NovelToon NovelToon
Shadow Skriptor

Shadow Skriptor

Status: tamat
Genre:Spiritual / Vampir / Tamat
Popularitas:529
Nilai: 5
Nama Author: Yusup Nurhamid

Di bawah cahaya rembulan buatan Mata Samara, terletak Negeri Samarasewu, kota sihir yang diatur oleh hukum yang kaku dan Dewan Lima Bintang yang elitis. Di sinilah Yusuf, seorang pemuda yang bukan penyihir, menjalani hidupnya sebagai Skriptor Bayangan—seorang ahli yang diam-diam menyalin, menerjemahkan, dan memalsukan mantera-mantera kuno untuk para penyihir malas dan pasar gelap. Keahliannya bukan merapal sihir, melainkan memahami arsitekturnya.
​Kehidupan Yusuf yang berbahaya hancur ketika ia tertangkap basah oleh Penjaga Hukum Sihir saat sedang menyalin mantera pertahanan tingkat master yang sangat terlarang: Mantera Pagar Duri Nirwana. Dalam pelariannya, Yusuf terpaksa merapal mantera kabut murahan, sebuah tindakan yang langsung menjadikannya buronan.
​Terjebak di Distrik Benang Kusut, Yusuf bertemu dengan Rumi, seorang makelar licik yang menawarkan jalan keluar. Namun, kebebasan datang dengan harga yang mengerikan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusup Nurhamid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mantera Penulis di Menara Kristal

Yusuf, Nenek Tula, dan Rumi yang menggigil kembali ke Pulau Gantung Veridia di perahu organik. Armada Samarasewu, meskipun masih jauh, adalah pemandangan yang mematikan. Yusuf tahu ia tidak punya waktu untuk perdebatan politik.

Ia tiba di area reruntuhan utama dan langsung menemui Dewan Tetua Reruntuhan, sekelompok penyihir tua yang telah hidup dalam kepasrahan selama puluhan tahun. Mereka duduk di atas singgasana batu yang ditumbuhi lumut bercahaya.

"Samarasewu akan datang," kata Yusuf tanpa basa-basi. "Mereka telah menembus Dinding Laut Kabut. Mereka akan membersihkan Peti Mati Benua dan membangun kembali hukum mereka di sini."

Dewan Tetua, yang dipimpin oleh seorang penyihir wanita bernama Ona, hanya bereaksi dengan skeptis. "Laut Kabut selalu kembali, Skriptor. Biarkan saja mereka tenggelam dalam Mantera Kekal yang mereka langgar."

"Mantera Kekal tidak akan menghentikan mereka," balas Yusuf. "Rumi merobeknya dengan mantera yang kumodifikasi. Mereka punya celah yang cukup lebar untuk armada mereka, dan mereka punya Sinyal Navigasi Eter yang kuat. Aku mengenali sinyal itu. Itu dibuat untuk menembus kekacauan. Jika kita tidak bertindak, mereka akan tiba di sini saat matahari terbit."

Yusuf merasakan frustrasi membara. Mereka terbiasa dengan kekacauan yang pasif; mereka tidak siap menghadapi agresi yang terstruktur. "Aku membutuhkan akses ke Menara Kristal Cermin sekarang. Menara itu adalah satu-satunya alat di pulau ini yang bisa membalikkan sinyal mereka."

Ona tertawa, tawa yang kering dan tajam. "Menara itu hampir runtuh, Yusuf. Manteranya selalu berantakan. Kami menggunakannya hanya untuk gosip. Kami tidak akan memberikannya kepada penyalin ilegal."

Yusuf mengabaikan ejekan itu. Ia menatap Ona dengan tatapan Skriptornya. "Kau ingin tetap hidup dalam ketakutan dan menunggu kehancuran? Atau kau ingin aku menggunakan apa yang aku ketahui tentang kode mereka untuk memberi kalian pertarungan?"

Nenek Tula melangkah maju, tangannya memegang tongkat kayu yang dipenuhi ukiran purba. "Dia menyelamatkan Kabut Kuno dari kehancuran Rumi. Dia tahu cara kerja mantera Dinding Laut Kabut lebih baik daripada siapa pun di Samarasewu. Berikan dia kesempatan, Ona."

Dengan berat hati, Ona mengangguk. "Baik. Jika kau bisa menstabilkan menara itu, kau akan mendapatkannya. Tapi jika kau merusaknya, kami akan membuangmu ke Kabut."

Yusuf segera mendaki ke puncak Menara Kristal Cermin. Menara itu memang nyaris runtuh; Kristal utamanya retak di beberapa tempat, dan mantera-mantera kalibrasi di dasarnya telah salah selama bertahun-tahun. Energi yang mengalir melewatinya terdistorsi, menghasilkan citra yang berantakan dan suara yang terpotong-potong.

Yusuf mengeluarkan Pena Pemberat. Ia tidak akan memperbaiki retakan fisik. Ia akan memperbaiki kode yang mengalir melewatinya.

Sambil memegang Mantera Asal di satu tangan (untuk referensi pola sihir dasar) dan Pena Pemberat di tangan lainnya, Yusuf mulai menulis. Ia menulis di udara di sekitar kristal utama, merangkai mantera kalibrasi baru. Mantera itu bukan untuk komunikasi; itu untuk keteraturan.

Dia harus menulis mantera yang secara lembut memaksa energi liar Veridia untuk mengalir melalui Menara dalam frekuensi yang teratur, tetapi tanpa meniadakan sifat liarnya. Ini adalah tarian antara logika dan anarki. Mantera yang ia tulis berdenyut dengan cahaya keperakan yang stabil.

Tiba-tiba, Dera—Penjaga yang ia usir—muncul di layar kristal menara, tetapi gambarnya masih terdistorsi. Dera telah berhasil melarikan diri dari pulau dan sekarang berada di kapal komando Samarasewu.

"Kapten Korsin! Kapal pengintai kita memastikan celah itu ada! Kita bisa langsung masuk!" Suara Dera terdistorsi, tetapi pesannya jelas.

Yusuf tahu ini adalah waktu yang tepat. Mantera kalibrasinya hampir selesai.

Saat ia menyelesaikan simpul kalibrasi terakhir, Kristal Cermin bergetar hebat. Retakan-retakan itu tidak hilang, tetapi pola energinya sekarang sempurna. Menara itu tiba-tiba memancarkan sinyal yang bersih dan jernih.

Yusuf telah menstabilkan Menara Kristal Cermin.

"Sekarang," desis Yusuf, sambil menunjuk ke layar kristal di mana Dera sedang berbicara dengan Korsin. "Kita akan menggunakan Mantera Navigasi mereka untuk melawan mereka."

Yusuf mulai menulis mantera paling rumit yang pernah ia ciptakan. Ia menulis Mantera Inversi Kode Navigasi Eter.

Sihir Samarasewu mengandalkan kode biner yang kaku dan mudah diprediksi. Mantera navigasi mereka bekerja dengan memancarkan sinyal yang menyaring Kabut Kuno. Yusuf, yang tahu kode itu dari pengalaman bertahun-tahun memalsukannya, kini menyuntikkan Mantera Kebosanan Struktural yang dimodifikasi ke dalam sinyal navigasi Samarasewu.

"Aku tidak menyerang mereka secara langsung," jelas Yusuf kepada Nenek Tula, yang terengah-engah melihat betapa cepatnya Yusuf bekerja. "Aku menyerang logika mereka. Aku menyuruh mereka untuk mempercayai kebohongan."

Mantera Inversi bekerja. Sinyal dari Menara Kristal Cermin melompat, menyerap frekuensi kapal komando Penjaga Eter Kelas Satu, dan secara halus mulai menggeser koordinat navigasi mereka.

Di layar kristal, Dera tampak bingung. "Kapten, kompas eter kita menunjukkan kita harus belok tajam ke barat daya, tapi..."

Korsin, yang tidak ada di layar tetapi suaranya terdengar berat, memerintah: "Ikuti kompas, Dera! Kode navigasi kita adalah mantera paling stabil di Samarasewu!"

Yusuf tersenyum dingin. Mantera Kebosanan Strukturalnya tidak membuat mereka malas. Ia membuat kode navigasi mereka sendiri bosan dengan logika, memaksa sistem mereka untuk mencari jalur yang menarik, bukan yang benar. Jalur yang menarik itu adalah pusaran badai sihir liar terbesar di Peti Mati Benua—sebuah perangkap alam yang tak terhindarkan.

"Selesai," ujar Yusuf, meletakkan Pena Pemberatnya. Ia telah mengubah armada musuh menjadi sasaran empuk.

Di bawah, Dewan Tetua Reruntuhan yang menyaksikan semua itu di layar kristal terdekat terdiam. Mereka melihat Armada Samarasewu yang arogan secara bersamaan membelok tajam, menuju pusat bencana.

Ona, dengan suara penuh kekaguman dan ketakutan, menatap Yusuf. "Kau tidak menyerang mereka, Skriptor. Kau... kau membuat mereka salah arah."

Yusuf, kelelahan tetapi puas, menatap Kabut Kuno yang kini dipenuhi dengungan mantera navigasi yang kacau. "Aku tidak bertarung dengan kekuatan, Ona. Aku bertarung dengan desain. Aku adalah Arsiteknya, dan aku tidak ingin orang asing merusak fondasi rumahku."

Dengan tindakan tunggal itu, Yusuf tidak hanya menyelamatkan Peti Mati Benua. Ia telah mengukuhkan dirinya sebagai kekuatan baru yang harus diperhitungkan di Veridia, jauh melampaui gelar Skriptor Bayangan yang lama. Ia adalah penulis yang menciptakan realitas baru.

1
Yusup Nurhamid
bagus
Yusup Nurhamid
waahh tamatt
Yusup Nurhamid
GOOOOODDD👍
Arfan Miyaz
bagus ceritanya
Arfan Miyaz
👍
Fitria Utami
bagus alur nya
Tsukasa湯崎
Mantap jiwa!
Yusup Nurhamid: Terimakasih kk😄
total 1 replies
minan zuhri
Suka alur ceritanya.
Yusup Nurhamid: Terimakasih kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!