Ikhlas Cinta Rayandra

Ikhlas Cinta Rayandra

Bab 1 : Di Balik Persahabatan

..."Sepintar apapun menyembunyikan perasaan, semua itu tidak akan mengubah kenyataan. Pada nyatanya hati tidak akan pernah berbohong kepada siapa ia akan mencintai, dan kepada siapa ia akan menaruh hati."...

...~~~...

Di sebuah taman terlihat seorang wanita nampak berulang kali mengubah pose berfotonya, dengan berbagai gaya yang kekinian dan juga trend di media sosial.

"Kayak yang aku bilang tadi ya, Rayan! Jangan salah! Awas saja kalau jelek, aku gak mau lagi pake jasa kamu!" tegas wanita itu dengan menatap tajam wajah laki-laki yang menjadi fotografernya.

"Iya-iya, ini juga baru di mulai videonya," balas Rayan dengan mengerahkan kamera kepada wanita cantik berpakaian muslimah itu.

Wanita itu langsung tersenyum manis, setelah mendengar jawaban dari Rayandra El-Fatih---anak Bunda Zahra dan Ayah Muhtaz, sekaligus saudara kembar Rayhan yakini calon suaminya.

Seperti pada biasanya, Rayan menuruti keinginan Alya Syafira, wanita cantik anak dari Ustaz Ilham yang sekarang mengambil profesi sebagai model papan atas yang kini tengah begitu di sorot di media sosial.

Top model Indonesia yang kini tengah naik daun dan banyak penggemar di mana-mana, membuat Alya begitu di pandang hormat oleh pendukungnya.

Senyumannya yang manis, matanya indah, dengan tubuh yang ideal, serta di baluti pakaian muslimah yang begitu menutupi tubuhnya, mampu membuat banyak kaum adam kagum. Dan tak banyak juga yang ingin mempersuntingnya, karena begitu sempurna, dan nyaris indah bak berlian yang tak bisa tersentuh oleh sembarangan orang.

Cekrek!

Sebuah foto berhasil di ambil lewat kamera digital yang begitu canggih, dengan memberikan foto yang jernih dan juga bagus.

"Ih yang bener aja? Kok cepat banget si, Rayan? Bagus enggak?" cetus Alya yang protes dengan cara Rayan memfotonya tanpa instruksi apa-apa.

"Ini bagus kok fotonya, kamu diem saja di situ Alya! Fotonya sekali lagi," ucap Rayan kembali mengarahkan kamera digitalnya di depan mata.

"Iya deh, tapi tunggu! Harus pake aba-aba loh! Jangan main jepret-jepret aja!" ujar Alya sedikit memperingati Rayan.

"Iya, kamu tinggal senyum saja!" balas Rayan yang tidak ingin berdebat dengan Alya terlalu lama.

Alya pun langsung mengambilnya dosen ternyaman dan membuatnya tampil begitu cantik, di tambah dengan senyumannya yang menawan.

"Cepat, aku udah siap! Pegal ni!" keluh Alya. Kali ini ia yang membuat Rayan terburu-buru.

"Satu, dua, ti ... ga!" ucap Rayan memberikan instruksi kepada Alya.

Cekrek!

Jepretan kedua berhasil dengan begitu mulus. Dan Rayan mengambil foto Alya sesuai dengan keinginan wanita itu.

"Ya, sip! Bagus," puji Rayan setelah melihat hasil fotonya itu.

Alya yang cukup penasaran dengan hasil jepretan sahabatnya itu, karena Rayan selalu membuatnya terkesan sekaligus penasaran, dengan apa yang di lakukannya. Termasuk hasil fotografi yang selalu membuat hatinya senang.

Wanita itu pun berjalan semakin mendekati Rayan, dengan niat untuk melihat hasil fotonya itu.

"Gimana bagus, enggak?" tanya Alya dengan sedikit menantang Rayan akan kemampuannya itu.

"Nih, coba kamu lihat sendiri hasilnya," seru Rayan dengan memberikan kamera digitalnya itu kepada Alya.

"Ya udah sini, aku cek sendiri. Awas saja kalau enggak bagus!" kata Alya dengan sedikit mengancam, tapi tetep menerima kamera digital milik Rayan itu.

Dan benar saja, baru melihat hasilnya, kedua mata Alya langsung berbinar, dengan senyuman indah yang menghiasi bibirnya.

"Masyaallah, bagus banget ini Rayan fotonya! Selalu the beast deh kamu, aku selalu suka dengan hasil fotografer kamu ini," ucap Alya dengan begitu bahagia atas hasil jepretan Rayan.

"Alhamdulillah jika kamu suka, Alya. Setidaknya ocehan kamu itu tidak lagi berlaku oleh fotografer kesayanganmu ini, ya kan?" ujar Rayan dengan senyum tipis di bibirnya.

"Haha, kamu ini bisa saja Rayan. Iya dan aku suka banget sama hasil foto ku, selalu perfect dan tidak pernah gagal," puji Alya dengan terus melihat foto-fotonya sendiri dengan wajah gembira.

Rayan yang melihat itu hanya bisa tersenyum bisa membuat wanita itu bahagia. Bahkan, tersenyum manis tanpa di minta.

"Jika saja waktu berhenti di sini, aku ingin terus melihat senyuman dan wajah cantikmu itu, Alya. Dengan cara ini pula aku bisa melihatmu bahagia," ucap Rayan di dalam hatinya sembari menatap wajah Alya yang masih melihat-lihat fotonya di kamera digital miliknya itu.

Namun, tiba-tiba saja suara seorang laki-laki mengalihkan perhatian Alya, dan Rayan yang tengah asik melihat hasil jepretan foto Rayan.

"Alya," panggil laki-laki tampan berjas biru, dengan senyum yang mengembang di bibirnya, serta tangan yang di lambaikan kepada wanita cantik yang tengah di panggilnya itu.

Kedua iris mata Alya membulat sempurna, melihat sosok laki-laki yang datang tiba-tiba soraya memangil namanya.

"Rei, kamu sudah kembali?" Alya nampak tak percaya dengan yang di lihatnya itu, karena saking terkejutnya melihat pemuda tampan itu.

"Iya, sayang. Aku kembali untuk kamu," balas Raihan Al-Ghifari---saudara kembar Rayan yang meneruskan sekolahnya di Spanyol.

"Dan ini untuk kamu," lanjutnya dengan memberikan sebuah buket bunga besar yang di belinya sebelum datang menemui Alya.

"Ah, terimakasih banyak Rai," ucap Alya dengan begitu bahagia menerima buket bunga yang di berikan oleh calon suaminya itu dengan senyum lebar.

"Sama-sama sayang," balas Rayhan sembari membalas senyuman calon istrinya itu.

Rayan yang melihat keromantisan pasangan manusia yang baru kembali bertemu, setelah sekian lama tak berjumpa itu, membuat hatinya sedikit sesak. Ia pun menjauh dari Alya dan Raihan, dengan membalikan tubuhnya, dan sedikit mengambil jarak dengan melangkah pelan agar tidak menganggu keduanya, dan menimbulkan kecurigaan kepada Alya.

Sekuat mungkin Rayan menahan rasa sakit yang menguasai dirinya, karena melihat Alya bersama abangnya yang baru pulang dari Spanyol. Meskipun begitu, Rayan cukup sadar diri akan posisinya di sana, dengan tidak memaksakan kehendaknya untuk merusak momen bahagia abangnya itu.

"Loh Rayan, kamu mau ke mana?" Tiba-tiba Raihan memanggil nama adiknya dan membuat Rayan terkejut.

Deg.

Sejenak Rayan terdiam, dengan menghentikan langkah kakinya, karena mendengar panggilan dari saudara kembarnya itu.

Ia pun memutuskan untuk berbalik kembali menatap wajah pasangan yang selalu romantis itu, dengan senyum manis yang sedikit di paksakan.

"Aku mau ke sana dulu, Bang. Lanjutkan saja melepas rindunya oke?" jawab Rayan dengan senyum yang menghiasi wajah tampannya itu.

"Lo memang Adik gue yang paling ngertiin gue. Thank ya Dek," balas Raihan dengan melempar senyum kepada sang adik.

Rayan hanya mengangguk saja sembari tersenyum simpul, sedangkan Alya yang mendengar interaksi antara keduanya hanya tersenyum tipis, dengan menatap dua laki-laki berwajah kembar yang selalu ada untuknya itu.

.

.

.

Bismillah. Dek Author hadir kembali dengan novel yang seru. Yuk dukung novel ke enam Dek Author! Jangan lupa tinggalkan like, komentar sama vote kalian ya.

Terpopuler

Comments

🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ

🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ

kalau aku jadi Rayan sama aja mau pergi dari sana dari PD melihat mereka beromantisan yg ada bikin sakit ati.🤭

2025-07-03

1

Nar Sih

Nar Sih

mampir kak

2025-07-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Di Balik Persahabatan
2 Bab 2 : Pernikahan Menyesakkan
3 Bab 3 : Ikhlas Cinta Rayandra
4 Bab 4 : Karena Dering Ponsel
5 Bab 5 : Ada Yang Enggak Beres
6 Bab 6 : Mendiamkannya
7 Bab 7 : Pemandangan Menyesakkan
8 Bab 8 : Di Tepi Sungai
9 Bab 9 : Mulai Insecure
10 Bab 10 : Maaf Yang Di Balas Diam
11 Bab 11 : Kebingungan Melanda Diri
12 Bab 12 : Sedikit Peringatan
13 Bab 13 : Berlarut-Larut
14 Bab 14 : Duka Di Balik Senyuman
15 Bab 15 : Tidak Menyukainya
16 Bab 16 : Naik Pitam
17 Bab 17 : Nasihat Bunda Zahra
18 Bab 18 : Menuntut Penjelasan
19 Bab 19 : Amarah Dan Kata Maaf
20 Bab 20 : Apa Mungkin Menyerah?
21 Bab 21 : Pasrah Dengan Takdir
22 Bab 22 : Menatap Senja Di Sore Hari
23 Bab 23 : Wanita Tak Di Kenal
24 Bab 24 : Cukup Mengganggu Pikiran
25 Bab 25 : Insiden Terpeleset
26 Bab 26 : Sikap Yang Berbeda
27 Bab 27 : Salah Sangka
28 Bab 28 : Beda Tangan Beda Rasa
29 Bab 29 : Selalu Salah
30 Bab 30 : Tuntutan Menjadi Istri Ideal
31 Bab 31 : Teka-teki Di Balik Iris Mata
32 Bab 32 : Bertemu Kembali
33 Bab 33 : Saran Di Balik Kenyataan
34 Bab 34 : Dugaan Yang Tidak Salah
35 Bab 35 : Bicara Empat Mata
36 Bab 36 : Aku Tidak Sebodoh Itu
37 Bab 37 : Sebuah Ancaman Dari Raihan
38 Bab 38 : Harus Mendapatkan Keadilan
39 Bab 39 : Niat Memberitahu Kebenaran
40 Bab 40 : Bukan Waktu Yang Tepat
41 Bab 41 : Amarah Di Balik Rahasia
42 Bab 42 : Tiba-Tiba Menyuruh Berhenti
43 Bab 43 : Permintaan Yang Sulit
44 Bab 44 : Merenung Untuk Sesat
45 Bab 45 : Tidak Langsung Percaya
46 Bab 46 : Terjebak Dalam Pertanyaan
47 Bab 47 : Kali Ini Mungkin Lolos
48 Bab 48 : Jauh Berbeda Dari Kriteria
49 Bab 49 : Laksana Bidadari Salah Tangan
50 Bab 50 : Nasehat Opa Reno
51 Bab 51 : Tidak Bisa Cerita
52 Bab 52 : Rasa Sakit Yang Terpendam
53 Bab 53 : Sudah Waktunya Kamu Tahu
54 Bab 54 : Mulai Bersikap Dingin
55 Bab 55 : Jangan Harap Bisa Lolos!
56 Bab 56 : Terbongkar Sudah
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 : Di Balik Persahabatan
2
Bab 2 : Pernikahan Menyesakkan
3
Bab 3 : Ikhlas Cinta Rayandra
4
Bab 4 : Karena Dering Ponsel
5
Bab 5 : Ada Yang Enggak Beres
6
Bab 6 : Mendiamkannya
7
Bab 7 : Pemandangan Menyesakkan
8
Bab 8 : Di Tepi Sungai
9
Bab 9 : Mulai Insecure
10
Bab 10 : Maaf Yang Di Balas Diam
11
Bab 11 : Kebingungan Melanda Diri
12
Bab 12 : Sedikit Peringatan
13
Bab 13 : Berlarut-Larut
14
Bab 14 : Duka Di Balik Senyuman
15
Bab 15 : Tidak Menyukainya
16
Bab 16 : Naik Pitam
17
Bab 17 : Nasihat Bunda Zahra
18
Bab 18 : Menuntut Penjelasan
19
Bab 19 : Amarah Dan Kata Maaf
20
Bab 20 : Apa Mungkin Menyerah?
21
Bab 21 : Pasrah Dengan Takdir
22
Bab 22 : Menatap Senja Di Sore Hari
23
Bab 23 : Wanita Tak Di Kenal
24
Bab 24 : Cukup Mengganggu Pikiran
25
Bab 25 : Insiden Terpeleset
26
Bab 26 : Sikap Yang Berbeda
27
Bab 27 : Salah Sangka
28
Bab 28 : Beda Tangan Beda Rasa
29
Bab 29 : Selalu Salah
30
Bab 30 : Tuntutan Menjadi Istri Ideal
31
Bab 31 : Teka-teki Di Balik Iris Mata
32
Bab 32 : Bertemu Kembali
33
Bab 33 : Saran Di Balik Kenyataan
34
Bab 34 : Dugaan Yang Tidak Salah
35
Bab 35 : Bicara Empat Mata
36
Bab 36 : Aku Tidak Sebodoh Itu
37
Bab 37 : Sebuah Ancaman Dari Raihan
38
Bab 38 : Harus Mendapatkan Keadilan
39
Bab 39 : Niat Memberitahu Kebenaran
40
Bab 40 : Bukan Waktu Yang Tepat
41
Bab 41 : Amarah Di Balik Rahasia
42
Bab 42 : Tiba-Tiba Menyuruh Berhenti
43
Bab 43 : Permintaan Yang Sulit
44
Bab 44 : Merenung Untuk Sesat
45
Bab 45 : Tidak Langsung Percaya
46
Bab 46 : Terjebak Dalam Pertanyaan
47
Bab 47 : Kali Ini Mungkin Lolos
48
Bab 48 : Jauh Berbeda Dari Kriteria
49
Bab 49 : Laksana Bidadari Salah Tangan
50
Bab 50 : Nasehat Opa Reno
51
Bab 51 : Tidak Bisa Cerita
52
Bab 52 : Rasa Sakit Yang Terpendam
53
Bab 53 : Sudah Waktunya Kamu Tahu
54
Bab 54 : Mulai Bersikap Dingin
55
Bab 55 : Jangan Harap Bisa Lolos!
56
Bab 56 : Terbongkar Sudah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!