NovelToon NovelToon
BISMILLAH CINTA

BISMILLAH CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: poppy susan

Berkali-kali dikhianati membuat Marwah mengalami trauma, dia tidak mau menjalin hubungan dengan pria mana pun juga. Hingga akhirnya dia bertemu dengan seorang pengusaha berkedok ustaz yang sedang mencari orang untuk mengurus ibunya.

Nahyan ternyata tidak jauh berbeda dengan Marwah. Keduanya tidak beruntung dalam hal percintaan.

Akankah Allah menjodohkan mereka berdua dan saling mengobati luka satu sama lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 17 Mulai Luluh

1 bulan pun berlalu....

Sudah 1 bulan berlalu, dan Marwah masih bertahan menghadapi Halimah. Semenjak Marwah diusir, Marwah hanya bisa duduk di depan pintu kamar Halimah. Hingga, siang ini Marwah harus mengantarkan makan siang untuk Halimah karena Isah sedang sibuk dan tidak bisa mengantar makan siang ke kamar Halimah.

"Bismillah, semoga Ibu Halimah sudah tidak marah lagi sama aku," batin Marwah.

"Assalamualaikum." Marwah membuka pintu kamar Halimah.

Terlihat Halimah seperti biasa duduk di atas kursi roda di depan jendela kamarnya. Marwah menyimpan makan siang Halimah tanpa bicara sedikit pun. Marwah tidak keluar dulu, dia berdiri di pojok kamar memperhatikan Halimah.

Kali ini Halimah tidak membanting makanan yang dibawa oleh Marwah hanya saja Halimah menatap makanan itu cukup lama. Perlahan tanpa diduga, Halimah mulai mengambil sendok dan melahap makan siang yang dibawakan oleh Marwah. Marwah menunduk menahan senyumannya.

"Alhamdulillah, akhirnya Ibu mau makan," batin Marwah.

Marwah masih setia menunggu Halimah makan, hingga beberapa saat kemudian Halimah pun menghentikan makannya. Halimah minum obat dan kembali menatap ke luar jendela. "Keluar!" perintah Mama Halimah.

"Baik, Bu."

Marwah membawa nampan makanan itu keluar, entah kenapa hatinya begitu sangat bahagia melihat Halimah tidak marah-marah. "Mudah-mudahan saja, Ibu mulai luluh dan mau menerima aku," batin Marwah kembali.

Baru saja Marwah menyimpan bekas makan Halimah, ponselnya bergetar pertanda ada pesan masuk. Ternyata pesan itu dari Nahyan, yang memberitahukan bahwa dia akan pergi ke luar kota selama satu minggu. Nahyan menitipkan Halimah kepada Marwah.

***

Beberapa hari kemudian....

Hari demi hari berlalu, sedikit demi sedikit ada perubahan dari Halimah. Halimah memang masih sering diam dan irit bicara tapi akhir-akhir ini ia tidak lagi membuang makanan yang dibawakan oleh Marwah. Tatapannya masih sangat tajam kepada Marwah tapi kali ini ada kilatan berbeda dari mata Halimah.

Sore itu, Marwah masuk ke dalam kamar Halimah berniat untuk memberikan obat. Marwah pun menyimpan obat dan juga air minum di atas meja dekat dengan Halimah. "Minum obat dulu, Bu!" seru Marwah.

Marwah melihat jika tempat tidur Halimah berantakan. Dia pun berinisiatif untuk membereskan tempat tidur itu. Tiba-tiba suara pelan terdengar membuat Marwah terkejut.

"Kamu tidak lelah?"

Marwah menoleh kaget, untuk pertama kalinya Halimah bertanya kepada Marwah tanpa ada nada kemarahan di dalamnya. Tapi seketika Marwah tersenyum kecil. "Tidak Bu, Marwah sudah terbiasa merawat orang-orang yang Marwah sayangi," sahut Marwah lembut.

Halimah terdiam lama. "Orang-orang yang kamu sayangi?" ucap Halimah mengulang kata-kata Marwah.

"Iya, Ibu termasuk orang yang Marwah sayangi," sahut Marwah dengan senyumannya.

Halimah kembali terdiam, ia sama sekali tidak menyangka akan jawaban Marwah. Selama ini Marwah begitu sabar merawat dirinya yang begitu kasar kepada Marwah. Sampai Marwah selesai merapikan tempat tidur Halimah, ia sama sekali tidak bicara lagi dan Marwah pun memutuskan untuk keluar.

Malam pun tiba....

Marwah masuk ke dalam kamar Halimah, ternyata Halimah sudah berbaring dengan mata terpejam. Walaupun matanya terpejam, tapi Marwah tahu jika Halimah belum tidur karena jari-jari tangannya masih bergerak. Marwah berjalan perlahan dan membenarkan selimut Halimah.

Marwah duduk di sofa yang agak jauh dari tempat tidur Halimah. Dia terduduk menemani Halimah dalam keheningan tanpa bicara sepatah kata pun. Halimah yang dari tadi pura-pura tidur akhirnya membuka matanya.

"Apa kamu tidak punya rumah? sampai-sampai kamu masih bertahan di sini walaupun saya sudah mengusirmu," ucap Mama Halimah yang membuat Marwah tersentak kaget.

Marwah tersenyum kecil. "Marwah punya keluarga di kampung Bu, tapi Marwah bertahan di sini karena Marwah punya tanggung jawab untuk menjaga Ibu," sahut Marwah.

Halimah menghela napas. "Kamu punya tanggung jawab menjaga saya atau karena uang?" seru Mama Halimah.

Seketika Marwah terdiam, kata-kata Halimah bagaikan silet yang melukai tangannya begitu perih di hati Marwah. "Semua orang yang datang ke sini karena uang, semuanya tidak peduli dengan saya. Mereka hanya menunggu waktu untuk menyerah lalu pergi," lirih Mama Halimah.

Marwah meremas gamis yang dipakainya, dari kata-kata Halimah dia bisa menyimpulkan kalau Halimah merasa kesepian. "Sebenarnya Ibu tidak suka sendiri, 'kan?" tanya Marwah hati-hati.

Halimah menoleh ke arah Marwah dengan sangat tajam seperti tersinggung dengan pertanyaan Marwah. "Saya tidak butuh siapa-siapa," ketus Mama Halimah.

"Tapi Ibu sudah kehilangan seseorang, suami Ibu meninggal 'kan makanya Ibu menjadi seperti ini?" tanya Marwah ragu-ragu.

Halimah membelalakkan matanya, napasnya mulai tersendat dan ia pun segera memalingkan wajahnya. "Saya kehilangan segalanya saat dia pergi," lirih Mama Halimah nyaris berbisik.

"Marwah tidak bisa menggantikan beliau, Bu. Tapi, jika Ibu butuh seseorang untuk mendengarkan keluh kesah Ibu, Marwah siap kok mendengarkannya," ucap Marwah.

Halimah tidak menjawab, tapi untuk pertama kalinya Halimah bisa berbicara sedikit panjang. Bahkan wajah dinginnya pun terlihat melembut walaupun cuma sedikit. Setelah berbicara itu, keduanya sama-sama diam bahkan satu jam pun berlalu dan terlihat Halimah sudah benar-benar tertidur.

Marwah bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat ke arah Halimah. Diperhatikannya wajah Halimah yang sudah banyak kerutan tapi masih terlihat sangat cantik itu. "Sepertinya Ibu memang benar-benar kesepian dan ia butuh teman untuk bercerita," batin Marwah.

Marwah tidak tidur di sofa, dia memilih keluar dan tidur di kamarnya sendiri.

***

1 minggu kemudian....

Pagi ini Nahyan baru saja pulang dari luar kota. Dia segera masuk dan menuju kamar Mamanya karena selama satu minggu, Marwah sama sekali tidak laporan mengenai kondisi Mamanya. Nahyan membuka pintu kamar Mamanya dengan sangat hati-hati, tapi Nahyan tertegun saat melihat pemandangan di dalam sana.

Halimah ternyata sedang berbicara dengan Marwah. Nahyan benar-benar terkejut karena setelah bertahun-tahun, dia baru bisa melihat Mamanya berbicara seperti itu dengan orang baru. Nahyan berdiri mematung di ambang pintu, dia sama sekali tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Alhamdulillah ya, Allah, Engkau telah mengabulkan do'a-do'aku selama ini," batin Nahyan.

Nahyan sangat beruntung sudah mempekerjakan Marwah di rumah itu karena Marwah bisa meluluhkan hati Mamanya dan itu tidak bisa dilakukan oleh siapa pun. Nahyan pun menutup kembali pintu kamar Mamanya, dia tidak mau mengganggu momen penting itu. Nahyan menyandarkan tubuhnya di dinding dan tersenyum, betapa bahagianya dia melihat Mamanya ada perubahan.

Tidak lama kemudian, pintu itu terbuka dan Marwah terkejut dengan kehadiran Nahyan. "Astaghfirullah, Ustaz. Kapan pulang?" tanya Marwah kaget.

"Baru saja. Aku tidak mau mengganggu obrolan kamu dan Mama," sahut Nahyan.

"Kalau begitu, aku pamit dulu menyimpan bekas sarapan Ibu," ucap Marwah.

Nahyan mengangguk dan tersenyum. Marwah dengan cepat memalingkan wajahnya, senyum Nahyan begitu sangat indah membuat Marwah tidak bisa melihatnya lama-lama.

1
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
idih nazwa nya beggok masa masih cinta dah di gebukin juga....makan tuh cinta
Imas Fatimah
semangat up lg thor
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
double up authorr
Rahma Inayah
nazwa sdh babak belur spt samsak tinju di buat iwan msh gk tega iwan di penjara cnt boleh tp jgn bodoh
ꪶꫝNOVI HI
semoga cepat tertangkap iwak peyek 😂🤭
ꪶꫝNOVI HI
stress iwan
🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻
Nah ini cocok untuk mu juga Nahyan 🤣🤣
🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻
Senyuman mu bikin aku penasaran Nahyan 🤣🤣🤣🤭
Patrick Khan
naswa ternyata cinta sekonyong konyong koder ke iwan .. pdhl lakik nya modelan gitu🤣🤣🤣
🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻: semoga cepat dapat jodoh lagi si Nazwa😁
total 7 replies
Naysila mom's arga
semoga iwan segera di tangkap polisi
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
wah author libur padahal menunggu di update cerita Nahyan dan Marwah/Facepalm//Drool/
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
ya elah laki2 mokondo benalu gak tau diri ...gak mau modar sisan
Patrick Khan
aku suka😍😍😍
Rahma Inayah
pasti nahyan akn membantu kel marwah buat laporin iwan ke polisi kasus kdrt.alhamdulillah iwan tdk jd nikah sm marwah .iwan kd lelaki sok kedean mmg km pny apa yg bs di banggakan makan jg nazwa yg nanggung
Cindy
lanjut kak
🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻
Semoga ini awal yang baik untuk Nahyan supaya cepat memperistri Marwah biar Marwah ada yang melindungi dan menjaganya
Naysila mom's arga
si iwan gila bgt ya,, nekat sekali
Patrick Khan
iwan bener2 dah gila
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
berani Iwan ke rumah Nahyan bikin onar Marwah mangsa keadaan.. Marwah enggak ada salah..gara2 Iwan akan jadi keributan kericuhan dan salah sangka..harap ustaz Nahyan tidak salah faham
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
Iwan melampaui batas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!