Perjalanan Kinan

"Mas, bagaimana jika Kinan hamil. Apakah mas akan menerima Anak Kinan jika dia sudah lahir nanti." Bian menengok ke arah Kinan.

"Kenapa kamu bicara seperti itu tentu saja aku akan menerimanya Karena itu adalah darah dagingku "

Bian mengerjitkan keningnya mengoreksi kembali pertanyaan Kinan.

"Kinan apa kamu hamil?"

Kinan diam menunduk tak menjawab pertanyaan Ban.

"Diam mu sama saja jawaban mu adalah iya "

Bian langsung memeluk Kinan.

Bukannya senang Kinan kini menangis tersedu-sedu.

Mendengar Kinan menangis Bian melepaskan pelukannya lalu menatap wajah Kinan.

"Hei, are you okay ?"

"Aku tidak pernah baik-baik saja Mas."

"Maksud kamu apa, aku akan selalu ada untuk kalian."

Ucap Bian sembari mengelus perut Kinan.

"Kamu akan selalu ada untuk kami, tapi kami tidak akan pernah mendapatkan hatimu, aku tidak sanggup membayangkan akan tumbuh di keluarga seperti apa Anak kita nanti, lebih baik Mas ceraikan saja Kinan biarkan aku dan Anak ini mencari kebahagiaan kami sendiri, hiks hiks hiks...... "

"Akan aku temui Ibuku, akan aku ceritakan tentang pernikahan kita, demi Anak kita."

"Jangan Mas jangan paksakan dirimu untuk pura-pura bahagia bersama kami nanti, Mas juga berhak Bahagia, jangan buat aku merasa bersalah, dan juga Orang tua mana yang mau Anaknya menikah dengan seorang wanita yang berasal dari dunia gelap."

"Kamu jangan bicara seperti itu, Ibuku akan sangat menerima kamu, Rafa akan menjelaskan tentang kamu dan perjalanan mu hingga detik ini kamu bersama aku."

"Jangan menangis terus kamu bisa stres kasihan Bayi kita."

Kinan mengangguk.

Lalu Bian menuntun Kinan menuju kamar.

"Inilah jawaban kenapa kamu terus-terusan merasa tidak enak badan dan mual, sekarang kamu harus makan biar Anak kita sehat kamu mau ya? "

Kinan yang memang seharian di ini belum mengisi perutnya pun mengangguk.

"Iya .... "

Bian mengambil ponsel dari kantung celananya lalu memesan makanan siap saji.

"Tunggu ya sebentar lagi makanannya datang."

"Iya Mas aku mau berbaring dulu badanku sangat lelah hari ini."

Bian mengangguk lalu melangkah keluar kamar untuk menunggu pesanannya.

15 menit kemudian makanan yang dipesan Bian telah datang.

Bian berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan Kinan.

Saat makanan sudah tertata rapih di dalam piring Bian segera membawanya ke kamar, sampai di kamar biar melihat Kinan Sudah terlelap.

Dia memutuskan untuk menaruh makanan ini di lemari pendingin, Bian tidak tega membangunkan Kinan.

Setelah selesai menaruh makanan di lemari pendingin Bian Kembali menuju kamar dan duduk di samping Kinan lalu memperhatikan wajah Kinan yang sembab.

Bian POV.

Kurang lebih 3 bulan yang lalu aku bertemu dengan Wanita di hadapanku ini yang saat ini notabe nya adalah Istriku.

Saat itu aku begitu hancur saat mengetahui perselingkuhan Kekasihku, no bukan perselingkuhan tepatnya aku yang menjadi selingkuhannya.

Aku saat itu itu begitu stres dan kecewa, kekasih yang aku cintai dan telah bersamaku selama 2 tahun ternyata hanyalah memanfaatkan aku saja, keluarga kecil bahagia yang aku impikan bersamanya ternyata hanyalah khayalan ku semata.

Aku dulunya selalu menghibur diriku dengan mendatangi Club malam dan bergonta-ganti teman tidur, namun saat bertemu Tasya aku mencoba menghargai dirinya karena aku mencintainya.

Aku tinggalkan kebiasaan buruk ku karena dirinya, dan saat ini aku telah hancur karena dirinya.

Pagi itu aku sedang sibuk dengan laptopku tiba-tiba pintu terbuka aku tahu jika itu adalah Tasya yang datang, Tasya hendak berjalan ke arahku, dengan cekatan juga tanganku membuka laci di dekat ku lalu aku ambil foto-foto Tasya dengan kekasihnya yang sudah aku siapkan.

Sebelum dia sampai di dekat ku, aku lemparkan foto-foto itu dengan emosi kearahnya, dan tepat mengenai wajah Tasya.

Aku lirik Tasya, dia segera berjongkok untuk memunguti foto-foto itu, dari wajahnya kelihatan Jika dia sangat kaget.

Dan emosiku semakin meningkat saat Tasya mengatakan jika itu semua adalah salah aku gebrak meja di depanku lalu berdiri menghadap jendela besar di ruangan ku.

Mencoba mengontrol emosiku setelah emosiku mereda aku bertanya kepada Tasya apa yang dimaksudnya salah.

Dia hendak mencoba meraih tanganku namun aku menepisnya.

Aku meluapkan semua emosi dan isi hatiku kepadanya, kudengar dia mulai menangis.

Aku menghadap dirinya yang saat itu bersender tembok, ku tatap wajah Wanita yang kucintai itu, lagi lagi aku mengungkapkan isi hatiku yang perih terhadapnya.

Dia memeluk tubuhku, kubiarkan saja itu terjadi jika boleh jujur aku tak sanggup melihatnya menangis.

Perdebatan panjang itu selesai dengan Tasya mengalah pergi, aku menelepon Rafa agar ia menuju ke ruangan ku.

Saat Rafa sudah ada di ruangan ku, aku perintahkan dia mencari Wanita untuk menemaniku malam ini.

Setelah Rafa mengirim pesan singkat kepada ku mengatakan bahwa wanita yang aku inginkan sudah menunggu di Apartemen, aku yang berada di kantor segera menuju Apartemen.

Tasya menelpon ku, namun aku selalu menolak aku mempunyai ide untuk memanas-manasi nya dengan bermesraan dengan Wanita lain di hadapannya melalui video call.

Aku angkat telepon Tasya lalu aku melangkah menuju kamar, aku melihat seorang Wanita masih muda dan cantik.

Tanpa aba-aba aku kecup kening Wanita itu tasya yang emosi lalu mematikan panggilan video nya, aku melihat Wanita itu lalu bertanya apakah dia yang dikirim Rafa Wanita itu menjawab Aku tidak tahu namanya.

Melihat wanita itu memakai lingerie hasrat ku yang meningkat segera memulai permainan ku, saat aku akan memulai ke permainan inti aku kaget saat mengetahui wanita itu ternyata masih virgin aku tatap wajahnya yang saat itu menangis kesakitan, namun hasrat ku terlanjur tak tertahankan dan ku lanjutkan permainan nya, Wanita itu terus memintaku menghentikan permainan itu namun aku tidak perduli lama kelamaan dia mulai terbiasa dan kami sama-sama merasakan nikmat.

Samar-samar aku mendengar seseorang menangis dan ternyata adalah Wanita itu, rasa penasaranku semakin menjadi, kutanya kenapa dia bisa menjadi wanita penghibur dan aku yakin jika ini adalah hal yang pertama baginya melayani seorang Pria selain karena dia masih virgin dia juga masih sangat polos dan kaku.

Lalu dia menceritakan kisah hidupnya hingga bisa sampai saat ini bersamaku di Apartemen ku, aku menjadi sedikit Iba.

Aku mempunyai ide untuk membelinya dari mucikari itu untuk aku jadikan tawanan ku selain karena dia masih virgin niatku adalah untuk bebas dari penyakit.

1 hari aku bersamanya kami sudah lumayan akrab ternyata dia menyenangkan hari-hari berlalu tak terasa 1 bulan sudah aku bersama dengannya aku semakin senang terhadapnya sifatnya yang ceria dewasa dan perhatian terhadap ku membuat aku nyaman di dekatnya.

Namun pikiranku tidak bisa bebas dari Tasya, suatu hari dia menangis mengungkapkan isi hatinya aku sangat iba dan bersalah melihatnya, aku tidak tega melihatnya menangis, dia mengungkapkan kepadaku Jika dia mencintaiku dengan terpaksa aku mengatakan kepadanya jika aku tidak mencintai nya.

Dan itu memang benar adanya dia menerima Segala keputusan ku untuk tidak akan pernah melepaskan nya seumur hidup, ku katakan kepadanya Jika dia akan menjadi istriku selama-lamanya.

Saat itu aku selalu melihat Kinan muntah-muntah menunjukkan seperti gejala orang hamil namun aku tidak mengatakan dugaan ku terhadapnya, semakin hari gejala itu semakin parah tak terasa setelah 1 bulan berikutnya gejala itu berangsur-angsur menghilang aku tahu jika dia hamil karena aku bukan lelaki bodoh 2 bulan terakhir bersamanya aku tidak pernah melihatnya datang bulan.

1 bulan berikutnya tepat nya hari ini dia mengatakan kepadaku bahwa dia sedang mengandung, aku sangat bahagia aku akan menjadi seorang Ayah, sudah dari lama aku pikirkan jika ini memang terjadi akan jujur kepada Mamah ku dan menikahi Kinan secara resmi.

Saat ini wanita itu sedang tidur terlelap di hadapanku sekali lagi aku ingin mengatakan hanya untuk dalam hatiku, aku berbohong karena ini untuk kebaikan Kinan, maaf aku benar-benar belum bisa mencintai kamu masih ada Tasya di dalam hatiku entahlah aku juga tak mengerti mengapa aku belum bisa melupakannya jelas-jelas dia telah mempermainkan ku dan Wanita di hadapan ku ini adalah Wanita tulus, aku ingin membuatnya bahagia walaupun aku tidak Mencintainya akan aku tunjukkan kepada nya sikap seorang suami sesungguhnya.

Maafkan aku Kinan jika aku mengatakan aku menikahi mu karena aku mencintaimu itu semua adalah bohong, aku janji akan selalu membuatmu bahagia hingga kamu melupakan tentang dugaan mu yang selalu benar, bahwa aku menikahi mu hanya karena terpaksa.

Jika kamu memintaku untuk melepaskan mu itu bisa saja, tapi sungguh hatiku juga tidak rela jika kamu menjadi milik orang lain Kinan, maaf secara tidak langsung kamu telah menjadi tawanan ku.