NovelToon NovelToon
The Guy Next Door

The Guy Next Door

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Mafia / Kriminal
Popularitas:206.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lady Magnifica

Aku hanya sesekali berpapasan dengannya, di lift, di koridor. Ya, dia tampak seperti pria biasa. Hanya sedikit aneh. Wajahnya dingin, tanpa senyum, bahkan nyaris tanpa ekspresi. Walaupun kuakui sebenarnya dia sangat tampan, dengan rambut cokelat berantakan dan mata birunya. Aku baru melihatnya beberapa hari ini. Sepertinya dia baru pindah ke gedung apartemen ini. Dan sepertinya, dia tinggal tepat di samping flatku. Kupikir dia semacam nerd atau apalah itu - Kirana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady Magnifica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 2

AURORA AVE, SEATTLE, WASHINGTON.

"Sampai jumpa besok, Keemo."

Kirana melambai ke arah pria paruh baya bermata sipit yang tengah sibuk di belakang meja kasir. Menghitung lembaran dollar yang dihasilkan toko kelontong Vietnamnya hari ini. Pria yang dipanggil Keemo itu mengangkat tangannya sekilas. Lalu kembali menyibukkan dirinya dengan penghitungan penghasilannya.

Kirana merapatkan mantel tebalnya begitu keluar dari pintu toko yang cukup besar itu, menghalau udara musim dingin yang begitu menusuk. Syal tebal yang dipakainya pun rasanya tak cukup bagus untuk melindungi lehernya dari suhu minus malam itu.

Gadis berambut panjang hitam itu melangkahkan kakinya menelusuri trotoar menuju stasiun bawah tanah yang akan membawanya pulang ke area Georgetown, di mana dia tinggal. Sekitar lima belas menit perjalanan menggunakan kereta bawah tanah dari Aurora Ave, tempatnya bekerja.

Suasana di dalam kereta tampak lengang. Hanya ada beberapa penumpang yang sibuk dengan ponsel masing - masing. Kirana tak berminat untuk berkutat dengan ponselnya. Dia lebih tertarik untuk duduk diam sembari memejamkan matanya, menunggu hingga voice over menginformasikan pemberhentian di stasiun terdekat dengan tempat tinggalnya.

Next stop, Georgetown station (pemberhentian selanjutnya, stasiun Georgetown).

Kirana beranjak dari duduknya dan segera melangkah keluar begitu screen door terbuka untuk beberapa saat. Langkahnya cepat menaiki tangga menuju ke jalan raya. Gedung tempatnya tinggal berjarak hanya beberapa blok saja di depannya. Sembari merapatkan mantelnya, Kirana berjalan dengan cepat melewati beberapa gerombol pemuda berkulit hitam yang langsung menghadiahinya dengan siulan. Begitu yang harus dihadapinya setiap hari. Tinggal di area miskin di Seattle, apa yang diharapkan selain lingkungan yang kurang aman, bukan?

Setengah berlari Kirana berhasil menjauh dan sampai di depan gedung apartemennya.

"Hi, Lupe," sapanya pada seorang wanita berbadan tambun yang tengah membawa dua bungkus plastik hitam besar dan berjalan melewatinya.

"Hei, Kirana." Wanita yang dipanggil Lupita itu menyahut. "Pulang telat?"

"Yeah, sedikit lembur," jawabnya. "See you, Lupe."

Kirana memasuki gedung dan memencet tombol lift yang akan membawanya ke lantai lima, di mana flatnya berada. Pintu lift terbuka. Sesosok pria tegap berbalut mantel panjang, dengan rambut kecoklatan dan sedikit berantakan, berjalan keluar dari lift dan melewatinya. Ada beberapa saat mata Kirana bertemu dengan sepasang mata biru miliknya.

"Hi," sapa Kirana ramah.

Pria itu hanya memandangnya sekilas. Tanpa menyahut, tanpa memberikan senyum, pria itu melewati Kirana seakan - akan tidak ada siapa - siapa di sana.

Kirana memandangi punggung kokohnya hingga pintu lift tertutup, lalu mengedikkan bahunya. Dia belum pernah melihat pria itu sebelumnya.

Ah masa bodoh.

Lift membawanya ke lantai lima di mana flatnya berada. Dibukanya pintu flat dan dengan segera menghamburkan tubuhnya ke atas kasurnya. Lelah. Hanya itu yang dirasakannya.

Ponsel di dalam tasnya bergetar. Diraihnya benda itu dan diperiksanya. Mom.

Kira, I need money.

Kirana mendesis. Lalu melempar ponselnya sembarang.

***

Kirana tengah mengunci pintu flatnya ketika dilihatnya pria yang berpapasan dengannya semalam di lift itu sedang membuka pintu sebelah.

"Hi," sapa Kirana. "Kau tinggal di sini?"

Pria itu menoleh ke arahnya. "Yeah." Hanya itu yang keluar dari mulutnya. Kemudian masuk ke dalam flat dan menutup pintunya rapat - rapat.

Kirana mendesis. Namun tak mau ambil pusing. Bergegas dia menuju lift dan turun menuju lobby.

Sampai di lobby dilihatnya Lupe, tetangga sebelah flatnya tengah mengobrol dengan dua orang wanita penghuni apartemen yang lain.

"Hei, Kirana," panggilnya.

Kirana menghampiri wanita berbadan tambun itu dan menyapanya.

"Kau tahu ada orang baru yang menempati flat sebelahmu?" tanya Lupe.

"Ah, pria dingin dan misterius itu," sahut Kirana sembari membayangkan sekilas wajah dingin milik pria itu.

"Kau sudah bertemu dengannya?" tanya Lupe.

"Aku berpapasan dengannya. Sepertinya dia tipe orang yang tidak ingin berbasa - basi dengan tetangga." Kirana terkekeh.

"Tapi dia sangat tampan, bukan?" celetuk seorang wanita berkulit hitam dengan dandanan menor, yang Kirana ketahui dia adalah seorang janda beranak dua yang tinggal di lantai empat. Lupe terbahak mendengar celetukannya.

"Dia tidak mungkin melirikmu, Eleanor." Seorang wanita hispanik berbadan kurus dengan gaun terusan selutut ala tahun 60an mencibir.

Kirana menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Diliriknya jam di pergelangan tangannya.

"Sorry, Ladies, I gotta go to work (maaf Ibu - Ibu, aku harus berangkat kerja)," pamit Kirana seraya melangkah meninggalkan ketiga wanita itu.

"See you later, Kirana."

Kirana hanya mengangkat tangannya ke udara tanpa menoleh. Punggung mungilnya pun menghilang dibalik pintu utama lobby.

.

.

Kirana merenggangkan otot - ototnya yang terasa pegal. Hari ini pengunjung toko kelontong vietnam milik Keemo, cukup banyak. Sementara hanya ada dia dan Sandra, rekan kerjanya yang bekerja di sana. Membuatnya sedikit kewalahan.

"Kira, bisa kau gantikan aku sebentar? Aku harus ke toilet." Sandra, rekan kerjanya, menghampirinya bersama dua orang pengunjung di belakangnya. Dua orang lelaki dan perempuan paruh baya bermata sipit.

"Sure." Kirana tersenyum pada kedua pengunjung yang sepertinya suami isteri itu. "What can I do for you?"

"Kami mencari bahan untuk membuat Gỏi cuốn." Sang pria menjawab.

"Owh, sebelah sini."

Kirana mengantar keduanya menuju rak bahan - bahan mentah dan juga saus khas vietnam. Kemudian mempersilahkan mereka untuk memilih bahan yang dikehendaki.

Sementara menunggu keduanya selesai, Kirana menyapukan pandangannya ke sekeliling. Pandangannya berhenti pada meja kasir di mana Keemo, sang bos, tengah berbicara dengan seorang pria muda berambut cokelat. Wajah pria paruh baya itu terlihat sedikit pucat.

Dia?

Kirana berusaha memastikan bahwa pria muda yang tengah berbicara dengan Keemo adalah tetangga barunya, si pria dingin dan misterius.

Benar dia.

"Nona, kami tidak bisa menemukan saus sambalnya," ujar si wanita paruh baya mengejutkannya.

"Owh, ya, di sebelah sini."

Kirana membantu keduanya menemukan saus sambal yang mereka cari. Kemudian gadis itu kembali menoleh ke arah kasir, namun pria itu tak terlihat lagi. Hanya ada Keemo yang berdiri menopang badannya dengan kedua tangannya memegang tepian meja kasir. Wajahnya terlihat cemas.

"Kira, mau ikut minum denganku nanti?" bisik Sandra yang tiba - tiba muncul entah dari mana.

"Emm .. aku tidak tahu, aku harus mengunjungi ibuku."

"Sayang sekali." Sandra memasang wajah kecewanya.

"We'll see."

Wajah Sandra berbinar. "Kabari aku sepulang dari tempat ibumu ya."

Kirana mengangguk. Kemudian melanjutkan kembali pekerjaannya melayani pengunjung toko yang datang silih berganti. Namun pikirannya tidak bisa lepas dari tetangga barunya itu dan Keemo. Keduanya saling kenal. Apa yang mereka bicarakan? Kenapa bosnya itu terlihat gundah?

***

1
Kurda Ningrum
keren nih ceritanya
Fardiana Hamsah
Luar biasa
Mooie Jkt
Menarik ceritanya..
Riska Aprianty
Lumayan
Riska Aprianty
Luar biasa
Dewa Qin
ahhhhh akhirnya.....😍😍
Dewa Qin
sepertinya kania tidak jadi menargetkan hayden dan kirana karna sudah menemukan ben.dan alex tidak benar2 membunuh hayden
Dewa Qin
q malah udah baca duluan novel itu thor...😁
Dewa Qin
kenapa kania sama ben sich thor,kan eman ben dapet anak mafia yg manja.😂
Dewa Qin
wanita akan menjadi bodoh saat jatuh cinta dan wanita akan jadi mengerikan saat hatinya tersakiti.
Dewa Qin
kekuasaan sering kali membutakan matahati manusia
Dewa Qin
ceritanya bagus,gaya bahasa mudah dipahami dan yg paling menyenangkan,ada terjemahnya,jadi yg gak paham bahasa inggris jadi paham maksudnya.
intinya cerita kak lady selalu T O P B A N G E T👍👍
Dewa Qin
beeeh klo gini hayden kok guuuaaaaanteng ya🙈
Dewa Qin
ah...ternyata...si bos kep arat dalangg dibalik kemati an pacar hayden.mafia memang tidak bisa dipercaya
Dewa Qin
mulai tegang ini
Dewa Qin
masak cuma gulang guling keatas kebawah sambil tanya jawab arti tatoo,apa2an iki.....🙈penonton kecewa🤣🤣
Dewa Qin
sepertinya toko keemo dibuka lagi karna malvori ingin menangkap kirana sebagai bentuk balas dendam pada hayden
Dewa Qin
kirana memiliki 2 pelindung,polisi dan pembunuh bayaran.keren👍
Dewa Qin
bagi vou hayden adalah super heronya,makanya dia langsung kesengsem sama hayden yg ganteng.padahal.hayden melakukan itu demi kirana
Dewa Qin
jadi makin takutkan mau ngajak hayden ngopi kira?😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!