NovelToon NovelToon
Sang Pewaris Mafia Yang Terlupakan

Sang Pewaris Mafia Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / One Night Stand
Popularitas:19.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Incy

Arion Smith & Arsen Zionathan dua keturan dari Erlan Smith dan Maureen. Meskipun keduanya kakak beradik tetapi kehidupan mereka tidaklah sama.

Arion yang mewarisi sifat lembut dari ibunya menjadikannya disukai oleh banyak orang, dan otak cerdasnya membuat semua orang kagum. Bahkan di usia muda namanya sudah dikenal oleh kalangan pembisnis. membanggakan keluarga besar Smith.

Sampai mereka lupa jika masih ada Arsen yang juga perlu mereka perhatian, karena kurang mendapatkan perhatian dan merasa tersisihkan, Arsen memilih jalannya sendiri, diam-diam dia menjadi ketua dari salah satu organisasi yang melawan ayahnya sendiri.

Arion selalu lebih unggul dari Arsen, dalam hal percintaan pun Arsen selalu kalah, bahkan gadis yang dia cintai harus menjadi milik sang kakak.

Sakit hati dan kekecewaannya membuat Arsen terus menentang keluarganya, hanya untuk mendapatkan perhatian.

**

Kelanjutan dari Istri Buta Tuan Mafia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Incy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

“ARSEN!!"

pemuda itu menghentikan langkahnya tanpa menoleh. entah apa yang di inginkan oleh pria tua itu.

“Apakah tidak ada hal lain yang bisa kamu lakukan selain membuat masalah?" Ucap Gabriel yang sudah begitu muak mendengar cerita dari Maureen jika cucu bungsunya hari ini kembali membuat masalah.

Arsen menaikkan sebelah alisnya dengan sedikit kebingungan? memangnya apa yang dia lakukan?.

“Bicaralah yang benar pria tua, masalah apa yang aku perbuat sampai membuatmu turun tangan?" Tanya Arsen menyandarkan tubuhnya disisi tangga.

Gabriel menggelengkan kepala, Arsen memang berbeda dari cucu-cucunya yang lain, lebih sulit ditebak dan terus melawan. Iya lihatlah cara berpakaiannya sama sekali tidak mencerminkan keturunan dari keluarga Smith.

“Sampai kapan kamu selalu seperti ini Arsen? sampai kapan masalah yang kamu buat harus Arion yang menyelesaikannya? Kalau pun tidak bisa membantu setidaknya jangan membuat masalah, berguna lah sedikit saja untuk keluargamu!!..lihat Arion dan Ayahmu, terus terkena masalah karena ulahmu!!" Sentak Gabriel menekan dada Arsen dengan jari telunjuknya.

Perkataan Gabriel membuat Arsen merasakan kesakitan yang luar biasa, ekor matanya menangkap kedua orang tua dan kakaknya yang hanya diam tanpa membela ataupun mengucapkan sepatah kata.

“Bicaralah yang benar Opa, apa yang aku lakukan? Aku baru saja kembali setelah aku menyelesaikan tugasku" Ucap Arsen, mencoba untuk menahan dirinya.

Gabriel terkekeh pelan. “Entah sifat siapa yang menurun padamu Arsen, kamu sama sekali tidak ada kemiripan dengan Ayahmu. kamu selalu mengelak dan lari dari masalah, keturunan Smith tidak ada yang memiliki sifat sepertimu, sama sekali tidak bisa di andalkan, jauh berbeda dari ayahmu, pantas saja di acara kemarin mereka menganggap mu bukan dari keturunan Smith."

Arsen menarik sudut bibirnya. Kalimat itu sudah sering dia dengar, entah itu dari Ayahnya ataupun yang lainnya. Sebenarnya apa yang salah dengan dirinya? sampai mereka tidak pernah menunjukkan sikap ramahnya.

Arsen tidak perlu dimanja ataupun diperlakukan seperti Arion dan Bianca, cukup tidak mengatakan kalimat-kalimat yang membuatnya sakit hati dan kecewa.

“Pria tua, kamu bisa menanyakan pada mereka berdua, aku ini lahir dari rahimnya atau bukan, karena selama ini aku juga tidak mendapatkan peran yang baik dari kalian."

“Dan aku katakan sekali lagi, kalaupun ada masalah yang terjadi, tanyakan saja pada cucu kesayanganmu, dia lebih tau apa masalah apa yang terjadi hari ini dan siapa penyebabnya.” lanjut Arsen, Wajahnya tetap tenang meskipun darahnya tengah mendidih, ingin sekali mengumpat ataupun menguliti pria tua yang tak lain adalah Opa nya itu.

Arion menatap adiknya dengan kepala menggeleng, apakah Arsen ingin memutarbalikkan fakta dan menuduhnya?

“Dan untukmu Dad, bukannya kamu selalu menganggap ku bodoh dan tidak berguna? pembangkang yang selalu membuat onar? lalu apa yang akan bisa aku lakukan untuk membantumu di markas? apa kamu ingin aku mengacaukan organisasi mu?" Arsen memiringkan kepalanya untuk bisa melihat sang Ayah yang menatapnya datar.

“Aku tidak memiliki kemampuan apapun, bukan karena aku benar-benar bodoh, tetapi memang aku tidak pernah mendapatkan fasilitas seperti kakakku dan pendidikan yang baik, itu salah kalian sendiri yang membedakan kami, jadi kalaupun ada masalah apapun minta saja bantuannya, karena aku hanya akan bisa membuat masalah dan menjadi tempat penyalahan masalah yang tidak pernah aku perbuat." Lanjutnya. Arsen membalik tubuhnya dan pergi.

Mereka semua hanya diam, tidak ada lagi yang mengucapkan sepatah katapun, entah apa yang sedang mereka pikiran. Erlan menatap punggung lebar putra bungsunya yang semakin menjauh.

“Sudah jangan dipikirkan ucapan Arsen, dia memang seperti itu, setiap ada masalah selalu menyalahkan kita, padahal dia sendiri yang tidak mau belajar, hanya hura-hura setiap malamnya." Ucap Maureen mengusap lengan putra sulungnya.

Arion mengangguk, akan tetapi dia masih kepikiran dengan ucapan adiknya. dia merasa kedua orang tuanya memperlakukan mereka dengan adil, tidak ada yang dibedakan.

***

“Aku sudah melakukan sesuai perintah, memberikan salam perkenalan dengan menghancurkan satu kapal pengangkut senjata milik Tuan Erlan." Lapor Lexi langsung duduk disebelah Arsen.

“Kerja bagus dan kalian harus bersiap, karena pria itu tidak akan tinggal diam." Jawabnya, terlalu di anggap remeh, dia hanya ingin melihat seberapa kuat kepemimpinan Ayahnya itu.

“Tuan!!.." Seru salah satu dari anak buahnya menghampiri keduanya dengan nafas yang terengah-engah.

Arsen menaikkan sebelah alisnya. “Ada apa?"

“Gawat Tuan, Nico kalah bertanding dan pemenangnya menantang pemilik lorong 88" Lapornya dengan tergesa-gesa, lantaran selama Arsen mengambil alih tempat adu tanding itu, tidak ada yang bisa mengalahkan Nico.

Lexi dan Arsen saling pandang, siapa yang bisa mengalahkan Nico, lalu keduanya menganggukkan kepala.

“Katakan, aku akan datang dalam waktu lima belas menit lagi."

“Baik Tuan!!"

Setelah peninggalan anak buahnya, Arsen menghela nafas panjang, lalu dia tersenyum tipis.

“Mereka mencurigai kita"

“Siapa?" Tanya Lexi

“Yang kamu hancurkan kapalnya" Jawab Arsen lalu berdiri, berjalan ke arah mobil milik Lexi.

Lexi menautkan kedua alisnya. “Kapal? aku?.. Ahh sial,.. X.. Tuan Erlan mencari mu!!" Teriak Lexi segera mengejar Arsen.

di lorong 88 tempat adu tanding, seorang pria dewasa tengah menatap sekeliling, seakan bernostalgia, di sinilah awal mulanya dia bertemu dengan Raymond dan mendapatkan uang.

Tempat ini sudah ganti pemiliknya dan yang dia dengar adalah Tuan X, yang beberapa bulan ini terus mengusiknya. dan anehnya dia tidak ingin menyerang, malah tertarik dengan adu tandingnya.

beberapa saat kemudian, lamunan nya buyar oleh kedatangan seseorang yang di tunggunya sejak tadi. Dahinya mengerut, benarkah yang berdiri di hadapannya adalah X? terlihat masih muda.

“Ck, bukan wajah asli" gumam pria itu, hanya dengan melihat dia sudah bisa menebak jika itu bukan wajah asli dari X.

Sementara itu Arsen tersenyum tipis, dalam hatinya terasa miris, malam ini sangat membuktikan jika sang Ayah tidak pernah memperhatikannya, buktinya tidak mengenali putranya sendiri dari gestur tubuh, gaya pakaian dan suara. setidak penting itukah dirinya?

“Aku tidak tau apa tujuanmu dengan menghancurkan kapalku, kedatanganku hanya ingin membuat kesepakatan dengan mu" ucap Erlan.

“Aku tidak ingin melakukan kesepakatan dengan siapapun," jawab Arsen.

Erlan terkekeh pelan. detik kemudian dia menyerang dan gerakannya sudah terbaca oleh putranya.

Erlan salah mengira, dia pikir Arsen/X itu akan menyerang menggunakan tangan, nyatanya pemuda itu melakukan gerakan tipuan dan menggunakan kakinya menendang kuat sang Ayah.

Serangan terus Arsen lakukan secara bertubi-tubi sampai membuat Erlan benar-benar kuwalahan, gerakan pemuda itu sama persis dengan Edgar. gayanya mengamati dan mencari titik lemah dari lawannya.

Brugh..

Erlan terkapar, ini pertama kalinya ada yang bisa mengalahkannya, bukan marah tetapi Erlan langsung tersenyum. membayangkan andai saja salah satu dari putranya bisa seperti X, pasti akan sangat membanggakan.

1
Ayudya
lah itu putra mu erlan kok bego banget si kamu jadi orang ga ngenalin setiap gerak tubuhnya
Ayudya
ga salah si dengan sikap arsen yg pembangkang karena dari kecil ga perna di perhatikan.
Ariany Sudjana
zero ini memang bodoh, sudah di tolong dulu sama Gabriel dan keluarganya, eh ga tahi terima kasih
Maisuryani Zein
Serius opa Romero masih hidup? 5 generasi hidup bersama? serius thor? kalau iya udah lebih 100 tahun dong
Maisuryani Zein
waduh... berapa kira-kira umur oma celine dan opa Gerald ya.. Erlan aja udah 50an.. oma Vale setidaknya udah 70an... jangan bilang opa buyut Ramon atau siapa namanya itu ortu opa Gerald dan celine masih hidup?
Endang
tau rasakn loh erlan
Nalira🌻
Gmna caranya 17 tahun jadi ketua mafia? ajarin dong🤣😆
Nona Incy🐣: Jangan kak dunia hayalan, mendingan yang nyata aja 😄😄
total 1 replies
Lauren Florin Lesusien
berarti ini aron jadi beban kekuarga thur 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Glastor Roy
up
Neng_Kai
Nico kecintaan kah ke Arsen? 🫢
Ariany Sudjana
setuju sama nico, Arsen harus mencoba berdamai dengan keluarganya, meski tidak mudah. Lexi juga benar, Arsen menyayangi keluarganya, hanya gengsi mengakui
Ariany Sudjana
meski terlambat, tapi Erlan sudah menuntaskan sakit hatinya pada Maureen, grize, jeza, fans
tutiana
wanita itu mauren atau grizi ??
tutiana
mauren mencurigakan
Ariany Sudjana
semoga Arsen bisa berkumpul kembali dengan Arion, juga Erlan. apa yang dialami Arsen, hampir mirip dengan Erlan.
Ariany Sudjana
setuju dengan Erlan, kalau Maureen, grize, fan, harus dihukum dulu oleh Erlan, karena sudah mengakibatkan Erlan kehilangan putri bungsunya, juga Arsen sebelumnya. semoga Arsen bisa berkumpul lagi dengan Arion, Erlan, Gabriel, karena bagaimanapun mereka semua korban dari keegoisan orang-orang yang tidak suka dengan mereka
Ariany Sudjana
benar kan Arsen masih hidup, dan bahu membahu dengan Erlan untuk mengatasi Maureen,jeza dan juga fans. bagus Arsen, Erlan dan Gabriel juga jangan bodoh lagi yah... harus waras dan tetap waspada
Ariany Sudjana
waduh? maksudnya perempuan dari masa lalu itu jeza? kok bisa Erlan dibodohi seperti ini? kok bisa Maureen terkait dengan peristiwa tewasnya putrinya Erlan?
Ariany Sudjana
jangan-jangan mansion itu yang beli Arsen yah? khusus buat dua sahabatnya
Ariany Sudjana
bodoh sekali Erlan, Gabriel, kalau sampai kecolongan lagi. jangan-jangan Maureen atau griz dalangnya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!