NovelToon NovelToon
Touch Me!

Touch Me!

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest
Popularitas:29.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: dewi wahyuningsih

Sebuah rasa cemburu, membuatku melakukan hal yang paling gila. Aku nekat meniduri seorang pria yang sedang koma.

Tahun berlalu dan kini, ada sosok kecil yang membuatku hidup dalam kebahagian. Hingga suatu hari, sosok kecil yang tak lain adalah anakku dan pria yang koma waktu itu, membawaku kembali.

Kembali ke kehidupanku yang dulu. Tempat dimana, aku akan memulai kisah yang baru dari lingkungan yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Calon Istri Presdir

Nath tersenyum sembari memandangi segelas kopi yang terletak di mejanya. Melihat Cup kopi saja, rasanya ada wajah Vanya disana.

Nath terus mengingat betapa gugupnya Vanya tadi pagi. Wajah memerah membuat wajahnya terlihat cantik. Suaranya yang terbata-bata saat gugup, membuat Nath tak bisa menahan bibirnya untuk tersenyum. Sejujurnya, dia sendiri pun bingung. Ada apa dengan dirinya? kenapa dia begitu terobsesi untuk mendekati Vanya? tapi, sekeras apapun dia mencari alasannya, maka yang dia dapatkan hanyalah gambaran-gambaran wajah Vanya saat tersenyum dan wajahnya bersemu merah.

" Nath! "

Nath terperanjak dan menatap ke arah sumber suara dengan tajam.

" Kenapa kau memanggilku dengan begitu lantang? "

Lexi mendesah sebal. Wajah kesalnya itu terus ia bawa sampai langkah kakinya berhenti di hadapan Nath.

" Kau terus saja tersenyum memandangi kopi mu. Apa kau tahu? berapa kali aku mengetuk pintu sembari memanggilmu? "

" Ehem! " Nath kembali menata konsentrasinya. Rasanya malu sekali ada orang lain yang melihatnya dalam keadaan seperti itu. Tapi untunglah, rasa malunya tak sebesar itu. Karena yang memergokinya kan Lexi batinnya.

" Ada apa? " Nath bertanya untuk menghentikan tatapan Lexi yang semakin cermat mengamati wajahnya yang bersemu merah karena malu.

" Gaby menunggumu. Dia ada diluar. "

Nath menghela nafasnya. Baru saja, dia memenuhi kepalanya dengan keindahan dari wajah Vanya. Sekarang, dia harus menghadapi wajah yang akan membuatnya sakit kepala.

" Sudah ku katakan kemarin kan? aku tidak ingin dia datang lagi. Ini tempat untuk bekerja. Bukan untuk membicarakan hal pribadi. "

" Kau juga menolaknya saat dia datang ke vila mu. " Lexi menghakimi kata-kata Nath yang seolah paling benar sendiri.

" Kau! pergilah ke Afrika dan jadilah pawang hujan. " Sebal sekali rasanya. Sahabat sekaligus asisten sekretarisnya selalu berada di pihak Gaby. Tapi sudahlah. Nath juga memakluminya. Rasa cinta kepada Gaby yang membuatnya menjadi orang bodoh tanpa bisa melihat cara mencintai yang benar.

" Dengar, aku adalah pion mu. Kau akan menderita hidup tanpa ku. " Ujar Lexi percaya diri sembari membalikkan tubuh untuk keluar dari ruangan Nath. Percuma juga terlalu lama berada diruangan yang sama dengan Nath. Sesak rasanya, Oksigen diruangan itu seakan tertekan oleh hawa dingin yang keluar dari Nath.

" Nath? " Panggil Gaby lirih sembari berjalan anggun menuju Posisi Nath berada. Wajah ayu yang dibalut senyuman manis, membuat wajah cantik dan lembut itu nampak sempurna. Tapi sayang sekali, Nath hanya bisa melihat dengan cara yang lain. Jika laki-laki lain melihat Gaby, mungkin akan terlihat dua sayap putih mengepak di punggungnya bak malaikat, tapi di mata Nath, nampak dua tanduk di kepala Gaby dan taring tajam yang menyeramkan. Nath hanya bisa mengusap tengkuknya. Bulu kuduknya benar-benar berdiri. Apalagi, saat dia memanggil Nath? seakan bulu-bulu di sekujur tubuhnya meronta ingin lari dari kulitnya.

" Katakan. " Nath hanya bisa sedikit bersuara. Dia tidak pernah lagi banyak bicara setelah delapan tahun lalu. Saat dia memutuskan untuk menerima cinta Gaby, Nath ingin memberi tahu Lexi tentang kabar yang menurutnya akan membuat temannya juga bahagia. Tapi apalah daya. Harapan dan kenyataan tak selalu beriringan dijalan yang sama. Saat Nathan melihat Lexi dia berniat ingin memanggil Lexi dan menyampaikan maksutnya. Bibirnya hanya bisa menganga saat belum sempat memanggil karena sekilas dia mendengar Lexi sedang berlatih mengutarakan cinta. Nath diam-diam berjalan mendekat sembari mencuri dengar, awalnya ia mengira Lexi menyukai gadis lain. Nath berniat untuk menertawainya setelah Lexi selesai berlatih. Naas, Lexi mengucapkan sebuah nama di akhir kalimat yaitu nama Gaby. Sejak saat itu, Nath mulai menjauhi Gaby agar memberikan kesempatan kepada Lexi untuk mendekatinya.

" Bibi menyuruhku untuk datang menemui mu. Bibi bilang, kita perlu datang ke butik langganan Bibi untuk memilih gaun dan setelan jas mu. " Gaby berucap dengan sopan dan lembut. Ia benar-benar berharap, hati Nath akan sedikit tergugah karena sikap lembutnya.

" Kenapa harus aku? " Nath terus bertanya tanpa mempersilahkan Gaby untuk duduk. Entah dia tidak ingat atau sengaja.

Gaby mengepalkan tangan. Kenapa harus aku? sudah jelas dia akan menikah dengan Nath. Tapi Nath bersikap seolah tidak ada hubungannya dengan pernikahan ini. Jika dijelaskan, sudah pasti Nath akan semakin semangat untuk menolaknya. Tapi jika Nath menolak, bagaimana dia tahu ukuran baju Nath?

" Bisakah kita pergi? bukan untukku. Tapi untuk menghargai keinginan Ibumu. " Semoga membawa nama Ibunya Nath dapat membuatnya mengerti.

" Tidak mau. " Nath memalingkan pandangan. Lelah juga mulutnya berucap padahal hanya beberapa kata batinnya.

" Nath, aku tidak tahu caranya menjelaskan pada Ibumu. Saat memilih gedung, kau juga tidak mau ikut. " Ujar Gaby dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin.

" Cih!. " Nath bangkit dari posisinya.

" Baiklah, aku memiliki dua puluh menit dari sekarang. "

Gaby tersenyum sembari mengangguk. Nath menyeringai licik seolah ada rencana-rencana jahat yang ia susun.

Gaby dan Nath berjalan menuju Lobby utama karena sopir sudah menunggu disana. Para pegawai saling berbisik sembari menatap Nath dan Gaby.

' Itu calon istri presdir. ' Bisik para pegawai. Vanya yang baru saja kembali dari kantor cabang, berpapasan dengan Nath dan Gaby. Jantung Vanya seolah berdetak kencang melihat Nath yang tersenyum dari kejauhan ke arahnya.

Ke,kenapa dia tersenyum begitu? a,aku takut jadinya. Dia tersenyum seolah aku ini pisang dan dia monyet. Melihat senyumnya itu membuat tubuhku gemetar.

" Selamat siang Vanya? " Sapa Nath yang kini tepat disebelahnya. Meski terdengar sedikit berbisik, sangat jelas terdengar ditelinga Vanya.

Vanya membalikkan tubuh ke arah Nath yang kini nampak punggung. Tatapan itu tiba-tiba menjadi ngeri saat wanita disamping Nath menolehkan wajah dan menatapnya kesal.

Apa? apa lagi sih? aku memalingkan pandangan karena aku terkejut kok. Kenapa wanita itu? menatapku seperti ingin mencekik leherku. Cantik tapi menyeramkan.

Vanya kembali memasuki ruangan untuk melanjutkan gambar desainnya yang belum rampung. Gosip para pegawai yang terdengar jelas itu benar-benar membuatnya kehilangan konsentrasi. Vanya menghentikan kegiatannya dan tak sengaja mendengar mereka bergosip tentang wanita yang berjalan bersama presdir siang tadi adalah calon istrinya.

Entahlah apa yang terjadi pada Vanya. Ada rasa kecewa yang ia sediri tidak mengerti.

Jadi wanita itu calon istrinya ya? jadi dia akan segera menikah? Vanya menggelengkan kepala untuk mengusir pertanyaan-pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan dirinya.

Kalau sudah mau menikah kenapa tingkahnya begitu? dia bahkan menegurku tadi. Aneh. Apa dia tidak berpikir? dia adalah seorang presdir yang menyapa pegawai nya sendiri? terlebih didekat calon istri. Apa dia Presdir yang rendah hati dan tidak sombong? jadi dia bisa mengingat nama pegawai dan terus menyapa ya?

Karena penasaran, Vanya iseng untuk bertanya sembari menghentikan para penggosip yang terus membicarakan tentang calon istri presdir.

" Teman-teman apakah aku boleh bertanya. "

" Tentu saja, kau juga penasaran dengan calon istri bos ya? "

" Bukan. " Vanya menggaruk tengkuknya.

" Em, apa presdir Nath sangat ramah dan selalu menyapa pegawainya? Dan juga mengingat nama-nama pegawai? "

Kerumunan penggosip itu terdiam sesaat lalu tertawa terbahak-bahak.

Eh? mereka sinting berjamaah ya?

" Vanya ku sayang, Presdir Nath sangat jarang berbicara dan tersenyum. Bagaimana mungkin dia mau menyapa kita? apalagi menghafal nama pegawai. Kau ini sedang melawak atau apa? "

To Be Continued.

1
Ce Line
thor Poto emak bapaknya mana🤔🤔🤔
Ce Line
🤣🤣🤣
Ce Line
thornyal lucu deh😂😂😂
Metta Widyasmara
Luar biasa
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
terlalu naif kamu lexi...
Muna Junaidi
😂😂😂😂
Miyagi Mitsui
sakit ya jadi vanya
Miyagi Mitsui
menarik
sherly
riweh terlalu banyak ngomong sendiri dlm hati
sherly
oh Nathan sweet banget sih
sherly
betul tu Nathan...
sherly
Luar biasa
sherly
hancurrr hahahahaha
sherly
Lexi cinta buta membuatmu selalu membantu Gaby padahal kalo Gaby jadian Ama nath kamu yg akan sakit..
sherly
kayaknya otak Lexi nih lagi digadaikan, nath itu tau kamu suka Ama Gaby, apakah kamu sanggup liat nath bermesraan dgn Gaby, kesel mana kamu liat Gaby dicuekin apa lg mesraan Ama nath... oh Lexi yg polos plus oon
sherly
kocak banget si Vanya nihlah
sherly
hahahahah lucu ya ibu dan anak nihlah
sherly
vanyaaaa kamu lucuuuuu deh
sherly
tau aja si Nathan kalo ibunya lagi nyari alasan
sherly
malang betul nasibmu Vanya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!