Bagaimana jadinya jika seseorang kembali ke masa lalu..
Michelina seorang istri yang mencintai Kaisar Jasper dengan sejuta warna. Selama di kehidupannya ia tampil glanmour, seakan dirinya akan membuat Kaisar Jasper terpesona. Namun apa yang ia dapatkan hanyalah sebuah penghinaan. Kaisar Jasper tidak pernah menginginkannya atau lebih tepatnya tidak mencintainya.
Suatu hari Kaisar Jasper membawa seorang gadis dari kalangan biasa,menjadikannya istrinya. Kaisar Jasper sangat mencintai gadis itu. Hingga membuatnya buta dalam kecemburuan. Dia pun mencelakai gadis itu, lalu membuat Kaisar Jasper marah dan menjatuhi hukuman mati padanya.
"Ayah, Ibu maafkan aku. Aku yang bodoh mencintainya. Seharusnya aku tidak mencintainya."
ig:@riiez.kha.37
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hidup Kembali
Burung pun telah bernyanyi, sinar matahari memasuki jendela kaca, menyinari seorang wanita yang tengah terbaring. Wanita itu pun membuka matanya, ia melihat sekelilingnya. Suasana dan aroma bunga mawar yang tidak asing baginya.
"Permaisuri," ujar seorang pelayan. Ia memberikan hormat dan menunduk.
Seketika matanya membulat dan langsung beringsut duduk. Ia memundurkan tubuhnya ke sisi ranjang sebelah kanan. Wanita di depannya adalah Lucilla. Pelayan setianya yang ia bawa dari kediaman Duke.
Ia menelan air ludahnya, tenggorokannya terasa kering. Dadanya terasa sesak, air bening itu keluar dari tempatnya. "Luci."
Wanita di depannya menatap junjungannya dan terkejut melihat air matanya. "Permaisuri ada apa?" tanya Luci merasa aneh. "Apa ini tentang Baginda?"
"Luci, Luci kamu masih hidup." Ujar Michelina seraya terisak-isak. Michelina menyingkirkan selimutnya, ia menghampiri Luci yang berada di sisi ranjangnya. "Luci, kamu beneran masih hidup." Ia memeluk tubuh Lucilla begitu erat. Masih sangat jelas darah itu keluar dari lehernya. Matanya yang menangis darah.
"Aku kira, kita tidak akan bertemu lagi Luci. Bagaimana keadaan Ayah dan Ibu? apa mereka masih hidup?"
Lucilla diam, ia tidak mengerti apa yang di pikirkan oleh majikannya. Menganggapnya orang mati.
"Apa Permaisuri bermimpi buruk? tentu saja Yang Mulia Duke dan Duchess masih hidup?"
"Syukurlah, jadi Ayah dan Ibu masih hidup. Aku ingin bertemu dengannya." Ujar Michelina dengan wajah senang.
"Tapi Permaisuri, kita harus ijin dulu pada Ibu Suri."
"Ma-maksud mu? Ibu Suri." Michelina membuka mulutnya dengan lebar. Nafasnya terasa tercekat.
"Permaisuri ada apa? benar, Permaisuri harus ijin pada Ibu Suri. Demi nama baik Permaisuri. Baru dua hari Permaisuri memasuki istana. Namun Kaisar Jasper harus pergi meninggalkan Permaisuri di malam pertama Permaisuri."
"Ma-maksud mu, Baginda Kaisar pergi ke perbatasan,"
Lucilla mengangguk, ia merasa sesuatu yang aneh dari Permaisurinya itu semenjak dia bangun.
Ada apa ini? kenapa aku bisa di sini. Dua hari, berarti aku.
Michelina turun dari ranjangnya menuju ke arah cermin. Ia melihat pantulan wajahnya. Ia meraba wajahnya.
Benar ini wajahnya, apa dia diberi kesempatan untuk hidup kembali dan mengubah takdirnya? Ia tersenyum. Akhirnya, akhirnya dia kembali dan kembali. Untuk kehidupan keduanya, satu hal yang ia harus lakukan, poin terpentingnya tidak mencintai Kaisar Jasper dan menyatukannya dengan Zoya. Kali ini dia tidak akan membiarkan kehidupan ketiga orang terpentingnya, meninggal karena kebodohannya. Ia harus bangkit dan hidup, melupakan cintanya untuk Kaisar Jasper. Dirinya tidak ingin terlarut dalam kebodohan. Dia akan berubah dan membenci Kaisar Jasper
"Lucilla, suruh pengawal untuk menyiapkan kereta. Kita akan pergi ke kediaman Duke."
"Baik Permaisuri."
Setelah kepergian pelayan Lucilla, Michelina tersenyum, ia meraba cermin berbentuk lonjong itu. Menampilkan seluruh tubuhnya, memakai baju putih khusus baju tidur.
"Kali ini aku tidak akan mencintai mu, melupakan dirimu Jasper. Karena dirimu hidup ku menderita. Lebih tepatnya aku kehilangan kedua orang tua ku. Aku yang bersalah justru kamu malah menghukumnya. Jasper aku membencimu, sangat, sangat dan sangat membencimu." Ucap Michelina dengan mata menyalang tajam.
"Tapi tunggu kenapa aku bisa hidup kembali?" Michelina menggenggam kalung kristal berwarna hijau itu. Kalung itu pemberian dari ayahnya dan selalu mengatakan. Jika kalung itu akan membawanya sebuah keberuntungan.
"Apa ini ada hubungannya dengan kalung ini?" Michelina bahkan mengingat, di saat terakhirnya. Ia menggenggam kalungnya.