Vivienne terbangun, dan melihat tempat itu berbeda dari rumahnya. Dia mengingat bahwa merayakan festival tahun baru untuk pertama kalinya. Di tengah keramaian yang penuh sesak itu, dia mengalami serangan panik dan penyakit nya asma yang mungkin membuat nya meninggal.
Vivienne melihat sekeliling, "Dimana aku?"
"Tentu saja di kamar anda, ya mulia," ucap seseorang membuyarkan lamunannya.
"Ya mulia? siapa aku?"
"Anda Ya mulia permaisuri Vivienne Greyhaven."
Vivienne seketika teringat sebuah novel yang berjudul I'm a villain mom. Dimana tokoh sang ibu mati dengan mengenaskan di tangan ketiga pangeran, anak-anak nya. Lalu bagimana nasib Vivienne sekarang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere Lumiere, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
[28] Kaisar Datang
"Heh… apa Anda bilang, Anda tidak pernah melakukan nya? Aku ingin melihat rincian anggaran acara ini," ujar Vivienne mengulurkan tangannya dengan tatapan mata masih nyalang pada Madam Esther.
"Haha… sepertinya kita tak perlu membahas nya," jawab Madam Esther memalingkan wajahnya.
Memang benar dia bekerja sama dengan Rosalind untuk mengambil beberapa anggaran istana. Dengan sebuah syarat bahwa Madam Esther akan memperkuat status Rosalind di dalam istana maupun diantara para bangsawan.
Dia membuat acara pengalangan dana untuk menutupi pencucian uang yang mereka lakukan, sekalian memperkenalkan Rosalind pada semua bangsawan yang hadir, dengan menujukan hal-hal postif yang Rosalind bisa.
"Sejatinya anggaran itu tidak seberapa dari apa yang Anda kira, permaisuri…" bohong Madam Esther tak ingin makin ketahuan, dan berfikiran Vivienne akhirnya menyerah.
Vivienne memutar bola mata jengah, dan pipi kirinya terlihat mengembung karena emosi, "Tidak perlu Anda katakan, Anda sedari tadi sudah menyerang saya dan sekarang menciut seperti tikus mati,"
"Anda fikir aku bodoh? Anda fikir aku tidak bisa melihat kemana uang-uang itu pergi? lihat kipas beludru Anda yang di pesan dari timur, dan cincin Anda berasal dari Golconda yang memiliki permata dengan nilai jual tinggi," tunjuk Vivienne pada kipas yang dia genggam sedari tadi dan cincin bertatahkan permata seperti bros milik kaisar.
"Tuduhan itu sangat tidak berdasar, Ya Mulia, Anda mencemarkan nama baik saya sebagai nyonya kediaman Duke Valerius," geram Madam Esther kerena kejelian permaisuri nya.
Vivienne menganggukkan kepalanya beberapa kali, "Baik, aku akan membuktikan semua ucapan ku, beraninya Anda tidak memberikan rasa hormat pada permaisuri, jika kalian tidak hancur, aku pastikan kalian akan hidup serendah-rendahnya,"
"Aku akan mencari semua bukti transaksi saksi, catatan anggaran yang Anda selewengkan bersama kepala pelayan ku dulu,"
"Anda tidak akan bisa melakukan nya, Saya memiliki pelindungan serta koneksi para bangsawan, Anda tidak bisa menjatuhkan saya" sinis Madam Esther kembali membuka kipas yang berada di tangannya yang menadakan kesombongannya sedang di awang-awang.
"Oh, kau lupa. Aku memiliki status hierarki kerajaan teratas setelah kaisar, aku bisa membuka mulut mereka semua di saat mereka bungkam, kalau tidak aku akan memberikan mereka semua hukuman paling berat," ucap Vivienne menyeringai tak mau kalah berdebat dengan wanita tua di hadapan nya.
Semua orang berada di dalam ruangan hanya bisa tercengang dan menyimak pembicaraan kedua orang yang tinggi kedudukannya itu. Mereka sedikit takut akan di libatkan dalam masalah itu padahal mereka tak tau apa-apa mengenai Madam Esther dan Rosalind.
"Hah… tapi sebelum itu aku ingin menikmati pesta ini, karena ini juga dari anggaran ku, kan?" ucap Vivienne melewati tubuh Madam Esther dan duduk di kursi yang tadi di duduki nya tadi.
Mata Madam Esther berkilat tajam, "Apa yang Anda lakukan di acara saya?"
Vivienne belum menanggapinya, kemudian menuangkan air ke dalam cangkir teh di hadapan nya, "Kan sudah ku bilang aku akan menikmati acara ini, lalu mengusut semua anggarannya…"
"Kau…" geram Madam Esther mengepalkan tangannya seolah akan memukul Vivienne di detik berikut nya.
"Vivienne!" teriak seseorang membuat Madam Esther mengurungkan niatnya dan menoleh pada sumber suara dan ternyata itu kaisar yang berjalan terburu-buru ke arah mereka.
Vivienne menoleh kearah sumber suara dan langsung berdiri melihat Magnus sudah ada disini, "Kenapa suami ku yang seperti peti es ini tiba-tiba menyusul?" gumamnya dalam hati.
Vivienne langsung menghampiri Magnus sedang kan semua orang menunduk memberikan salam kehormatannya pada kaisar mereka dan hanya Madam Esther tidak melakukan nya, tapi terlihat terkejut Magnus kediamannya.
"Ya Mulia, kenapa Anda kesini?" ujar Vivienne kini berdiri di sebelah Magnus, pria itu terlihat terus menatap bibir pasangannya itu dengan intens kemudian membuyarkan lamunannya.
"Aku hanya penasaran kemana kamu akan pergi," jawab Magnus memeluk pinggang Vivienne, membuat mereka tak berjarak kini.
"Hahaha… yang benar saja, Anda terlihat aneh, Ya Mulia," kekeh Vivienne menepuk dada bidang suaminya, tak suka godaan datar itu masuk ke telinga nya.
"Terserah kamu mau percaya atau tidak,"
Magnus mengingat beberapa jam yang lalu, dia melihat Vivienne pergi dengan anak-anaknya lewat jendela besar di ruang kerjanya, dia menoleh kebawah tempat Vivienne dan kedua putranya akan pergi dengan kereta kuda itu.
Meskipun Vivienne sudah banyak berubah namun, tetap saja dia takut Vivienne ingin berbuat macam-macam. Apa lagi ada kedua putra nya, "Ini sangat berbahaya," gimana Magnus dalam hati.
Dia kemudian menoleh datar kearah Thomas yang berada di belakangnya, "Thomas, apa kamu tau kemana mereka akan pergi?" tanya Magnus masih melirik Vivienne dan anak-anak nya.
"Saya mendapatkan laporan bahwa permaisuri akan mengunjungi kediaman Duke Valerius, ada acara pengalangan dana yang di lakukan dua bulan sekali yang selenggarakan Madam Esther," jawab Thomas membungkukkan tubuhnya.
"Madam Esther? … yang selalu mendapatkan anggaran dari permaisuri langsung," ujar Magnus mengelus dagunya lembut.
"Hamba rasa begitu, Ya Mulia, namun permaisuri tidak pernah datang langsung di acara itu," ucap Thomas ragu-ragu.
"Aku jadi penasaran, ayo kita lihat acara itu," ajak Magnus sudah mengarahkan kakinya kearah pintu.
Namun, Thomas menghentikan nya, "Tapi, Ya Mulia, acara itu hanya di hadiri oleh perempuan,"
"Persetan dengan jenis kelamin, aku akan tetap datang," geram Magnus tetap berjalan dengan tegas dan tegap menuju kearah pintu keluar ruangan kerjanya.
"Ya Mulia tunggu!" teriak Thomas berharap Magnus menjaga kehormatan nya, karena dia adalah seorang kaisar.
Begitu lah kira-kira mengapa Magnus tiba-tiba disana, dia juga sudah melihat situasi yang berada di dalam ruangan itu, terkadang dia sedikit tersenyum melihat bagaimana permaisuri mengendalikan Madam Esther.
"Aku sudah mendengar semua perdebatan kalian tadi, dan aku menyadari bahwa permaisuri tidak pernah memberikan anggaran pada Anda Madam Esther…" Magnus memasukkan tangannya kedalam kantong celana bahannya, kemudian melangkah maju mendekati Madam Esther.
"Dan lagi, seandainya itu demi rakyat, aku rasa permaisuri tidak se-keberatan ini, Madam Esther, aku akan ikut mengusut kejahatan Anda bersama kepala pelayan itu…" ucap Magnus berhenti di hadapan Madam Esther.
"Tapi sebelum itu, pengawal!" titah Magnus memanggil pengawal yang sudah berdiri di dekat nya.
"Ya Mulia, Anda tidak bisa memperlakukan saya seperti ini," tolak Madam Esther memundurkan tubuhnya dan terus menggelengkan kepalanya.
"Mengapa tak bisa, apakah kau punya orang yang lebih besar kekuasaannya di banding aku," ucap Magnus dengan sinis, mata berkilat tajam seolah akan melukai Madam Esther.
"Saya tidak berani, Ya Mulia," takut Madam Esther terjatuh di lantai yang dingin itu dengan tubuh yang kini gemeteran, karena perkataan Magnus benar adanya, karena kaisar adalah hierarki tertinggi di kerajaan.
ingat qmampir thor.
jangan setengah2 ya thor.