Mila tidak menyangka dengan kehidupan nya setelah kepergian kedua orang tuanya karena kecelakaan. Karena keadaan ia menerima tawaran dari seorang pria untuk menikah dengan perjanjian namun saling menguntungkan.
Setelah menikah, banyak hal yang tidak terduga terjadi.
Apakah Mila dapat bertahan dengan pernikahannya ? jawabannya ada di Novel Married By Agreement..
Selamat membaca semua.. 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
Ruangan Direktur Universitas Duta Bangsa
" Jadi.. Bapak Direktur di kampus ini ? " tanya Mila.
" Hmm " Dewa mengangguk.
" Terus maksud Bapak apa menyebarkan berita seperti itu ? "
" Bukan saya, kemungkinan mantan kamu " balas Dewa.
" Hah...David ? "
Dewa kembali mengangguk.
" Pak, tolong bantu saya untuk mengklarifikasi jika berita itu tidak benar ? " ucap Mila meyakinkan.
" Sepertinya berita itu benar Mil "
" Apa Pak ? Maksud Bapak gimana sih Pak ? " Mila tetap tidak percaya.
" Saya bukan tipikal orang yang tidak menepati ucapan saya sendiri, saya memang ingin menikahi kamu Mil "
" Bagaimana bisa Pak ? Bagaimana dengan kekasih Bapak ? "
" Kekasih saya ? Bagaimana kamu bisa tahu saya memiliki kekasih ? " Dewa balik bertanya.
Mila terdiam, ia yakin Dewa sudah memiliki kekasih, karena ia sempat melihat beberapa kali wanita yang sama masuk ke ruangan Dewa di kedai kopi.
" Maksud kamu Tasya ? Wanita yang sempat kamu lihat ke ruangan saya kan ? " ucap Dewa.
Mila mengangguk.
" Justru itu Mil salah satu nya saya berniat menikahi kamu, Tasya masih selalu mengganggu saya, mungkin dengan saya menikah, dia sudah tidak akan menganggu saya lagi "
" Maksud Bapak, Bapak mengorbankan saya, agar kekasih Bapak tidak menganggu Bapak lagi ? "
" Hmm " Dewa mengangguk.
" Tidak Pak... Saya tidak mau " ucap Mila.
" Kenapa ? Bukankah kamu juga masih suka diganggu mantan kamu, siapa tahu kalau kamu menikah, mantan kamu tidak menganggu kamu lagi " balas Dewa.
" Saya tetap tidak mau Pak ! " Ucap Mila tegas.
" Mil, setelah keadaan tenang, kita bisa berpisah, tenang saja, selama kamu menjadi istri saya, saya akan penuhi kebutuhan kamu, saya tidak akan mengekang kamu, kamu bisa menjalani hidup sepeti biasa, kamu kuliah, bahkan kamu masih bisa bekerja di kedai kopi saya jika kamu mau "
Mila berpikir, memang saat ini ia sangat-sangat membutuhkan uang, selain untuk ongkos ia pergi kuliah, tante nya juga selalu saja menanyakan kapan Mila gajian, akhirnya ia menerima tawaran Dewa, yang terpenting ia bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu dan mudah-mudahan benar setelah ia menikah David tidak akan mengganggunya lagi.
" Baik, saya terima tawaran Bapak "
***
Di salah satu pemakaman umum.
" Ayah Ibu.. Maaf Mila baru bisa menengok Ayah dan Ibu.. Maafkan Mila Ayah Ibu.. " ucap Mila duduk di tengah makam antara makam Ayah dan Ibu nya.
Dewa pun mengikuti Mila, ia duduk tak jauh disamping Mila.
" Ayah Ibu, perkenalkan saya Dewa, saya laki-laki yang akan menikahi Mila, Ayah dan Ibu tidak perlu khawatir, selama Mila menjadi istri saya, saya akan selalu menjaga Mila " ucap Dewa.
Mila pun memperhatikan calon suaminya. Ia lalu membersihkan makam kedua orangtuanya setelah bersih ia lalu pamit pulang.
" Ayah Ibu, Mila dan Pak Dewa pulang ya.. Restui Mila ya Ayah Ibu dengan keputusan yang Mila ambil "
Mila lalu beranjak dari duduknya, disusul oleh Dewa.
Mereka berdua berjalan menuju parkiran mobil, Dewa lalu membukakan pintu mobil untuk Mila. Mila duduk di kursi penumpang sebelah Dewa, tidak lama Dewa pun sudah duduk di kursi kemudinya.
" Kita sudah meminta ijin kepada mendiang kedua orang tua kamu, sekarang giliran ke kedua orang tua saya" ucap Dewa.
" Tapi Pak.. Saya tinggal bersama tante dan sepupu saya " susul Mila.
" Jadi, di rumah itu kamu tinggal bersama tante dan sepupu kamu ? "tanya Dewa.
" Iya Pak, semenjak kedua orangtua saya meninggal, saya diurus oleh tante saya "
" Oke kita temui dulu tante kamu "
Mila mengangguk.
Sekitar 30 menit perjalanan mereka berdua telah sampai di rumah Mila, Dewa masih belum banyak tahu tentang Mila, mungkin nanti ia akan bertanya lebih kepada Mila perihal dirinya.
Setelah mobil terparkir, Mila dan Dewa pun turun dari dalam mobil, berjalan masuk menuju rumahnya.
Tante Bertha yang merasa ada seseorang yang datang segera berjalan menuju ruang tamu, ia melihat melalui jendela ke arah luar.
" Mila.. sama laki-laki siapa lagi itu.. Kok beda dari yang waktu itu ke rumah " gumam Tante Bertha.
Tidak lama Mila membuka pintu rumah.
" Assalamu'alaikum.. "
" Eh... Wa'alaikumsalam " balas Tante Bertha salah tingkah.
" Tante.. Kok disini ? " tanya Mila merasa heran saat membuka pintu Tante Bertha sudah berada di hadapannya.
***
" Saya Dewa tante, saya berniat untuk menikahi Mila " ucap Dewa.
" Menikahi Mila ? " balas Tante Bertha ia melirik ke arah Mila dan Dewa bergantian.
" Iya Tante, Mila akan menikah dengan Pak .... Eh Mas Dewa " Mila meralat ucapannya, ia khawatir Tante Bertha akan curiga jika ia memanggil Pak kepada Dewa.
Dewa pun sedikit melihat ke arah Mila, ia tersenyum kecil.
Dilihat dari setelan nya seperti nya orang berduit ya.. Baguslah kalau Mila menikah dengan laki-laki ini, saya tidak perlu pusing-pusing memikirkan biaya kuliah Tari. Lagipula aneh kenapa harta Mas Danu kok gak ada ya, dia cuma meninggalkan rumah ini aja, padahal dia dulu punya usaha...ckckck .
Batin Tante Bertha, sambil memperhatikan Dewa.
" Ehem.. Begini ya Nak Dewa, kan Mila ini tulang punggung keluarga ya.. Kalau Mila menikah bagaimana dengan Tante dan sepupu nya Tari, sedangkan Tari masih kuliah masih membutuhkan biaya " ucap Tante Bertha, masih tidak tahu diri.
Mila pun tidak habis pikir, bisa-bisanya Tante Bertha berbicara seperti itu, jadi memang selama ini Tante Bertha hanya memanfaatkan dirinya, ia menjadikannya tulang punggung untuk menghidupi dirinya dan anaknya.
" Oh untuk itu Tante, tidak perlu khawatir, biaya hidup dan sekolah Tari saya yang bertanggung jawab " ucap Dewa mantap.
Mila pun terhenyak kaget, ia langsung menoleh ke arah Dewa.
Mila memberikan kode kepada Dewa, ia menggerakkan bibirnya tanpa bersuara.
" Jangan Pak.. Nggak gitu.. " Mila menggelengkan kepalanya.
" Oke kalau begitu, Tante jadi tenang.. Tante restui kalau kalian mau menikah "
" Terima kasih banyak Tante "
Setelah perbincangan nya dengan Tante Bertha, Mila dan Dewa pun pamit, Dewa meminta ijin untuk mengajak Mila bertemu dengan kedua orangtunya.
Dalam perjalan Mila berkali-kali menanyakan ucapan Dewa tadi kepada Tantenya.
" Pak... Bapak kenapa berbicara seperti itu "
" Bicara yang mana ? "
" Bicara ke Tante Bertha, kenapa Bapak berbicara untuk menanggung hidup Tante Bertha dan kuliah Tari " ucap Mila tidak setuju.
" Ya gak apa-apa Mil, mereka kan keluarga kamu "
" Ya tapi.. Bukan begitu Pak.. Nanti bagaimana kalau kita sudah tidak menikah "
" Mil, kita menikah saja belum, kamu sudah bilang tidak menikah, sudahlah tenang saja, sekarang kita akan ke rumah kedua orangtua saya, seperti biasa kita harus menjadi sepasang kekasih yang benar-benar saling mencintai... karena Mama saya mempunyai feeling yang kuat, kalau seandainya kita tidak bisa bermain peran dengan baik oya satu hal.. Jangan panggil sebutan Pak apalagi di depan kedua Mama Papa saya " ucap Dewa.
Mila hanya menghela nafas lalu mengangguk perlahan. Dewa kembali fokus pada kemudinya, ia sesekali melirik ke arah Mila yang sedang memperhatikan jalanan dihadapannya.
🌼🌼🌼
Jangan lupa yaa.. Tetap dukung author dengan vote like dan komennya ❤️
semoga DEWA peka dengan keadaan MILLA
lanjut thor ttp semangat 💪💪💪❤❤❤