Apa jadinya jika hidup di jaman para pendekar tidak bisa berlatih tenaga dalam?
." apakah kamu ingin menjadi kuat dan membalas dendam wira?"
"'iya tentu saja kek.."
" jika aku bilang kamu tidak bisa membalas dendam kamu percaya?"
" Wira kenapa kakek?"
Begini Wira,, 3 jari dibawah pusar ada satu titik vital sebagai pusat tenaga dalam pada manusia.
titik vital yang ada di dalam tubuh mu akibat pukulan Sura Keling,entah dia sengaja atau tidak , telah terluka sangat parah.
menurut perhitungan ku, kemungkinan besar telah hancur, semoga saja itu salah.
aku tak tau apakah di masa depan kamu bisa sembuh atau tidak, yang jelas untuk saat ini kamu tidak mungkin bisa membangkitkan tenaga dalam mu... entah sampai kapan..
maaf Wira..tidak ada yang bisa aku lakukan untuk menolong mu, aku sangat berharap hitungan ku salah.
benarkah demikian? di dunia ini segala nya tak pasti, hanya satu yang pasti , yaitu mati !
cerita ini masih tersambung dengan cerita "tahta berdarah sang pangeran"!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lintang88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
segara kidul'
Kawanan lumba lumba ber cicit riuh ditengah lautan, dengan cara yang unik mereka membuat tubuh bocah itu tetap mengambang di permukaan laut dengan posisi telentang.
Dua ekor menggigit bagian lengan baju kiri dan kanan, seekor lagi menyundul selangkangan, menjadikan tubuh bocah itu duduk di atas punggung nya.
Lumba lumba dikenal sebagai penghuni lautan yang sering kali menyelamatkan orang tenggelam di laut, itu sebab nya para nelayan tidak ada yang mau menangkap lumba lumba, bahkan sering dikatakan orang lumba lumba itu sebagai sahabat para pelaut dan nelayan.
sekawanan lumba lumba membawa tubuh bocah malang itu ke tengah lautan,
Di arah barat ,langit nya berwarna ke merahan, pertanda hari telah senja.
angin berhembus dari darat menuju laut, para nelayan menyebut nya angin darat, memanfaatkan angin darat ini, para nelayan membawa perahu mereka ke tengah laut
Sebuah perahu kecil terombang ambing di permainkan ombak, nelayan tua bersiap dengan jala nya, ketika dari kejauhan dia melihat sekawanan lumba lumba berenang menuju arah nya,nelayan tua meletakkan jaring nya, dia paham kedatangan lumba lumba itu pasti ada maksudnya, biasanya orang tenggelam di laut , kejadian seperti ini sering di alami para nelayan .
Dugaan nya benar, tiga ekor lumba lumba mendekati perahu nya, seorang anak kecil terlentang lemah di salah satu punggung lumba lumba, nelayan tua dengan segera mengangkat anak itu ke dalam perahu nya, tangan keriput mengusap kepala lumba lumba sambil mengucap kan kata " terima kasih"
lumba lumba seperti mengerti, dia mencicit sambil menggoyangkan kepalanya, seolah menjawab " sama sama"
kawanan lumba lumba pergi, nelayan tua memutuskan kan kembali daratan, dia berpikir nyawa lebih utama,
" kang..kang..tolong urus kapal ku.."
" siap ki..eh.. anak siapa ki ..?"
" tidak tau, tadi lumba lumba yang mengantar nya..dia masih hidup, ..ah sudahlah aku buru buru ."
" iya Ki..biar aku urus perahu mu"
nelayan tua setengah berlari, untung lah tempat yang dituju tidak terlalu jauh,
Sebuah rumah berbentuk pendopo berada tak jauh dari pantai, rumah ini dikelilingi pagar , di atas gerbang masuk ada papan bertuliskan " Padepokan Segara kidul"
"Ki..Ki...tolong ki..
Begitu masuk pekarangan, nelayan tua berteriak teriak , menarik tuan rumah keluar,
" ada apa kang."
seorang sepuh keluar ,dua berpakaian ringkas ala pendekar, mungkin usianya 70 an tahun.
kakek ini bernama Ki Tepus Atma, ketua padepokan segara kidul, sekaligus ketua desa nelayan ini.
Padepokan biasanya berada di atas puncak gunung atau lembah lembah sekitar gunung, padepokan padepokan ini menyepi memisahkan diri dari keramaian.
Padepokan segara kidul beda, padepokan ini justru berada di tengah keramaian sebuah desa nelayan yang bernama Tambakrejo.
" ini ki ada bocah tenggelam, ditolong lumba lumba tadi.."
nelayan tua meletakkan bocah itu dibatas tikar, ki Tepus bergegas mendatangi memeriksa kondisi bocah ini.
" ah ..dia masih hidup, alot juga nyawa bocah ini..biar dia tinggal disini kang."
" iya Ki ..kalau begitu aku pamit.. melanjutkan pekerjaan di laut ."
" iya kang.. makasih.."
setelah kepergian nelayan itu , Ki Tepus mulai melakukan pertolongan,dua tangan nya menekan perut , air menyembur keluar dari mulut si bocah, beberapa kali dia lakukan itu hingga sudah tidak ada lagi air yang keluar.
Ki Tepus memeriksa tiap jengkal tubuh bocah ini, dia mengurut perut hingga dada si bocah,
dari bibir si bocah merembes keluar darah , k Tepus menggeleng kan kepala,dia berguman
" ah syukurlah dia selamat, ada luka dalam dibagian bawah perutnya, sulit disembuhkan, anak ini telah cacat tak bisa lagi berlatih tenaga dalam..kejam sekali orang yang melakukan nya..
.sayang...sayang..padahal susunan tulang anak ini bagus, dia pasti anak berbakat. ah...sekian tahun menunggu kedatangan murid berbakat, sekali nya datang cacat..ah...sayang sayang.
tapi tak apalah toh dia masih bisa berlatih jurus silat ,terpenting aku selamat kan dulu hidup nya.
Ki Tepus membalikkan tubuh anak ini, dua tangan nya menempel di punggung si bocah, aliran hangat keluar dari tapak tangan nya,
Ki Tepus Atma dengan telaten merawat anak malang ini, hingga Dua hari kemudian bocah itu baru sadar dan membuka mata nya..
ternyata butuh waktu yang lumayan untuk membuat bocah ini sadar...,!
yang dia lihat pertama kali adalah wajah tua yang tersenyum namun tampak menyeringai di matanya, sontak dia teringat kisah seorang penyihir pemakan anak, tak sadar dia menjerit
" ibuuuuu, tolong...ada kakek penyihir jahat..!"
" bletak.."
Ki Tepus mengetuk ringan jidat si bocah dengan gagang sendok obat yang dia pegang
" aduh...ampun ..ampun kek sihir, jangan makan aku, aku kurus tak berdaging, makan si Bimo saja ya kek sihir.."
" bletak '
lagi lagi Ki Tepus mengetuk jidat si bocah ,kali ini sambil berkata
" bocah setan..siapa itu kek sihir? siapa itu Bimo? lihat baik baik, wajah ganteng gini kok dibilang kakek sihir, dua hari kau pinsan aku yang telah menyelamatkan dan merawat mu tau.."
" ah..iya kah..?"
" lah iya lah...coba pelan pelan kamu ingat ingat lagi.."
bocah itu diam, otak nya mulai mengingat rentetan peristiwa yang dia alami, matanya basah, namun dia tidak menangis, dua tangan nya terkepal ..
" iya..aku ingat...iya aku ingat, maafkan aku kek.. terima kasih telah menyelamatkan kan aku.."
bocah itu ingin bangun , sedikit memaksakan diri, tubuhnya masih lemas dan terasa sakit semua, tapi dia ingin berlutut pada orang tua yang menyelamatkan hidup nya.
" sudah ...sudah jangan bangun dulu, berbaring saja, minum lagi obat mu, semoga tiga hari lagi kau pulih seperti sedia kala.."
" baik kek.."
bocah itu meminum obat yang disodorkan padanya tanpa ragu, rasa nya pahit , begitu sampai perut terasa dingin.
" bagus... Bagus, nah istirahat lah lagi.."
" terima kasih kakek..."
" ya..eh ngomong-ngomong siapa Bimo itu?"
" enggg anu kek..bimo nama kucing' ku..dia nakal kek, suka mencuri ikan ibu.."
" eh...semprul...!! Anak setan.."
":ya maaf kek.. kupikir kakek ..."bocah itu tak berani meneruskan ucapan nya, takut diketok lagi jidat nya.
" hahaha...ya..ya istirahat lagi sana aku keluar sebentar..
" iya kek..hoaaaaam" bocah itu menguap obat yang diminum nya mungkin mengandung obat tidur, dia bolak balik sebentar di atas bale bale ,mencari posisi yang enak , sebelum akhirnya kembali terlelap.
" ckkkk...anak luar biasa... sayang...sayang'
kakek itu melangkah keluar kamar kemudian menutup pintunya, diluar sudah ada seorang murid wanita yang menunggu nya
" Dia sudah sadar, tolong kamu rawat dia baik baik Ratna,minum kan obat nya satu hari 1x saja,aku pergi dulu , mungkin tiga harian baru kembali..ingat..jangan sampai terlupa"
" iya ki..oh iya siapa nama anak itu ?"
Ki Tepus menekuk jidatnya dia baru ingat .
" aish...setan kecil itu ..aku lupa menanyakan nama nya..!"