Tidak pernah terbayang jika malam yang dia habiskan bersama pria asing yang memberinya uang 1M akan menumbuhkan janin didalam rahimnya.
Salsabila, gadis cantik berusia 26 tahun itu memutuskan merawat calon anaknya seorang diri. Selain tidak mengenal ayah dari calon anaknya. Rupanya pria itu sudah memiliki tunangan dan akan segera menikah.
Mampukah Salsabila menghadapi kerasnya hidup saat dia hamil tanpa suami?. Apalagi dia hamil diluar nikah!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Destiny
"Bun, aku pergi dulu ya. Doakan semuanya lancar. Aku akan segera pulang!."
"Hati-hati dijalan. Kabari Bunda kalau sudah sampai ya!."
"Pasti. Aku pergi!."
Hari ini Salsa akan pergi ke Ibukota untuk mengirim souvenir pesanan Bu Gita. Acara pengajian tinggal seminggu lagi, dan ponsel perempuan itu tidak aktif beberapa hari ini. Akhirnya Salsa memutuskan untuk mengirimnya langsung dengan berbekal alamat yang diberikan Maria. Dengan menyewa jasa mobil pick up beserta sopirnya. Salsa bertandang menuju kediaman customernya tersebut.
Perjalanan yang ditempuh beberapa jam itu akhirnya berakhir. Mobil pick up yang Salsa tumpangi memasuki kawasan perumahan elit. Setalah meminta izin pada satpam, sopir kembali melajukan mobilnya.
Perempuan itu berdecak kagum dalam hati. Kehidupan orang-orang disini pasti sangatlah nyaman. Rumah-rumah bertingkat itu terlihat begitu mewah dan hanya orang-orang beruang sajalah yang mampu menempatinya. Berbeda dengan dirinya dan anak-anak kurang beruntung yang harus ditinggal di Panti Asuhan. Hidup seadanya dengan kesederhanaan. Tapi Salsa tetap mensyukuri semua itu, sebab rejeki sudah diatur oleh Allah. Dan rejeki tidak akan pernah tertukar. Tidak ada yang tahu rejeki apa yang akan anak-anak itu terima dikemudian hari.
"Benar ini rumahnya, Mbak?," tanya sopir pada Salsa.
"Dari alamatnya benar, Pak!."
Mobil yang mereka tumpangi, kini berhenti didepan pintu gerbang yang menjulang tinggi. Rumah mewah berlantai dua tersebut sungguh bak istana dikerajaan dongeng.
"Maaf, mencari siapa ya?," tanya seorang petugas keamanan.
"Apa benar ini rumah ibu Gita?!."
"Benar!."
"Saya Salsa dari SB Galery. Saya mengantar paket souvenir pesanan ibu Gita!."
"Tunggu sebentar, kami akan mengonfirmasinya lebih dulu!."
Salsa mengangguk, setelah beberapa saat, satpam kembali dan mempersilahkan mereka masuk.
"Rumahnya bagus ya Mbak?," ucap si sopir.
Salsa mengangguk membenarkan, Setelah sampai didepan teras rumah. Seorang ART menyambut kedatangan mereka.
"Silahkan masuk Mbak. Ibu Gita sedang bersiap!."
"Terima kasih!," Salsa mengekori ART tersebut. Sedangkan sopirnya menurunkan kardus-kardus berisi souvenir pesanan tuan rumah yang dibantu beberapa pekerja rumah itu.
"Silahkan duduk. Saya akan membuatkan minum dulu!."
"Sekali lagi, terima kasih!."
Salsa memandang sekeliling rumah. Tidak ada foto disana. Hanya ada beberapa lukisan dan hiasan rumah yang terlihat begitu antik. Mungkin tuan rumah tidak suka memamerkan wajah mereka, pikir Salsa.
Pandangannya tertuju pada akuarium berisi ikan- ikan kecil yang berada disudut rumah. Dengan langkah pelan, Salsa mendekati akuarium tersebut.
"Kalian memang cantik. Tapi hidup kalian terkekang dan tidak bebas!," gumam Salsa kecil.
"Bila!."
Deg
Suara itu, suara yang jelas Salsa ingat. Suara pria yang tidak ingin dia dengar. Suara pria yang telah menumbuhkan kehidupan baru didalam rahimnya. Dengan perlahan Salsa membalikkan badan. Tubuhnya membeku melihat pria yang menghabiskan malam dengannya kini berdiri tegap didepan matanya. Salsa reflek memundurkan badan. Dia harus segera pergi. Namun sayang, sebuah tangan besar lebih dulu menghentikan gerakannya.
"Lepaskan!."
Bukan melepaskan, tatapan Azka justru tertuju pada perut wanita itu yang terlihat agak buncit. Jantung pria itu berdetak begitu keras, namun ada rasa hangat yang menjalar ke seluruh tubuhnya.
"Biarkan aku pergi. Aku mohon, aku tidak mau berurusan denganmu lagi!," ucap Salsa dengan lirih.
Azka menggeleng, hal yang tidak pernah Salsa duga. Dulu pria itu memintanya melupakan semua kejadian di antara mereka. Namun hari ini, pria itu malah berlutut dihadapannya.
"A-apa yang anda lakukan?."
Azka memeluk perut Salsa lalu menciumnya. "Anak Ayah, kamu sehat kan, Nak!."
Deg
Jantung Salsa berdetak cepat, bagaimana bisa pria itu mengetahui kehamilannya. Atau jangan-jangan, selama ini pria itu memata-matainya.
Tidak, aku tidak boleh mengaku. Pria ini pasti akan mengambil anakku jika dia tahu aku hamil. Ucap Salsa dalam hati
"A-Azka!!."
Salsa menatap wanita paruh baya, yang sedang menatap ke arahnya. Salsa panik, dia melepaskan pelukan Azka pada perutnya.
"I-ini tidak seperti yang Anda lihat, nyonya!."
Gita menatap Salsa dengan lekat. Ternyata Salsa adalah gadis itu. Kenapa dia tidak menyadarinya saat membaca latar belakang gadis tersebut. Panti Asuhan Kasih Bunda. Benar, itu adalah panti yang dia datangi dua minggu yang lalu.
"Dia mengandung anakku, Bun!."
"A-apa yang Anda bicarakan, jangan mengarang cerita!."
Gita berjalan mendekati Salsa, jelas sekali terlihat jika badan gadis itu bergetar.
"Jangan takut. Kita duduk dulu!."
Salsa menuruti ucapan Gita, dia duduk disofa bersebelahan dengan perempuan paruh baya itu. Sedangkan Azka, dia duduk berhadapan dengan Salsa.
"Ini minumannya, silahkan diminum!."
"Terima kasih, bi!," sahut Gita, "Minumlah, kamu pasti shock dengan sikap putraku yang tiba-tiba!."
Tangan Salsa terulur mengambil gelar dengan gemetar. Hal itu tak luput dari penglihatan Gita dan Azka.
"Ka, panggilkan Ayah kemari!."
Azka memandang bundanya ragu. Pasalnya sudah dua hari ayahnya enggan berbicara dengannya, jangan berbicara berpapasan saja Dirga enggan.
"Pergilah, ayahmu sudah memaafkanmu!."
Azka beranjak dari duduknya lalu berjalan menaiki tangga. Gita memandang gadis dihadapannya. Ada rasa syukur saat tahu gadis yang Azka nodai adalah Salsa, walau apa yang Azka perbuat tidak bisa dibenarkan. Walau sempat kecewa dan merasa gagal mendidik Azka, namun Gita berusaha tetap tegar. Dia bahkan meminta Dirga segera membawa gadis itu kerumahnya. Siapa sangka takdir malam membawa gadis itu kemari dengan sendirinya. Andai saja waktu itu dia sempat bertemu Salsa. Pasti Gita akan langsung mengenalinya.
"Maafkan perbuatan putraku!."
Salsa memandang Gita. "Kenapa anda meminta maaf, saya bahkan tidak mengenal anda juga putra anda!," Salsa berusaha mengelak. Dia tidak mau berurusan dengan keluarga mereka. Orang kaya seperti mereka pasti bisa melakukan banyak cara untuk merebut anaknya kelak.
"Jangan menyangkal kenyataan, Salsabila. Kamu mengenal putraku, bahkan sekarang, kamu mengandung cucu kami!."
Deg
semangat thor