Ini sakuel dari cerita "Pengasuh Tangguh Violetta"
Berawal dari sebuah janji di masa kecil membuat Violetta menutup rapat hatinya untuk Pria lain, ia senantiasa menunggu kedatangan pria di masa kecil yang pergi entah kemana.
Violetta menghabiskan sebagian banyak waktunya untuk bekerja dan berkarya, sesekali ia datang ke tempat dimana ia bertemu dengan Aksara dengan harapan ia akan bertemu dengannya dalam versi dewasa. Waktu terus berjalan, sampai dimana ia hampir putus asa akan penantiannya seseorang datang kedalam kehidupannya tetapi dengan cara misterius.
Akankah Violetta bertemu dengan Aksara?
Yuk, ikuti terus kelanjutannya sambil kasih dukungan untuk author agar tetap semangat dalam berkarya 🤩
Kalau yang suka boleh lanjut, kalau tidak suka boleh skip ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah surat
"Vio, tinggallah disini. Mansion ini akan lebih ramai jika kau ada disini, anggap saja kalian menghabiskan waktu setelah bertahun-tahun berpisah." Ucap Abigail.
"Tapi aku sudah memesan hotel grandpa." Ucap Violetta.
"Ramdan, apa aku bisa meminta tolong padamu?" Tanya Azrio pada Ramdan.
"Minta tolong apa?" Tanya Ramdan balik.
"Tolong kau check out hotel yang sudah kalian pesan, Amir akan menemanimu kesana. Kau juga tinggallah disini, aku juga akan meminta izin pada om Bram dan juga tante Renata." Jelas Azrio.
"Baik, aku bisa mengurusnya." Ucap Ramdan.
"Terimakasih." Ucap Azrio.
"MWO!! (APA)" Abigail dan beberapa orang lainnya tersentak.
Abigail, Amir dan juga bodyguard yang mendengar kata "terimakasih" yang terlontar dari mulut Azrio pun tersentak, mereka menggosokkan telinganya secara bersamaan takut yang mereka dengar itu Salah. Ramdan dan juga Liona menatap heran melihat tingkah laku Abigail dan yang lainnya, sementara Violetta yang sudah mengerti pun hanya terkekeh geli.
"Kak, mereka kenapa?" Tanya Ramdan.
"Hahaha, mungkin mereka terkejut mendengar kata keramat yang keluar dari mulut Sara." Violetta tertawa geli.
"Haiiissshh, YAAAAKKK! Kalian sangat membuatku kesal hari ini." Kesal Azrio.
Liona menatap kearah putranya kemudian berkata. "Apa kamu tidak pernah mengucapkan terimakasih, nak? Oh astaga, ibu banyak melewatkan sesuatu disini." Liona mendesah pelan diakhir kalimatnya.
"Sara memang dingin bu, dulu aja dia selalu diam walaupun aku sudah nyerocos sampai rem mulutku blong. Kayaknya kalau pun sampai berbusa dia gak akan peduli, tapi sejak dia tahu aku punya trauma, Sara lebih banyak ngomong bahkan sering mengomeliku." Jelas Violetta.
"Oh ya, memangnya kau memiliki trauma apa?" Tanya Liona penasaran. Abigail juga menatap kearah Violetta, dia ingin mendengar apa yang ingin dia juga tanyakan.
Perlahan Violetta menarik nafasnya dalam, dia mengukir senyuman di bibirnya sebelum menjawab pertanyaan calon mertuanya (Uhuuyyy camer wkwkwk) " Aku mengalami trauma akibat kekerasan yang dilakukan oleh ibu kandungku sendiri, setiap daddy pergi kesempatan itu dia gunakan untuk memerintahku bahkan menyiksaku tanpa ada rasa iba. Puncaknya, saat aku tidak sengaja menyenggol parfum mahalnya dia murka padaku, dia menyeretku mencambukku tanpa menghiraukan tangisan pilu serta permohonan ampunku. Jika tidak ada mbok Marni yang melindungiku, mungkin saat itu aku sudah tiada. Tak hanya itu, dia juga berselingkuh di belakang daddy serta bermain gila dengan pria lainnya. Saat aku tengah melalui proses pemulihan mental, dia kembali datang ke rumah menemuiku dan juga daddy berharap bisa masuk kedalam kehidupan kami. Dia ingin memisahkan hubungan bunda yang saat itu menjadi calon ibu sambungku, karena ibu kandungku terus menemuiku jadi daddy memeutuskan untuk mengirimku ke desa. Dari situlah aku dan Sara/Azrio bertemu, dia dan bundaku mengajarkan banyak hal padaku sehingga aki bisa keluar dari keterpurukanku. Sekarang ibu kandungku sudah tenamg di alam sana, dia pergi bersama anak yang di kandungnya." Jelas Violetta. Matanya tak bisa berbohong, dia kembali menangis mengingat luka di masa kecilnya.
Liona ikut menangis mendengar cerita Violetta, di usapnya punggung Violetta dan juga matanya yang terus berderai.
"Setiap ujian pasti ada kebahagiaan yang menanti, meskipun dengan cara yang terbilang menyakitkan. Tapi, itu membawamu dan juga ayahmu bertemu dengan orang yang tulus." Ucap Liona membelai wajah Violetta.
'Aku berjanji Tata, aku akan membahagiakanmu' Batin Azrio.
Mereka melanjutkan perbincangan hangat yang jarang sekalo terjadi di mansion tersebut, bisa terlihat aura kebahagiaan terpancar dari semua orang dengan hadirnya Violetta.
Malam pun tiba.
Azrio mengajak Violetta untuk pergi ke taman dimana ia menghabiskan waktu jika ia merasa sedih, tempat yang bisa memberikan dirinya kenyamanan dan juga ketenangan dengan segala keresahan yang tengah menghantui pikirannya. Bukan hal yang mudah bagi Azrio berada di titik dimana ia tengah diatas seperti sekarang ini, dia terus mencari keberadaan ayahnya meskipun hatinya mengatakan kalau ia putus asa.
"Kau mau mengajakku kemana?" Tanya Violetta.
"Tempat dimana aku merasa tenang, tempat ternyamanku disaat aku merindukanmu." Jawab Azrio dengan senyuman manis di bibirnya. Jangan lupakan lesung pipi yang menambah manis yang mana membuat darah Violetta berdesir, ingin rasanya dia memasukkan Azeip kedalam karung lalu mengurungnya di kamar.
"Yaaakkk, jangan senyum kayak gitu dong Sara!" Protes Violetta.
"Memangnya kenapa? Padahal diluaran sana, banyak orang yang ingin Melihat senyumanku yang sangat estetik ini." Tanya Azrio heran.
"Gak aman buat jantungku, gilaaaa." Celetuk Violetta.
"Cieeee... Terpesona nih yeee.." Goda Azrio.
"Paansih, gajelas banget nih orang." Ucap Violetta. Dia memalingkan wajahnya yang sudah memerah, dengan jahilnya Azrio malah menoel-noel lengan Violetta.
'Bundaaa.. Boleh gak sih Vio salto, jantung Vio udah gak aman bun.' Teriak Violetta dalam batinnya.
Azrioenarik tangan Violetta berjalan menuju sebuah ayunan yang menghadap kearah danau kecil yang ada disana, Violetta sampai menggelengkan kepalanya menatap takjub taman yang di maksud oleh Azrio.
"Sara, saking buanyaknya duit kamu sampe taman aja seluas ini. Belum mansion yang pastinya harganya triliunan, mansion daddy aja yang disana udah paling ngerasa paling gede." Ucap Violetta takjub.
"Astaga, kau ini berisik sekali. Ayo duduk dulu, aku akan memberikan sesuatu yang sudah seharusnya kau berikan padamu Tata." Ucap Azrio. Dia mendudukkan tubuh Violetta di ayunan, wajah Violetta masih menganga melihat keindahan yang terpampang nyata di hadapannya.
Azrio memberikan sebuah amplop panjang berwarna putih pada Violetta, amplopnya masih tersegel karena Azrio atau siapapun itu tak pernah ada yang berani membukanya. Violetta menerima amplop yang di berikan oleh Azrio, tak hanya itu saja. Azrio memberikan sebuah paper bag pada Violetta.
"Apa ini?" Tanya Violetta dengan wajah bingungnya.
"Bukalah, satu persatu bukanya. Jangan maruk, kau buka dulu surat dari nenek." Ucap Azrio.
"Iya, dasar Sara kampret bawel. Jelek, nyebelin, hissshhhh bikin penasaran aja nih bujang lapuk." Kesal Violetta.
"Kamu juga perawan tua, cengeng, cerewet kayak emak-emak ghibah." Ucap Azrio tak mau kalah.
"Biar apa? Biarin, wleeee." Ucap Violetta. Dia mengejek Azrio dengan menjulurkan lidahnya, matanya naik keatas membuat Azrio semakin gemas dibuatnya.
"Lama-lama aku gigit juga nih anak orang, baru juga ketemu bikin darah yang tadinya rendah jadi naik." Gemas Azrio mencubit hidung mancung Violetta.
Violetta hendak membuka surat dari Sarina, namun sejurus kemudian Azrio langsung mencegahnya. Violetta menatap kearah Azrio dengan tatapan bingungnya, dia melupakan sesuatu.
"Issh, aku lupa Tata." Ucap Azrio.
"Lupa apa Sara?" Tanya Violetta bingung.
"Nenek bilang, kau harus membukanya sendirian. Aku sebenarnya penasaran dengan apa yang sudah nenek tulis, tapi aku tidak ingin mengingkari janjiku." Jelas Azrio.
Alis Violetta saling bertaut, dia sungguh penasaran dengan isi surat yang di berikan oleh nenek Sarina padanya. Apakah ada rahasia yang Sarina simpan? Mengapa dia harus membukanya sendirian? Beberapa pertanyaan menguasai pikirannya.
tu kan istri brandon mantannya vincent..his yg selingkuh malah dia yg gila dasar iblis ni