Menjalin kasih selama 2 tahun lamanya, bahkan sudah tinggal satu atap dengan segala tujuan cerita dan mimpi di masa depan. Semuanya sudah di rancang sejak awal.
Namun apa jadinya ketika salah satu dari mereka malah jatuh cinta pada orang lain dan memilih untuk berkhianat?
Semua mimpi dan cerita yang sudah di rangkai kini harus hancur seketika dan tidak bisa di perjuangkan lagi. Mungkin satu hal yang membuat Fadil rela menghancurkan hubungan yang sudah terjalin lama ini, hanya karena Yara yang memiliki tubuh berisi dan jauh dari kata cantik dan ideal. Seperti wanita di luaran sana.
Lalu, apa Yara akan mampu memeprtahankan hubungan ini di saat sudah ada wanita lain yang hadir di kehidupan Fadil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Tidak Ada Kesempatan Kedua?!
Yara terbangun pagi ini dengan perut yang terasa sakit, sepertinya karena efek datang bulan yang sedang dia alami saat ini. Yara berjalan gontai ke kamar mandi. Setelah selesai mandi dia keluar dari dalam kamar mandi dan segera bersiap untuk bekerja.
Tok..tok..
Suara ketukan pintu membuat Yara menoleh ke arah pintu dengan bingung. Dia tidak merasa jika dirinya mempunyai tamu pagi ini.
"Mungkin Erna kali ya"
Yara berjalan ke arah pintu kamar kosnya dan membukakan pintu. Dia terdiam ketika melihat orang yang datang ke kosannya ini. "Untuk apa kamu datang kesini?"
"Yara, izinkan aku berbicara sebentar"
Yara menatap Fadil dengan menggelengkan kepala. Merasa jika Fadil hanya membuat dirinya semakin sulit untuk melupakan perasaannya pada Fadil.
"Sudah tidak ada yang perlu di bicarakan lagi Fadil. Kamu sudah bahagia dengan istrimu dan aku juga sudah hidup tenang dengan sendiriku"
Fadil terdiam ketika mendengar ucapan Yara tanpa gadis itu tidak mau menatapnya.Mungkin Yara terllau mempunyai rasa trauma dengan Fadil yang menyakitinya.
"Aku hanya ingin memberikan ini padamu"
Yara menatap sebuah map yang di berikan oleh Fadil padanya. Dia bingung dan juga penasaran dengan apa yang berada di dalam map itu. Dia mengambil map itu dan membukanya. Sebuah sertifikat rumah beserta kunci rumahnya.
"Aku ingin memberikan itu padamu, kau bisa tinggal disana. Kamu tidak perlu tinggal di tempat seperti ini"
Fadil menatap kosan Yara yang sempit dengan segala perabotan yang ada. Merasa jika Fadil bisa memberikan yang terbaik untuknya.
Yara menatap Fadil dengan tatapan sendu, dia mengingat bagaimana dulu dia berencana dengan Fadil. Rencana yang sangat indah dan sudah mereka rancang dengan sedemikian rupa. Namun semuanya hanya tinggal rencana yang tidak terwujud..
Yara memasukan kembali sertifikat rumah dan kunci rumah itu ke dalam map dna memberikannya pada Fadil. "Aku tidak bisa menerima ini. Karena dengan semua ini hanya akan semakin membuat aku terluka dan mengingatkan aku pada semua rencaan kita yang tidak akan pernah terjadi.Maaf Fadil, tapi kamu bisa membawa ini dan semua kenangan kita. Aku tidak bisa menerima apapun lagi darimu"
"Tapi Ra.."
"Cukup Fadil! Mau sampai kapan kamu terus mempermainkan aku dengan segala sikapmu ini. Aku sudah bersusah payah untuk melupakan kamu, kenapa kamu harus muncul kembali dan mengingatkan aku pada setiap hal yang pernah kita lalui selama ini. Ingat Fadil, kamu sudah menikah dan mempunyai keluarga. Jadi jangan pernah menemuiku lagi!"
Bukannya pergi dan menyerah, tapi Fadil malah meraih tangan Yara dan menggenggamnya dengan erat. "Yara, pada nyatanya aku tidak bisa sepenuhnya melepaskan kamu dan melupakan kamu. Yara, aku minta maaf atas semua yang telah aku lakukan padamu"
Yara melepaskan genggaman tangan Fadil dengan kasar. "Lepasin aku Fadil, seharusnya kamu berfikir lebih awal sebelum melakukan hal sejauh itu dengan istrimu sekarang. Harusnya kamu mengingat tentang rencana kita dan segala yang telah kita lewati selama ini. Bukan sekarang, di saat kamu sudah menyadari jika masih banyak hal yang masih belum terwujud dalam smeua rencana kita..."
"...Tapi maaf Fadil, aku tidak bisa.Kamu sudah terlalu membuat aku sakit dan trauma akan cinta"
Yara masuk ke dalam kosannya dengan menutup pintu, dia menyandarkan dirinya di pintu kosan yang tertutup. AIr matanya mengalir begitu saja dengan sendirinya.
Sementara Fadil hanya menghela nafas pelan, dia mengambil map yang di jatuhkan oleh Yara sebelum dia masuk ke dalam kosannya. Ternyata tidak mudah untuk membuat Yara luluh kembali dan mau menerima pemberian darinya ini. Karena mungkin Yara yang sudah terlanjur terluka dengan apa yang telah dia lakukan padanya.
Fadil keluar dari area kosan Yara, ketika dia sampai di depan gerbang parkiran kosan ini, dia melihat Keanu yang sudah berdiri di dekat mobilnya.Fadil langsung menghampirinya dengan wajah dingin dan tatapan yang datar.
"Mau apa kau kesini?"
"Harusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kamu bisa ada disini? Kalau aku jelas sedang menjemput Yara"
Tangan Fadil mengepal kuat mendengar itu. Dia benar-benar tidak rela jika Yara bersama pria lain. Tidak peduli jika dirinya di anggap egois, karena memang saat ini Fadil sedang egois.
Entah apa yang sedang terjadi saat ini, tapi yang jelas Yara merasa sangat bingung ketika dia melihaFadil yang terus datang ke kosannya setiap hari. Sudah berbagai cara Yara lakukan hanya untuk membuat Fadil berhenti menemuinya, namun pria itu seolah tidak mendengarkan ucapan Yara.
"Kamu mau apa lagi?"
"Ra, aku tidak bisa membohongi hati aku jika aku masih mempunyai perasaan padamu. Tolong Ra, jangan seperti ini padaku"
Yara tertawa sinis mendengar itu, rasanya sangat lucu ketika Yara mendengar ucapan Fadil barusan. "Maaf Fadil, kamu yang telah menghancurkan apa yang sudah kita mulai dan apa yang sudah kita rencanakan sejak awal. Jadi sekarang kamu hanya perlu menikmati apa yang telah menjadi pilihan hidupmu"
Fadil terdiam mendengar itu, memang semuanya kesalahan Fadil. Namun dia juga tidak bisa membohongi jika saat ini Fadil mulai merasa tidak nyaman dengan sikap Putri Ajeng yang sangat berbeda sekali dengan Yara. Fadil yang tidak bisa memendam perasaannya jika dia mulai merasa menyesal denga apa yang telah dia lalkukan.
"Ra, apa tidak ada kesempatan kedua untuk aku?"
Bersambung