NovelToon NovelToon
The Painters : Colour Wars

The Painters : Colour Wars

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sci-Fi
Popularitas:451
Nilai: 5
Nama Author: Saepudin Nurahim

Rahmad Ajie, seorang mekanik body & paint di Jakarta, tak pernah mengira hidupnya berubah drastis karena ledakan cat radioaktif. Tubuhnya kini mampu mengeluarkan cat dengan kekuatan luar biasa—tiap warna punya efek mematikan atau menyembuhkan. Untuk mengendalikannya, ia menciptakan Spectrum Core Suit, armor canggih yang menyalurkan kekuatan warna dengan presisi.

Namun ketika kota diserang oleh Junkcore, mantan jenius teknik yang berubah menjadi simbol kehancuran lewat armor besi rongsoknya, Ajie dipaksa keluar dari bayang-bayang masa lalu dan bertarung dalam perang yang tak hanya soal kekuatan… tapi juga keadilan, trauma, dan pilihan moral.

Di dunia yang kelabu, hanya warna yang bisa menyelamatkan… atau menghancurkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saepudin Nurahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Painters

Malam turun cepat di Lembang. Langit berkabut, menyembunyikan bintang-bintang di balik udara dingin yang menusuk. Namun bagi Ajie, ini adalah malam pertama dalam hidupnya yang terasa... siap.

Melly mengetik cepat di tablet bengkel buatannya, menyambungkan sistem komunikasi ke helm Ajie.

“Semua sistem aktif. Armor lo sinkron 95% sama pola energi warna lo. Tapi ingat, ini masih uji coba. Jangan ngelakuin manuver ekstrim kayak... nyelam ke lava atau narik truk trailer, oke?”

Ajie mengangguk di balik helm. “Gue cuma mau bantu orang. Sekecil apapun.”

Melly menunjuk monitor yang menampilkan peta. “Gue dapet laporan dari frekuensi penyelamat lokal. Ada kecelakaan di jalan tanjakan Maribaya. Bus pariwisata terguling. Petugas kesulitan karena jalan sempit dan batu longsoran nutup akses.”

Ajie mengepalkan tangan. “Pas.”

“Pas buat apa?”

“Pas buat uji lapangan. Dan pas buat... jadi orang yang bisa bikin perubahan.”

Dia berjalan keluar, tubuhnya menyatu dengan malam, suara langkahnya berat namun stabil. Spectrum Core Suit memancarkan aura yang membuat semak-semak bergoyang seperti menghormati.

Melly mengaktifkan suara di interkom.

“Awas, Ji. Kalau sistem deteksi overload warna nyala, segera mundur. Gue gak mau lo jadi kembang api berwarna neon di tengah hutan.”

Ajie tertawa kecil. “Tenang, Queen. Gue janji pulang utuh.”

Ajie meluncur dengan kecepatan luar biasa, lompatan demi lompatan didorong oleh booster boots yang dibuat Melly. Begitu mendekati lokasi kecelakaan, ia melihat sorotan lampu ambulan dan orang-orang berkerumun dengan panik.

Sebuah bus besar terguling di sisi jalan, sebagian menggantung di atas jurang. Beberapa penumpang terjebak di dalam, sebagian lagi berteriak dari luar meminta bantuan. Tanah di sekitar licin dan runtuh.

Ajie mendarat di tengah kerumunan dengan dentuman keras. Orang-orang mundur, menatapnya dengan wajah panik.

“Itu siapa?”

“Robot?”

“Superman lokal?!”

Ajie membuka saluran suara lewat helm. “Tenang. Gue di sini buat bantu. Kalian mundur. Jaga jarak.”

Salah satu relawan berteriak, “Siapa lo?!”

Ajie hanya menjawab pelan, “Lo bakal tahu nanti.”

Dengan cepat ia menilai situasi. Bus hampir terjatuh. Waktu sangat sempit. Ia mengangkat tangan kanan dan mengaktifkan cat biru—warna yang sejauh ini memberi efek pelambatan.

Semburan biru menyelimuti tanah di sekitar bus, memperlambat gerakan dan getaran. Gesekan dan gravitasi seolah melambat, membuat bus seperti tertahan di udara.

“Stabil...,” gumamnya.

Lalu, dia melompat ke atas bus, membuka atap darurat menggunakan pisau pelat bahu yang dipasang Melly. Ia mengulurkan tangan pada dua anak kecil yang menangis di dalam.

“Maju, pelan-pelan. Gak akan jatuh,” kata Ajie lembut, meski tubuhnya tegang penuh adrenalin.

Satu demi satu, penumpang berhasil ditarik keluar. Setelah semuanya aman, tanah mulai bergerak lagi. Efek warna biru perlahan memudar.

Ajie segera mengaktifkan cat ungu, mengalir ke kaki dan lengan—warna default-nya yang membuat kekuatan fisiknya meningkat. Ia menahan bagian belakang bus yang mulai merosot.

Ototnya menegang, mekanisme armor berdengung. Ia berteriak, “Mundur semuanya!!”

Dengan satu tarikan terakhir, dia mendorong bus menjauh dari jurang, cukup agar badan kendaraan berhenti berguling.

Hening. Orang-orang hanya menatap.

Kemudian…

Tepuk tangan.

Satu orang. Dua. Lalu semua bertepuk tangan.

“Siapa dia?!”

“Lo lihat dia nyelamatin semua orang itu?!”

Ajie hanya mengangguk pelan, lalu menoleh ke arah tubuh bus yang rusak parah. Di sana, di salah satu sisi... ada kaleng cat rusak yang terpental keluar dari kabin.

Ajie menatap kaleng itu. Logo familiar. Warna mencolok.

Satu kata besar tertera di sana: THE PAINTERS

 

Di kejauhan, suara Melly masuk lewat speaker helm.

“Lo oke?”

Ajie menjawab pelan. “Gue nemuin sesuatu.”

“Apa?”

Ajie mengambil kaleng itu. Menatapnya lama. Ingatan tentang hari kecelakaan itu, tentang ledakan, rasa sakit, dan kekacauan... semuanya datang seperti gelombang.

“Gue tahu nama gue sekarang.”

Melly mengangkat alis dari markas. “Nama lo? Maksud lo...?”

Ajie menatap langit. Hembusan kabut menyapu pelan wajah helm-nya.

“Orang-orang butuh simbol. Sesuatu yang bisa mereka lihat dan percaya bahwa hidup mereka bisa diselamatkan. Sesuatu yang gak sempurna... tapi penuh warna.”

Dia menggenggam kaleng itu erat.

“Mulai sekarang... Gue bukan cuma Ajie.”

Dia berdiri tegap.

“Gue adalah The Painters.”

1
lalakon hirup
suka di saat tokoh utama nya banyak tingkah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!