Dina, Syifa dan Juned mereka bertiga adalah anak Sania dari Sofwan. setelah mengalami pahit dan manisnya kehidupan, hidup mereka kembali diuji.
Setelah Sofwan bapak mereka meninggal dunia, menyusul lagi ibunda tercinta pergi menghadap yang kuasa. Dina sebagai anak sulung harus berjuang untuk adik-adiknya.
Mampukah mereka bertiga melewati semua cobaan yang kelak akan dilewati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senajudifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Terlanjur Luka
"Anak setan...!!" Umpatnya geram pada Juned.
"Lha kamu bapaknya setan kelayapan tengah malam gini!!" Sahut Juned tak mau kalah.
Orang itu tak bicara apapun lagi lalu hendak melangkah pergi, tiba-tiba....
SET...SET...SET
Tak diduga dan entah kapan dia mengeluarkannya, sebuah belati tampak membeset kearah pinggang Juned.
Untung pemuda tanggung itu sudah waspada sebelumnya.
"Ooohh mau main pisau ya...boleh!!" Kata Juned.
Mendengar suara ribut beberapa suster berdatangan dan mereka sangat yerkejut saat melihat Juned dan orang tak dikenal berpakaian jas dokter sedang berkelahi di dalam ruangan tante Della di rawat.
"Siapa itu?? Kalau itu ponakannya bu Della kalau yang pakai jas dokter itu siapa?? Rasanya aku tidak pernah melihat wajah dokter itu sebelumnya??" Kata mereka yang akhirnya sadar jika itu adalah seorang dokter gadungan.
Om Johan dan Syifa juga terbangun mendengar suara keributan dan melihat Juned sedang berkelahi dengan seseorang.
Melihat keadaanya mulai terdesak dengan cepat dia membuat gerakan hendak menyerang Juned tetapi kemudian tubuhnya yang berada di dekat pintu menerobos beberapa perawat yang berusaha untuk menghalanginya sebelum om Johan dan Syifa juga tiba di sana.
"Kejar dia om...dia tadi bermaksud hendak membunuh tante Della!!" TeriakJuned sambil berusaha menahan rasa ingin pipisnya.
Om Johan segera mengejar sementara Juned dan Syifa berlari keruangan bayi guna melihat bayi tante Della.
Mereka datang tepat waktu karena di saat bersamaan ada juga seorang wanita berpakaian suster hendak berusaha mengambil bayi tante Della.
"Mau apa kamu??" Bentak Juned sehingga membuatnya kaget dan langsung melarikan diri.
"Nggak usah dikejar bang, yang penting tante Della dan bayinya selamat!!" Kata Syifa.
"Mereka berdua?? Mengapa mereka berdua bisa keluar masuk seenaknya? Apakah salah satu dari mereka bekerja di sini??" Gumam Juned.
"Maksud abang gimana??" Tanya Syifa tidak mengerti.
"Salah satu dari mereka juga bekerja di rumahsakit ini Syifa...jika tidak bagaimana mereka bisa mencermati keadaan seputar pasien yanh di rawat di sini." Kata Juned.
"Iya ya bang...buktinya mereka bisa langsung hilang begitu saja!!" Kata Syifa mengiyakan.
Setelah keadaan aman mereka kembali dan melihat om Johan sedang bercakap-cakap serius dengan dokter dan perawat di sana.
"Saya tidak bisa tinggal diam begini terus dokter?? Istri saya sudah dua kali nyawanya ada di dalam bahaya!! Sudah dua kali istri saya jadi incaran pembunuhan kali ketiga bisa jadi nyawa istri dan anak saya bakal melayang sungguhan!!" Geram Johan.
"Begini saja, besok saya mau membawa istri saya pulang dan di rawat di rumah saja, saya tidak berani ambil resiko ini menyangkut soal hidup dan matinya istri saya!!" Ucap Johan panjang lebar.
Malam itu menjadi malam yang panjang dan sangat melelahkan untuk mereka bertiga karena sejak peristiwa itu terjadi, mereka bertiga tidak ada yang berani memejamkan mata.
***********
"Assalamualaikum!!"
"Waalaikum Salam!!"
"Ayah??" Kata Afifah.
"Ibu kamu ada Fifah??" Tanya Baskoro pada menantunya.
Sebelum menjawab Afifah menatap dulu Baskoro dan juga pada wanita di sebelahnya.
"Ibu tadi pagi sudah pergi ke Bandara yah, ini mas Riki sudah menuju perjalanan pulang kemari sepertinya pesawatnya sudah berangkat!!" Kata Afifah.
"Mas!!" Kata wanita di sebelahnya.
"Fifah, bisakah ayah minta tolong di mana alamat ibumu di Balikpapan??" Tanya Baskoro.
"Fifah tidak tau yah, yang tau kan mas Riki!!" Jawab Afifah.
Baskoro dan Lestari terduduk lemas.
"Apakah ibumu pulang tiba-tiba karena kedatangan ayah kemarin, Fifah??" Tanya Baskoro.
"Sepertinya begitu, yah!!" Jawab Fifah apa adanya.
"Sepertinya ibumu teramat membenci ayah!!" Kata Baskoro pelan.
"Ya jangan salahkan ibu juga membenci yah?? Jika Fifah di posisi ibu pasti Fifah juga akan bersikap sama!! Manusia mana sih yang tidak sakit hati jika melihat pasangannya berselingkuh??" Kata Afifah.
Padahal bukan maksud Afifah untuk menyindir keduanya tetapi perkataan Afifah begitu menohok hati Baskoro dan Lestari.
"Jika ayah mau, tanyakan saja pada mas Riki sebentar lagi dia akan sampai di rumah kok!!" Kata Fifah lagi.
Sementara di dalam pesawat perjalanan pulang dari Surabaya menuju Balikpapan...
"Aku memang menghindarimu dan Lestari, Baskoro!! Aku sama sekali belum bisa bahkan tidak akan pernah bisa memaafkan kesalahan kalian berdua!! Bagiku sampai mati sekalipun rasa sakit ini tidak akan pernah hilang dan akan selalu muncul setiap aku mengingat wajah kalian berdua." Kata ibu Intan Anggraini.
"Nek, kok kita cepat banget pulangnya??" Tanya Raftar sebelum akhirnya dia jatuh tertidur.
"Kan kita meninggalkan kakek sama adik Sari di Balikpapan sendirian, kak Dina dan Syifa serta abang Juned, Miko dan Miki semua sibuk...kasihan adik Sari hanya bermain dengan kakek dan bibi saja di rumah!!" Kata ibu Intan pada cucunya.
Setelah Raftar tertidur, kembali Intan mengingat kesakitan yang pernah ditorehkan Baskoro padanya.
***Flashback on***
"Siapa Lestari? Mengapa ayah membelikan sebuah kalung berlian puluhan juta untuk seorang wanita bernama Lestari??" Gumam Intan saat dia membawa baju kotor suaminya dan menemukan nota pembelian itu.
Bukan hanya itu. Banyak noda lipstik di jas suaminya.
Awalnya dia tidak percaya saat bibi pembantunya menceritakan apa yang dia temui tetali setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri, barulah dia percaya.
Sore itu saat mereka sedang duduk santai di teras belakang rumah besar mereka, di situ kesempatan Intan bertanya.
"Maaf yah, apa ibu boleh bertanya??" Tanya Intan pelan takut suaminya tersinggung karena dia tau suaminya yang arogan itu jika sudah marah.
Sebenarnya dia malas untuk menanyakan tetapi rasa ingin tau lebih besar dari rasa takutnya.
"Ibu mau tanya apa?" Tanya Baskoro lalu menghirup teh nya.
"Siapa itu Lestari?" Tanya Intan to the point.
Baskoro melirik Intan sesaat sebelum menjawab.
"Teman!!" Jawab Baskoro singkat.
"Ayah yakin hanya teman??" Tanya Intan lagi.
"Maksud ibu apa sih?? Lestari itu sekertaris ayah di kantor, dia istri Yudha bawahan ayah tapi ada di divisi lain." Jawab Baskoro singkat.
Awalnya Intan sudah mempercayai perkataan Baskoro sampai suatu hari dia membaca chatingan keduanya yang terdengar mesra bukan lagi seperti atasan dan bawahan, tetapi seperti sepasang kekasih.
PLAK....
"Bisa nggak sih ibu tidak mencampuri urusan ayah? Kami hanya atasan dan bawahan, dan tamparan itu untuk kelancangan ibu telah berani membaca chat ayah!! Jika lain kali masih mengulanginya bukan hanya tamparan yang bakal ibu dapat, tapi juga pukulan!!" Jawab Baskoro dingin.
Hanya air mata yang menetes di pipi Intan saat itu sampai akhirnya kebusukan Baskoro dan Lestari terbongkar.
Di situlah rasa takut dan hormat pada suaminya telah hilang berganti dengan rasa benci dan muak.
***Flashback off***
Dada Intan kembali sesak mengenang kejadian 2 tahun yang lalu itu.
Dia sudah bisa mengubur luka itu hingga kemarin Baskoro datang ke rumah Riki dan Afifah untuk memohon maafnya.
"Jangan harap aku akan memberi maafku untuk kalian Baskoro, Lestari..." Ucap Intan Anggraini.
*
*
***Bersambung...
Ikuti terus kelanjutan kisah mereka ya reader dan jangan lupa dukungannya.🙏🙏
