Kesucian Yang Diragukan

Dan kini Aira pun sedang mencari berkas yang tadi dikatakan oleh Saif dan setelah menemukan berkas tersebut, kini Aira pun berjalan menuju ke kantor dimana Saif bekerja.

Dan setelah menempuh perjalanan selama 15 menit menaiki ojek, kini Aira pun tiba di kantor Saif dan dia pun mencari keberadaan Saif. Tapi dari tadi Aira menunggu di depan kantornya dia sama sekali tidak melihat kebaikan Saif.

''Mas Saif kemana sih, bukannya tadi sudah aku bilang bahwa aku menunggu dia di depan kantornya. Sebaiknya aku coba telepon dia aja.'' gumam Aira lalu mengambil handphonenya dan menghubungi Saif.

Dan tak lama kemudian, panggilannya pun langsung tersambung.

''Mas, kamu ada dimana??. Aku udah ada di depan kantor kamu nih.'' kata Aira dengan mengatakan bahwa dia saat ini berada di depan kantornya sedang menunggu kedatangan Saif.

''Sekarang kamu lebih baik langsung naik ke lantai 17, karena aku sedang sibuk dan tidak bisa menemui kamu di bawah.'' jawab Saif dan dengan cepat dia langsung memutuskan panggilannya dengan Aira.

Aira pun cukup terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Saif bahwa dia tidak mau turun.

''Mas Saif benar benar keterlaluan deh, bukannya tadi aku bilang bahwa aku akan menunggu dia di bawah tapi sekarang dia malah menyuruh aku ingin naik ke atas. Dia benar benar tidak pernah menepati janjinya.'' kata Aira dengan perasaan kesalnya dan dia pun akhirnya berjalan menuju ke ruangan Saif yang berada di lantai 17.

Dan karena kesalnya saat ini Aira malah tidak menyadari bahwa dia malah naik lift khusus Presdir dan lift tersebut akan berhenti di lantai paling atas yang tentu saja itu adalah ruangan seorang Presdir. Dan saat pintu lift itu terbuka, Aira pun merasa bingung karena dia berhenti di sebuah lorong yang tampak sangat sepi.

''Ini beneran lantai dimana tempat Mas Saif bekerja, tapi kenapa sangat sepi sekali.'' kata Aira dan dia pun tidak melihat bahwa dia sebenarnya kini berada di lantai paling atas.

Aira pun berjalan menuju ke dimana terdapat ruangan Saif tapi saat Aira berhenti di sebuah pintu yang sangat besar dah dia tampak terlihat kagum dengan interior dari pintu tersebut yang sangat indah. Kini Aira pun membuka pintu ruangan tersebut dan betapa terkejutnya Aira saat dia melihat seorang lelaki yang kini tengah berdiri sambil menatap keluar jendela dengan pakaian yang sedikit berantakan.

Tidak, bukan hanya berantakan tapi dia hanya memakai handuk kimono saja.

''Astagfirullah, Aira apa yang kamu lihat.'' Aira langsung membalikkan badannya dan membelakangi ruangan tersebut.

Aira langsung memejamkan matanya saat dia melihat bagaimana bentuk tubuh dari lelaki yang sama sekali tidak Ayu ketahui. William yang mendengar bahwa seperti ada suara seseorang di luar, dia pun langsung berjalan untuk mencari tau siapa yang saat ini berada di depan ruangannya.

Dan betapa terkejutnya William saat dia melihat seorang wanita yang saat ini tengah menutup ke dua matanya sambil membelakangi dirinya.

'' Hey, kau siapa??'' tanya William dengan wajah penasarannya karena dia belum melihat wajah wanita itu.

Aira yang sangat terkejut pun langsung berbalik badan dan betapa terkejutnya Aira saat dia melihat bahwa saat ini lelaki itu berada di belakangnya.

Dengan spontan Aira langsung menutup ke dua matanya agar dia tidak melihat bentuk tubuh William yang sangat indah tersebut.

''Aaakkhh!!. Kau, kau kenapa tidak memakai baju yang benar??. Kamu tidak tau bahwa ini adalah kantor malah se enaknya hanya memakai handuk seperti itu.'' ucap Aira dengan memarahi William karena tidak memakai baju.

William pun hanya tersenyum saat mendengar bahwa Aira memarahi dirinya.

''Nona, apakah kau tidak lihat bahwa ini adalah ruangan ku.'' kata William sambil menunjuk ke arah tulisan President's Roomdi depan ruangannya.

Aira langsung melihat kearah atas dan betapa malunya dia bahwa ternyata ruangan ini adalah ruangan seorang Presdir.

''Akhh!!. Maafkan saya Pak, saya salah ruangan. Permisi.'' kata Aira dan dia pun langsung berlari meninggalkan ruangan tersebut.