Pernikahan karena perjodohan membuat kedua insan itu awalnya sulit untuk menerima hati masing-masing. Mars yang menerimanya karena sedang patah hati, sedangkan Vio yang terpaksa menerima perjodohan karena kekangan dari sang Papa, padahal sudah jelas-jelas dia mempunyai laki-laki yang sangat dia cintai.
Suatu hari Vio memberikan kesempatan selama 3 bulan untuk Mars agar membuatnya jatuh cinta. Hari demi hari terus Vio dan Mars lewati hingga seorang Mars akhirnya bisa membuat seorang Vio jatuh cinta.
Namun, saat Vio sudah benar-benar mencintai Mars, tiba-tiba suatu permasalahan datang dan terjadi kesalahpahaman. Mars tidak percaya bahwa dirinya masih perawan karena tak menemukan noda merah, berbagai cara Vio lakukan untuk membuat Mars percaya padanya, namun laki-laki itu justru tak percaya dan malah meminta cerai padanya.
Apakah hidup Vio hanya cukup sampai disini saja? Saat dimana Mars yang sudah membuat dirinya jatuh hati sedalam-dalamnya justru malah meninggalkannya?
[karya ke2]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AnLu Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12: Hampir Terenggut
"Aakkhhhhh!!!!!!" Pekik Vio saat tiba-tiba kakinya terpeleset.
Ia jatuh kepangkuan Mars dan dengan reflek tangannya melingkar pada leher Mars agar tidak terjatuh.
Mars yang mendengar pekikan itu pun menjadi kaget. Apalagi saat tiba-tiba paha nya diduduki oleh seseorang. Ia pun dengan reflek memegang pinggang Vio dan membuka matanya.
Mereka sama-sama saling kaget dalam keadaan ini. Mereka juga saling berpandangan satu sama lain.
Kemudian pandangan Mars mulai beralih lebih kebawah lagi. "Glek...!" Mars menelan ludahnya sendiri dengan susah payah saat melihat dua gunung kembar yang besar itu terpampang nyata didepan matanya. apalagi dilengkapi dengan boba coklat yang menambah ke aestetikan, tatapan matanya pun semakin lama semakin kebawah.
"Glekk...!" Mars kembali menelan ludahnya dengan susah payah saat melihat perut yang putih, mulus dan bersih itu. Terlebih saat bagian paling bawah, sebuah pemandangan yang cukup menyegarkan matanya. Sungguh ini adalah pemandangan pertama yang ia lihat seumur hidupnya.
Vio pun segera tersadar saat tiba-tiba bocah itu yang sudah membuka matanya dan memperhatikan tubuhnya tanpa berkedip sama sekali. Vio pun seperti seorang yang akan dilecehkan, ia pun segera berusaha untuk turun dari pangkuan Mars. "Lepaskan aku!" Pekik Vio yang malah tangan Mars menahannya dipinggang agar tidak turun. Tentu saja Vio tidak memiliki cukup tenaga untuk melawan Mars, mau bagaimanapun dia akan kalah.
Mars seakan sudah tidak lagi mendengar apapun. matanya hanya terus fokus pada pemandangan yang membuat matanya kembali segar setelah sebelumnya sangat lelah dan ingin tidur. Dia juga semakin mengencangkan pegangannya dipinggang Vio.
Tanpa diduga, kepalanya kini Mars tundukkan guna ingin memakan salah satu bukit kembar milik Vio.
Vio pun melototkan matanya dan semakin memberontak. Badannya yang sedikit pendek dan mungil itu membuat kakinya melayang diudara. Vio memberontak dan berusaha memundurkan badannya agar Mars tidak jadi melakukannya.
Namun, usahanya sia-sia. Bibir Mars sudah lebih dulu menempel pada dua benda bulat dan kenyal milik Vio.
Vio semakin brutal memberontaknya tak kala bibir milik Mars mulai menjilati dengan lembut bagian put ing nya. Ia mendorong kepala Mars agar menjauh dari tubuhnya "Mars! Ku mohon berhenti hiks..." Vio terus berusaha untuk menjauhkan tubuhnya dari Mars yang juga tanpa memperdulikan terus mengisap dan menjilati milik Vio.
Ini adalah pengalaman pertama Mars melakukan hal seperti ini. Dan rasanya sangat nikmat saat bibirnya menyentuh benda padat kenyal dan berisi itu. Ia pun meniru adegan yang pernah sekali Mars tonton saat usianya 18 tahun itu. Ia mulai mengisapnya dengan pelan put ing yang berwarna coklat seperti boba itu.
"Ah.." Tanpa sengaja Vio mengeluarkan desa han yang seharusnya tidak ia keluarkan. Tangan yang sebelumnya ia gunakan untuk mendorong kepala Mars agar menjauh itu perlahan ia lingkaran kembali dileher milik Mars. Rasanya percuma Vio memberontak, pada kenyataannya Mars tidak bergerak ataupun kesakitan.
Mars menerbitkan senyuman tipisnya saat melihat ada tanda warna merah disekitar pay uda ra milik Vio. Ia pun kembali menenggelamkan kepalanya di bukit yang satunya. Satu tangan yang menganggur itu perlahan terangkat dan tiba dibukit satunya. Tanpa menunggu Mars langsung meremasnya pelan-pelan dan menghisapnya dengan berbarengan.
"Arghh..Ah...Mars...b-bocah ah...aku mohon b..ber...hen..ah..tihh...hiks..ah.." Vio menjambak rambut milik Mars yang sedang ditenggelamkan didadanya itu. Vio amat sangat benci dengan kejadian ini, air matanya tidak berhenti mengalir namun rasa nikmat pada tubuhnya tidak bisa bohong, rasanya luar biasa!. Hatinya menolak namun tubuhnya justru merespon yang diluar dugaannya.
"Mars hiks... aku ah~..." Pekik Vio saat remasan di payu daranya lumayan kencang.
Mars kembali berhenti dengan aktivitasnya. Ia kemudian melihat dua bukit kembar yang sudah dipenuhi dengan tanda merah itu. Mars tersenyum senang melihatnya, entah kenapa ia suka dengan kelakuannya yang sebelumnya belum pernah Mars lakukan. Mungkin karena Vio adalah istri sah secara hukum dan agama sehingga Mars berani melakukan itu.
Sstelah menerbitkan senyumannya melihat dua bukit kembarnya dengan lukisan yang dibuatnya. Tiba-tiba matanya beralih keatas kembali, melihat wajah Vio yang sedang menangis sesugukan dengan kedua tangannya yang masih melingkar dilehernya.
"Vi-vio a-ak-ku minta"
"Kau adalah laki-laki pengecut! Aku membencimu!" Pekik Vio didepan wajah Mars dengan kencang. Ia kembali memberontak dan ingin dilepaskan"Lepaskan tanganmu dari pinggang ku!"
Mars segera menurutinya dengan melepaskan tangannya yang sebelumnya memegangi pinggang milik Vio itu.
Vio segera mengusap air matanya dengan kasar, lalu turun dari pangkuan Mars. ia kemudian berlari dengan masih telanjang bulat menuju lemarinya. Mengambil pakaian tidurnya dan kembali berlari menuju kamar mandi. Vio akan mandi kembali dan membersihkan badannya yang terkena najis!.
CIPTAIN KISAH BRONDONG LGI THOR. 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻