NovelToon NovelToon
Ketika Suamiku Pergi

Ketika Suamiku Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ni R

Ditinggal saat sedang hamil, Elma terpaksa bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhannya seorang diri. Yang lebih menyakitkan daripada sekedar ditinggal, ternyata suami Elma yang bernama Dion secara diam-diam menceraikan Elma. Dan dibalik pernikahan tersebut, ada kebenaran yang jauh lebih menyakitkan lagi bagi Elma. Penasaran? Yuk baca ceritanya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amar, Tolong...

Keesokan paginya, matahari baru saja naik ketika Amar keluar dari rumah. Pria itu tampak rapi dengan kemeja santai, wajahnya bersemangat karena ia sudah berjanji akan menemui Elma. Hari ini ia ingin mengajak Elma berbelanja kebutuhan rumah tangga untuk kontrakan barunya, sekaligus membuat Elma merasa lebih nyaman tinggal di tempat tersebut.

Amar masuk ke dalam mobilnya, lalu menyalakan mesin. Ia tidak mengetahui bahwa sejak ia melangkah keluar rumah, dua pasang mata sudah mengintainya dari kejauhan. Kedua preman suruhan Diana itu sejak semalam memang tidak beranjak jauh, bergantian menjaga agar tidak kehilangan jejak.

“Lihat, itu dia!” ujar Gugun sambil menepuk bahu Sandi.

Sandi menyeringai. “Akhirnya. Ini kesempatan kita. Ikuti saja mobil itu, cepat atau lambat kita akan menemukan tempat perempuan itu tinggal.”

Mereka pun masuk ke dalam mobil usang yang terparkir di sudut jalan, menyalakan mesin dengan suara berisik, lalu perlahan mengikuti mobil Amar dari kejauhan. Mereka berhati-hati menjaga jarak, tidak ingin Amar menyadari bahwa ia sedang dibuntuti.

Amar melajukan mobilnya dengan tenang. Pikirannya hanya tertuju pada Elma, bagaimana caranya membuat perempuan itu merasa bahagia hari ini. Sesekali ia tersenyum kecil, teringat wajah Elma yang berusaha tegar walau jslas sedang menanggung luka batin.

Sementara itu, di mobil belakang, kedua preman semakin bersemangat. Mereka saling bertukar pandang dengan tatapan penuh kepuasan.

“Kalau kita berhasil, kita akan mendapatkan uang, dan bos akan merasa senang karena rencananya berhasil," ucap Sandi dengan gelak tawanya.

“Setelah mendapatkan uang, aku akan pergi liburan," sahut Gugun lalu membalas tawa Sandi.

Amar, yang sama sekali tidak menyadari dirinya sedang diikuti, akhirnya tiba di depan rumah kontrakan Elma. Ia memarkirkan mobilnya di pinggir jalan, lalu turun dengan wajah penuh semangat. Dari dalam rumah, Elma sudah menunggu. Ia keluar sambil tersenyum tipis, meski matanya masih tampak lelah.

“Amar,” sapa Elma lembut. “Kau selalu datang tepat waktu.”

“Tentu saja,” jawab Amar sambil tersenyum hangat. “Hari ini kita akan berbelanja banyak hal. Kau tidak perlu khawatir, biar aku yang mengurus semuanya.”

Elma mengangguk pelan, lalu masuk ke dalam mobil Amar. Ia merasa sedikit canggung, tetapi juga bersyukur masih ada orang yang peduli padanya. Mobil itu pun melaju meninggalkan kontrakan menuju pusat perbelanjaan.

Dari kejauhan, mobil tua yang ditumpangi kedua preman itu ikut bergerak. Mereka saling memberi kode dengan pandangan, memastikan Amar dan Elma tetap dalam jangkauan mata.

“Perempuan itu sedang hamil, aku yakin dia yang bernama Elma,” ucap Sandi sambil menunjuk Elma yang duduk di kursi penumpang.

Gugun menyeringai puas karena mereka sudah menemukan target, "Sepertinya iya, wajahnya sama seperti di foto."

Mobil usang itu terus mengikuti, walaupun sesekali terhalang kendaraan lain. Mereka tidak terburu-buru, sebab yang penting mereka tidak kehilangan jejak dan sudah mengetahui di mana Selama tinggal sekarang.

Bagi Amar dan Elma, hari itu tampak berjalan normal, seolah tidak ada ancaman. Amar dengan penuh perhatian menanyakan kondisi Elma, memastikan perempuan itu dalam kondisi cukup kuat untuk bepergian. Elma menjawab dengan suara lirih, namun jelas terlihat bahwa ia berusaha tegar.

Namun, di balik semua itu, bahaya sudah mengintai. Kedua preman yang sejak awal diperintahkan Diana sekarang telah menemukan target mereka. Wajah mereka penuh kepuasan, seperti pemburu yang baru saja menemukan mangsa.

Bagi Amar dan Elma, perjalanan ke pusat perbelanjaan hanyalah rencana sederhana untuk melengkapi kebutuhan rumah tangga. Tetapi bagi kedua preman itu, perjalanan tersebut adalah awal dari eksekusi perintah kejam yang mereka emban, memastikan Elma dan kandungannya tidak pernah bertahan hidup lebih lama lagi.

***

Hujan malam itu turun deras, menghantam atap rumah Elma dengan suara gemuruh yang membuat suasana kian mencekam. Angin berembus kencang, membawa hawa dingin yang menusuk tulang. Elma yang sejak sore merasa lelah setelah seharian berbelanja bersama Amar, memilih beristirahat lebih awal. Ia berbaring di ranjang dengan tubuh diselimuti kain tipis, berharap bisa tidur nyenyak meski suara hujan terus berderu.

Namun, di luar rumahnya, bahaya sedang mengintai. Dua pria suruhan Diana yang sejak kemarin membuntuti Amar, akhirnya berhasil menemukan kediaman Elma. Mereka menunggu waktu yang tepat, hingga larut malam ketika lingkungan sekitar sepi, sebelum mulai melancarkan aksi mereka.

Dengan cepat namun hati-hati, salah satu dari mereka mencongkel pintu belakang rumah Elma. Derit kecil terdengar, namun segera tertutup oleh suara derasnya hujan. Pintu berhasil terbuka, dan mereka masuk dengan langkah perlahan, seperti bayangan yang menyusup tanpa jejak. Aroma khas dapur menyambut, tapi tidak menghalangi niat kejam yang sudah dipenuhi di dalam kepala mereka.

“Cepat, jangan berisik,” ucap Gugup dengan suara rendah.

Sandi hanya mengangguk, matanya tajam menyoroti setiap sudut rumah sederhana itu.

Mereka akhirnya melihat pintu kamar yang pada akhirnya dibuka dengan hati-hati. Lampu kecil di meja tidur masih menyala redup, memperlihatkan wajah Elma yang tertidur pulas. Gugun segera meraih bantal lalu menekannya ke wajah Elma, sementara Sandi membekap mulutnya kuat-kuat. Elma tersentak kaget, matanya melebar penuh ketakutan. Ia berusaha berteriak, tetapi suara itu tertahan, hanya keluar sebagai rintihan samar.

“Diam kau!” geram Sandi sambil menghantamkan tinjunya ke perut Elma.

Tubuh Elma meliuk kesakitan. Ia mencoba meronta, kakinya menendang-nendang kasur, namun tenaga mereka jauh lebih kuat. Tendangan dan pukulan terus mendarat di tubuhnya, membuat nafasnya semakin tersengal.

“Ampun… jangan…” Elma berusaha memohon, suaranya nyaris tak terdengar karena mulutnya masih tertekan.

Tapi permohonan iru sama sekali tidak digubris. Pukulan demi pukulan kembali menghantam perutnya. Kesakitan yang sangat luar biasa membuat tubuhnya lemas. Ia merasa perih di seluruh bagian perut, seakan organ di dalamnya hancur oleh hantaman brutal itu.

Lalu, kejadian yang tak terduga terjadi. Dari tubuh Elma yang semakin lemah, darah segar tiba-tiba mengalir di antara kedua kakinya, merembes ke seprai dan lantai. Preman yang semula begitu beringas sontak terkejut melihat pemandangan itu.

“Gawat! Darah!” seru Sandi yang terlihat panik.

“Dia bisa mati kalau kita teruskan. Cepat pergi!” sahut Gugun, suaranya meninggi karena cemas, tugas mereka hanya membuat Elma keguguran, bukan membunuhnya.

Mereka berdua melepaskan Elma begitu saja. Tanpa pikir panjang, keduanya segera kabur keluar rumah lewat pintu belakang, meninggalkan Elma yang tergeletak di ranjang dengan tubuh gemetar, keringat dingin membasahi wajahnya, dan darah terus mengalir membasahi tempat tidurnya.

Derasnya hujan membuat suara langkah mereka lenyap ditelan malam. Rumah itu kembali sunyi, hanya terdengar suara hujan dan desahan lemah Elma. Ia mencoba menggerakkan tangannya, namun tubuhnya sudah terlalu lemah. Matanya buram, napasnya pendek-pendek, dan rasa sakit yang luar biasa membuatnya hampir kehilangan kesadaran.

Dalam keadaan setengah sadar, Elma hanya bisa berbisik lirih, “Amar… tolong…”

Namun tidak ada seorang pun yang mendengar. Lingkungannya sepi, tetangga pun tidak ada yang mendengar dan suara hujan menelan segalanya. Malam itu, Elma terperangkap sendirian di dalam penderitaan yang ditinggalkan oleh kebengisan dua orang tidak dikenal.

Hatinya dipenuhi ketakutan. Ia tak tahu apakah masih bisa bertahan hingga fajar menyingsing, atau justru akan menyerah dalam kesakitan di bawah derasnya hujan yang seolah ikut menangisi nasibnya.

1
Sunaryati
Kutunggu Amar segera lakukan
Sunaryati
Lanjuut skin seru, semangat Elma
R Ni: sipp kakak🌻🌻🌻
total 1 replies
Sunaryati
Mudah- mudahan lancar
R Ni: iya kakak🌻🌻🌻
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙
R Ni: 🌻🌻🌻🌻🌻
total 1 replies
reti
makin seru ceritanya
R Ni: makasih kakak👍🏻👍🏻👍🏻
total 1 replies
Dwi Agustina
Semangat Anar dan Elma💪💪💪👍
R Ni: yeee semangat 👍🏻👍🏻
total 1 replies
reti
nikahin elma aja amar biar ada yang melindungi, toh elma sdh cerai.
R Ni: nanti kak👍🏻👍🏻
total 1 replies
reti
jahat banget dion sekeluarga. klo emang gak mau sm elma ya udah toh sdh cerai..
R Ni: mereka halal di goreng👍🏻👍🏻
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙💙
R Ni: 🌻🌻🌻🌻🌻
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙
R Ni: 🍇🍇🍇🍇🍇
total 1 replies
Vay
♥️♥️♥️♥️
R Ni: /Watermalon//Moon//Moon//Moon//Moon/
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙💙
R Ni: /Moon//Moon//Moon//Moon//Moon/
total 2 replies
Vay
❤️❤️❤️❤️❤️
R Ni: 🍨🍨🍨🍨🍨
total 1 replies
Vay
💜💜💜💜💜
R Ni: 🌻🌻🌻🌻🌻
total 1 replies
Vay
♥️♥️♥️♥️
R Ni: 🍧🍧🍧🍧🍧🍧
total 1 replies
Sunaryati
Balas mereka tapi jangan sampai hatimu dikuasai nafsu setan seperti mereka
R Ni: Memang akan dibalas👍🏻👍🏻👍🏻
total 1 replies
Vay
💜💜💜💜💜
R Ni: 🍓🍓🍓🍓🍓
total 1 replies
Vay
💜💜💜💜
R Ni: 🧋🧋🧋🧋🧋
total 1 replies
Sunaryati
Biarkan karma yang membalasnya Elma, kau bangkit dan tata hidupmu, tunjukkan pada mereka, kau mampu bahagia .
R Ni: halal balas dendam👍🏻👍🏻👍🏻
total 1 replies
Sunaryati
Bayi Fira jika lahir cacat atau mati, dan tak punya anak lagi, sedangkan Elma mendapatkan suami yang menyayangi dan memiliki anak yang baik
R Ni: jadi yatim piatu boleh lah🤦🏻‍♂🤦🏻‍♂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!