10 tahun lalu lab eksperimen manusia terbakar dan ditutup, sementara beritanya hilang begitu saja seperti ditelan oleh bumi.
10 tahun kemudian. Alexa yang di masa lalu berusia 5 tahun menjadi salah satu dari beberapa anak lainnya yang dijadikan eksperimen.
"Gadis bernama Alexa adalah yang paling kuat, dengan tubuh ini kamu bisa menjadi satu-satunya manusia yang sempurna, bunuh dia dan ambil tubuhnya."
Mendengar hasutan dari Profesor-nya membuat Aiden tanpa ragu begitu saja membunuh Alexa dan mengambil kekuatan Alexa untuk balas dendam atas keluarganya yang hancur.
Tapi tidak sampai di sana, karena Alexa dibangkitkan lagi oleh William si iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Everaynzcle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MCIML BAB 12- Rambutan
“Nih”. Sinta menyodorkan botol air mineral sedang yang dia bawa kepada Alexa.
Alexa mengambil botol itu sambil tersenyum. “Makasih”.
Sinta dan Alexa baru saja selesai maraton pagi dari jam 6 pagi hingga sekarang sudah jam 8 pagi.
Mereka hanya berkeliling-keliling pekarangan rumah keluarga Domani, tapi rasa lelah yang mereka rasakan benar-benar lelah.
Kini Alexa dan Sinta duduk di teras depan rumah Alexa, mereka beristirahat sejenak di sana.
Sinta meminum air nya lalu tak sengaja melihat sesuatu yang berada tak jauh dari mereka.
“Eh, itu pohon rambutan ya?”. Tanya Sinta memastikan.
Alexa mengangguk kan kepalanya pelan.
“Whhh.. boleh di makan kah? boleh di ambil?”. Tanya Sinta lagi, dia merasa tak tahan di saat melihat warnah rambutan yang sudah merah-merah ada di depan matanya saat ini.
“Boleh aja sih.. tapi tinggi, kemaren aku udah cobak manjat, tapi gak bisa.. kalau mau pakai genter, tapi genternya patah”.
“Tenang aja! gue nih jiwa orang utan, manjat gini aja mah kecil sama gue”. Sinta langsung berjalan ke arah pohon rambutan meninggalkan Alexa.
“Eh tunggu!”. Alexa mengejar kepergian Sinta.
Kini mereka berada di bawah pohon rambutan yang lumayan besar. Sinta awalnya sangat yakin jika dia bisa memanjat pohon itu dengan mudah, Tapi sekarang dia merasa was-was karena pohon itu sangat besar.
“Bisa kamu manjat nya?”. Tanya Alexa sembari menepuk-nepuk kayu pohon yang menjulang tinggi ke atas, bukan hanya tinggi tapi juga besar.
“Yaudah, gue cobak dulu”. Sinta tak mau menyerah sebelum dirinya mencoba terlebih dahulu.
Sinta menginjakkan kakinya di salah satu tempat yang menurutnya pas untuk naik ke atas pohon, tangannya memegang kuat batang pohong yang bisa dia jangkau.
Kini Sinta berusaha untuk naik ke atas, tapi sepertinya dia benar-benar kesusahan hanya untuk naik ke atas pohon saja.
Sinta merosot ke bawah karena tangannya yang terasa pegal akibat terus memegang ranting pohon tapi tak naik-naik.
“Tuh gak bisa 'kan?”. Ujar Alexa setelah Sinta duduk menyandar di pohon yang besar itu.
“Memang harus pakai genter sih”. Gumam Sinta.
Alexa ikut duduk di bawah pohon dan kepalanya mendongak ke arah rambutan yang merah-merah di atas kepalanya.
Terlihat rambutan itu benar-benar segar dan besar-besar.
“Ngapain kalian di sini?”.
Tiba-tiba saja seorang pria datang dan langsung bertanya di saat dia sudah sampai di dekat Alexa plus Sinta.
Kedua gadis itu mendongakkan kepala mereka, melihat ke arah suara yang bertanya tadi.
“Mau ngambil rambutan, tapi gak bisa karena tinggi”. Jawab Alexa.
Pria itu berdeoh lalu mendongakkan kepalanya ke atas pohon rambutan, seperti yang lainnya dirinya juga melihat rambutan, besar, merah dan segar di atas pohon itu.
“Mau saya ambil kan?”. Tanya pria itu sembari melihat ke arah dua gadis yang duduk di atas rumput yang lumayan lebat hingga menutup tanah.
Alexa tersenyum. “Boleh, boleh!!”. Jawab nya antusias dengan penuh harapan jika laki-laki itu bisa mengambilkan dirinya rambutan.
Sinta menatap pria itu tak yakin, bagiamana mungkin dia bisa memanjat pohon yang besarnya bahkan berkali-kali lipat darinya itu.
Pria itu berjalan mendekati pohon, memeluk pohon itu lalu mencari tempat untuk pijak kan kaki pertamanya dan mencari gagang agar dia bisa dengan lebih mudah sampai di atas pohon.
Satu kaki memijak di sebuah bolongan yang ada di pohon itu, bolongan itu sengaja di buat oleh Alexa dulu agar dia bisa dengan mudah memanjat pohon, tapi makin lama pohon itu makin membesar.
Setelah beberapa menit akhirnya benar saja, pria itu bisa naik ke atas pohon dan kini sudah memetik beberapa rambutan lalu memakannya di atas pohon.
“Om lempar lah ke kita! kami juga mau lohhh!!”. Teriak Sinta di saat melihat pria itu sudah memakan banyak sekali rambutan di atas pohon.
Pria itu melihat ke arah Sinta lalu melempar beberapa rambutan yang sudah dia petik.
Sinta menangkap rambutan itu.
“Wih gila! besar amat!!”. Sinta hampir tak percaya di saat melihat rambutan yang tadinya di atas pohon dan tak bisa dia ambil, kini sudah ada di genggaman tangannya.
“Ehhh.. mintak!”. Alexa mendekat ke arah Sinta dan mengambil satu buah rambutan dari beberapa lainnya yang Sinta peluk.
Mereka berdua duduk di atas rumput kembali memakan rambutan yang pria tadi lempar untuk mereka.
“Nih! ambil lagi!!”.
Pria itu melempar rambutan lagi, Sinta dengan sigap pun langsung menampungnya.
Setelah lumayan banyak dan mereka juga sudah kenyang makan rambutan ya, pria itu turun ke bawah lalu hendak pergi dari sana.
“Eh? mau ke mana?”. Tanya Alexa.
“Takut nanti tuan cari saya”. Jawab pria itu sembari tersenyum lalu pergi dari sana kembali masuk ke dalam rumah.
“Dia siapa sa? kok kayaknya gak pernah liat..” Gumam Sinta penasaran.
“Ya iyalah! orang dia sekertaris papa ku, dia sering ke luar negri sama papa, tapi ini papa pulang jadi dia juga pulang deh”. Jawab Alexa dengan rambutan yang ada di dalam mulutnya.
Pria itu sepertinya masih mudah, mungkin sekitar umur 25 kurang lebih. Wajahnya juga tadi lumayan tampan, tidak. Wajahnya benar-benar tampan hampir sama dengan wajah Reza wakil kepsek mereka.
“Yaudah yok balik, gue mau mandi terus entar pulang ke rumah, takut mama gue khawatir entar”. Sinta berdiri sembari menepuk-nepuk pantatnya karena ada beberapa debu pasir yang menempel di celananya itu.
Alexa juga ikut berdiri sembari memeluk rambutan yang lumayan banyak di tangannya.
“Mau di bawa masuk tuh rambutan?”. Tanya Sinta.
“Iya, soalnya enak hehehe”. Jawab Alexa. Dia sudah sejak lama tak mengambil apa lagi memakan rambutan yang tubuh di depan rumah ya itu.
Dia tak bisa mengambilnya karena genter nya rusak dan dia yang susah untuk memanjat pohon tersebut.
Sinta berdeoh lalu berjalan mengikuti langkah Alexa yang menuju ke arah mansion milik keluarga nya.
Setelah sampai di mansion mereka berdua langsung berjalan di dalam rumah besar itu menuju ke kamar Alexa.
Sinta dan Alexa tak pernah keluar kamar di saat mereka bersama, karena Sinta merasa segan jika nantinya harus bertemu siapa saja yang tak dia kenal di rumah keluarga Domani.
Sinta hanya orang biasa, sebuah berkah dari Tuhan karena dia bisa berteman dengan anak orang kaya dan baik hati seperti Alexa.
Dia sudah membuat janjinya, dia tak akan pernah mengkhianati atau sampai menyakiti hati Alexa karena Alexa benar-benar sangat membantu dirinya.
misi udh selesaii
semoga aja dia ank Baek" n bisa gantiin Sinta yh🙏🏻
Akhrny cm bck jg Ivan ma Andrean
btw knp makin pendek yh nih cerita, lama” bisa mati penasaran nih gw gegara nanggung" begini🗿