Cinta terlarang antara Camilla dan Luis berakhir tragis setelah keduanya kembali dipertemukan. Sepuluh tahun yang lalu, hubungan mereka masih terjalin sebagai anak tiri dan ayah tiri. Sejalannya waktu mereka terpisah karena perceraian antara Anna dan Exel Luis Adam's karena ibu kandungnya Camilla mengkhianati cinta Luis. Mereka akhirnya dipertemukan kembali setelah Camilla beranjak dewasa namun perasaannya telah berubah yang tidak lagi menganggap Excel Luis sebagai ayah tirinya tapi lebih kepada seorang kekasih.
"Bagaimana perjalanan Camilla mencari ayah tirinya setelah 10 tahun mereka berpisah?"
"Apakah Camila sadar bahwa Excel Luis tidak lagi menganggapnya anak tiri namun seorang gadis yang ingin ia miliki seutuhnya?
"Ikuti kisah cinta mereka dalam judul Daddy Is Mine.."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Ingin mengukir kenangan
Melihat tidak ada respon dari Camilla saat percintaan mereka sedang berlangsung, Luis menghentikan aktivitasnya itu. Ia mengira Camilla kelelahan dan terlalu lama berada di dalam kolam renang membuatnya gampang tertidur.
"Bagaimana mau bercinta kalau kamu sendiri tidak siap. Baiklah, sekarang kamu tidur...! Kita bisa melakukannya lagi besok," ucap Luis lalu membalut tubuh Camilla dengan selimut tebal.
Ketukan pintu di luar sana menandakan makan malamnya telah tiba. Luis mengenakan piyama tidurnya untuk mengambil kereta makanan mereka. Namun begitu pintu dibuka sudah terlihat wajah Helena.
"Maaf tuan saya datang terlambat karena hujan deras," ucap Helena sambil tertunduk.
"Besok saja kamu ke sini. Aku akan mengirim foto putriku kepadamu agar kamu kenal wajah putriku terlebih dahulu sebelum bertemu langsung dengannya. Putriku sudah tidur," ucap Luis tanpa banyak basa-basi.
"Baik tuan. Kalau begitu saya permisi dulu...!" ucap Helen dan Luis hanya mengangguk.
Luis terpaksa harus makan malam sendirian. Ia tersenyum mana kala mengingat momen panasnya bersama Camilla.
"Hampir saja aku memakan mu, sayang. Ternyata kamu sangat nikmat. Tidak, aku ingin menikahi mu secepatnya. Dengan begitu aku tidak perlu rasa bersalah karena kamu adalah wanita terhormat. wanita yang menjaga tubuhnya sebaik mungkin dari sentuhan lelaki. Aku akan segera melamarmu, sayang," ucap Luis sambil menikmati makan malamnya di mana suasana hujan deras malam itu tidak kunjung berhenti.
Sementara di dalam kamar sana, Camilla mulai siuman dari pingsan nya. Ia beranjak untuk mengambil obat diatasnya. Setelah memastikan keadaan aman, Camilla meminum obatnya dengan cepat sebelum ketahuan oleh Luis. Ia pun mengambil baju tidurnya dan ingin kembali tidur.
Begitu pintu ruang ganti dibuka, Luis juga masuk ke kamar dengan membawa makan malam untuknya.
"Kamu sudah bangun sayang?" tanya Luis menghampiri Camilla yang cukup kaget.
"Iya daddy. Camilla kedinginan. Jadi pakai baju dulu. Camilla pingin tidur lagi," ucap Camilla langsung naik ke tempat tidur.
"Kamu harus makan. Biar Daddy yang menyuapi kamu," ucap Luis lalu menyodorkan sendok yang berisi makanan ke mulutnya Camilla. Gadis cantik ini mau tidak mau memakannya juga.
"Apakah kamu tidak ingat kejadian sebelumnya sayang?" tanya Luis.
"Kejadian apa, Daddy?" tanya Camilla yang sebenarnya masih dalam keadaan mengantuk.
"Kalau kita hampir saja bercinta." Luis tersenyum nakal menatap wajah cantik Camilla yang langsung tersenyum.
"Maafkan aku Daddy. Aku ketiduran ya?"
"Tidak apa sayang. Kamu terlalu lama berada di dalam kolam renang. Lain kali jangan melakukan itu lagi. Itu sangat membahayakan dirimu. Apakah kamu ingin kita melanjutkan lagi sesi bercintanya sayang?" goda Luis.
"Nanti saja Daddy. Camilla pingin tidur lagi," ucap Camilla yang sudah enggan melanjutkan makan malamnya.
"Baiklah. Sekarang kamu gosok gigi dan tidur. Selamat malam sayang...!" ucap Luis mengecup bibir Camilla sesaat lalu keluar dari kamarnya untuk mengembalikan piring kotor.
"Astaga. Apakah Daddy tadi sudah memasuki diriku? Ah tidak mungkin. Seprei ini masih sangat bersih. Tidak ada tanda-tanda percintaan kami barusan. Syukurlah, Daddy tidak tahu kalau aku tadi sempat pingsan. Semoga daddy tidak akan tahu penyakit ku ini. Aku ingin sembuh tanpa bantuan Daddy," gumam Camilla lalu memejamkan lagi matanya.
...----------------...
Pagi harinya Helen datang lebih awal untuk mengantar Camilla. Helen juga terlihat cantik. Dia adalah salah satu gadis yang menguasai ilmu bela diri dibawah asuhan Mac. Itulah sebabnya Mac memilihnya menjadi bodyguard Camilla.
Camilla sudah siap berangkat ke kampus. Luis menggandeng tangan Camilla saat melihat Helen menunggu dengan sikap hormat di depan mobilnya Luis yang akan digunakannya untuk mengantar jemput Camilla.
"Sayang. Pagi ini kamu diantar jemput oleh bodyguard mu sekaligus menjadi teman kamu selama Daddy tidak ada di samping kamu. Kenalkan ini Helen," ucap Luis.
"Selamat pagi Helen. Semoga aku tidak menyusahkan mu untuk ke depannya," ucap Camilla ramah.
"Tidak nona. Aku sangat bangga bisa melayani nona," ucap Helen. Keduanya terlihat cepat akrab. Luis merasa bahagia karena Camilla sangat penurut. Tidak ada penolakan atau tuntutan apapun dari gadis itu. Seakan dia sudah mengenal Helen sebelumnya.
"Daddy. Aku berangkat dulu," pamit Camilla mengecup bibir Luis namun Luis menahan tengkuknya dan menyesap bibirnya lebih dalam dan lama.
Helen tidak kaget lagi dengan adegan romantis di depannya karena ia sudah mengetahui banyak hal tentang hubungan Camilla dan Luis dari Mac. Ia pura-pura tidak melihatnya dan segera masuk ke dalam mobilnya agar tidak iri melihat pasangan anak dan ayah tiri itu sedang berciuman mesra.
Camilla masuk ke dalam mobilnya lalu melambaikan tangannya ke arah Luis. Entah mengapa hatinya mulai sangat sedih karena sisa hidupnya mulai di hitung dari hari kemarin. Satu tahun seperti satu bulan baginya bisa bersama dengan Luis. Ia menatap kosong pemandangan di luar sana saat mobil itu melaju stabil menuju kampusnya.
"Nona. Apakah ada tempat yang nyaman dimana aku bisa menunggu nona sampai selesai kuliah?" tanya Helen.
"Sebaiknya kamu pulang saja Helen. Aku tidak suka diawasi kamu seperti cctv berjalan. Aku ingin hidup normal seperti gadis lainnya. Kamu boleh menjemputku satu jam sebelum aku pulang kuliah," ucap Camilla.
"Tapi nona, aku tidak mau mendapatkan masalah dengan tuan Luis," ucap Helen.
"Daddyku tidak akan memarahimu karena aku yang memintanya. Jangan takut, ok!" ucap Camilla lalu turun dari mobil itu.
"Baik nona. Hati-hati...! kabari aku kalau ada apa-apa dengan nona," ucap Helen.
"Siap."
Camilla melihat Kenzo sedang ngobrol dengan Neil. Ia mencoba mendekati cowok playboy itu.
"Kenzo." Camilla memanggil nama itu membuat sang empunya merasa sangat senang.
"Wah. Mimpi apa aku semalam gadis ini menghampiriku? Apakah dia mau berkencan denganku? Akhirnya dia tidak mampu menolak pesonaku," gumam Kenzo menghampiri Camilla yang menunggunya di jarak aman.
"Ada apa cantik?" tanya Kenzo dengan tampang urakan nya.
"Bisa kita bicara sebentar? tapi tidak di sini," ucap Camilla.
"Baiklah. Kita bisa bicara di ruang perpustakaan," ajak Kenzo dan keduanya berjalan sambil membahas mengenai dunia bedah.
"Apa yang ingin kamu sampaikan Camilla? Apakah kamu ingin kita berkencan?" tanya Kenzo tidak sabaran.
Camilla menggelengkan kepalanya. Cairan bening mulai terbit dimata indahnya. Kenzo mulai bersikap serius melihat perubahan wajah Camilla.
"Ada apa Camilla?" tanya Kenzo kuatir.
"Bukankah keluargamu memiliki rumah sakit khusus untuk perawatan pasien kanker?" tanya Camilla membuat Kenzo termangu.
"Maksudmu kamu sakit Camila?" tanya Kenzo yang ikut sedih.
"Iya Kenzo. Aku sakarat. Aku ingin berobat di rumah sakit mu tanpa diketahui kekasihku. Aku tahu kalau rumah sakitmu tidak melakukan kemo pada pasien penderita kanker tapi lebih kepada terapi yang sangat modern," ucap Camilla.
"Kamu sakit apa Camilla? kanker jenis apa yang kamu derita, Camilla?" tubuh Kenzo gemetar menunggu jawaban dari gadis yang sangat ia cintai sampai saat ini.
"Kanker otak," ucap Camilla membuat tubuh Kenzo lunglai.
jangan merusak kepercayaan org lain