Percaya tidak kalau keberuntungan seseorang yang pertama kali adalah terletak di rahim mana Ia di lahirkan. Terlahir dari rahim seorang yang punya moral tidak baik harus membuat Kayla Lestari berjuang extra agar tidak mengikuti jejak sang Ibu.
Mampukah Tari melakukan itu ??
Yuk simak selengkapnya, jangan lupa dukung karya Author
Rate, like, komen, fav dan share ya, makasih.
Love you all💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Tiara
Seorang baru saja menginjakkan kakinya di bandara ibukota, dengan pakaian modis menandakan kalau dirinya dari kalangan atas. Ia berjalan menggandeng seorang gadis kecil serta koper di kedua tangan kiri dan kanan nya.
" Akhirnya aku kembali lagi ke kota ini, delapan tahun bukanlah waktu yang sebentar, pasti banyak yang berubah. "
Ia jongkok mensejajarkan tingginya dengan sang Putri yang juga nampak begitu cantik dengan busana senada yang melekat di tubuhnya, serasi dengan penampilan sang Bunda.
" Tiara, apa kamu siap Nak "
Gadis kecil itu mengangguk dengan senyum terbaiknya. Sebuah mobil langsung menghampiri keduanya dan membawa kedua wanita cantik itu meninggalkan bandara setempat.
Mobil melaju ke alamat yang di sebutkan penumpang, wanita dengan kaca mata yang tak lepas dari wajahnya itu tersenyum manis.
Vania memandangi rumah yang sudah beberapa tahun Ia tinggalkan, hari ini Ia memilih beristirahat disana.
Ingin memberi kejutan tapi di urungkan nya karena sebuah pertimbangan, jadi hari pertama Ia memutuskan untuk istrahat di rumahnya saja dan semua rencana akan di mulai besok pagi.
" Bun, kok kita disini. Papa mana Ma, Tiara ingin ketemu Papa, Tiara tidak mau ada disini kalau tanpa Papa "
Wanita itu kembali jongkok di depan putrinya itu.
" Sayang ini sudah sore, besok saja kita temui Papa ya. "
Gadis cantik itu menggeleng, Ia ingin bertemu sekarang juga dan itu membuat sang Bunda harus ekstra mencari alasan yang tepat.
" Sayang, bukankah kita mau kasih kejutan ke Papa. Kita harus persiapkan semuanya dulu biar suprise kita ini lebih berkesan untuk Papa, Kamu mau kan Nak "
Gadis kecil itu akhirnya mengangguk, Ia terpaksa menahan rindunya pada Pria yang Ia panggil Papa.
Pagi hari Tiara bangun lebih awal, mungkin karena rasa rindunya yang begitu memggebu. Ia mendekat pada sang Bunda yang masih terlelap dalam tidurnya.
" Bun..... bangun Bun, ini sudah siang " Tiara mengguncang guncang tubuh Bundanya.
Bundanya hanya menjawab nya dengan gumaman, Tiara tidak putus asa. Ia terus membangunkan Bundanya yang memang mempunyai kebiasaan susah untuk bangun tidur.
" Bun, ayo dong. Ini sudah siang, waktunya bangun "
Bukan sekali sajaTiara membangunkan sang Bunda seperti ini, bahkan ini sudah jadi rutinitas gadis berumur tujuh tahun lebih itu.
" Tiara, biarkan Bunda tidur sebentar lagi. Tolong jangan ganggu Bunda dulu, lagi pula ini masih terlalu pagi Nak, kamu bisa tidur lagi " Sahut wanita itu tanpa membuka mata.
Terbalik ya, biasanya seorang Ibu yang membangun kan anaknya, tapi kenyataannya sekarang yang terjadi tidak seperti itu.
" Bunda, ini sudah jam sembilan dan Tiara sudah sangat lapar. " Bujuk sang Putri.
Mendengar itu sang Ibu dengan malas menggerakkan tubuhnya untuk bangun, Ia juga perlahan membuka mata.
" Ya Tuhan Nak, bisa nggak sih kamu itu jangan ganggu Bunda kalau sedang tidur. Bunda sangat lelah dan butuh istrahat "
Meskipun Bundanya itu tetap bangun tapi mulutnya juga tidak berhenti membacakan mantra buat anak semata wayangnya itu.
Tiara hanya memandang heran pada sang Ibu, karena tidak tahu harus berbuat apa Tiara memilih duduk di pinggir ranjang menunggu sang Ibu keluar dari kamar mandi.
" Kamu mau makan apa Nak, biar masa pesankan dulu "
Tiara menjawab pertanyaan sang Ibu
" Makan apa saja Bun asal bisa di makan dan kenyang, agar kita bisa segera ketemu Papa "
Bunda mulai memesan dan memilih masuk lagi ke kamar mandi untuk membersihkan diri sembari menunggu pesanan datang.
Di saat merias wajah terdengar bel berbunyi, sang Bunda tidak bisa menemui mereka.
" Sayang, kamu saja yang kedepan. Ini uangnya, Bunda tidak bisa menemui mereka dalam keadaan seperti ini "
Tiara mengangguk, Ia turun kebawah membawa uang satu lembar ratusan. Karena sudah terbiasa Tiara tidak merasa kesulitan lagi.
Ia langsung naik ke atas setelah melunasi pembayaran nya.
" Ini Bun "
Sang Ibu hanya memandang sebentar karena riasan di wajahnya belum usai.
" Kamu makan saja duluan Nak, Bunda nanti saja nyusul "
Gadis cantik itu mengangguk dan mengambil satu porsi untuk nya, Ia makan dengan lahap karena memang sudah sangat lapar.
Meskipun sejak bayi sudah hidup di luar negeri namun entah mengapa Tiara kecil selalu suka dengan makanan Indonesia. Ia tidak akan bisa kenyang sebelum makan nasi, alhasil di kota kelahiran nya sang Ibu harus membelikan nasi untuknya tiap hari bahkan kalaupun mereka makan di luar, gadis kecil itu akan memilih makanan Indonesia.
Tiara masih menunggu sang Ibu merias wajah padahal sudah sangat lama, bahkan Ia sudah menghabiskan makannya.
***
Disisi lain semua yang trending pagi hari langsung bisa di atasi, tidak tanggung tanggung, Hans membekuk pemilik akun yang pertama kali menyebarkan berita yang sangat menghebohkan itu. Tapi sayang, wanita itu tidak mau mengatakan apa tujuannya melakukan itu.
" Mohon maaf Bos, tapi wanita itu tidak mengatakan apapun meskipun sudah di ancam banyak hal " Lapor Hans.
El mengangguk angguk pelan mendengar laporan asisten pribadinya.
" Sudahlah, biarkan saja Hans. Yang penting berita itu sudah tidak beredar lagi, dan tetap awasi wanita itu. Jangan sampai Ia membuat ulah lagi "
Hans mengangguk dan pamit undur diri untuk menyelesaikan beberapa tugas yang di berikan untuknya.
...----------------...
Tiara dan sang Ibu turun di depan sebuah rumah mewah, sang Ibu memperhatikan suasana rumah yang seperti nya sangat sunyi.
" Kemana semua orang orang disini, kok sunyi seperti ngk ada tanda tanda kehidupan " Gumam sang Ibu.
Wanita itu mondar mandir namun tidak ada siapa pun yang bisa di mintai keterangan.
" Maaf Bu, cari siapa " Tanya seorang Ibu yang tiba tiba lewat disana.
Ibu dari Tiara itu terkejut namun kemudian Ia tersenyum karena akhirnya ada tempat untuk bertanya.
" Ah iya Bu, dimana penghuni rumah ini. Kok nampak sunyi "
Ibu itu memandang ke halaman rumah itu sebentar dan kemudian memandang kembali wanita di depannya.
" Saya keluarga dari Dokter El, saya baru pulang dari luar kota "
" Oh gitu ya Bu, tapi maaf. Dokter Bagus dan juga Bu Aini seperti nya pergi ke kota S "
" Kota S, untuk apa " Tanya nya kemudian.
" Iya mereka mengunjungi putra pertama mereka yang tugas disana " Jawab si Ibu.
" Maksud Ibu, El tugas di rumah sakit cabang yang berada di kota S begitu "
Wanita itu menganggukan kepalanya membenarkan, dan Ibu dari Tiara manggut manggut.
" Baik Bu, terima kasih "
Tiara mendekati sang Ibu bertanya apa yang terjadi.
" Ada apa Bunda, kenapa kita masih berdiri disini. Papa dimana, kenapa kita tidak di bukakan pintu oleh Papa "
" Maaf Nak, tapi seperti nya hari ini kita belum bisa ketemu Papa. Soalnya Papa tidak ada disini, kata Ibu Ibu tadi Papa dan juga Oma pindah ke kota S. "
Tiara menatap bangunan kokoh yang menjulang indah di depannya.
" Baiklah Bunda, besok saja kita kesana "
Keduanya akhirnya memilih kembali dari pada berdiri lama disana yang ternyata tidak berpenghuni.
El - Tari
Kevin - Vania
Alvin - Risma
Ilmi - Imel
🥰🥰🥰🥰🥰