Seira Adam Hanida adalah Ayi Mahogra atau Ratunya Kharisma Jagat yang harus memimpin pasukan kharisma jagat di zaman modern untuk melawan Bagaskara yang menggunakan makhluk ghaib untuk mengendalikan manusia agar menyembah iblis yang dia sembah.
Untuk melawan balik, Bagaskara hendak menculik anak kedua Ayi dan menggunakannya agar bisa mewujudkan kutukan kuno, kutukan itu adalah, setiap Ayi Mahogra atau ratunya kharisma jagat, kerajaannya akan runtuh digulingkan oleh anak perempuannya sendiri. Karena itu Ayi Mahogra meminta suaminya Malik Rainan dan juga pasukan kharisma jagat membawa kabur anaknya agar selamat dari penculikan dan dia bisa menjaga umat manusia dan kerajaannya dari serangan Bagaskara.
Selama proses pelarian ini, Malik dan pasukan kharisma jagat menemui banyak kesulitan karena serangan dari Bagaskara dan pasukannya, lalu apakah mereka berhasil melindungi anak perempuan Ayi Mahogra atau dia akan menjadi anak yang terkutuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muka Kanvas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 32 : Mayat Tenggelam 4
“Kalian jadi ke kuburan ibumu, Reisa?” ibunya Dita bertanya.
“Iya jadi tante.” Reisa tersenyum karena ditemani Dita ke kuburan ibunya.
“Abis dari situ langsung pulang atau mau kemana lagi?” Ibunya Dita bertanya lagi.
“Mungkin mampir ke rumah Reisa Bu, kenapa sih?” Dita bingung kenapa ibunya bertanya lagi.
“Ya kalau begitu ibu nggak usah masak buat kalian makan siang.” Ibunya terlihat khawatir.
“Ya ampun tante, jadi pertanyaan dari tadi tuh hanya untuk tahu kita makan siang atau enggak di sini? Tante tuh mirip banget sih sama mamaku, selalu khawatir sama perut anaknya.” Di titik ini Reisa terlihat senang dan juga bahagia dalam waktu yang sama.
“Udah nggak usah sedih-sedih, ini ibuku, hatinya luas banget, dia bisa kok nampung satu anak lagi buat disayang, ya kan bu?” Dita mencoba untuk berkelakar agar Dita tak sedih lagi.
“Iya, masih bisalah satu kampung lagi anak perempuan semua tapi ya, jangan anak laki-laki, soalnya suka pergi lama!” Ibunya Dita jadi ingat Adit yang sering sekali pergi jauh, meski uang selalu dikirimkan, tapi ada kalanya ibu rindu pada Adit.
“Yaudah bu, kita jalan dulu ya, udah Dita sama Reisa cuci tuh piringnya, ibu nggak usah khawatir sama makan siang kita, nanti kita beli di luar aja, ibu jangan lupa kunci pintu ya kalau mau kerja, trus satu lagi, jangan capek-capek, inget ibu kerja itu cuma buat isi waktu, kakak Adit kan selalu kirim uang yang cukup untuk kita berdua, jadi jangan kerja hanya berlebihan.” Dita mengingatkan ibunya yang masih tetap mau bekerja sebagai tukang masak pada salah satu tempat catering di dekat rumah, pagi hari dia akan ke tempat itu untuk bantu memasak, lalu menjelang makan siang ikut mengantarkan makanan ke gedung perkantoran untuk makan siang pegawai di sana, ibunya Dita ikut membagikan makanan itu kepada para pegawai, lalu sekitar jam 2 siang ibunya Dita dan beberapa tukang masak catering lainnya beberes peralatan makanan mereka, lalu pulang ke tempat catering bersama, membersihkan peralatan makan yang baru dibawa pulang dan akhirnya pulang ke rumah.
Adit sudah bilang kalau ibunya tidak perlu bekerja, uang yang dia kirim bahkan mampu menyekolahkan Dita sampai jadi Dokter, tentu bukan uang yang sedikit, kalian sudah tahu kan, kalau Mulyana merupakan salah satu pemilik perusahaan besar, Itu perusahaan yang sudah tercatat sebagai perusahaan Tbk, jadi untuk menghidupi Dita dan ibu bukan hal yang sulit.
Rumah mereka pun tidak berubah, rumah mungil yang direnovasi hanya pada bagian yang rusak saja, tanpa pelebaran atau bahkan dibuat lebih modern, semuanya sangat sederhana. Pernah satu kali Adit menawari ibunya untuk membuat rumah mereka lebih modern, mengadopsi gaya minimalis kalau tidak mau dibuat besar, tapi ibunya menolak, katanya, ibunya ingin rumah tetap sama, agar tetap merasa kenangan ibunya dengan suaminya Mulyana terus terasa dan teringat.
Ibunya sangat sedih dan hancur ketika suaminya Mulyana meninggal, dia bisa bertahan hidup karena ada Adit dan Dita, kalaua bukan karena mereka, mungkin ibu akan sulit meneruskan hidup.
Makanya rumah itu dipertahankan seperti apa adanya, hanya bagian rusak saja yang diperbaiki.
“Tante, anaknya di temenin nih, sama Dita, sama ibunya Dita, tante tenang aja ya.” Dita kembali bercanda agar Reisa tidak terlalu sedih, Reisa berjongkok dan mengusap nisan ibunya.
“Mama, Reisa bingung, gimana sekarang Reisa melanjutkan hidup, ini bukan soal uang, karena tabungan mama dan juga emas-emas yang mama tunjukin sebelum kematian itu, akan cukup untuk Reisa melanjutkan hidup, apalagi Dita sudah lulus, jadi tidak ada biaya untuk kuliah, ini bukan soal uang Ma, ini soal tujuan hidup, Reisa nggak tahu harus gimana lagi, apa yang harus Reisa lakukan.”
“Reisa, jangan begitu, semua akan baik-baik saja, kan ada gue!” Dita tak suka dengan perkataan Dita.
“Dit, aku makasih banget, kamu sama ibumu udah baik, tapi jujur, setiap aku sendiri atau tiba-tiba teringat, aku ngerasa sesak, aku ngerasa kayak nggak bisa lagi ngenlanjutin hidup, maksudku, untuk apa? Ibuku aja mau ninggalin aku, dia nggak mau temani aku hidup, jadi untuk apa aku hidup?”
“Reisa! Elu salah, elu salah, dia mau kok hidup, bahkan saat dia udah nggak ada, dia masih terus sama lu!” Dita keceplosan, dia menutup mulutnya.
“Apa maksudnya Dita?” Reisa menatap Dita yang sedari tadi di belakangnya.
“Gue … gue ….”
“Apa Dit?” Reisa bertanya.
“Gini Reisa, gue tuh … janji elu nggak bakal marah ya, baru gue mau kasih tahu.”
“Iya gue janji, ada apa sih?” Reisa semakin penasaran.
“Gue sama Dokter Bari sebenarnya ke rumah lu waktu itu, untuk pertama kalinya karena, gue lihat ruh wanita yang ciri-ciri wujudnya itu seperti baru tenggelam, gue liat ruh itu seperti kesakitan, Dokter Bari yang lihat gue bengong sendirian di lorong rumah sakit akhirnya menepuk punggung gue dan sadar kalau gue itu aneh.
Gue cerita ke Dokter Bari kalau gue itu lihat setan, maaf Reisa, gue nggak maksud bilang mamamu setan, tapi saat itu aku belum tahu kalau ruh yang aku lihat itu mamamu.
Dokter Bari yang menangani jenazah ibumu bersama tim forensik merasa bahwa ciri-ciri yang aku katakan itu seperti jenazah yang dia tangani. Dia menunjukan foto otopsi ibumu dan jenazah itu persis seperti ruh yang aku lihat.
Dokter Bari bilang, kalau ruh mendatangimu pasti ada yang mau dia sampaikan, makanya aku dan Dokter Bari datang ke rumahmu hari itu, mamamu sudah dikuburkan dan kita kenalan.”
“Astaga Dita, kenapa kamu nggak bilang?!” Reisa terliaht marah.
“Lu janji nggak bakal marah ya! Udah janji loh! Lagian emang bisa kita datang trus bilang, hai Reisa aku lihat ruh ibumu yang tidak tenang, ayo kita kenalan! Emang bisa kayak gitu!” Dita membela diri, tapi dia panik jadinya menangis seperti Reisa.
“Udah jangan nangis, gue nggak marah kok, lanjutin ceritanya! jangan panik sih!” Reisa malah jadi menenangkan Dita.
“Iya, trus kemarin malam, malam tadi ini loh, kita kan tidur, aku kebangun karena Acnya terasa dingin sekali, aku mau kecilin suhunya, pas buka mata trus lihat ke arahmu, tahunya … tahunya ruh ibumu ada di sampingmu lagi ngusap kepalamu, dia terlihat sedih dengan tampilan yang sama seperti aku lihat pertama kali itu.
Aku jujur takut Reisa, maaf ya, karena memang wujudnya seperti saat diotopsi itu bengkak dan wajahnya menghitam, bahkan sekujur tubuhnya juga basah, aku gimana ceritanya coba, takut kamu sedih, trus saat aku menutup mata, aku merasa tetesan air ke wajahku, pas aku buka mata, ibumu ada di atasku melayang dan meminta tolong, saat itulah kau membangunkanku.”
“Oh, jadi kau tidak mimpi buruk, tapi ibuku datang?” Reisa jadi ingat tentang malam itu.
“Iya betul! Kamu paham kan kenapa aku nggak jujur?”
“Iya aku paham.”
“Nah, maka dari itu, ayo kita selidiki kematian ibumu, kita harus selidiki Reisa, jangan pasrah, ibumu sudah minta tolong, dia ga maksud ninggalin kamu, dia masih mau nemenin kamu, kita harus tolongin ibumu!” Dita bersemangat.
Reisa terdiam, lalu dia berkata, “Aku juga bingung, ketika aku bangun karena teriakanmu minta tolong itu, aku merasa rambutku basah, aku pikir mungki kena keringat, tapi malama itu kau bilnag dingin kan? berarti benar Dit, ibuku butuh bantuan kita!” Reisa jadi berubah pikiran.
“Ya, ayo kita temui pak RT itu dan kita selidiki kematian ibumu dengan hati-hati, ini bisa jadi alasan hidupmu dan juga kamu tidak lagi merasa bahwa ibumu memang ingin meninggalkanmu.”
“Iya Dit, ayo kita lakukan!” Reisa jadi lebih yakin dan mumpung belum jam masuk kerja Dita, maka mereka berdua memutuskan untuk pergi ke jembatan itu.
________________________________________________
Catatan Penulis :
Part kemarin ada yang tanya, itu wanita siapa, apakah khodam ibunya Reisa, sepertinya aku menulis kalimat yang membuat ambigu sehingga kalian salah paham.
Ok, ini aku koreksi ya, begini kalimatnya ….
Ada sosok wanita yang sedang mengusap kepala Reisa, bukan ibunya, karena wujud dari wanita itu sungguh … mengerikan! Wajahnya bengkak membiru, tangannya menghitam, wajah dan tubuhnya basah.
Ok, bagian kata, bukan ibunya, aku kurang menulis, seharusnya BUKAN IBUNYA DITA. Jadi yang mengusap Reisa ya ruh ibunya Reisa, bukan ibunya Dita. Jadi ini bukan teka-teki ya, nggak semua yang aku tulis isinya teka-teki, bisa jadi hanya kalimat pemanis atau keterangan yang membuat jadi dramatis saja, atau hanya sekedar info.
Udah paham ya, untungnya menulis setiap hari ya ini, bisa langsung koreksi, hehehehehe
Hari ini gimana kalian? kalau aku jujur masih kelelahan dengan target proyek yang lagi banyak banget, masih juga harus menemani anakku murajaah karena dia harus mengisi buku murajaah hariannya, sebagai santriwati MI dan MD, belum lagi PR yang selalu dikerjakan bersama denganku, lelah sih, tapi tetap saja, setiap hari tuh terasa seru.
Hari-hari berat juga pada akhirnya akan berlalu, mungkin kita rindukan kelak, jadi ya jalanin aja, meski kadang ya Allah, ya Allah, ya Allah.
I love you all, media healingku adalah pembacaku, semoga tulisanku bisa jadi media healing kalian.
PKJ 2 akan publish setiap hari jam 19:00 (Semoga aku bisa menepati janji)
Jangan lupa like, coment dan follow akun Noveltoonku ya.
Jangan lupa untuk follow aku juga di :
IG : @mukakanvas
Tiktok : mukakanvas_horor
Youtube : @mukakanvas
semoga kakak author sehat selalu jd bisa up tiap hari, aamiin 🤲🏻🤲🏻
kalo ibunya termasuk karisma jagad berarti akan ada karuhun yg menurun
coba amati Dita dari jauh
sapa tau ngerti ttg Dita yg diawasi
oleh dokter Hanan
dan juga didatangi ruh mama Reisa
ksrna ada kata nikah karna jodoh adat
yg di suka dita dr Bari kali ya...