuat gairah Gladies kembali lagi, padahal mereka baru saja selesai.
"Boleh, kamu telah aku menginginkan lagi." sahut Gladies dengan suara manja. Dan mereka kembali memadu kasih dengan lebih lama dari yang pertama.