Menceritakan tentang seorang gadis yang anggun dan lemah lembut, namun semenjak jiwa nya digantikan berubah menjadi kejam jika ada yang mengusiknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nrsl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Di sebuah apartemen terlihat seorang pemuda dan seorang gadis, ups lebih tepatnya seorang pria dan wanita yang tengah berbaring di kasur dengan saling berpelukan setelah lelah melakukan kegiatan panas mereka.
Mereka merupakan Renan dan Renata, yang diketahui berteman namun nyatanya memiliki hubungan.
"Terimakasih baby" ucap Renan dengan mengecup pucuk kepala Renata.
"Hmm, aku butuh bantuan mu Renan" ucap Renata dengan memainkan jari-jemarinya di dada bidang Renan.
"Sssssshh, apapun untukmu baby" ucap Renan yang sedang menahan gairahnya.
"Kamu tau, ayah angkatku memintaku untuk mendekati Bima yang merupakan pewaris Dirgantara Corp" ucap Renata.
"Hm, jadi apa yang harus aku lakukan baby?" Tanya Renan dengan mengusap surai Renata.
"Hancurkan tunangannya" ucap Renata dengan senyum menyeringai.
"Livina?" Tanya Renan.
"Hm, dia penghalang bagiku untuk mendekati Bima" ucap Renata.
"Aku tidak suka jika kamu mendekati Bima, baby" ucap Renan menatap Renata lekat, ia sungguh tidak rela jika gadisnya mendekati pria lain selain dirinya.
"Kamu tenang saja Renan, aku hanya mencintai kamu" ucap Renata berbohong.
"Jelas aku memilih Bima yang jauh lebih segalanya darimu Renan" batin Renata dengan tersenyum penuh arti.
"Baiklah baby, tapi kamu harus menuntaskan apa yang harus di tuntaskan" ucap Renan tersenyum penuh arti, lalu menarik selimut menutupi tubuh mereka.
Dan mereka pun kembali melakukan kegiatan panas yang menggairahkan.
...****************...
Kamar Cia
Cia saat ini sedang duduk bersandar pada headboard kasur miliknya, terlihat senyumnya yang mengembang dengan raut wajahnya yang tengah berbunga-bunga, mengingat perlakuan Aiden yang manis kepadanya.
"Aaaaaaaaa, kenapa aku terus mengingat kak Iden" ucap Cia dengan menepuk-nepuk pipinya yang sudah memerah seperti kepiting rebus.
[Kenapa kamu tidak langsung terima saja Cia]
Cia mendelik.
"Masa secepat itu sih Ale, biarlah kak iden berjuang dulu... Hehehehe" ucap Cia terkekeh geli.
[Jangan gengsian... Nanti nyesel nangis]
Cia memelototkan matanya.
"Enggak ya"
[Ding]
[Misi baru]
[Menyelamatkan antagonis wanita dari kejaran orang jahat]
[Berhasil : poin kesehatan 10%]
[Gagal : kepala gatal-gatal selama tiga hari]
[Terima: ya/ tidak]
Deg
"Vina" lirih Cia.
"Ale kita harus tolongin Vina" ucap Cia langsung bersiap pergi.
'Lokasi?" Tanya Cia.
[Jalan kenangan]
"Aku terima misinya Ale"
[Baik]
[Memproses]
Cia masih memakai piyama panjang warna maroonnya, karena tidak ingin papa dan mamanya curiga. la pun mengambil kunci mobil sport miliknya, dan langsung bergegas pergi.
Cia sudah di izinkan membawa mobil sendiri oleh papanya. Sekarang tugasnya hanya meminta izin untuk keluar rumah.
Ting
Lift Cia sudah sampai di lantai satu, terlihat papa dan mamanya masik asik berduaan di ruang keluarga.
Cia pun menghampiri kedua orang tuanya dan berdehem.
"Eheeemm"
Papa Rama dan mama Cantika menoleh.
"Eh sayang, kamu belum tidur" ucap mama Cantika.
Cia menggeleng.
"Cia belum ngantuk ma. Cia mau izin ke supermarket sebentar, cemilan Cia habis soalnya" ucap Cia dengan tersenyum manis.
Papa Rama yang tadi diam menyahut.
"Sudah malam princess" ucap papa Rama.
"Tapi Cia ga bisa tidur kalo ga ngemil dulu, pa" ucap Cia memohon dengan binar matanya.
Papa Rama yang melihat tatapan putrinya seperti itu seketika tidak bisa menolak.
"Huuuft, baiklah tapi jangan terlalu lama di luar" ucap papa Rama memberikan nasehat.
Cia tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Siap komandan" ucap Cia.
Papa Rama dan mama Cantika hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya, ada-ada saja pikir mereka.
Cia pun langsung bergegas pergi menuju mobilnya, ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Semoga aku tidak terlambat" ucap Cia dalam hati.
"Ale, siapkan senjata api" ucap Cia.
[Baik Cia]
...****************...
Vina membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia sangat takut sekarang, ada mobil asing yang sedang mengikutinya.
"Ya tuhaaaan, gue harus gimana?" Ucap Vina.
Vina terus berpikir, apa yang harus ia lakukan, dan ada satu nama yang ada di pikirannya saat ini 'Bima'.
"Gue harus minta bantuannya" ucap Vina dan langsung membuka handphonenya untuk segera menghubungi Bima.
"BIMA... TOLONGIN GUE”
"GUE DIIKUTIN ORANG ASING" ucap Vina dengan suara yang keras, agar bima bisa langsung mendengarnya.
"Share location"
Vina pun mengirim lokasinya kepada Bima.
Ckiiiiittt
Vina mengerem mendadak, karena mobil yang mengikutinya kini berada di depannya.
"Tuhaaaaaan... Gue takut, mereka banyak sekali" ucap Vina dengan menggigit kuku tangannya.
Tok tok tok
"KELUAR" ucap pria asing berteriak.
...****************...
Dari sisi Bima
Dret dret dret
Getaran handphone mengalihkan perhatian Bima dari game nya.
"Vina" lirih Bima, tak lama ia tersenyum.
Saat ia akan mengucapkan halo, ia dikejutkan dengan teriakan Vina.
"BIMA... TOLONGIN GUE"
"GUE DIIKUTIN ORANG ASING"
Deg
Bima yang panik, langsung berdiri dari duduknya membuat inti Cruel memperhatikannya.
"Mau kemana lo?" Tanya Aldino
"Vina dalam bahaya, ada orang asing yang mengikutinya" ucap Bima khawatir.
Aiden mendengar tunangan sahabatnya dalam bahaya, langsung berdiri dan mengambil kunci motornya.
"Tolongin" ucap Aiden datar dan dingin.
Mereka yang mendengar ucapan Aiden, mengangguk bersama dan segera menuju mereka masing-masing.
...****************...
Kembali ke Vina
prang
Salah satu pria asing itu memecahkan kaca mobil Vina, dan langsung membuka Pintu mobil Vina.
"T-tolong jangan sakiti saya" ucap Vina memohon.
"Hahahaha... Kau harus ikut dengan kami" ucap salah satu pria asing dengan menarik tangan Vina dengan kasar.
"LEPASIIINN... TOLONG" teriak Vina, ia sudah sangat ketakutan.
"DIAM" teriak pria asing itu, saat ia ingin menampar Vina, pria itu di kejutkan dengan sebuah tangan yang menahan tangannya.
Hap
Bugh
Cia memelintir tangan pria tersebut dan langsung menendang perutnya.
"Aaaaaaaaaaah" teriak kesakitan pria itu.
"JANGAN SENTUH TEMAN SAYA" ucap Cia dingin dengan tatapan tajamnya.
"Cia" lirih Vina.
Mereka yang melihat temannya di pukul, langsung menyerang Cia
"BRE*GSEK... HAJAR DIA" perintah salah satu dari mereka.
Bugh bugh bugh
Braak
Dengan mudah Cia menahan dan menangkis serangan yang di berikan oleh mereka, bahkan Cia memukul dan menendang mereka dengan sangat keras.
"Ssssshhh" suara ringisan dari mereka.
Cia tersenyum menyeringai dan menghampiri salah satu dari mereka. la pun berjongkok.
"Siapa yang menyuruh kalian?" Tanya Cia datar namun dingin.
Salah satu mereka terkekeh sinis.
"Jangan mengurusi urusan kami nona" ucapnya.
Cia menatap tajam pria itu.
"Tapi kau ingin mencelakai teman saya. Bagaimana saya membiarkan kalian begitu saja hah" ucap Cia dengan senyum smirk nya.
Cia tidak menyadari sebagian dari mereka mengeluarkan senjata apinya dan mengarahkan kepadanya.
Dor
Satu peluru berhasil ditembakkan, namun Cia mampu menghindarinya. Cia tersenyum menyeringai.
"Jangan salahkan saya jika kalian akan saya bunuh" ucap Cia dengan mengeluarkan senjata apinya. Dan...
Dor Dor Dor
Cia menembak mereka dengan membabi buta, ia tidak akan membiarkan mereka melukainya sedikit pun.
Bruuk
Mereka tergeletak dengan banyak cairan berwarna merah di badannya. Ada yang meringis kesakitan dan ada yang sudah mati di tempat.
"Huuh" Cia meniup ujung senjata apinya, ia sungguh sangat puas.
Vina yang melihat Cia, matanya melotot, mulutnya menganga, ia tidak percaya temannya bisa sehebat itu.
Begitupun inti Cruel yang sedari tadi sudah berada di tempat itu, dan menyaksikan pertarungan Cia.
"Wooooooaaah, itu Cia?" Tanya Galang yang masih belum percaya.
Aldino hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dengan mata yang masih menatap Cia kagum.
"G*LA" ucap Galang menggeleng-gelengkan kepalanya, ia sungguh sangat takjub.
Aiden hanya melihat Cia dengan lekat.
"Kamu semakin mempesona sayang" ucapnya dalam hati tak lama ia mendekat ke arah gadisnya.
"CIA” panggil Aiden.
Deg
Cia yang mendengar suara yang begitu tidak asing di telinganya menoleh ke sumber suara.
"Kak iden” lirih Cia dengan tidak sadar ia berlari menuju Aiden dan langsung memeluknya.
Grep
Aiden yang diperlakukan seperti itü mematung di tempat, namun dalam hatinya sungguh sangat senang.
Tak lama Aiden pun membalas pelukan Cia dan mengecup pucuk kepala nya lama.
Cup
"Apakah Cia nya Kakak baik-baik saja?" Tanya Aiden dengan menangkup wajah Cia lembut.
Cia mengangguk dan tersenyum melihatkan kedua lesung pipinya.
"Cia baik-baik saja Kak iden”
Berbeda dengan Aiden, Bima saat ini tengah memeriksa kondisi Vina dengan memutar-mutar badannya Vina.
"Aiiishhhh, pusing kepala gue lama-lama” ucap Vina sinis.
Bima menatap Vina datar.
"Ga usah bawel bisa"
Vina memutar bola matanya malas, sangat menyebalkan pikirnya, namun Vina sayang.
Ya Bima dan Vina itu saling peduli, namun gengsinya mereka yang terlalu tinggi.
Aiden yang melihat banyak yang tergeletak, segera menelpon dan mengintruksikan anak buahnya.
"Bersihkan semuanya, bawa yang masih hidup ke ruang eksekusi Cruel" perintah Aiden.
"Baik boss" ucap anak buah Aiden.
Bersambung