Alluna seorang gadis yang ceria, bertubuh kecil imut, memasuki sekolah SMU-nya, tanpa di sadarinya dia menjadi sorotan seluruh sekolah akibat dirinya telah di tolong dengan posisi di peluk oleh KETOS yang sangat populer bahkan di idamkan oleh seluruh wanita di sekolah itu.
KETOS yang dingin dan sulit tersentuh itu, tidak pernah berdekatan dengan seorang wanita, bahkan sampai ada yang menggosipkan jika pria ganteng itu adalah seorang Gay.
Bagaimana tidak ... KETOS yang bernama Alaska itu masih mencintai sahabat kecilnya, dan dalam pikirannya selalu terisi oleh sahabatnya itu yang bernama Alluna.
Namun sayang ... Alluna hilang ingatan di kala Alluna telah pergi dari kota yang sama dengan sahabatnya Alaska.
siapa sangka saat kembalinya Alluna ke kota itu, dua orang tuanya yang telah bertemu kembali yang lama telah bersahabat itu. Membuat keputusan tanpa sepengetahuan anaknya yaitu menjodohkan Alluna dan Alaska secara diam-diam.
Bagaimana kisah cintanya? yu saksikan ceitanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Beberapa menit kemudian, Alluna berjalan dengan di papah oleh Rendra menuju kelasnya.
Friska yang masih menahan amarahnya menatap ke arah Alluna menuju kelasnya yang di papah oleh Rendra dari UKS itu, Friska ingin mengetahui di mana kelas anak baru itu berada.
Mata Friska terus mengikuti langkah Alluna, dengan tatapan tajam menghunus pedang.
Selama Alluna berjalan ke dalam kelasnya, banyak mata memicing kepadanya bahkan terlihat mereka berbisik di depan atau di samping Alluna.
Alluna heran entah apa yang mereka bicarakan, namun untungnya Alluna termasuk cewek yang masa bodoh dengan perkataan orang-orang di sekitarnya.
Alluna dan Rendra memasuki kelas yang sama, semua murid baru terdiam di kelasnya mencoba mendengarkan apa yang di katakan dalam mix di tengah lapangan itu.
Kelas 10 belum bisa memulai pelajarannya, karena semua guru sedang berkumpul di lapangan untuk menenangkan para murid yang sedang demo.
Ya peraturan sekolah tidak masuk akal, ingin mentertibkan siswanya agar bisa masuk tepat waktu. Namun dengan cara yang berlebihan sehingga membuat para murid kelas 11 dan 12 melakukan demo.
Dan mereka kini memulai menyuarakan aspirasinya di lapangan itu.
"Hapus ketentuan dan kembalikan seperti semula, masuk sekolah jam 7,"
"Kalian telah menutup gerbang setengah jam sebelumnya. Bagaimana dengan jarak murid yang jauh bu? apa itu tidak keterlaluan?, cukup 10 menit sebelum jam 7 dan bel berbunyi bisa kan Pak Bu?" ucap seseorang murid menyampaikan inspirasinya.
"Bahkan pukul 6 lebih 15 saja gerbang sudah di tutup setengahnya, dan sebagian murid mengeluhkan tubuhnya tergesek oleh gerbang," ucap salah satu petugas osis.
Alaska menuliskan semua inspirasi menjadi satu dan memberikan lembaran itu kepada bagian kesiswaan.
Para guru mencoba menenangkan para murid yang tengah berkumpul di lapangan itu dengan bantuan Alaska, dan semua murid di lapangan itu terdiam.
"Maafkan kami, karena kebanyakan dari kalian awalnya sering terlambat dan kalian tidak mengindahkan peraturan dari kami, makanya kami bertindak demikian, agar kalian semakin di siplin, namun jika kalian mengeluhkan semua ini, kami bisa merubah peraturan tersebut ke semula, namun ada syaratnya," ucap kesiswaan berbicara.
"Apa syaratnya?" tanya salah satu murid dalam barisan demo.
"Kalian harus berjanji akan mematuhi juga mengindahkan peraturan yang telah kami buat untuk tidak terlambat memasuki kelas tanpa terkecuali, dan jika itu semua kembali terulang, kami tidak akan segan-segan mengembalikan peraturan masuk seperti ini," ujar kesiswaan itu menjelaskan.
Para siswa saling berbisik mencoba saling berbicara dan mengambil keputusan dalam banyak suara, dan hasil pun telah di dapat jika mereka semua akan mematuhi peraturannya tanpa terkecuali.
Para guru pun memberikan keputusan jika mulai besok gerbang akan di tutup 10 menit sebelum kelas di mulai, dan jika ada yang terlihat melanggar akan di awali sanksi dengan sebuah hukuman, namun jika banyak dari siswa yang terlambat seperti kemarin maka akan di kembalikan keputusan setengah jam menutup gerbang sebelum kelas di mulai.
Para murid pun bersorak, begitu pun yang ada di dalam kelas. Mereka ikut-ikutan bersorak karena jelas tidak akan ada gesekan dengan gerbang tajam ke arah badan mereka juga tergesa-gesa memasuki gerbang.
Lain dengan Alluna, dia tidak peduli mau tutup gerbang jam berapa, karena kini tubuhnya begitu sakit, ingin sekali rebahan.
Dia menyesali tindakan bodohnya menyelonong melewati para pendemo. Hingga semua tubuhnya berasa nyeri.
Alluna terdiam dengan menyenderkan tubuhnya, memikirkan sesuatu. Ingatannya teringat kerika seorang pria tengah menolongnya. Tapi siapa pria itu? kenapa aku merasa tidak asing?. Pikir Alluna.
Sedangkan Rendra yang berada di sebrang depan meja Alluna memperhatikan Alluna seperti sedang melamun.
Entah merasakan sakit ataukah memikirkan sesuatu, Rendra belum pernah melihat Alluna seperti ini sebelumnya.
Di luar pendemo dari para murid sekolah persada di bubarkan. Mereka memasuki kelasnya masing-masing.
Saat itu pula pembelajaran hari pertama di mulai.
Dan Rendra mengurungkan niatnya menghampiri Alluna, di karenakan guru telah memasuki kelasnya. Sejujurnya Rendra merasakan cemburu kala Alaska memeluk Alluna.
Namun Rendra masih menggunakan akal sehatnya, sehingga kecemburuannya tidak menjadikan sebuah amarah seperti Friska, bagaimana tidak, di balik cemburunya terdapat rasa bersyukur, karena kala itu Alluna benar-benar membutuhkan bantuan untuk keluar dari tertimpa orang-orang.
Jam pelajaran hanya di isi dengan sebuah perkenalan, dengan canda tawa dan cerita tentang pendemo di pagi hari yang membuat salah satu murid yang bernama Alluna harus tertimpa.
Alluna sedikit terkenal karena hanya dialah satu-satunya seorang anak perempuan yang terkena tumpukan siswa siswi pendemo di pagi hari tadi.
Tanpa mengenalkan diri lebih jauh, Alluna sudah langsung terkenal di kelasnya. Apalagi di sebagian kakak kelasnya yang telah melihat kejadian itu. Jelas membuat Alluna jadi terkenal karena berpelukan dengan sang pangeran tercool di sekolah itu.
Tapi Alluna hanya tersenyum kecut kala di kelas memberikan sebuah perhatian apalagi dari guru tersebut.
Bagaimana tidak, dia enggan jadi bahan obrolan apalagi saat ini tubuhnya sangat begitu terasa pegal dan ngilu.
Untung saja gue tidak pingsan, bagaimana jika sampai pingsan, apa akan semakin terkenal, ish untuk apalah terkenal di sekolah ini hanya dari sebuah kejadian tadi. Masih mending terkenal jadi artis mereka dapat untung. Lah aku hanya dapat rasa sakit yang bikin pegal dan ngilu seluruh tubuh. pikir Alluna.
Rendra mencoba menyimak gurunya namun sekali-kali pandangannya teralih kepada Alluna, saat ekspresi Alluna tidak seperti biasanya, Rendra sedikit khawatir dan membuatnya menjadi sering melirik ke arah Alluna.
Apakah tubuhnya begitu sakit sehingga berekspresi seperti itu. pikir Rendra
Ketika jam istirahat telah berbunyi, Alluna, Rendra dan Gisel (teman sebangku Alluna) menuju kantin.
Begitu juga dengan Alaska dan teman-temannya sama-sama menuju kantin, tidak dengan Friska ....
Bersambung ...