Hai gusy, harap maklum ya novel ini masih banyak typo, karena masih dalam tahap revisi, revisi lambat!
Seorang guru beladiri perempuan termuda yang masih berumur 19 tahun di kota X terpaksa dieksekusi hukum mati, karena dituduh sudah menjual informasi tentang perguruan mereka, dia adalah guru beladiri termuda sepanjang sejarah perguruan mereka, siapa sangka setelah dihukum mati perempuan itu memiliki kesempatan kedua untuk hidup, sayangnya dia bertransmigrai ke dalam tubuh seorang gadis SMA yang cupu dan kerap sekali dibully.
Saat sudah berada di dalam tubuh gadis cupu itu, gadis itu di hadapan dengan dua masalah di dua tempat yang berbeda.
Bersamaan dengan itu Laura bertemu dengan seorang guru muda yang mungkin bisa membantu dirinya keluar dari beberapa masalahnya.
Penasaran dengan kisah Laura? kuy kepoin hanya di Noveltoon!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilmara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Dihukum
Bismillahirohmanirohim.
Sepulang sekolah Vano langsung menghampiri kelas Liana, entah ada angin apa tiba-tiba saja Vano berinisiatif untuk menghampiri adik sepupunya itu.
Hampir seluruh siswa-siswi di dalam kelas itu sudah meninggalkan kelas, karena mereka sudah pulang lebih dulu hanya tinggal Zara dan Liana yang berada di dalam kelas.
"Lihat geh lagi ngapain tuh si vano di depan pintu kelas kita?" tanya Zara pada Liana saat dia melihat keberadaan Vano yang sedang berdiri di depan pintu.
Liana mengangkat kedua bahunya Acuh tanda dia tidak tahu kenapa Vano tiba-tiba berada di depan pintu kelas mereka.
"Sudah nggak usah mikirin dia Ayo kita pulang." ajak Laura pada Zara.
Keduanya pun beranjak dari tempat duduk mereka menuju ke depan pintu kelas untuk pulang ke rumah, tapi Liana tidak pulang ke rumah karena dia harus pergi ke perguruan Kalam kilat untuk belajar bela diri di sana.
"Ngapain?" tanya Laura ketus.
"Ya mau nganterin lu lah, ayo entar gue dimarah papa lagi gara-gara lo." jawab Vano tak kalah Ketus dengan perkataan Laura.
"Katanya lu ada ekskul? kenapa tiba-tiba mau nganter gua? apa gara-gara diancam papa lu jadi mau nganter gue? nggak usah Gue nggak butuh."
"Dan lagi baru pertama kali gua melihat seorang Vano lebih memperdulikan adiknya yang sejak dulu tidak pernah dianggap daripada ekornya yang selalu dia bangga-banggakan itu." ucap Laura dengan sinis.
Deg!
Entah kenapa Vano merasakan sakit di hatinya mendengar setiap kata-kata yang keluar dari mulut Liana, sebelumnya Vano tak pernah merasakan hal seperti ini.
Zara hanya dia menyimak kakak beradik itu ada satu pertanyaan yang sedari tadi berputar-putar di kepalanya, Bukankah Vano dan Liana satu rumah Kenapa harus mengantar Kenapa tidak pulang barang saja? itulah pertanyaan yang dari tadi berputar-putar di kepala Zara.
"Memangnya kak Vano mau mengantar Liana keamanan?" akhirnya pertanyaan itu meluncur juga dari mulut Zara.
"ke perguruan kalam kilat!" jawab Vano dengan jelas.
"Ohhhh." ujar Zara seakan dia belum sadar dengan apa yang barh saja Vano katakan. "Tunggu, kayaknya ada yang salah nih." ucap Zara lagi.
"Li lu mau ngapain di perguruan kalam kilat?" kaget gara dengan apa yang tadi Vano.
Laura memutar bola mata Liana dengan malas, Bukankah sudah jelas jawabannya, pasti saja jika pergi ke perguruan kalam kilat ingin belajar bela diri Apalagi coba.
"Gue mau mancing Zara." dengus Liana.
"Bukannya di perguruan kalam kilat itu tempat orang belajar bela diri? ngapain lu malah mancing Emang di sana bisa mancing?" entah ada apa dengan otak Zara saat ini tidak bisa berpikir dengan cepat.
"Udah tahu masih nanya lu." ujar Vano.
"Jadi lo benar ke sana mau belajar bela diri Li?"
"Iya Zara, kalau gitu gue duluan."
"Dan buat Lo." tunjuk Laura pada Vano.
"Karena Lo yang berinisiatif untuk mengantar gua sendiri ke perguruan kalam kilat maka antar gua sekarang." ucap Laura sambil menarik tangan Vano setelah berpamitan pada Zara.
"Jangan GR ya lu ini juga gua Karena papa Yang nyuruh kalau nggak gua ogah mau anterin lu ngerti." Vano menatap tajam Liana sambil melepaskan tangannya dari genggaman Liana dengan kasar.
"Ups, maaf kan aku kakakku tersayang nggak sengaja." ketus Liana pula.
Entah sudah sampai mana perdebatan kakak beradik itu hingga akhirnya kedunya sama-sama terdiam saat mobil Vano sudah berhenti di depan gerbang perguruan kalam Kilat.
Sebenarnya Vano tidak disuruh orang tuanya untuk mengantar Liana, karena sebelumnya Vano sudah berkata dia hari ini ada jadwal Ekskul pada Wati.
Laura turun begitu saja dari dalam mobil Vano tanpa mengucapkan sepatah katapun, seperti biasa itulah yang Laura lakukan saat turun dari mobil Vano.
"Woi! bilangan makasih ke, apa kek." teriak Vano saat Liana masih berdiri di dekat mobilnya.
Laura menatap tajam Vano. "Nggak ikhlas lu nganterin gue?"
"Ikhlas sih tapi kagak juga, bilang makasih kenapa susah?"
"Terima kasih banyak kakak Vano yang paling baik!"
"Puas lo?"
"Tentu." Vano tertawa dengan puas karena dia berhasil mengerjai Liana yang saat ini sudah susah sekali untuk di anu kerjai.
Setelah itu kamu langsung kembali menancap gasnya untuk kembali ke sekolah karena dia harus mengikuti ekskul hari ini.
Begitu juga dengan Liana setelah kepergian Vano Liana langsung masuk ke perguruan kalam kilat dengan santai baru saja kakinya melangkah di dalam perguruan itu tiba-tiba Laura mendengar tepuk tangan dari seseorang.
Prok....prok...prok...prok...!
"Bagus baru juga murid baru diperguruan ini tapi sudah berani terlambat hebat kamu ya!" ucap Sinta dengan sinis, kali ini dia menunjukkan wajah kemenangan pada Liana.
'Sial! Gue melupakan perkatauran di perguruan Kalam kilat, ini semua gara-gara Vano! oke kali ini lo menang Sinta, tapi tidak dengan lain kali.' batin Laura, dia kini menyesali kecerobohan dirinya sendiri.
"Kamu ikut saya!" dengan terpaksa Laura akhirnya mengikuti langkah kaki Sinta menuju lapangan pemukiman untuk murid-murid yang sudah melanggar peraturan.
Melihat Sinta dan Liana berjalan ke arah lapangan hukum Filia segera menghampiri mereka.
"Mohon maaf ketua Sinta Ada apa ini? Kenapa anda membawa murid baru kita ke lapangan hukum?" tanya Filia heran, Filia takut Sinta kembali merundung Liana lagi.
"Kamu tanyakan saja apa yang terjadi pada orangnya ketua Filia." ketus Sinta.
Sinta benar-benar tidak menyukai Filia ditambah lagi saat ini anda Liana yang mendukung Filia padahal dulu dia sudah menyingkirkan Laura dari hidup Filia.
"Kalau boleh tahu apa yang terjadi Liana?"
"Maafkan saya ketua Filia, saya sudah terlambat masuk hari ini padahal ini adalah hari pertama saya belajar di perguruan kalam kilat, Saya memang patut dihukum."
Mendengar perkataan Liana kali ini Filia sama sekali tidak bisa membantu Liana, karena peraturan yang satu ini memang peraturan yang ditetapkan oleh perguruan kalam kilat. Siapapun yang melanggar maka akan mendapat hukuman mau dia seorang murid baru seorang ketua seorang senior mereka tetap akan mendapat hukuman.
"Ayo cepat ikut saya." beberapa saat kemudian akhirnya mereka sampai di lapangan hukum.
"Pengumuman! untuk seluruh penghuni perguruan kalam kilat hari ini murid baru kita terlambat 30 menit, maka dengan ini saya sebagai ketua keamanan Sinta menghukum murid baru kita yang bernama Liana dengan hukuman harus bisa menahan setiap Serangan yang datang padanya di lapangan hukum! Sampai 3 jam kedepan."
"Tapi ketua Sinta apakah ini tidak berlebihan?" cegah Filia.
"Tentu saja tidak, hukum ini agar dia tidak seenaknya berada di perguruan Kalam kilat."
"Ta-"
"Sudah tak apa kak Filia, aku yakin, aku pasti bisa." Filia akhirnya berhenti bicara saat Liana sendiri yang mengatakan tidak keberatan.
ini akun baru ku jd ulang lg level. yg dulu udah level 10