NovelToon NovelToon
L'Oubli

L'Oubli

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Reinkarnasi / Cinta Terlarang / Cinta Beda Dunia
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dela Tan

Murni, seorang biarawati yang sedang cuti karena ingin menyembuhkan jiwa setelah terganggu mimpi-mimpi buruk yang terus berdatangan, menerima pesan aneh di ponselnya -suara paniknya sendiri yang membuatnya penasaran. Ia mengikuti petunjuk yang membawanya ke sebuah warung makan tua yang hanya buka saat malam.
Di warung itu ia bertemu dengan Mahanta, seorang juru masak pendiam yang misterius. Namun warung itu bukan warung biasa. Pelanggannya adalah jiwa-jiwa yang belum bisa pergi, dan menu makanannya bisa menenangkan roh atau mengirimnya ke dalam kegelapan. Murni perlahan terseret dalam dunia antara hidup dan mati. Ia mulai melihat masa lalu yang bukan miliknya. Meskipun Mahanta tampaknya menyimpan rahasia gelap tentang siapa dirinya dan siapa Murni sesungguhnya, pria itu bungkam. Sampai cinta yang semestinya dilarang oleh langit dan neraka merayap hadir dan mengungkapkan segalanya.

L'oubli (B. Perancis): keadaan tidak menyadari atau tidak sadar akan apa yang sedang terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dela Tan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Season 1 ; Bab 11 – Nama Dari Neraka

Murni tersentak duduk. Napasnya memburu, panjang pendek keluar masuk rongga dadanya.

Ternyata hanya mimpi.

Meskipun berbeda dengan mimpi-mimpi buruk sebelumnya, mimpi ini tetap terasa nyata. Ia bahkan merasa tenggorokannya kering karena terlalu keras berteriak. Semoga saja tidak ada orang lain yang mendengar teriakannya.

Tapi… benarkah hanya mimpi? Bayangan hitam itu membahas kedatangan Ardi di malam sebelumnya, seolah-olah dia datang karena manusia hidup dibiarkan masuk, dan Mahanta dituduh telah melanggar batas. Akibatnya, lelaki itu dilenyapkan. Menjadi asap hitam.

Mahanta…

Tidak… bayangan itu memanggilnya dengan nama lain.

Obitus.

Nama itu menggema di pikirannya, membentur tembok kepercayaannya. Murni seolah pernah mendengar nama itu. Seolah itu bukan nama yang asing.

Ia mengingat-ingat. Apakah nama itu ada di dalam kitab suci? Mungkin ia pernah membaca tokoh itu di dalamnya?

Murni menggeleng. Ia telah tamat membaca Alkitab, bahkan hafal beberapa kisah yang disukainya. Tetapi seingatnya, tidak ada nama Obitus dalam kisah mana pun.

Umat di gereja yang pernah berinteraksi dengannya, atau para pastor juga tidak ada yang memiliki nama itu.

Kalau begitu, di mana ia pernah mendengarnya? Yang lebih aneh lagi, mengapa ia merasa seolah mengenalnya? Seolah… itu bergaung, jauh di kedalaman hatinya.

Lalu makna mimpinya semalam, apa?

Mengapa setelah mimpi-mimpi buruknya berhenti, tiba-tiba ia kembali bermimpi, tetapi kali ini mimpinya berbeda?

Murni bangkit dari tempat tidur, mengambil salibnya dan berlutut di tepi tempat tidur.

“Tuhan, terima kasih untuk rahmatMu pagi ini, untuk napas yang Kau beri. Mohon bimbinganMu untuk hari ini, beri petunjuk untuk hambaMu…”

Murni tidak menyelesaikan doa. Tiba-tiba ia tidak yakin minta petunjuk untuk apa. Karena itu ia menyudahi doanya dengan membuat tanda salib.

“Atas nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus. Amin.”

Murni bangkit, beranjak ke kamar mandi, dan mematung di depan cermin kecil. Wajahnya terlihat pucat, mungkin akibat kurang tidur karena hampir tiap malam ia selalu pergi ke Warung Murni.

Mata bulat dibingkai bulu mata panjang dan lebat, yang menurut Suster Maria memiliki sorot yang sangat murni, tampak kuyu. Dalam mimpinya, Mahanta menyebutnya cantik, bahkan mengelus pipinya.

Rona merah segera terurai di pipi pucatnya. Bagaimana aku bisa membiarkan itu, dan hatiku merasa senang!

Benarkah ia cantik? Murni memandang bayangannya di cermin. Rambutnya panjang, hitam legam, halus karena jarang terkena sinar matahari. Kulitnya sangat putih, tanpa noda meskipun tidak pernah memakai perawatan apa pun. Hidung kecil dan bibir mungil kemerahan alami, seperti buah cherry menempel di wajahnya, membuat wajahnya tampak sangat polos.

Murni menggeleng kuat-kuat.

‘Ini dosa,’ pikirnya. ‘Aku tidak boleh mengagumi diriku sendiri. Itu terlalu duniawi.’

Murni segera bersiap untuk mandi. Hari ini ia berniat pergi ke perpustakaan gereja, di sana banyak buku kuno. Barangkali ia bisa mendapatkan jawaban tentang Obitus di dalam salah satu buku itu.

Ia berniat untuk bertanya langsung pada Mahanta. Tapi malam masih lama, ia tak bisa menahan keingintahuannya. Jadi sebaiknya ia mencari tahu sendiri dulu. Barangkali ada referensi yang bisa memberinya suatu informasi.

---

Murni berpapasan dengan Suster Maria yang menyambutnya dengan gembira.

“Kau sudah kembali?”

Murni menggeleng, “Bukan, Suster. Aku mau ke perpustakaan, perlu mencari referensi tentang sesuatu.”

“Oh,” Suster Maria tampak agak kecewa. “Kau masih belum menemukan keyakinan?”

“Maaf,” Murni menunduk. “Aku juga tidak tahu mengapa begini.”

Suster Maria tersenyum, menepuk pundaknya penuh kasih. “Tidak apa-apa, lebih baik kau mengambil waktu lebih lama daripada terlanjur mengucapkan kaul dan tersiksa karena hatimu tidak di sini.”

Murni ingin membantah. Hatinya tetap di sini. Namun kemudian menahan mulutnya. Benarkah? Ia sendiri tidak yakin, bagaimana bisa meyakinkan orang lain?

“Referensi apa yang ingin kau cari?” Suster Maria mengalihkan topik.

“Oh… aku… ingin mencari buku tentang Obitus.” Setelah ragu sejenak, Murni memutuskan untuk jujur.

“Obitus? Maksudmu obituari? Data orang-orang yang meninggal?” Suster Maria mengerutkan kening. “Siapa yang ingin kau cari?”

Data orang yang meninggal?

Murni tertegun, ‘Ah, mungkin itu sebabnya aku merasa tidak asing karena sering mendengar kata obituari. Apakah reaksiku terlalu berlebihan? Bahwa nama itu sebenarnya tidak berarti apa-apa?’

Melihatnya tidak menjawab, Suster Maria kembali menepuk pundaknya.

“Tidak apa-apa kalau kau tidak mau bercerita. Data orang meninggal sudah diarsipkan ke dalam komputer, daripada susah-susah mencari di buku, lebih baik kau mengakses data di komputer.”

“Ah betul, mengapa tidak terpikirkan olehku.” Murni tersipu, menyadari bahwa ia terlalu tergesa-gesa sampai tidak berpikir ke arah sana. “Kalau begitu aku pamit, Suster.”

Suster Maria mengangguk.

Murni tetap pergi ke perpustakaan, namun kali ini bukan untuk mencari buku yang memuat tentang Obitus, melainkan untuk berselancar di internet.

Perpustakaan biara sangat sepi. Tempat itu memang selalu sepi, tapi di pagi hari benar-benar sangat hening, tidak ada suara apa pun yang terdengar. Murni mencium bau kertas dari buku-buku lama.

“Hai, kau sudah kembali?” Theresia, sesama novis yang berjaga di perpustakaan menyambutnya.

“Belum, Ther. Aku hanya perlu mencari sesuatu, boleh pinjam kartu akses ke ruang komputer?”

Murni menulis di buku pengunjung. Ruang komputer tidak dibuka untuk umum dengan bebas, yang ingin masuk harus meminjam kartu akses, dan itu dibatasi hanya satu jam. Jika masih kurang, boleh minta perpanjangan waktu dengan kembali ke meja admin.

Murni tahu, riwayat penelusurannya mungkin akan diketahui. Seharusnya ia pergi ke warung internet saja. Tapi niat awalnya datang adalah mencari referensi di buku kuno. Karena sudah terlanjur di sini, biarlah ia berselancar di sini saja. Paling-paling ia hanya dikira mencari data orang meninggal, seperti kesan yang didapat oleh Suster Maria tadi.

Murni mulai mengetik kata kunci: siapakah Obitus?

Layar komputer malah menunjukkan perusahaan pemakaman.

Murni mengetik kata kunci lain: apakah ada buku tentang Obitus?

Komputer menampilkan buku-buku tentang cara pemakaman, buku-buku biografi tentang kehidupan dan pencapaian seseorang, buku ritual kematian. Semua topiknya tentang kematian.

Murni menghela napas, dan mengetik kata kunci lagi: apa arti Obitus?

Ia mencoba berbagai kata kunci lain, tapi tidak menunjukkan hasil yang dicarinya. Hanya kesamaan bahwa semua merujuk pada kematian. Bahwa obitus ini adalah Bahasa Latin, asal dari kata obituary dalam Bahasa Inggris yang berarti berita duka.

Murni hampir merasa sia-sia, merasa bodoh karena begitu penasaran akan sesuatu yang disebut dalam mimpi.

Sampai… seolah ada bisikan gaib, ia mengetik kata kunci lain: Obitus dalam mitologi.

Dan di layar komputer terpampang uraian panjang.

Singkatnya, Obitus adalah istilah yang sering digunakan dalam konteks ritual yang berkaitan dengan kematian, atau kematian yang tragis. Dalam mitologi, kematian seringkali dikaitkan dengan akhir sebuah kehidupan, tetapi bukan akhir segalanya, bukan hanyaperistiwa fisik, melainkan sebuah transisi ke alam baka, atau perpindahan ke alam lain.

Murni tertegun.

Dari semua hasil pencariannya, semua mengaitkan obitus dengan kematian. Tetapi yang terakhir sepertinya lebih luas. Obitus, jika itu nama seseorang, atau jika itu nama lain Mahanta, berarti berhubungan dengan kematian, atau perpindahan ke alam lain.

Murni menggigil. Bukan karena rasa dingin dari AC atau karena angin dari jendela, tetapi karena tiba-tiba ada sebuah rasa... akrab, seakan ada sesuatu yang menyelinap masuk ke dalam pikirannya yang tersembunyi tanpa diundang.

“Obitus...” bisiknya. Kata itu terasa pahit di lidahnya. Mengundang dosa hanya dengan menyebutnya.

Ia segera mematikan komputer dan cepat-cepat pergi, seolah takut akan dipergoki malaikat penjaga.

1
adi_nata
baru bab awal aura misterinya sudah sangat pekat.
💕💕syety mousya Arofah 💕💕
kok pas nmne Salman kek anakku 🙈🙈
💕💕syety mousya Arofah 💕💕: hrusnya jgn slman thorrr...Salman itu artinya minta aman dn keselamatan...nanti KLO pke slman jdi GK sesuai..haiiishhh.,galau q thorrr...tpi GK PP..cuma crita kug y
Dela Tan: Haha... otor ngebayangin profilnya Salman Khan, serem kan?
total 2 replies
Ryan Jacob
semangat Thor
Jati Putro
setiap nyawa yg di selamatkan ,
kesedihan ,bebannya pindah ke murni ?
🤔
Jati Putro
mungkin murni reinkarnasi dari wanita yg terbakar ,
apakah jiwa nya blm kembali ke asal
masih gentayangan
Jati Putro
Kalimat jangan bermakna dilarang
tapi kebanyakan semakin di larang semakin penasaran
Nike Raswanto
wow.....keren ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!