Perselingkuhan istri dan sahabatnya, membuat Vicky Zean trauma untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita. Selama lima tahun, ia memilih menjadi Single Daddy untuk putra kesayangannya.
Namun, kini, ia justru tertarik dengan seorang gadis belia yang baru akan lulus jenjang SMA, Rhea Athalia hanya karena pertemuan singkat yang mengesankan baginya.
Meski perbedaan usia yang terpaut sangat jauh, Vicky tetap menjadikan Rhea sebagai target cintanya dan membuat beberapa jebakan agar Rhea bisa jatuh ke dalam pelukannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdindaRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ujian Buat Vicky
Vicky menelan ludahnya kasar saat melihat Rhea melepaskan bajunya satu persatu. Mulai dari kemeja putihnya, kemudian Rhea juga tampak melepaskan celana panjang yang ia kenakan.
Gemuruh di dalam dada Vicky makin bertalu-talu saat ia melihat Rhea membuka pengait bra nya dan melepaskan begitu saja.
Ia merasakan seperti tercekik karena dadanya yang begitu sesak karena melihat tubuh Rhea yang kini tidak tertutup sehelai benang pun. Terlebih Rhea tidak kunjung memakai bra yang sudah disiapkan untuknya dan malah mengecek baju ganti untuknya yang ada di dalam goodie bag.
"Ya Ampun Rhea, kau benar-benar sudah menguji kesabaranku!" gumam Vicky sambil menahan sesuatu yang sudah mulai terasa sesak di bawah sana.
Vicky pun mengusap wajahnya kasar dan kembali memperhatikan Rhea lewat layar CCTV yang ada di hadapannya. Kini tampak Rhea sudah mulai memakai bajunya satu per satu. Setelah semua pakaian sudah melekat di tubuhnya, ia pun memasukkan pakaiannya yang basah ke dalam goodie bag dan keluar dari kamar Vicky.
Sedangkan Vicky kali ini berpura pura untuk tidak tahu jika Rhea sudah selesai dengan menyibukkan diri mengecek berkas berkas yang ada di atas mejanya.
"Pak, saya sudah selesai mengganti baju saya. Sekarang apa yang harus saya lakukan?" tanya Rhea kemudian.
"Emmmh, kau bisa duduk di meja kerja Rani dan nyalakan dulu komputernya. Setelah ini aku akan kesana untuk mengajarimu!" jawab Vicky tanpa memandang ke arah Rhea sedikit pun.
"Oh, oke pak!" jawab Rhea yang langsung menuju ke meja Rani.
Setelah Rhea duduk di kursi yang biasa digunakan oleh Rani, Vicky pun mulai mengatur nafasnya dan kemudian mendekat ke arah Rhea untuk memberi arahan apa saja yang harus ia lakukan.
Rhea memang murid yang cerdas, hanya dalam waktu singkat ia bisa memahami tugas apa saja yang harus ia kerjakan. Vicky sendiri juga mengagumi kecerdasan Rhea. Tadinya ia hanya membuat jebakan saja agar dia bisa sering melihat Rhea. Namun kali ini, iaa yakin Rhea pasti akan membantu meringankan pekerjaan nya di kantor.
‘Aku memang tidak pernah salah untuk memilih seorang Wanita!’ batin Vicky. ‘Meskipun usianya masih sangat muda, tapi dia memiliki daya fikir seperti orang dewasa.’
💞💞💞
Hari pertama Rhea bekerja membuat Vicky sangat puas dengan hasil kerja Rhea yang sangat rapi dan sesuai dengan keinginan Vicky.
Tiba waktunya jam kerja selesai, Rhea pun pulang ke rumah dan diikuti oleh mobil Vicky dari belakang. Sesampainya di rumah Rhea, tampak mobil orang tuanya sudah terparkir di depan, bermakna orang tua Rhea sudah tiba di rumah.
"Hai sayang, gimana latihannya hari ini?" tanya Mama Dela.
"Lancar Ma. Cuma tadi sempet ada insiden sedikit dan Rhea harus mengganti baju!" jawab Rhea. "Papa sama mama gimana meetingnya? Lancar kan?"
Pertanyaan Rhea kali ini membuat kedua orang tua Rhea saling melempar pandang.
"Ada satu hal yang ingin papa bicarakan dengan Rhea untuk hasil meeting tadi," ucap papa Vano pelan.
"Katakan saja pa!" balas Rhea sambil duduk di samping mamanya.
Papa Vano menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Maafkan papa dan mama sebelumnya sayang. Tapi kali ini kita benar-benar tidak ada jalan keluar lain."
Belum sempat papa Vano melanjutkan kalimatnya, Rhea mulai menduga-duga hal hal yang tidak tidak.
"Kalau papa dan mama memaksa Rhea untuk menikah, maka Rhea dengan terang dan jelas akan menolaknya!" ucap Rhea yang langsung meninggalkan kedua orang tuanya begitu saja.
"Rhea, ini bukan dengan Om Iwan!" teriak papa Vano.
"Rhea tetap tidak mau!" teriak Rhea sambil membanting pintu kamarnya.
Kini papa dan mama Rhea terdiam melihat sikap putri semata wayang nya yang menolak mentah mentah permintaan mereka.
Pagi harinya saat Papa dan Mama Rhea meeting …
"Selamat pagi Pak Vano dan Bu Dela. Kenalkan saya Vicky, Direktur Hotel De Anno yang juga daddy dari Dean Zianno!" ucap Vicky memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya.
"Selamat pagi Tuan Vicky, ternyata anda daddynya Dean ya?" sapa papa Vano sambil menyambut uluran tangan Vicky.
"Berarti anda putra sulung dari Bu Mely?" tanya Mama Dela menyebutkan nama mama dari Vicky dan Lisa.
Vicky pun tersenyum dan mengangguk.
"Wah, kami gak menyangka loh bisa mengadakan pertemuan dengan putra Bu Mely di sini," lanjut Dela yang jauh dalam lubuk hatinya berharap Vicky bisa menjadi rekan kerja yang baik untuk mereka.
Akhirnya Vano menceritakan tentang kesulitan yang saat ini ia alami dengan Vicky. Mulai dari yang ditipu oleh temannya sendiri sampai sahabatnya yang ingin membantunya dengan syarat menikah kan Rhea dengan Iwan yang seumuran dengannya.
Mendengar Rhea akan dinikahkan dengan lelaki yang seumuran dengan papanya membuat Vicky memiliki jebakan baru untuk Rhea.
"Daripada dinikahkan dengan sahabat Om Vano, lebih baik nikahan Rhea dengan saya. Dan saya akan berjanji untuk membantu mengembalikan keadaan semua bisnis usaha Om Vano yang di sini maupun yang di Bali," ucap Vicky tegas membuat papa dan mama Rhea langsung saling melemparkan pandangan.
"Kalian bisa memikirkan tawaran saya kali ini calon mertua," lanjut Vicky yang kemudian undur diri dari hadapan Vano dan Dela.
"Pah, tawaran dari Vicky benar-benar sangat menggiurkan," ucap Dela kepada suaminya.
"Tapi mama ingat kan pesan Rhea tadi? Dia benar-benar tidak menginginkan hal itu terjadi padanya," balas Vano sambil memegang kepalanya.
"Dia tidak mau kan karena yang akan menikahinya Iwan, sahabat papa. Tapi yang ini berbeda pa. Vicky tampak masih sangat muda dan pantas bersanding dengan Rhea."
"Tidak hanya itu, Dean juga sudah sangat menyukai Rhea dan sudah seperti anak kita sendiri bukan?" jelas mama Dela.
Kali ini papa Vano mulai memikirkan ucapan istrinya yang benar adanya. Keuntungan berlipat ganda akan mereka dapatkan jika Rhea bersanding dengan Vicky mulai dari bisnisnya yang akan kembali seperti semula sampai kehidupan Putrinya yang pasti akan dijamin penuh dengan Vicky.
"Aku akan mencoba membicarakannya kepada Rhea nanti. Tapi bagaimana jika ia menolaknya?" tanya Vano kepada istrinya.
"Kita jalankan rencana kedua. Kita harus buat Rhea sering bertemu dengan Vicky agar bibit cinta tumbuh dalam dirinya!" jawab Mama Dela dengan sangat antusias.
"Tapi bagaimana jika Vicky ternyata justru menikahi Rhea hanya untuk menyakitinya?" tanya Vano lagi yang memang belum mengenal keluarga Vicky dengan baik.
"Itu tidak akan mungkin terjadi pah, Vicky terlahir dalam keluarga yang baik dan penuh tanggung jawab. Buktinya mereka masih mau merawat Dean dengan baik, saat mama Dean meninggalkannya begitu saja!" jelas Dela yang sedikit banyak tahu tentang cerita rumah tangga Vicky dan mantan istrinya.
Akhirnya mereka berdua sepakat untuk memberitahukan Rhea mengenai hal ini. Namun, belum selesai mereka mengutarakan hal ini kepada Rhea, Rhea justru langsung menolaknya mentah-mentah.
"Kau lihat sendiri kan bagaimana Rhea menolak tawaran kita mentah-mentah, padahal kita belum menyebut siapa yang akan menjadi suaminya!" ucap papa Vano gusar.
Dela membuang nafasnya kasar. "Aku akan bicara baik-baik dengannya. Jika dia tidak mau, maka kita sampaikan saja pada Vicky nanti," balas Mama Dela yang sebenarnya tidak ingin membuat Rhea tertekan.
