Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat S2

“Jadi, sekarang kita cuma lihat aja nih? Gak lakuin apa-apa?” tanya Ling Ruan sambil menahan tawa kecil, matanya masih fokus pada wajah Zhang Ru yang tampak malu-malu. “Kalau begitu, lebih baik aku pergi saja. Bosan juga cuma ngintip begini.”

Mendengar ucapan itu, Ling Bao dan Ling Long saling berpandangan. Mereka terdiam sesaat, lalu berpikir sejenak apakah akan terus mengintip atau menghampiri Ling Yuan.

Namun sebelum mereka sempat memutuskan, suara derap kuda terdengar mendekat dari arah jalan utama. Debu jalanan berhamburan ketika sebuah kereta kuda yang mewang dan elegan berhenti tepat di depan Zhang Ru dan Zhang Ling.

“Tuan muda, tuan besar memerintahkan agar tuan segera pulang untuk persiapan kembali ke kerajaan,” ucap pengawal yang mengendarai kereta kuda itu dengan hormat.

Zhang Ling langsung melangkah naik ke dalam kereta. Sebelum menutup tirai, ia menatap adiknya. “Kamu mau ikut pulang?” tanyanya singkat dengan nada datar.

“Aku pulang nanti saja, Kak. Aku mau jalan-jalan sebentar lagi,” jawab Zhang Ru cepat sambil tersenyum tipis.

Zhang Ling hanya mengangguk tanpa banyak bicara. Ia menutup tirai kereta, dan sang pengawal segera memecut tali kendali. Derap kaki kuda terdengar keras, meninggalkan jejak debu di jalan batu yang ramai.

Zhang Ru menatap kereta kuda itu menjauh hingga menghilang di tikungan. Ia menghela napas pelan, lalu menoleh ke samping... dan matanya langsung membesar saat menyadari Ling Yuan sudah tidak ada lagi di sebelahnya.

“Eh? Ke mana dia pergi?” gumamnya panik, menatap ke segala arah.

Beberapa saat kemudian, pandangannya tertuju pada sosok Ling Yuan yang berdiri tak jauh dari sana tepat di depan kios kecil penjual makanan. Ia terlihat santai, membeli beberapa kue kering dari pedagang tua dengan ekspresi puas di wajahnya.

Zhang Ru terpaku sejenak, lalu buru-buru mengejarnya. “Hei! Kak Yuan! Tunggu dulu!” teriaknya sambil berlari kecil melewati kerumunan orang.

Namun Ling Yuan hanya mengunyah kue kering di tangannya sambil berjalan tenang menuju arah gang pasar. Ia menoleh sekilas, tersenyum samar, lalu melambaikan tangan tanpa berhenti.

“Hei! Jangan pergi dulu!” seru Zhang Ru lagi dengan wajah kesal sekaligus canggung.

Dari balik apotek, Ling Bao, Ling Ruan, dan Ling Long menahan tawa mereka keras-keras. Ling Bao sampai menutup mulutnya agar tidak ketahuan. “Hahaha... lihat tuh, adik bangsawan itu jatuh hati sama kak Yuan!” katanya pelan sambil memukul bahu Ling Ruan.

Ling Long mengangguk setuju sambil menatap ke arah Zhang Ru yang masih berusaha mengejar. “Heh, kalau begini caranya, sebentar lagi kita bakal punya kakak ipar dari bangsawan.”

Ling Ruan hanya tersenyum lebar “Hidup di klan pembunuh kadang membosankan... tapi kalau ada drama begini, lumayan juga buat hiburan.”

Dan merek bertiga pun mengikuti mereka dari belakang secara diam diam dan bersembunyi di dalam bayang bayang bangunan dan Mereka sesekali tertawa pelan saat melihat kakak mereka yang tidak peka dan tidak bisa membaca situasi

Sementara di kejauhan, suara langkah cepat Zhang Ru berpadu dengan langkah santai Ling Yuan. Namun tak lama kemudian, Zhang Ru melesat dengan sangat cepat, dan akhirnya berhasil menghadang Ling Yuan di depan jalan. Ia merentangkan kedua tangannya lebar-lebar sambil menatapnya dengan serius.

“Tunggu sebentar! Aku belum memberi hadiah sebagai ucapan terima kasih karena kamu sudah menyelamatkanku,” ucap Zhang Ru dengan napas sedikit terengah.

Ling Yuan memiringkan wajahnya, menatapnya dengan ekspresi datar namun sedikit heran. “Tidak perlu hadiah,” ucapnya singkat, lalu mencoba melangkah pergi.

Namun Zhang Ru dengan cepat kembali menghadang, wajahnya tampak penuh tekad. “Kau harus menerimanya! Harus! Dan hadiahnya adalah... menemaniku jalan-jalan!” serunya percaya diri sambil tersenyum lebar.

Tanpa memberi kesempatan bagi Ling Yuan untuk menolak, Zhang Ru langsung memegang tangannya dan menariknya dengan paksa menuju jalan utama kota.

Ling Yuan hanya bisa mendesah pelan, pandangannya sedikit pasrah. “Haih... otak cewek ini sepertinya agak miring. Ini bukan hadiah ini pemaksaan pengawalan gratis , dan dia tidak takut apa, mengajak pria yang baru saja dia kenal?” batinnya kesal. Namun bibirnya justru membentuk senyum tipis. “Tapi ya sudahlah, sesekali jalan-jalan juga tidak apa-apa. Lagipula, aku sedang tidak ada kegiatan.”

Akhirnya, mereka berjalan berdua di sepanjang jalan pasar yang ramai. Mereka berbicara pelan, kadang saling diam karena canggung. Zhang Ru sesekali mencuri pandang ke arah wajah Ling Yuan, pipinya memerah setiap kali mata mereka hampir bertemu.

Sementara itu, di kejauhan Ling Bao, Ling Ruan, dan Ling Long masih membuntuti mereka tanpa diketahui. Ketiganya berjalan santai sambil membawa beberapa bungkus camilan dari pedagang pinggir jalan.

“Kayaknya mereka serasi juga ya,” ucap Ling Bao sambil mengunyah permen buah.

“Iya, satu gadis ceria, satu lagi si racun dingin,” sahut Ling Long dengan tawa kecil.

Ling Ruan hanya menggeleng sambil tersenyum geli. “Aku gak tahu siapa yang lebih gila, cewek itu yang maksa jalan bareng, atau Ling Yuan yang malah nurut aja.”

Mereka bertiga terus mengikuti dari kejauhan sambil menahan tawa, dan sesekali menatap iri ketika melihat Zhang Ru masih memegang tangan Ling Yuan dengan erat.