NovelToon NovelToon
Hanya Sebuah Balas Dendam

Hanya Sebuah Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Mengubah sejarah / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hazelnutz

Wu Lan Cho, adalah sebuah Negeri yang sangat penuh dengan misteri, pertumpahan darah, perebutan kekuasaan. salah satu kekaisaran yang bernama Negeri Naga yang di pimpin oleh seorang Kaisar yang sangat kejam dan bengis, yang ingin menguasai Negeri tersebut.

Pada saat ini dia sedang mencari penerusnya untuk melanjutkan tekadnya, dia pun menikahi 6 wanita berbeda dari klan yang mendukung kekaisarannya. dan menikahi satu wanita yang dia selamatkan pada saat perang di suatu wilayah, dan memiliki masing-masing satu anak dari setiap istrinya.

Cerita ini akan berfokus kepada anak ketujuh, yang mereka sebut anak dengan darah kotor, karena ibunya yang bukan seorang bangsawan. Namanya Wēi Qiao, seorang putri dengan darah gabungan yang akan menaklukan seluruh negeri dengan kekuatannya dan menjadi seorang Empress yang Hebat dan tidak ada tandingannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hazelnutz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Latihan Kelompok Wēi Qiao

Pagi itu, lapangan belakang Kastil Kaki Naga Langit dipenuhi hawa yang berbeda. Embun yang menempel di rerumputan belum sempat kering, tapi udara sudah terasa panas—bukan karena matahari, melainkan karena intensitas dari tatapan yang saling beradu.

Wēi Qiao berdiri di tengah lapangan, tubuhnya condong ke depan dengan kuda-kuda sempurna. Kedua tangannya terangkat, menyiapkan jurus gabungan tangan kosong dari aliran Pedang Bayangan dan Pedang Kupu-kupu Kembar. Aura tenang bercampur dengan ketegangan, seakan angin pun ikut berhenti berhembus.

Huang Jianwu tidak menunggu aba-aba.

Dengan teriakan rendah, tubuh besarnya melesat maju. Tinju kanan meluncur cepat, berlapis tenaga jurus Pedang Berdarah. Udara berdesing, rumput di jalurnya bergetar hebat seolah dipukul gelombang tak kasat mata.

[Micro Bots] : "Serangan lurus. Arah kanan. Kecepatan: 72%. Hindari ke kiri, lalu tangkis dengan putaran pergelangan."

Wēi Qiao bergerak sebelum serangan itu benar-benar mendekat. Tubuhnya berputar setengah langkah, tangan kirinya naik menangkis pukulan, sementara tangan kanan bergerak menekan urat lawan. Gerakan itu terlalu cepat, nyaris mustahil dilakukan tanpa prediksi akurat dari suara yang terus mengoceh di kepalanya.

[Micro Bots] : "Pukulan kedua, arah bawah! Tendangan diagonal, arah kiri! Kekuatan meningkat 20%!"

Brak!

Tinju Huang Jianwu ditangkis, tendangan kerasnya diangkat, lalu ditepis. Semua serangan derasnya, satu per satu dipatahkan seolah Wēi Qiao sudah tahu jalur serangan itu jauh sebelum dilepaskan.

Namun, dalam satu celah kecil—tepat ketika Huang Jianwu hendak menarik napas untuk mengubah pola—pukulan cepat menghantam sisi perut kirinya.

“Ugh!”

Tubuhnya bergetar hebat, nafasnya sesak. Rasa sakit menyambar perut hingga membuatnya berlutut, terengah-engah menahan nyeri.

Wēi Qiao hanya menunduk sedikit, ekspresi tenang namun sorot matanya tajam.

[Wēi Qiao] : "Jika kau lengah, kau akan tumbang bahkan sebelum sempat menampilkan semua bentuk jurusmu."

Huang Jianwu menggertakkan gigi, masih menahan sakit, tapi belum menyerah.

Melihat itu, dua sosok lain langsung melesat hampir bersamaan. Han Yoran dengan tubuh ringan seperti angin, sementara Shen Jianguo dengan ledakan tenaga yang menggelegar.

[Han Yoran] : "Giliran kami!"

[Shen Jianguo] : "Hahaha! Rasakan ini, Putri!"

Gerakan mereka bertabrakan, satu lincah dan cepat, satu keras dan penuh tenaga. Namun keduanya justru memberi celah besar.

[Micro Bots] : "Pola terbaca. Gerakan bertabrakan. Prediksi benturan dalam 3... 2... 1..."

Smash!

Tinju Shen Jianguo meluncur, tepat saat Han Yoran melepaskan serangan siku. Alih-alih mengenai target, keduanya nyaris menghantam satu sama lain. Dalam momen itu, Wēi Qiao hanya memutar tubuh, tangannya bergerak ringan menepis arah serangan.

[Micro Bots] : "Serangan berlebihan. Arahkan mereka ke jalur benturan. Efisiensi 98%."

Plak!

Wēi Qiao menepis, membuat pukulan terakhir mereka justru menghantam tubuh masing-masing.

[Han Yoran] : "Aw!! Dasar bodoh! Jangan asal pukul!!"

[Shen Jianguo] : "Hei! Itu kamu yang nyelonong! Pukulanmu hampir bikin tulangku patah!"

Mereka saling menyalahkan, masih sempat berdebat di tengah latihan.

Namun, di saat mereka sibuk bertengkar, tubuh Wēi Qiao melayang setengah putaran. Kaki kanannya terangkat tinggi, lalu meluncur ke arah mereka berdua dengan kekuatan penuh.

[Micro Bots] : "Eksekusi Bicycle Kick. Sudut 45°. Hasil: mereka akan terpental sejauh 3 meter."

Bruak!!

Tendangan melayang itu menghantam keduanya sekaligus. Han Yoran dan Shen Jianguo terhempas ke tanah, berguling hingga rumput teracak-acak, wajah mereka terpelintir menahan sakit.

Wēi Qiao menapak kembali ke tanah dengan ringan. Senyum tipis muncul di wajahnya, matanya berkilat penuh semangat.

[Wēi Qiao] : "Jika kalian tidak fokus, kalian hanya akan menjadi beban. Lawan yang sebenarnya tidak akan memberi kesempatan kedua."

Huang Jianwu yang sempat terhuyung kini bangkit lagi. Nafasnya berat, tapi sorot matanya tidak pudar. Dengan teriakan keras, ia menjejak tanah, debu beterbangan, lalu tubuhnya melesat menyerang.

Kedua lengannya bergetar, lalu jurus Tangan Kosong Pedang Berdarah satu per satu dilepaskan. Bentuk pertama, kedua, hingga ketiga—tinju menusuk lurus seperti pedang tajam. Bentuk keempat dan kelima—tendangan menyapu rendah, seolah hendak menebas kaki lawan. Bentuk keenam hingga kedelapan—pukulan beruntun, menyalin gerakan pedang kembar yang melesat cepat. Dan akhirnya, bentuk kesembilan—serangan gabungan, tinju kanan dan tendangan kiri dilepaskan dalam waktu yang sama, mengurung lawan tanpa celah.

Setiap hantaman mengoyak udara, menimbulkan desingan yang keras. Serangan itu, bagi mata orang biasa, nyaris mustahil dihindari.

Namun di kepala Wēi Qiao—

[Micro Bots] : "Pola serangan terdeteksi. Bentuk pertama—blok kanan. Bentuk kedua—hindar kiri. Bentuk ketiga—tangkis. Bentuk keempat—angkat lutut, tahan. Bentuk kelima—mundur setengah langkah. Bentuk keenam—putar bahu, hindari. Bentuk ketujuh—blok silang. Bentuk kedelapan—tolak siku. Bentuk kesembilan—ada celah di samping wajahnya."

Brak! Brak! Brak!

Satu per satu, serangan Huang Jianwu ditangkis dan ditepis dengan presisi sempurna. Gerakan Wēi Qiao seakan mengalir mengikuti instruksi Micro Bots, bahkan lebih cepat dari mata yang bisa mengikuti. Tinju yang seharusnya menembus dada, hanya membentur telapak tangan. Tendangan yang seharusnya menyapu, hanya menghantam kosong.

Hingga akhirnya—

[Micro Bots] : "Sekarang. Round House Kick, sudut 90°, kekuatan 64%."

Wēi Qiao berputar cepat, kaki kanannya terangkat tinggi, lalu menghantam sisi wajah Huang Jianwu dengan keras.

Bruaakk!!

Tendangan itu melesat seperti badai. Tubuh besar Huang Jianwu terhempas, menghantam batang pohon di belakangnya dengan keras. Pohon itu berderak nyaring, hampir patah, daunnya berjatuhan seperti hujan kecil.

Huang Jianwu terduduk, tangannya memegang kepala yang berdenyut hebat. Pandangannya berkunang, dunia seperti berputar.

Wēi Qiao berdiri dengan tenang, tersenyum kecil.

[Wēi Qiao] : "Masih kurang."

Nada suaranya terdengar ringan, namun jelas membawa ejekan. Seolah-olah serangan penuh tenaga dari Huang Jianwu hanyalah sebuah permainan anak-anak.

Kemudian ia mengangkat tangan, memberi isyarat kepada tiga sosok lain.

[Wēi Qiao] : "Kalian berikutnya."

Wuan Ce hanya berdiri diam, menatap dingin tanpa gerakan berarti. Liang Riu menggenggam tangannya erat, tubuhnya masih lelah, tapi matanya menyala. Namun, sebelum keduanya bergerak, Chen Haoran sudah maju selangkah dengan sorot mata tajam.

[Chen Haoran] : "Kalau begitu, biarkan aku mencoba."

Dengan sekali hentak, tubuhnya melesat. Jurus Langit Emas ia lepaskan. Kedua tangannya bergerak secepat cahaya, menghasilkan kilatan emas samar yang memantul di bawah sinar mentari pagi. Gerakan itu nyaris tak kasatmata, seolah pukulan dan tendangannya datang dari berbagai arah sekaligus.

Han Yoran terperangah.

[Han Yoran] : "Secepat itu...!"

Namun, Wēi Qiao tetap tenang.

[Micro Bots] : "Serangan kilat. Pola acak. Hitungan kecepatan: 0,4 detik per pukulan. Celah: setiap transisi gerakan, waktu jeda 0,2 detik. Hindar kanan, tangkis bawah, putar pergelangan. Fokus di perutnya."

Bruak! Plak! Des!

Semua serangan Chen Haoran—yang bagi orang lain nyaris mustahil dihindari—ditangkis, dialihkan, atau dihindari oleh Wēi Qiao. Tubuhnya bergerak seperti bayangan yang sudah tahu jalur setiap serangan jauh sebelum dilepaskan.

Chen Haoran mengerahkan bentuk ketujuh, kedelapan, lalu kesembilan. Tinju emasnya meluncur deras, kaki kanannya menghantam tajam. Namun, begitu celah muncul—

[Micro Bots] : "Celah terdeteksi. Serang sekarang."

Wēi Qiao memutar pinggang, lalu menendang lurus ke arah perut Chen Haoran.

Bruuuakkk!!

Tendangan itu menghantam telak. Tubuh Chen Haoran terhempas ke belakang, berputar di udara sebelum jatuh keras—dan menabrak Han Yoran serta Shen Jianguo yang masih setengah berdiri.

“Ughhh!!”

Ketiganya jatuh berantakan, tubuh berserakan di atas rumput basah. Namun alih-alih bangkit langsung, mereka malah saling melotot.

[Han Yoran] : "Dasar! Kalau kau lebih hati-hati, aku tidak akan ketimpa seperti ini!"

[Shen Jianguo] : "Hei! Jangan salahkan dia saja, salahkan Wēi Qiao yang terlalu gila!"

[Chen Haoran] : "Kalian pikir aku sengaja menabrak?! Aku bahkan tidak sempat mengendalikan arah jatuhku!"

Suara mereka bertiga bersahutan, membuat suasana yang tegang seketika berubah riuh.

Wēi Qiao berdiri di tengah, wajahnya masih dihiasi senyum tipis.

[Wēi Qiao] : "Kalau kalian tidak bisa fokus, kalian hanya akan saling menjatuhkan. Ingat ini: dalam lima hari ke depan, kalian akan bertarung denganku lagi. Jika tidak berubah, kalian hanya akan berakhir seperti sekarang."

Wuan Ce maju dengan tatapan sedingin es. Sorot matanya menusuk, tenang, tapi mematikan. Namun di hadapannya, Wēi Qiao hanya berdiri dengan kuda-kuda ringan, senyum tipis tersungging di wajahnya.

Ketika jarak tersisa sehelai rambut, Wuan Ce melesat dengan jurus Tarung Naga. Tinju pertamanya menderu seperti kepala naga yang menerjang.

BRAKKHH!

Tinju itu ditepis Wēi Qiao dengan jurus tangan kosong Pedang Bayangan. Benturan pertama memekakkan telinga, menghasilkan hembusan angin yang membuat Han Yoran hampir terjatuh.

Micro Bots: "Serangan awal terdeteksi. Pola naga tingkat dasar. Arah kanan. Rekomendasi: blok vertikal lalu serangan balik diagonal."

Wēi Qiao (dalam hati): "Aku sudah tahu. Jangan terlalu cerewet."

Wuan Ce meluncurkan pukulan kedua dan ketiga, beruntun seperti naga yang mengepakkan sayap. Wēi Qiao menunduk, mengait pergelangan tangan lawannya, lalu memutar dengan paksa. Namun Wuan Ce tak kalah. Ia meluncurkan siku keras ke arah rahang.

PLAK! DUGHH! BRUKHH!

Tubuh mereka bergerak secepat kilat. Tinju, siku, lutut, dan tendangan saling bertemu, menciptakan suara retakan di udara. Dari sisi lapangan, Chen Haoran sampai berteriak,

“Gila! Gerakan mereka… udah kayak monster!”

Han Yoran hanya bisa melongo. “Aku bahkan nggak bisa lihat dengan jelas….”

Pada saat tangan mereka saling mengunci, napas keduanya bertabrakan, Wēi Qiao tersenyum miring.

“—Hanya segini, Wuan Ce? Nyamuk pun bisa melakukannya.”

Mata dingin Wuan Ce tidak goyah sedikit pun, tapi dalam kepala Wēi Qiao, suara itu kembali.

Micro Bots: "Tumben tuan tahu provokasi. Tidak biasanya. Catatan: efektif, tapi sangat jarang digunakan."

Wēi Qiao (mendengus keras): "DIAM!!"

Sistem itu langsung sunyi, hanya menampilkan data gerakan lawan dalam bayangan pandangan Wēi Qiao.

Pertarungan berlanjut semakin brutal. Kaki menghantam tanah, membuat debu membumbung. Tinju mereka beradu hingga terdengar seperti dentuman besi beradu besi.

Tiba-tiba—

Huang Jianwu, yang sudah berdiri lagi, berteriak sekeras-kerasnya:

“Putri!! Aku nggak akan kalah lagi!!”

Teriakan itu membuat fokus Wuan Ce terganggu sepersekian detik.

Micro Bots: "Peluang terbuka. Dada bagian tengah. Gunakan tendangan lurus. Akurasi 91%."

Tanpa ragu, Wēi Qiao menendang lurus.

DUARRR! Tendangan telak itu menghantam dada Wuan Ce, tubuhnya melayang lurus menabrak Huang Jianwu yang sedang berlari.

BRAKKHH!!

Keduanya berguling di tanah, lalu malah saling dorong.

Wuan Ce menggeram dingin. “Dasar bodoh, kenapa kau berteriak di belakangku?!”

Huang Jianwu membalas dengan gusar. “Kalau kau lebih fokus, aku nggak akan ikut terjatuh, dasar batu es!!”

Wēi Qiao hanya terkekeh, menggeleng ringan. “Kalau begini terus, kapan kalian bisa jadi dewasa?”

Sementara itu, Shen Jianguo mencoba menyelinap dari sisi kiri. Jurus Api Bara terkumpul di tinjunya, api tipis menyelimuti kepalan tangan.

Micro Bots: "Serangan bayangan terdeteksi. Arah kiri. Kecepatan lambat. Solusi: hindar putar, lalu tendangan samping."

Wēi Qiao bergerak sesuai arahan. Tubuhnya berputar cepat, kakinya terangkat tinggi.

DUARRR!

Tendangan itu tepat menghantam perut Shen Jianguo. Tubuhnya terangkat dari tanah, melayang seperti karung beras dilempar, lalu jatuh menimpa Han Yoran dan Chen Haoran.

BRAKKHH!!

“ADUHH!!” jerit Han Yoran sambil meringis.

“APA-APAAN KAU, Jianguo!!” teriak Chen Haoran dengan marah.

Shen Jianguo berusaha bangun, wajahnya kesal. “Aku nggak sengaja, jangan salahin aku!!”

Ketiganya malah berdebat di tanah, membuat Wēi Qiao menahan tawa.

Ia kemudian menatap mereka semua, lalu bersuara lantang, penuh wibawa:

“Kalau hanya segini—bagaimana kalian mau memimpin murid-murid lain masuk dungeon, hah?! Dengan bertengkar seperti anak kecil?!”

Keheningan menyelimuti lapangan. Debu perlahan turun. Napas mereka terengah-engah, tubuh mereka penuh debu dan peluh, namun tatapan mata mereka tetap menyala.

Micro Bots: "Analisis selesai. Potensi kelompok \= 34%. Jika mereka tidak bersatu, peluang bertahan di dungeon \= 0%. Saran: simulasikan skenario nyata untuk memaksa kerja sama."

Wēi Qiao (menyeringai): "Belum. Biar mereka jatuh dulu. Biar mereka sadar sendiri."

Sorot mata murid-murid lain menegang ketika Liang Riu melangkah maju. Nafasnya berat, tapi tekad membara terlihat jelas. Tangannya terkepal erat, wajahnya penuh keberanian meski tubuhnya gemetar.

Liang Riu berseru lantang, “Kalau mereka tidak bisa, maka aku yang akan berdiri menghadapi Tuanku Wēi Qiao!”

Huang Jianwu mendengus. “Dasar nekat. Kau bahkan lebih lemah dari aku barusan.”

Han Yoran menepuk dahinya. “Ya Tuhan, ini lagi… dia malah mau jadi korban berikutnya.”

Namun Liang Riu menatap mereka sekilas, lalu kembali fokus. “Lebih baik aku kalah sambil mencoba, daripada hanya diam melihat!”

Tanpa aba-aba, ia menerjang. Tinju demi tinju dilancarkan. Tendangan diarahkan ke rusuk, lalu ke kepala. Semua bergerak cepat, seolah kekuatan cadangan muncul dari rasa putus asa.

Namun di hadapannya, Wēi Qiao tidak bergeser satu langkah pun. Setiap pukulan hanya ditepis ringan, setiap tendangan hanya dialihkan dengan gerakan kecil. Perbedaan kelas mereka sangat jelas.

Micro Bots: “Analisis: Gerakan Liang Riu \= 67% emosi, 23% panik, 10% terencana. Tidak ada pola berbahaya. Tidak diperlukan kompensasi. Celah terbuka dalam tiga… dua… satu…”

Wēi Qiao melihat celah itu. Senyum tipis muncul di wajahnya. Sekali putar tubuh, tangan kirinya menahan tendangan, lalu tangan kanannya meluncur lurus.

DUUGHH!

Tinju keras mendarat di batang hidung Liang Riu. Suara retak kecil terdengar. Darah langsung mengalir deras. Tubuhnya terhempas ke tanah, berguling dua kali sebelum berhenti, memegangi wajahnya dengan ringisan.

“AARRGGHH!” jerit Liang Riu sambil terengah.

Han Yoran berlari kecil, tapi terlambat.

Chen Haoran menatap dengan wajah pucat.

Shen Jianguo hanya terdiam, menunduk, sementara Huang Jianwu mengepalkan tinju dengan gusar.

Di tengah keheningan itu, suara dingin Wēi Qiao bergema.

“Mau sampai kapan kalian begini? Bertengkar, menyalahkan satu sama lain, lalu jatuh satu per satu…?”

Kata-kata itu menusuk mereka lebih dalam daripada pukulan apa pun. Namun alih-alih bersatu, mereka justru mulai berdebat lagi.

“Ini semua salahmu, Jianwu!” bentak Wuan Ce.

“Diam kau, batu es! Kalau kau tidak kaku begitu, kita bisa menang!” balas Huang Jianwu.

Han Yoran melipat tangan dengan jengkel. “Kenapa aku malah terjepit terus di tengah pertengkaran kalian?!”

“Kalau bukan karena teriakanmu barusan, aku nggak akan terjatuh!” Shen Jianguo menuding.

Suasana makin ricuh.

Wēi Qiao menghela napas panjang, lalu menggeleng pelan. “Tak berguna. Dengan mental seperti ini, kalian bahkan akan mati sebelum memasuki dungeon.”

Ia lalu menutup matanya sesaat, menarik napas dalam. Tubuhnya bergetar halus, dan tiba-tiba energi dalam meledak keluar dari tubuhnya.

WUUUSSSHHH!!

Aura bercahaya ungu gelap melingkupi tubuhnya, berputar-putar seperti pusaran badai. Dari punggungnya, perlahan muncul bentuk sayap kupu-kupu raksasa. Sayap itu berkilau, terdiri dari garis-garis energi, indah sekaligus menakutkan.

Seluruh murid terdiam. Bahkan yang tadi bertengkar pun terpaku.

Han Yoran berbisik, suaranya gemetar, “I-Itu… bukan manusia lagi….”

Chen Haoran mundur setapak, keringat dingin mengucur. “Apa-apaan itu… aura… sekuat ini….”

Huang Jianwu sampai terdiam total, matanya membelalak.

Micro Bots: “Kekuatan internal ‘Mode Papilio’ diaktifkan. Sayap kupu-kupu \= perluasan energi jiwa. Efek: mempercepat gerakan, meningkatkan presisi 200%, dan menekan mental lawan. Risiko: konsumsi energi ekstrem.”

Wēi Qiao (tersenyum dingin): “Mungkin ini akan membuat mereka sadar.”

Sayap itu mengepak sekali. BUUMMM!

Hembusan energi membuat tanah retak, debu terangkat ke udara, dan semua murid terdorong beberapa langkah ke belakang.

Mereka kini menatap Wēi Qiao seperti melihat dewi perang turun ke bumi. Wajahnya tersenyum indah, tapi auranya begitu menakutkan.

Wēi Qiao membuka mata, tatapannya tajam, suaranya lantang namun tenang:

“Kalau kalian terus seperti ini… maka aku akan hancurkan kalian satu per satu, sampai kalian mengerti arti dari KEBERSATUAN!”

WUUUSHHH!!!

Sayap kupu-kupu raksasa itu bergetar, menebar pecahan cahaya ungu yang berjatuhan seperti serpihan bintang.

Semua murid terdiam, tubuh mereka bergetar hebat, jantung berdegup kencang. Mereka tahu—ini bukan lagi latihan biasa. Ini adalah ujian hidup-mati.

Dan tepat saat itu—

Wēi Qiao melesat ke depan, begitu cepat hingga hanya bayangan sayap yang terlihat.

1
aurel
hai kak aku udah mampir yuk mampir juga di karya aku
Nanabrum
Gila sejauh ini gw baca, makin kompleks ceritanya,

Lanjuuuuutttt
Mii_Chan
Ihhh Lanjuuuuutttt
Shina_Chan
Lanjuttt
Nanabrum
LANJUUUT THOOOR
Nanabrum
Uwihhh Gilaaa banget
Shina_Chan
Bagus, Tapi harus aku mau tunggu tamat baru mau bilang bagus banget
Gerry
karya nya keren, di chapter awal-awal udah bagus banget, semoga authornya bisa makin rajin mengupload chapter-yang bagus juga kedepannya
Gerry
Sumpaaah kereeeeen
Gerry
Gilaaakk
Teguh Aja
mampir bang di novel terbaruku 😁🙏🏼
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!