NovelToon NovelToon
Jawaban Untuk Kimi

Jawaban Untuk Kimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: EmbunPagi25

Kimi Azahra, memiliki keluarga yang lengkap. Orang tua yang sehat, kakak yang baik, juga adek yang cerdas. Ia miliki semuanya.

Namun, nyatanya itu semua belum cukup untuk Kimi. Ada dua hal yang belum bisa ia miliki. Perhatian dan kasih sayang.

Bersamaan dengan itu, Kimi bertemu dengan Ehsan. Lelaki religius yang membawa perubahan dalam diri Kimi.

Sehingga Kimi merasa begitu percaya akan cinta Tuhannya. Tetapi, semuanya tidak pernah sempurna. Ehsan justru mencintai perempuan lain. Padahal Kimi selalu menyebut nama lelaki itu disetiap doanya, berharap agar Tuhan mau menyatukan ia dan lelaki yang dicintainya.

Belum cukup dengan itu, ternyata Kimi harus menjalankan pernikahan dengan lelaki yang jauh dari ingin nya. Menjatuhkan Kimi sedemikian hebat, mengubur semua rasa harap yang sebelumnya begitu dasyat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmbunPagi25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

02. Kesialan Beruntun

Kimi sudah mencoba berbagai hal untuk bisa tidur cepat tadi malam, berbagai metode sudah ia coba. Mulai dengan mandi air hangat, membaca buku, bahkan dengan teknik pernapasan seperti 4-7-8. Dan itu belum mampu membuatnya tertidur cepat, hingga ketika ia bangun pagi ini. Kimi dapati kedua bola matanya memerah.

Ia sedikit gamang, menatap pantulan wajahnya dicermin. Sementara ingatan nya kembali pada percakapan nya dan Yana tadi malam, saat kakak nya itu diam-diam memasuki kamarnya.

" Kamu marah ke, aku?" Tanya Yana saat menyadari tiada respon darinya. Padahal kakaknya itu sedang diam-diam mengantarkan makan malam ke kamarnya.

Kimi tahu risiko dari perbuatan Yana bisa saja menimbulkan amarah dari mama dan papa yang selalu memiliki aturan ketat. Seperti tidak boleh makan didalam kamar. Makan itu harus di meja makan.

"Aku ngga marah, tapi kalau kedatangan kak Yana cuma mau minta aku nerima perjodohan, itu. Lebih baik kakak keluar dari kamar ku,"

Jawab Kimi tanpa melihat langsung ke arah Yana. Namun dari ekor matanya ia bisa tahu bahwa Yana memilih duduk di kursi rias nya disebelah kiri ranjang Kimi, alih-alih meninggalkan kamarnya.

Untuk sejenak keduanya sama-sama diam, membiarkan suasana hening menyelimuti ruang kamarnya. Saat Kimi hendak buka suara untuk meminta Yana kembali saja ke kamarnya dan Raka. Kakaknya lebih dulu berucap lirih, nyaris tidak terdengar jika saja kamarnya tidak hening seperti sekarang.

"Aku minta maaf, Kim"

Untuk satu itu, membuat Kimi akhirnya menoleh, menatap pada mata teduh milik Yana yang juga menatapnya.

"Maaf. Aku selalu bikin kamu merasa dibandingkan dengan ku,"

"Itu bukan salah, kak Yana. Jadi ngga perlu minta maaf," ujarnya seraya menarik selimut nya hingga menutupi kepalanya. Ia membelakangi Yana agar kakanya itu segera pergi dari kamarnya.

Namun ternyata Yana belum selesai hingga kembali melanjutkan ucapannya setelah hening sejenak.

"Tentang perjodohan itu, kami tidak bisa berbuat banyak, Kimi. Keputusan tetap ada di kamu"

"Tapi yang pasti, kami selalu ingin yang terbaik buat kamu. Mama dan papa peduli sama kamu, Kim,"

"Kamu tau, kan. Gimana deket nya, papa sama almarhum papanya, Kana. Papa ngerasa ngga ada yang lebih baik buat kamu, selain dari Arkana,"

Kimi menghela napas, ia pikir pagi ini ia bisa mengenyahkan ucapan kak Yana tadi malam, namun ternyata obrolan mereka tadi malam cukup merepotkan nya.

Dengan langkah gontai ia memasuki kamar mandi, menyiapkan dirinya untuk pergi ke toko kue miliknya pagi ini.

"Kenapa tidak sarapan dulu, Kimi?" Tanya mama, ketika melihatnya yang melintasi ruang tengah dengan terburu-buru. Disana ia bisa melihat Alam yang sedang becanda dengan Rania. Ia sudah siap pergi, ketika mama menghampiri nya dari ruang dapur.

"Kimi makan diluar, Ma," jawabnya sambil lalu.

Ia masih merasa kesal dengan kejadian tadi malam, ketika mama lagi-lagi membandingkan nya dengan Yana.

"Mau kemana, kak. Weekend, begini?" Tanya Alam. Tangannya sibuk membantu Rania menyusun lego.

"Ke, Cake Castle," sahutnya. Lalu segera menuju carport rumah.

Ia sudah menyalakan motor metic miliknya, ketika papa tiba setelah jalan kaki pagi. Tatapan mata mereka bertemu, ia sedikit canggung mengingat perbuatannya tadi malam yang meninggalkan meja makan dan Mengabaikan peringatan papa.

Tetapi, papa hanya diam dan melewatinya begitu saja. Kimi menghela napas, ia sadari dirinya salah. Tapi bukan berarti papa bisa memaksanya menerima perjodohan itu.

"Mau kemana nih, Kim? Pagi-pagi amat," tanya Raka menyusul di belakang papa.

"Ke Cake castle, Mas."

Jalanan tidak seramai biasanya, tapi tidak juga sepi. Sesekali pengendara lain melewatinya. Hari masih terlalu pagi untuk orang-orang beraktivitas. Kimi merasakan semilir angin menerpa wajahnya yang tidak tertutup kaca helm. Ia sedikit menggigil ketika angin menembus cardigan tipis miliknya saat ia menarik pedal gas motornya.

Kimi masih melajukan motornya melintasi jalanan, ketika tahu-tahu saja motornya terasa berat untuk jalan.

Ia menepikan motornya, seraya mencari penyebabnya.

"Ihh... sial banget. Bannya kempes," keluh Kimi saat menyadari ban motornya yang kempes lah penyebabnya.

Kimi masih menggerutu sembari memerhatikan ban belakang motornya yang kempes, ketika suara seorang pria menyapa indra pendengaran nya.

"Motornya kenapa, Mbak?"

"Bannya–"

Ucapannya terhenti ketika menyadari siapa pria yang berdiri dibelakang nya dengan wajah yang sama-sama tertegun itu.

*Arkana Savero*

*Sialan! Kenapa harus dia! Ini, sih. Namanya kesialan beruntun*!.

Arkan dengan cepat mengendalikan ekspresinya. "Mbaknya Alam, ternyata, " Lirih pria itu, yang masih terdengar jelas ditelinga Kimi.

Sementara itu Kimi masih terdiam. Pria itu melangkah sedikit lebih dekat memerhatikan motor Kimi.

Kimi mungkin masih bersikap biasa, andai tidak ada rencana perjodohan itu. Namun kali ini, ia tidak bisa bersikap biasa, saat menyadari lelaki yang sedari tadi memeriksa ban motornya itu, akan di nikahkan dengannya.

Ia ingin sekali menginterogasi pria didepan nya ini tentang perjodohan mereka. Namun, melihat bagaimana tenang nya Arkana. Membuat Kimi urung juga.

"Ban dalamnya bocor. Didorong aja" Ucap Arkan setelahnya. Ia berdiri memerhatikan Kimi yang masih terdiam di depannya.

"Gini aja, deh. Kamu bawa motor saya. Motor kamu, biar saya yang dorong," tunjuk Arkan pada motor metic miliknya, yang berhenti tak jauh dari mereka.

Dengan cepat Kimi menggeleng, "Ngga perlu. Saya dorong sendiri aja," sahutnya cepat.

Arkana sempat melongo mendengar penuturannya, "Bengkel dari sini lumayan jauh. Kuat, buat dorong?" Tanyanya serius.

Kimi mengangguk mantap. Ia mulai mendorong motornya. Kimi pikir, Arkan akan segera berlalu melewatinya. Tetapi pria itu justru membuntuti nya seraya mengendarai motornya dengan pelan.

Kimi tidak bisa diam saja, ia berucap tanpa menatap Arkan,"Bapak duluan saja. Saya bisa sendiri,"

"Bapak? Seingat saya..., Saya belum punya anak," Sahut Arkan sembari terkekeh.

"Bagaimana pun, bapak. Wali kelasnya Alam, "

"Saya ngga lagi ngajar. Udah, panggil biasa saja,"

Kimi berdecik, " Silakan, duluan. Saya bisa sendiri," ia melanjutkan langkahnya dengan terburu-buru seperti sedang dibuntuti hantu.

"Saya temani,"

Wanita itu mendelik, membuat Arkan segera melanjutkan ucapannya. "Jalanan nya sepi. Biar saya temanin sampai bengkel,"

Arkana merasa heran, menyadari wajah Kimi yang kusut. Wanita itu terus terusan menghela napasnya. Emosi nya seolah tertahan. Membuat Arkan mati matian menahan tawanya.

Ia mulai berpikir, melihat sikap Kimi yang seakan memiliki dendam padanya. Akankah karena perjodohan itu?.

Namun, ia menepis prasangkanya.

Arkana bisa saja meninggalkan wanita yang sedang terseok-seok mendorong motor di depannya itu. Toh, Kimi tidak memerlukan bantuan nya. Tetapi, tentang wanita itu membawanya enggan beranjak. Membuatnya bersedia meluangkan waktunya sedikit lebih lama.

Mungkin karena ayah dari wanita itu, pikirnya. Arkana menyakinkan dirinya sendiri, bahwa alasannya berada disini hanya sekedar membantu putri dari Om Galang, sahabat Ayahnya.

1
Asrar Atma
Abang Ar, hati-hati dijaga hatinya istri/Angry/
Kesini
lanjut Thor
Kesini
ah manis
Kesini
Alhamdulillah, ada hikmahnya saya tidak jadi pelakor
Asrar Atma
beda emang doa orang baik, kata-kata nya terusan indah nih
Asrar Atma: tersusun
total 1 replies
Abel Peony
Unyuk?/Drowsy/
Asrar Atma
tumbuhkan lah benih cinta itu/Determined/
Asrar Atma
aku malah bacanya ngga cantik tadi, jadi ngulang lagi baca nya ternyata salah
Kesini
ku kira murahan tadi/Curse/
Kesini
lah lah bearti kamu sayang kimi
Kesini
mang Danang sama man dang memang kembar
Kesini
habis panen langsung ngembengkel
Kesini
belikan saya kue
Asrar Atma
cuma dinovel yang nyebelin gini jadi lucu
Asrar Atma
itu adalah kebiasaan perempuan yang ngga tahu kenapa, tapi percaya deh aku juga kesal kalo jadi abang Arkan
Asrar Atma
kimi ngga butuh apapun, biar dicintai suaminya /Doubt/
Asrar Atma
sedikit kesal pada abang Ar/Grimace/
Asrar Atma
oh gitu tuh, ngerti jadi sih dari sudut pandang kimi. eh akhirnya Arkan deh yang suka. jadi berbalik gitu/Angry/
Kesini
mellow
Kesini
pantas kau kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!