Amara Santya Raharja.....
seorang wanita dengan background hidup seorang broken home,
ibunya tiada karena syok melihat kebenaran tentang perselingkuhan suaminya di kala ia masih berusia 10 tahun.
ia mencintai sahabatnya secara membabi buta seperti orang gila hingga membuatnya menjadi seorang pembunuh dan berakhir di penjara.
Kekuatan uang membuat seorang pria tiba tiba datang dan mampu membawanya keluar dari penjara.
Namun....
itulah awal kehidupannya yang sebenarnya hancur di mulai.
Seseorang itu menjadikan ia tawanannya dan pada akhirnya membuat ia menjadi budak ranjangnya.
Mampukah seroang Amara Santya Raharja menyelamatkan hidupnya dari sosok berkuasa itu.......
ikuti kisah baru aku....
" CINTA INI MEMBUNUHKU......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14 pagi yang menjengkelkan
Srek...
Terdengar suara gorden yang di singkap, cahaya matahari segera masuk ke dalam kamar itu.
Kamar di mana saat ini Amara sedang terlelap dengan meringkuk di atas sofa.
Amara yang masih terlelap dalam tidurnya di atas sofa terganggu dengan sinar matahari yang masuk.
Spontan wanita itu menutup matanya dengan lengannya karena merasa silau dengan matahari yang masuk.
" maaf...maaf nona, saya terpaksa membuka gorden ini,
ini sudah siang...kamar juga sedikit pengap " sebuah suara terdengar meminta maaf.
Dengan perlahan Amara mulai bangkit dan menegakkan punggungnya.
Matanya yang masih terasa berat menatap ke arah seseorang yang saat ini sedang berdiri di sisi gorden yang menutupi dinding kaca yang memisahkan ruangan kamar ini dengan balkon.
" siapa kamu ?! " tanya Amara kemudian dengan tatapan mata yang menelisik.
" saya Sari...saya yang bertugas membersihkan apartemen ini " jawab perempuan yang menurut Amara masih sangat muda itu.
Di tatapnya agak lama gadis itu, walau ia berpenampilan sedikit udik, tapi menurut Amara gadis itu cukup cantik.
Otaknya berkelana kepada sosok Mattew Nix.
Senyum miring tersungging di bibir seorang Amara.
Siapa yang tidak tahu sepak terjang Mattew Nix yang di kenal sebagai cassanova itu
Setelah menerima perlakuan buruk dari seorang Mattew saat itu,
Amara mencari tahu tentang laki laki itu.
Dan kebenaran tentang laki laki itu yang ternyata adalah seorang pemain wanita akhirnya membuatnya memutuskan kembali lebih cepat ke Indonesia di saat pendidikannya hanya tinggal dua semester saja.
" apa kau juga simpanan majikanmu itu... ?! " tanya Amara sarkas.
Gadis bernama Sari itu sontak menggeleng dengan cepat.
" tidak nona...saya tidak ada hubungan apa apa apa lagi seperti yang nona katakan itu dengan tuan muda Nix " jawab gadis itu dengan cepat
Wajahnya juga langsung berubah pias.
" Saya memang bertugas membersihkan apartemen ini menggantikan ibu saya sejak satu tahun ini.
Tapi saya hanya datang setiap dua hari sekali, dan selama ini tuan muda Nix tidak pernah datang ke mari " jelas gadis itu berusaha meyakinkan Amara.
" ckk...kau tidak perlu meyakinkan aku sampai seperti itu,
aku tidak perduli meski kau memang simpanannya atau tidak " jawab Amara dengan wajah cuek sambil berdiri dan kemudian melangkah ke arah kamar mandi.
Sepeninggal Amara,
Gadis bernama Sari itu terpaku di tempatnya berdiri.
Sungguh ia tak paham maksud pertanyaan Amara tadi.
Di dalam kamar mandi Amara sempat tertegun sejenak ketika ia tak melihat pakaian dalamnya yang seingatnya teronggok di sudut kamar mandi semalam.
Namun akhirnya Amara memilih abai, ia berpikir pasti Sari yang sudah mengambilnya.
Amara kembali membersihkan diri dan kembali memakai kemeja Mattew yang lain.
Cklek...
Amara keluar dari kamar mandi dan melihat kamar itu sudah bersih dan rapi.
Kain seprai di atas tempat tidurpun sudah di ganti.
Amara menoleh ke arah pintu kamar, keningnya sedikit berkerut ketika ia melihat pintu kamar yang sedikit terbuka.
Amara menghela nafas lega, ia merasa kesempatan seperti mulai menghampirinya.
Amara melangkah ke arah pintu, sampai di pintu ia sempat melongokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sebelum akhirnya ia benar benar keluar dari kamar itu.
Langkah Amara terasa begitu penuh kehati hatian,
Ia terus melangkah dengan tatapan matanya yang terus berkeliaran kesana kemari mencoba memastikan sesuatu.
Tapi memang sesuatu yang adalah cctv tak ia temukan di sudut manapun di lantai atas apartemen ini.
Amara mulai menuruni anak tangga, nafasnya sedikit tertahan ketika ia mulai menapaki lantai anak tangga.
Lagi lagi wanita itu melongokkan kepalanya ke arah bawah.
Lagi lagi seperti memastikan sesuatu.
Dan lagi lagi yang ia khawatirkan tidak ada...bahkan ia tidak melihat siapapun di lantai bawah ini.
Amara menarik nafas lega, saat ini ia sudah berada di lantai dua.
Tatapan matanya kini terarah ke arah pintu apartemen.
Amara menelan ludahnya dengan sulit kemudian ia tanpa sadar melipat bibirnya sendiri dan berakhir dengan menggigit bibirnya sendiri sebelum akhirnya ia menguatkan tekad untuk melangkah menuju pintu apartemen itu.
Sampai di depan pintu, mata Amara sempat memejam sejenak.
" sebentar lagi Amara...sebentar lagi, pelan pelan dan hati hati " Amara berbisik pada dirinya sendiri dengan jantung yang berdetak kencang.
Tangannya mulai terulur dan berakhir dengan memegang handle pintu.
Amara baru saja akan memutar handel ketika sebuah suara tiba tiba mengejutkannya.
" nona...." sebuah panggilan terdengar dari arah belakang.
Amara sontak melepaskan pegangannya pada handel pintu itu dan langsung memutar tubuhnya ke belakang.
" ya..." Amara tergugup,
Seumur hidup baru kali ini seorang dirinya merasa gugup pada seseorang seperti Sari.
" anda mau apa nona ?! " tanya Sari.
" tidak ada...aku hanya ingin mencari angin sebentar " jawab Amara setenang mungkin dan mati matian menyembunyikan ke gugupannya.
" maaf nona, anda tidak boleh keluar dari apartemen ini apapun alasannya " kata Sari dengan wajah sedikit tegas dan nada suara yang juga terdengar sedikit keras.
Amara sedikit tersinggung dengan ucapan gadis di hadapannya itu.
" apa kau tahu kenapa aku bisa berada di sini ?! " tanya Amara dengan tatapan tajam kepada Sari.
" saya tidak tahu nona " jawab Sari cepat.
" tapi saya di beri pesan agar tidak membiarkan anda keluar dari sini apapun alasannya.
Karena jika tidak...maka saya akan kehilangan pekerjaan saya ini " jawan Sari jujur.
Amara menghela nafas kesal,
" aku tidak akan kemana mana....kau tidak perlu khawatir akan kehilangan pekerjaanmu " jawab wanita dengan ketus.
Kemudian Amara melangkah kembali ke arah tangga.
Ia merasa aneh dengan dirinya sendiri, tidak biasanya ia peduli dengan kesulitan orang lain.
Tapi sekarang....
Mendengar jawab Sari tentang ketakutannya kehilangan pekerjaannya cukup membuatnya terpengaruh.
Ia bisa saja nekat dan langsung membuka pintu tadi.
Tapi kata kata gadis itu ternyata mampu membuatnya berhenti.
Penjara sepertinya benar benar telah banyak mengubahnya.
" nona..." panggil Sari lagi.
" apa ...?! Kau akan melarangku kemana sekarang...?! " jawab Amara dengan ketus dan tatapan tajam kepada Sari.
Langkahnya terhenti di depan tangga.
" makanlah lebih dulu nona...saya sudah siapkan makanan untuk anda " jawab Sari sambil menunjuk dengan ujung jarinya ke arah meja makan di sisi kiri Amara berdiri saat ini.
Amara mengikuti arah tunjuk jari Sari,
Dan benar...
Di atas meja makan sana telah tersaji makanan.
" aku tidak lapar " jawab Amara lagi lagi dengan ketus dan bersiap kembali melangkah.
" nona tolong jangan keras kepala...saya harus memastikan anda makan jika saya masih ingin memiliki pekerjaan ini " kata Sari yang sontak membuat Amara menghentikan langkahnya dan menoleh kemudian menatap Sari dengan sangat tajam.
" apa kau memanfaatkan rasa kasihanku padamu hah ?! " sentak Amara kesal.
" saya mohon nona...makanlah...."
❤❤❤❤❤
aray malah Matt yg bangunkan dia?
❤❤❤😍😙😗