NovelToon NovelToon
TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Pernikahan Kilat / Angst / Romansa / Pihak Ketiga / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dhanvi Hrieya

Aruna Mayswara terpaksa menerima pernikahan yang digelar dengan Jakson Mahendra-mantan kakak iparnya sendiri, lelaki yang sempat mengeyam status duda beranak satu itu bukan tandingan Aruna. Demi sang keponakan tercinta, Aruna harus menelan pahitnya berumah tangga dengan pria yang dijuluki diam-diam sebagai 'Pilot Galak' oleh Aruna dibelakang Kinanti-almarhumah kakak perempuannya. Lantas rumah tangga yang tidak dilandasi cinta, serta pertengkaran yang terus menerus. Bisakah bertahan, dan bagaimana mahligai rumah tangga itu akan berjalan jika hanya bertiangkan pengorbanan semata.

***

"Nyentuh kamu? Oh, yang bener aja. Aku nggak sudi seujung kuku pun. Kalo bukan karena Mentari, aku nggak mungkin harus kayak gini," tegas Jakson menatap tajam Aruna.

"Ya, udah bagus kayak gitu dong. Sekarang tulis surat kontrak nikah, tulis juga di sana perjanjian Mas Jakson nggak akan nyentuh tubuhku," ujar Aruna menggebu-gebu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhanvi Hrieya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11. BAD LIAR

Suara denting sendok dan garpu menjadi nada khas di meja makan, ketiganya makan dengan khidmat. Sesekali terlihat Jakson mengusap bibir Mentari, anak yang telah genap berusia 5 tahun itu makan sendiri tanpa harus disuapi.

Sesekali terlihat Aruna melirik ke arah Jakson, sorot mata Aruna terlihat sinis. Setidaknya saat ini Aruna telah yakin jika sang kakak benar-benar bukan perempuan yang dicintai oleh Jakson, kakaknya hanya sosok pengganti di mata Jakson.

"Besok kamu jadi menemani Mentari mendaftar TK, Aruna?" Jakson membawa atensinya ke arah Aruna.

Aruna mengangguk kecil, "Iya, jadi. Emangnya kenapa?"

Dahi Jakson berkerut, cara gadis ini menatap dan nada bicaranya terasa aneh. Kepala Jakson mengeleng, ia menipiskan bibirnya.

"Hanya ingin memastikan," jawab Jakson, ia kembali melanjutkan kegiatan makannya.

"Oh," gumam Aruna pelan, pandangan matanya tertuju ke arah Mentari, tatapan mata Aruna melembut.

Keponakannya menjadi korban, Mentari harusnya tubuh dengan kasih sayang yang utuh. Baik dari ibu dan ayahnya namun, yang terjadi malah sebaliknya. Tidak terbayangkan di benak Aruna, jika Mentari nanti tahu. Ayahnya sama sekali tidak pernah mencintai ibu kandungnya, bahkan sampai ia lahir.

"Besok pergilah bersama Elena, dia jauh lebih tau soal sekolah yang bagus untuk anak-anak seusia Mentari," tutur Jakson bersuara kembali.

"Hah?" Aruna tertegun, menoleh ke arah Jakson.

"Aku udah bicara sama Elena, secara khusus meminta Elena menemanimu. Dia akan merekomendasikan TK terbaik," papar Jakson, menjelaskan secara singkat.

"Aku bisa sendiri, Mas," tukas Aruna sewot.

"Kamu bisa," ulang Jakson, seakan meremehkan Aruna, "kamu jelas belum berpengalaman Aruna, apalagi ini kali pertama kamu ngurusin pendidikan awal Mentari."

Aruna ingin tertawa meledek mendengar penuturan Jakson, Aruna memang belum berpengalaman. Karena ia belum pernah melahirkan anak dan membesarkan seorang anak tapi, selama ini ia selalu dilibatkan oleh Kinanti untuk tumbuh kembang Mentari. Kakaknya selalu menghubunginya, entah menjaga Mentari atau menemaninya saat membawa Mentari berlibur.

"Ah, iya, ya. Aku lupa, dia juga sudah menikah dan memiliki seorang putri, ya, 'kan? Udah pasti berpengalaman." Aruna mengangguk-anggukkan kepalanya.

Aruna melirik Mentari yang menatap dirinya dan Jakson secara bergilir, Mentari seakan merasakan ada perselisihan antara keduanya. Jakson mendesah kasar, sendok dan garpu di tangannya di lepas kasar hingga menimbulkan nada keras saat berbenturan dengan piring.

"Mbok! Bisa bawa Mentari main ke taman dulu?" Jakson memanggil sang pembantu yang berada di dapur.

Perempuan paruh baya itu sontak saja keluar terburu-buru, meninggalkan pekerjaannya. Membantu Mentari turun, dan melangkah meninggalkan ruangan makan.

"Ada apa denganmu, huh?" Jakson fokus menatap wajah cantik Aruna yang tersenyum masam.

"Ada apa denganku? Bukanya aku yang harus bertanya ada apa dengan Mas Jakson," balas Aruna tak kalah sengitnya memandang Jakson, "jika Mas Jakson ingin menikahi wanita itu, harusnya sedari awal jangan libatkan aku di sini. Aku sedari awal udah ngomong sama Mas, ya. Kalo aku bisa ngidupin Mentari, keluargaku bisa jagain Mentari. Mas bisa bebas mau nikah sama perempuan mana pun. Kami nggak akan melarang, asalkan Mentari kami yang urus."

Embusan napas kasar mengalun dari bibir Jakson, gadis ini berbeda dengan Kinanti-almarhumah istrinya. Kinanti tidak akan memulai pertengkaran, wanita itu cenderung diam. Bahkan seperti apapun keluarganya memperlakukan Kinanti, dia sama sekali tidak pernah melawan dan mengadu. Jakson pikir Aruna akan sama seperti kakaknya, salah besar Jakson menyamakan keduanya.

"Mentari itu putriku, aku yang berhak membesarkan putriku," kata Jakson tegas.

"Mas lupa, Mentari bukan cuma putri Mas Jakson. Dia putri Mbak Kinanti, kami berhak membesarkan Mentari memikirkan kebahagiaan dan tumbuh kembangnya. Dia, nggak akan bahagia hidup dengan Mas Jakson dan Ibu tiri seperti wanita itu," balas Aruna menekankan kata ibu tiri.

"Siapa yang bilang aku akan menikahi Elena? Kamu berasumsi dan memojokkan aku di sini. Bahkan Kinanti pun tidak pernah seperti ini," sahut Jakson berkelit.

"Karena Mbak Kinanti mencintai Mas Jakson, dia mau berkorban apapun untuk putrinya. Tentu aja, aku berbeda. Aku tidak pernah mencintai Mas Jakson," jawab Aruna tegas, "memojokkan? Kenapa harus memojokkan kalo emang benar faktanya begitu."

"Siapa yang bilang?"

"Siapa lagi kalo bukan sepupu Mas sendiri, Mas mungkin pikir aku mudah dibodoh-bodohi. Nyatanya, di sini aku-lah orang yang nggak bisa di bodohi," kata Aruna.

Jakson tertegun, Viera mengatakan kisahnya dan Elena. Kelopak matanya tertutup perlahan, kenapa Viera harus mengatakan hal privasi seperti ini. Aruna tersenyum sinis, kelopak mata Jakson terbuka perlahan. Ia tidak berselera makan, ia bangkit dari posisi duduk tanpa kata apapun.

Aruna mendengus, kakaknya salah pilih. Cinta pria ini jelas palsu, seolah-olah dia bersedia melawan dunia untuk bersama kakaknya. Nyatanya sebaliknya, yang membuat Jakson takut kehilangan dan bersikeras untuk bersama sang kakak hanya karena dia mengingatkan Jakson pada wanita yang tidak bisa dimiliki.

...***...

"Kenapa sulit banget ngehubungin kamu, ini udah mau satu bulan. Pesanku cuma kamu read doang, aku tau aku salah, Sayang. Tapi, please jangan giniin aku," ucap Raka memelas.

Layar ponsel diperlihatkan ke arah Aruna, sementara gadis itu menyamping. Colekan dari jari telunjuk Hana, membuat Aruna menghela napas kasar. Aruna dalam mood buruk hari ini, setelah bertengkar dengan Jakson. Ia malah dipaksa video call dengan Raka—kekasihnya, Aruna bahkan tidak bisa melirik ke arah Raka.

Bukan karena gadis cantik ini masih marah pada Raka, hanya saja statusnya saat ini bukan perempuan lajang. Aruna sudah menjadi istri orang, istri dari mantan kakak iparnya sendiri.

"Sayang," panggil Raka kembali mengalun.

"Ayo, bicaralah sama Raka. Dia udah memelas kek gitu loh. Kasian," pinta Hana dengan suara kecil.

Aruna menghela napas berat, kedua tangannya mengepal. Perlahan berubah posisi duduknya dari menyamping jadi berhadapan dengan layar ponsel Hana.

"Nah, gitu dong. Aku minta maaf, masih ada 2 bulan lagi di sini. Aku janji di sini akan berjuang keras buat menang, setia cuma buat kamu. Jangan marah lagi, ya, hm..., tunggu aku balik ke Indonesia. Ya, ya, ya," kata Raka membujuk Aruna.

Rasanya lama sekali Aruna tidak melihat wajah tampan sang kekasih, dan tidak mendengar suaranya. Mata Aruna berembun, kepalanya perlahan menunduk. Raka terlihat khawatir, Hana melirik Aruna.

"Udah dulu, ya, Ka! Nanti kamu bisa hubungi lagi, aku sama Aruna mau konsul lagi sama Dospen," celuk Hana membawa layar ponselnya ke arah wajahnya.

Dengan berat hati Raka mengangguk, mematikan sambungan video call. Hana mengusap lembut punggung belakang Aruna, kedua sisi bahu Aruna bergetar. Aruna menangis tanpa suara, Hana mendesah berat.

"Kamu balas aja pesan dari Raka, sampai dia selesai sama urusannya di sana. Saat pulang, kamu bisa ngomong ke dia, buat bilang kamu udah nikah sama Mas Jakson." Hana berbicara pelan, tangannya masih mengusap punggung belakang Aruna pelan.

Air mata Aruna semakin deras mengalir, ia mencintai Raka. Harus dipaksa berhenti seperti ini, impiannya hanya angan-angan semata.

Bersambung ...

1
Reni Anjarwani
binggung yaa kisahnya
Mymy Zizan
bagussssss
Suryani Tohir
llanjut
Suryani Tohir
next
Shafa Ayudia
ceritanya bagus, banyak plot twist nya. bagi yg suka cerita seru dan menantang,sangat recommended untuk dibaca.
Dhanvi Hrieya: makasih udah mampir kakak, dan makasih atas ulasannya ❤️☺️
total 1 replies
Shafa Ayudia
ceritanya bagus kak, semangat updatenya yaa
Dhanvi Hrieya: siap, kakak ^^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!