Xuan Jian adalah putri yang terlahir dari selir kesayangan kaisar Wei Huang, namun memiliki nasib yang sangat buruk.
Dia bersama sang ibu, selir Xuan Yang diasingkan di sebuah paviliun yang paling buruk dan berada jauh dibelakang istana utama, dan hanya memiliki satu orang pelayan untuk mengurus seluruh kebutuhannya.
Semua orang begitu membenci keberadaannya karena dianggap pembawa sial, Xuan Jian terlahir saat gerhana matahari bersamaan dengan lahirnya putra permaisuri, namun naas sang pangeran kecil tidak bisa bertahan hidup, sehingga semua orang berfikir jika Xuan Jian lah penyebab dari semua kejadian buruk yang menimpa putra mahkota kekaisaran Jiahu itu.
Siapa yang menyangka setelah dia beranjak remaja, Xuan Jian menjelma menjadi seorang gadis yang sangat kejam, tak hanya itu...
Dia juga sangat membenci seluruh penghuni istana dan mulai membalas satu persatu orang yang telah menyakiti dirinya beserta sang ibu dengan tanpa belas kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12
Pagi ini cuaca terlihat sangatlah cerah, sepasang ibu dan anak sedang menikmati secangkir teh beserta beberapa cemilan yang ada di meja gazebo, tepat di belakang sebuah paviliun bobrok, sambil sesekali keduanya bercanda.
Mereka terlihat begitu bahagia, tak ada lagi raut murung atau pun perasaan takut yang menghinggapi hati keduanya. Selir Xuan Yang begitu bahagia dengan perubahan sang putri yang terlihat semakin dewasa, dia tak menyangka Jika putri kesayangannya yang baru saja berusia 10 tahun itu, nyatanya sanggup melawan apapun demi dirinya.
Sedangkan di tempat lain saat ini, dua orang selir Kaisar yang baru, terlihat tengah berjalan-jalan. Keduanya begitu akrab dan sangat akur, Meskipun jauh di lubuk hati mereka, saling mengutuk satu sama lain.
Permaisuri yang tanpa sengaja melihat keberadaan kedua orang selir Kaisar Wei Huang yang selalu memprovokasi dirinya, terlihat mengepalkan tangannya, dia benar-benar merasa jika kedua wanita itu ingin berebut perhatian dari sang Kaisar, sehingga muncul perasaan kesal dan iri di hatinya.
"Lian..!" panggil permaisuri kepada salah seorang pelayannya, tak lama muncul seorang gadis yang masih berusia 18 tahun dan memakai pakaian pelayan, dia segera membungkuk dihadapan permaisuri.
"Apa kau sudah melaksanakan tugasmu dengan baik?" tanya permaisuri.
"Tentu yang mulia, hamba sudah melakukan apa yang diperintahkan oleh yang mulia." ucap Lian sambil menunduk.
"Baguslah! kuharap mulai saat ini kedua selir ja*ang itu tak lagi mendekati yang mulia Kaisar." ucap permaisuri sambil menunjukan senyuman iblisnya.
Sejak dini hari tadi, permaisuri sudah membuat beberapa skema, dia sengaja ingin menunjukkan kekuasaannya di depan kedua selir baru milik Kaisar Wei Huang, agar tahu posisi mereka.
Kedua selir itu berjalan dengan sangat pelan sambil berlenggak-lenggok, seolah tengah menunjukkan di hadapan semua orang, bahwa merekalah wanita yang paling sempurna, keduanya nampak tersenyum dengan sangat manis, 4 orang pelayan mengikuti dari belakang dengan setia sambil sesekali Mereka pun mengambil beberapa bunga untuk kedua selir itu.
Hingga akhirnya mereka pun sampai di sebuah gazebo, yang ada di taman istana, kedua selir itu segera mendudukkan diri mereka dan meminta agar pelayannya menyiapkan cemilan dan juga teh. Mereka ingin menikmati hari baru sambil mengobrol.
Setelah para pelayan itu pergi, permaisuri Xue Yi segera mendekat, diiringi kelima orang pelayan kesetiaannya. Dia sengaja berdehem dengan sangat keras, agar kedua selir itu menyadari kehadirannya.
Kedua selir itu pun saling memandang ,kemudian keduanya berdiri dan menangkupkan tangan untuk memberikan hormat kepada sang permaisuri.
"Salam yang mulia permaisuri." ucap keduanya dengan serempak, sambil menundukkan kepala.
Permaisuri terlihat tersenyum puas, dia pun segera menjawab, "Tidak perlu seperti itu! lanjutkan saja kegiatan kalian." ucapnya santai, seolah dia tidak merasa terusik sedikitpun.
Sedangkan kedua selir itu kembali berpandangan, entah apa yang terjadi pada permaisuri Xue Yi, jika biasanya dia akan selalu bersikap sinis dan juga acuh, tiba-tiba saja hari ini dia terlihat begitu ramah.
Mungkinkah permaisuri memiliki sebuah rencana terhadap keduanya? akhirnya mereka pun kembali duduk dengan santai, permaisuri tanpa segan ikut bergabung dengan mereka.
"Bagaimana keadaanmu pagi ini, selir Xiao?" tanya permaisuri sambil melirik salah satu selir itu.
"Hamba sangat sehat yang mulia, terima kasih untuk perhatiannya." ucap selir Xiao Xia sambil tersenyum manis, permaisuri pun melirik ke arah selir yang satunya.
"Bagaimana denganmu, selir Feng?" tanya permaisuri.
"Hamba juga baik yang mulia." jawab selir Feng Ling seraya menundukkan wajahnya.
"Aku harap kita semua bisa akur, walau bagaimanapun aku adalah seorang permaisuri, Ibu dari kekaisaran ini. Meskipun hingga saat ini, kalian berdua belum memiliki seorang Putra, tapi setidaknya kalian bisa menganggap kedua pangeranku sebagai Putra kalian sendiri." ucap permaisuri dengan sangat bijak, meski dalam hatinya dia terkekeh geli, saat mengucapkan kata-kata itu.
Kedua selir itu pun langsung menggangguk, mereka merasa sedikit senang dengan ucapan dari permaisuri, tak lama beberapa pelayan datang membawa cangkir teh dan juga cemilan, mereka mulai menata camilan dan juga menuangkan teh ke dalam tiga cangkir yang khusus untuk permaisuri dan juga kedua selir itu.
Tanpa diduga-duga, tiba-tiba saja sebuah anak panah melesat melewati telinga permaisuri, dan hampir saja mengenai tubuh selir Xiao Xia, namun Xiu Lan, sang pelayan dengan sigap menarik tangan selir Xiao Xia, hingga akhirnya anak panah itu pun tidak mengenainya.
Selir Xiao Xia nampak sangat shock, dia tidak menyangka, jika ada orang yang berniat untuk melenyapkannya, hingga mengirimkan anak panah itu.
Jika saja Xiu Lan terlambat, mungkin saat ini dirinya sudah terbujur kaku, hal itu tentu membuat sang selir menjadi ketakutan. Xiu Lan dengan cepat segera memungut anak panah itu, tanpa diduga-duga gadis pelayan itu pun langsung melemparkan kembali anak panah itu tepat ke tempat di mana tadi dia melihat asal dari lesatan anak panah.
Clap...
Terdengar suara anak panah yang menancap, tak lama seorang pria berpakaian serba hitam pun terjatuh di atas tanah, dengan kaki yang mengucur darah, akibat terkena bidikan dari Xiu Lan.
Dengan cepat si gadis pelayan itu pun langsung melesat ke arah pria tak dikenal, dan tanpa ampun, dia segera menghajarnya hingga babak belur.
Bak! Buk!
Bak! Buk!
Bak! Buk!
Semua orang terlihat membelalakkan mata dengan kemampuan dari salah seorang pelayan milik selir Xiao Xia, mereka tidak menyangka jika pelayan itu memiliki ilmu bela diri yang sangat tinggi, bahkan bisa menyadari serangan yang ditujukan untuk majikannya.
Dengan entengnya, gadis pelayan itu pun menarik leher baju bagian belakang yang digunakan sang pria, dan segera mencangkingnya seperti sampah, kemudian melemparkan pria itu kehadapan selir Xiao Xia.
Bruk...
Tubuh pria itu pun menghantam tanah begitu Xiu Lan melepaskan cangkingannya, badan pria itu terlihat gemetar, dia tak menyangka jika hari ini dia akan melakukan kesalahan, dengan menerima permintaan dari seseorang untuk melenyapkan selir Xiao Xia.
Jika saja dia mengetahui bahwa pelayan dari selir itu merupakan seseorang yang memiliki kemampuan bela diri yang tinggi, mungkin dia akan menolak permintaan itu, tapi nasi sudah menjadi bubur, dia pun tak bisa mengelak dari kenyataan jika saat ini dirinya tengah tersungkur dengan tidak berdaya di hadapan selir Xiao Xia dan juga pelayannya.
"Katakan Siapa yang menyuruhmu badjingan?" tanya Xiu Lan sambil berjalan dan memposisikan dirinya di depan selir Xiao Xia.
Pria itu hanya diam, tak mau mengatakan apapun, sepertinya dia tidak memiliki cukup nyali untuk menunjuk seseorang yang telah menyewanya, hingga akhirnya Xiu Lan pun kembali menghantam Wajah pria itu dengan tinjunya yang penuh tenaga.
Buk...
Pria itu kembali tersungkur di atas tanah, bahkan saat ini penutup wajah yang dipakainya pun terbuka, beberapa giginya terlihat tanggal, mulutnya pun mengeluarkan darah, pria itu terlihat sangat mengenaskan akibat serangan yang dilakukan oleh Xiu Lan.
'Sial..!' umpat seseorang di dalam hati.