GADIS PEMILIK LESUNG PIPI

“Jatuh Cinta Berjuta Rasanya” begitu orang mengatakannya. Kegembiraan yang di rasakan oleh dua insan yang saling berkaitan berhubungan langsung dengan rasa emosionalnya, yaa itulah jatuh cinta. Pada fase ini biasanya banyak hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang tak indah akan terlihat indah, maka sering kali orang juga mengatakan kita akan menggila saat kita berada dalam sebuah emosional yang di dasari dari emosional itu sendiri.

Satu bulan berlalu, Ameera dan Argha kini terlihat semakin dekat dan terbuka satu sama lain. Di antara keduanya sudah tumbuh rasa saling membutuhkan atas kehadiran satu sama lain. Ameera sedikit membuka ceritanya meski tidak sepenuhnya menceritakan tentang kehidupannya, Ameera hanya  membuka ceritanya tentang kedua orang tuanya yang tengah mengurus pekerjaanya di luar kota, maka dari itu ia harus tinggal seorang diri di kediamannya yang merupakan peninggalan Papahnya itu.

Bagitu juga dengan Arga, ia adalah anak tunggal yang memiliki beberapa bisnis kuliner meneruskan bisnis kedua orang tuanya. Argha sendiri merupakan keponakan pemilik kampus dimana Ameera kuliah, yang kebetulan Arga juga menmpuh pendidikannya disana beberapa waktu silam. Argha yang sering kali datang ke kampus tersebut memang murni membicarakan beberapa bisnis dengan pamannya yang sering juga berada di kampus.

Kedekatan mereka mendapat support dari Keyla dan juga Faiz karena rona kebahagiaan justru muncul dari sosok Ameera kala ini. Yaa meungkin Ameera baru merasakan benar-benar jatuh cinta pada sosok Argha, pria 26 tahun yang mencuri hati Ameera. Keyla dan juga Faiz menilai Argha adalah sosok pria yang baik hati untuk Ameera, yang dapat menjaga Ameera apalagi Ameera memang hidup seperti seorang yang tidak memiliki keluarga, dimana keluarga biasanya adalah tempat yang paling nyaman untuk berlindung.

*

*

Malam itu, Ameera tengah mengerjakan tugasnya dengan serius namun suara bell di iringi dengan suara kasar ketukan pintu terdengar. Batinnya bertanya siapa yang datang malam-malam dengan segala dugaan buruk Ameera, maling? Rampok? Karena tidak ada harapannya lagi menanti kepulangan Ibu Fina, seolah harapan itu ia sirnahkan saat ia sudah terlalu kecewa dengan penantiannya itu sendiri.

Ameera mencoba mnegintip dari jendela namun pandangannya terbatas, karena posisi orang tersebut berada persis di dpean pintu, Ameera hanya melihat satu koper besar saja kala itu. Dan tentu saat Ameera membuka pintu itu tatapan kesal Ameera saat itu, ia terkejut dengan kedatangan Yarra dengan membawa satu koper besar.

“Ada apa Yarra? Kenapa kamu kesini..” tanya bingung Ameera.

“Mulai sekarang, aku akan tinggal disini..!” Ucapnya ketus, sambil melangkah masuk mendorong tubuh Ameera.

“Loh, kenapa? Bukannya kamu lebih nyaman tinggal di apartemen?” Tanya Ameera heran sambil ia mengikuti langkah Yarra.

“Sudah aku sewakan” ucapnya sangat santai tanpa memikirkan posisi Ameera kala itu sebagai anak dari ibu Fina yang memiliki hak nya atas apartemen tersebut.

“Apah? Kamu meyewakan apartemen itu? Apa kamu sudah mendapatkan izin dari Mama?” Tanya Ameera terkejut.

“Tidak perlu lah, untuk apa meminta izin? Aku sudah kehabisan uang dan kedua orang tua kita tidak ada yang bisa aku hubungi untuk mengirimkan aku uang..” Ucap santai Yarra kala itu.

“Tapi Yarra, itu apartemen milik mamaku yang meupakan hak aku dari alm. Papaku..” Kesal Ameera, emosinya mulai memuncak kala itu.

“aku juga anak mamamu saat ayahku menikahi mamamu..” Ucap Yarra tanpa menyadari dirinya yang jelas menolak mengakui ameera adalah keluarganya.

“Bukannya kamu tidak mengakui kita adalah keluarga? Bukan kamu yang selalu mengadu domba aku dengan mamahku sendiri? Bukan kamu juga yang selalu mendapatkan semua yang lebih dari ayahmu?? Dan sekarang kamu mengambil hak aku dari peniggalan Papaku??” Ameera gemetar berbicara menahan kesal dan tangisnya.

“Yaa memang, aku malu mengakui kamu saudara tiriku.. dan soal uang ini, nanti akan ayahku ganti.. aku memang butuh uang karena aku tidak diberikan uang.. !” ucap  Yarra begitu santai tanpa ada rasa berdosa pada Ameera.

“Aku juga sama, aku juga tidak menerima uang saku.. tapi aku tidak serta merta mengadai rumah ini kan?!” kesal Ameera sambil gemetar tangannya tak kuasa menahan emosinya.

“Nah ide bagus, kalo orangtua kita gak ada yang memberikan kita uang bulan depan, kita bisa gadaikan rumah ini? Iya kan?” Ucap licik Yarra.

“Aku gak habis pikir atas apa yang kamu ucapkan tadi.. sekarang mana uang hasil sewa apartemen? Itu ada hak aku sebagai pemiliknya” Kesal Ameera yang sudah tidak tahan lagi atas perlakuan Yarra.

“Enak saja, aku yang sudah susah payah mencari orang yang mau sewa, sekarang kamu memintanya? Memalukan hahaha” Yarra meninggalkan Ameera menarik kopernya menuju kamarnya.

“Kamu yang memalukan, mengambil hak orang lain..” Ameere mengikuti langkah Yarra.

“Aku butuh untuk membayar tagihan listrik hinga uang semester, mana? Berikan Sebagian padaku, Yarra?!” Ucap kesal Ameera.

Yarra mengabaikan permintaan Ameera, dengan santai ia mengunci diri di kamarnya tak menghiraukan teriakan Ameera yang meminta haknya.  Ameera menangis dalam pilu hatinya, apakah Mamanya benar-benar sudah melepasnya? Dimana Ibu Fina yang sudah meninggalkan Ameera hampir dua bulan lamanya.

Ameera menangis, ia mengabaikan tugasnya karena sudah tak mampu lagi ia berfikir kala itu untuk menyelsaikkan masalahnya saat ini.

Pagi hari, Ameera harus bangun lebih awal karena ia harus menyelesaikan tugasnya sebelum ia tiba di kampus. Ameera berusaha melupakan sejenak masalah hidupnya saat ini karena focus pada tugas kuliahnya.

Pintu kamar Ameera di ketuk dengan sangat kasar oleh Yarra pagi itu hingga Ameera yang tengah bersiap untuk berangkat ke kampus kesal dengan sikap saudara tirinya itu.

“Bisakah kamu bersikap lebih sopan lagi?” Tanya Ameera kesal.

“buatkan aku nasi goreng ya?” ucapnya memerintah, namun kali ini Ameera harus bersikap tegas dan berani melawan Puteri Ursula.

“Maaf, aku buru-buru berangkat  ke kampus, uruslah dirimu sendiri dengan uang yang kamu miliki saat ini.. “Ksal Ameera meninggalkan Yarra begitu saja.

Yarra merasa kesal saat Ibu Fina pergi, sikap Ameera jauh berubah padanya, tidak ada Ameera yang menuruti perintah seorang Yarra kala itu.

*

*

*

Deterjen... ehh Netizen maksudnya hahaha

Netizen yang budiman, silahkan komennya untuk Yarra hehehe

Terimakasih sudah membaca Gadis Pemilik Lesung Pipi sampai Chapter 12 ini ..

Salam Cintaku,

Mei..