Yuna gadis Rapunzel yang terkurung di kastil mewah, hingga seorang Pangeran membawanya dan memberinya kebebasan yang dia inginkan. Namun, itu tidak seindah yang dia bayangkan, dia adalah umpan, kebaikan Pangeran adalah bayang semu.
Dia berkali-kali patah hati, berkali-kali menahan kesedihan. Pangeran adalah sesuatu yang menyakitkan untuk dia miliki.
Sedih namun manis, gundah namun lucu, gelisah namun kocak. Dia akan melewati hari-harinya dengan tawa meskipun menyimpan luka, dia akan menjadi binar diantara makhluk indah lainnya.
Hingga akhirnya dia bertemu dengan seseoarang yang benar-benar bisa membuatnya tertawa dan melupakan sedihnya.
Pangeran... jangan pernah menyesal jika seseorang mengambil Tuan putri dari mu.
"Aku masih saja mencintai mu, bahkan ketika kamu mematahkannya berkali-kali"
*Kisah ini akan membuat mu tertawa dalam rasa sesak. Terima kasih... selamat membaca🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F.A queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12_Pesta 4
"Vano...," laki-laki itu memperkenalkan diri dan mengulur tangannya. Yuna dengan lembut membalas uluran tangan itu.
"Yuna."
"Waaawww nama yang cantik... se...,"
"Secantik orangnya," potong Yuna menyambung ucapan Vano. Ucapan Yuna membuat Vano tertawa dan melepaskan jabatan tangannya.
"Apa kamu peramal? Kenapa kamu bisa tahu apa yang akan ku ucapkan?"
"Itu dialog yang sering ada di Tv."
"Hahahaa bener-bener, memang aku tidak bisa basa-basi dengan cewek. Sungguh memalukan," Vano menggaruk kepalanya karena malu.
"Jangan bilang kalau kau masih jomblo?" Yuna meledeknya.
"Astagaaa kenapa kamu bener lagi...,"
"Hahaaa...," Yuna mulai tertawa dan melupakan kata-kata Kiara.
"Oh iya. Aku baru sekali melihat mu, apa kau teman Kiara??" Yuna menggeleng. 'Teman? Rasanya aku tidak tertarik untuk menjadi temannya.'
"Aku kesini hanya menemani suamiku," jawab Yuna yang langsung membuat Vano membuka mulutnya lebar, merasa tak percaya.
"Appa?? suami?!!" tanyanya pada Yuna untuk meyakinkan. Yuna segera mengangguk. "Oh My God... kenapa cewek cantik selalu lebih dulu sold out," komentar Vano sambil melihat ke atas. "Sisakan satu untuk ku please...," kelakuan Vano membuat Yuna semakin tertawa. Wajah Yuna sedikit merona karena mendengar Vano menyebutnya 'Cewek cantik.'
"Yuna... padahal ku pikir pertemuan unik kita ini akan berakhir dengan indah dan bahagia," Vano menatap Yuna dengan bercanda.
"Pertemuan yang unik lalu saling jatuh cinta... hahaa... sepertinya kamu harus bangun dari FTV mu Vano, ini bukan Ftv," komentar Yuna. Mereka kembali tertawa bersama. Lalu dering ponsel Yuna menghentikan mereka.
"Maaf aku angkat telfon dulu," ucap Yuna ramah. Yuna kemudian memunggungi Vano. "Aku ada di... dekat taman," jawab Yuna setelah Leo menanyakan keberadaannya. Yuna tahu Leo pasti sangat hafal letak villa ini dan benar saja, tak lama Yuna melihat Leo berjalan ke arahnya.
"Vano... terima kasih untuk malam ini, aku sangat terhibur."
"Kau pikir aku pelawak? Sangat terhibur...," protes Vano yang membuat Yuna menahan tawanya lalu segera meminta maaf.
"Ini... kartu nama ku, hubungi aku okey," Vano menyerahkan kartu namanya. Yuna tersenyum dan mengangguk dia kemudian menerima kartu nama Vano.
"Baiklah, aku simpan ya. Bye, Vano...,"
Yuna melihat Leo yang berjalan gagah menuju ke arahnya, dan dia yang berjalan anggun menuju Leo, benar-benar seperti film Bollywood, fikirnya.
Ketampanan Leo membuat jantungnya seolah bernyanyi rockdut, berdetak kencang namun penuh irama. Bibirnya terus menahan senyum daaaan... Auuu... heels Yuna terpeleset.
Melihat itu, Leo segera berlari tapi jaraknya masih lumayan jauh dari Yuna dan... Hup... dengan sigap Vano menangkap tubuh ramping Yuna, memeluk pinggangnya dan menahan tubuh Yuna dengan satu kakinya. Sedangkan tangan Yuna refleks melingkar di leher Vano, mereka seperti sedang melakukan dansa. Vano tersenyum menikmati wajah cantik Yuna. Semua mata terarah pada mereka.
"Sayang apa kau baik-baik saja?" Leo segera menarik Yuna dari pelukan Vano. Mendengar pertanyaan Leo, Yuna segera menggeleng.
"Sepertinya kaki ku terkilir," jawab Yuna pelan.
"Merk sepatu mana yang kau pakai? aku akan menutup seluruh pabriknya besok," ucap Leo. Mendapat perhatian Leo, Yuna segera menyandarkan kepalanya di bahu Leo. Kemudian Leo segera mengangkat tubuh Yuna dan menggendongnya. Mata Leo melirik Kiara yang tengah memperhatikannya, senyum mengembang menghiasi bibir Leo. Lagi-lagi Leo merasa Kiara masih mencintainya.
***@***
bikin novel Bru Lgi lah kakak author..
klu gk tertarik mna mungkin sampai cium😘
dr yg aku baca Yuna memang cantik banget Vano bahkan Karel jg suka Leo masih ketutup cinta buta Kiara .
novel sekarang gk ada yg menari pasti bacanya berhenti di tengah jlan udh bosen duluan para author hilang semua