Ribuan tahun sebelum other storyline dimulai, ada satu pria yang terlalu ganteng untuk dunia ini- secara harfiah.
Rian Andromeda, pria dengan wajah bintang iklan skincare, percaya bahwa tidak ada makhluk di dunia ini yang bisa mengalahkan ketampanannya- kecuali dirinya di cermin.
Sayangnya, hidupnya yang penuh pujian diri sendiri harus berakhir tragis di usia 25 tahun... setelah wajahnya dihantam truk saat sedang selfie di zebra cross.
Tapi kematian bukanlah akhir, melainkan awal dari absurditas. Bukannya masuk neraka karena dosa narsis, atau surga karena wajahnya yang seperti malaikat, Rian malah terbangun di tempat aneh bernama "Infinity Room"—semacam ruang yang terhubung dengan multiverse.
Dengan modal Six Eyes (yang katanya dari anime favoritnya, Jujutsu Kaisen), Rian diberi tawaran gila: menjelajah dunia-dunia lain sebagai karakter overpowered yang... ya, tetap narsis.
Bersiaplah untuk kisah isekai yang tidak biasa- penuh kekuatan, cewek-cewek, dan monolog dalam cermin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon trishaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dunia Pertama
"Jadi, bagaimana harimu hari ini, Rian?" tanya Rian pada dirinya sendiri dengan suara dalam, penuh wibawa.
"Haha..." Rian tertawa getir, sambil menggeleng pelan, memejamkan mata sejenak, seolah tengah menanggung beban dunia.
"Sangat tidak baik," jawabnya dengan suara normal, membuka mata perlahan. "Aku baru saja meninggal... karena dihantam truk. Tepat di wajah!"
Rian meletakkan tangan kiri di dada, lalu menghela napas panjang. "Tapi... aku sangat bersyukur wajahku baik-baik saja."
"Syukurlah kalau begitu, Rian," lanjutnya dengan suara berat lagi, seperti seorang psikolog pribadi. "Tapi... apakah kau sudah memaafkan pengemudi truk itu?"
"Tentu saja," jawab Rian cepat dengan nada ringan. "Aku ini orangnya pemaaf, penuh kasih, rajin menabung, dan... ya, tentu saja, sangat tampan."
"Oh, kau memang terlalu baik, Rian." kata Rian dengan suara berat.
"Ah tidak, tidak..." Rian menatap cermin saku ditangan kanannya dengan senyum setengah. "Aku hanya jujur."
Dan begitulah... Rian terus berbicara dengan dirinya sendiri, terjebak dalam percakapan narsis selama kurang lebih dua belas menit.
Rian, kini tenggelam dalam ketampanannya sendiri, seperti sedang menonton sinetron romantis... yang dibintangi olehnya... dan tentang dirinya.
Hingga akhirnya Rian tersadar dengan gumaman, "Baiklah... meski berat, sampai jumpa lagi, Rian. Dan jaga wajahmu baik-baik." ucapnya lagi dengan suara berat.
Rian mengangguk pelan, tersenyum tipis, dan menjawab dengan tulus, "Itu pasti!"
Setelah itu, Rian menyimpan cermin kecil itu di saku kemejanya dengan penuh kehati-hatian, seolah-olah benda mungil itu adalah harta karun paling berharga di dunia, lebih berharga dari senjata, kekuatan, atau bahkan... perdamaian dunia.
Rian kembali mengalihkan perhatian ke Layar Hologram status yang melayang di hadapannya.
Di dalam benaknya, Rian mencoba mengingat informasi samar tentang Six Eyes (Rikugan), sebuah keistimewaan langka yang selama ini hanya diwariskan dalam garis keturunan Klan Gojo.
Enam Mata bukanlah teknik terkutuk yang perlu diaktifkan. Ia adalah bawaan sejak lahir, sebuah anugerah langka yang hanya muncul sekali dalam beberapa ratus tahun, dan tak pernah ada dua pembawanya hidup di waktu yang sama.
Mata ini memberikan persepsi visual yang melampaui logika. Penggunanya mampu melihat dengan ketajaman luar biasa, menembus batas-batas biasa manusia, seperti kamera inframerah definisi tinggi yang tetap aktif bahkan saat mata tertutup.
Benda-benda dari jarak beberapa kilometer dapat terlihat jelas, sosok dan bentuk terkecil pun dapat dibedakan dengan sempurna.
Tidak hanya melihat, tapi memahami: arus energi, niat tersembunyi, bahkan struktur mikroskopis dari suatu teknik atau materi.
Bahkan, Six Eyes memungkinkan penggunanya mengamati area yang luas dalam sekejap: melacak gerakan, energi, dan anomali dengan efisiensi mengagumkan.
Tak hanya soal penglihatan, mata ini juga membuka jalan bagi manipulasi energi terkutuk yang sangat presisi hingga ke tingkat atom.
Dengan kontrol sehalus itu, pengguna dapat mengoperasikan teknik kompleks seperti Limitless dengan mudah. Proses aliran dan konversi energi menjadi sangat efisien, nyaris tanpa kehilangan.
Berkat hal ini, konsumsi energi terkutuk menjadi sangat minim, hampir nol. Bagi pengguna Six Eyes, kehabisan energi adalah sesuatu yang mustahil terjadi dalam kondisi normal.
Menariknya, mata ini tidak bergantung pada energi terkutuk untuk berfungsi.
Bahkan ketika energi terkutuk Satoru Gojo disegel sepenuhnya dalam Prison Realm, Six Eyes-nya tetap bekerja seperti biasa.
Namun, membiarkan mata ini terus terbuka dalam waktu lama bisa menyebabkan kelelahan yang signifikan. Untuk mengurangi beban tersebut, pengguna biasanya menutupi mata mereka dengan penutup seperti kain, perban tebal, atau kacamata hitam pekat.
Langkah ini bukan hanya untuk mengistirahatkan penglihatan, tapi juga demi menjaga mental dari banjir informasi yang terus-menerus masuk melalui Enam Mata.
Dengan semua informasi itu, Rian menyimpulkan satu hal: jika Six Eyes (Rikugan) miliknya memang sama dengan milik Gojo Satoru, tapi dengan penyesuaian Heavenly Restriction yang tidak terikat oleh hukum Cursed Energy, maka ia benar-benar beruntung.
Bukan tanpa alasan. Enam Mata adalah aset utama yang menjadikan Gojo Satoru dijuluki Penyihir Jujutsu terkuat di era modern.
"Baiklah... sekarang saatnya pria tampan ini memikirkan cara memaksimalkan 990 Poin Sistem dan 5 Poin Atribut sebelum waktunya habis," gumam Rian sambil menatap layar hologram di depannya.
Setelah berpikir sejenak, ia mulai mengalokasikan poin atribut: 2 poin untuk STR dan 3 poin untuk AGI.
Keputusan ini cukup logis. Jika atribut INT berkaitan dengan energi khusus seperti Cursed Energy, yang secara teknis hanya bisa diakses oleh Penyihir Jujutsu.
Namun, bagi Rian yang tidak memilikinya karena sejak awal terlahir tanpa sedikitpun Cursed energy, jelas tak akan mendapatkan manfaat apa-apa dari peningkatan INT.
Meningkatkan INT, bagi Rian terasa seperti berjalan di bawah terik matahari tanpa mengoleskan sunscreen: sia-sia dan malah berisiko terbakar.
____________________
Nama: Rian Andromeda
Title: tidak memiliki
Pekerjaan: tidak memiliki
Level Authority: 5
***
STR : 5
VIT : 4
AGI : 6
INT : 1
____________________
Selesai mengalokasikan poin atribut, Rian segera membuka katalog Toko Sistem.
Sebagai pengingat, peringkat perlengkapan dibagi menjadi lima tingkatan: Hitam, Perunggu, Perak, Emas, dan Platinum.
Setelah beberapa waktu menjelajah katalog, Rian akhirnya membuat beberapa keputusan penting.
Daripada tidak memiliki senjata sama sekali, Rian membeli sebilah pisau bayonet tanpa peringkat seharga 100 Poin Sistem, setidaknya cukup untuk bertahan hidup jika situasi mendesak.
Rian juga membeli Ramuan Kesehatan seharga 500 Poin Sistem, sebagai langkah antisipatif. Untuk menyimpan barang-barangnya, tas pinggang sederhana seharga 10 Poin Sistem ikut dibeli.
Yang paling penting, Rian tidak lupa membeli kacamata berlensa sangat gelap seharga 20 Poin Sistem, lalu langsung mengenakannya, langkah pencegahan agar otaknya tidak overheat akibat banjir informasi dari Six Eyes.
Dengan semua pembelian itu, Rian menghabiskan total 630 Poin Sistem, menyisakan 370 Poin tersisa.
"Terkadang... pria tampan ini memang harus berpikir sangat keras," desah Rian, dramatis, sambil menatap layar dengan tatapan letih. "Kalau begini terus, bisa-bisa kulit wajah ini keriput sebelum waktunya."
Waktu pun berlalu tanpa terasa.
Tepat saat Rian hendak kembali mengagumi bayangannya di cermin kecil dalam saku kemejanya, suara sistem bergema dalam benak.
Sistem pengendali Infinity Room akhirnya bergerak, menandakan bahwa tahap berikutnya dari perjalanan Rian akan segera dimulai.
Ding!
_________________
Judul Misi: Resident Evil 4
Level: Mudah
Total Peserta: 1 orang
Total Misi Utama: 3 Misi
Misi Pertama: Bunuh 60 Ganado. Akan ada penilaian tambahan jika melebihi target.
Misi Kedua: Mendapatkan Amber yang berisi sempel Plagas Spesies Dominan. Akan ada penilaian tambahan berdasarkan waktu yang diperlukan.
Misi Ketiga: Dapatkan 10.000 Poin Sistem. Akan ada penilaian tambahan jika melebihi target Poin.
Hadiah: Akan diperhitungkan setelah semua Misi selesai.
Hukuman: Untuk setiap misi yang gagal, Anda akan dikenakan denda sebesar 1000 poin untuk setiap misi.
_________________
Melihat Daftar Misi dan tugas yang harus diselesaikan, Rian sontak berdiri dan membalikkan meja di hadapannya.
"Yang bener saja!? Laki-laki tampan ini harus menjalankan Misi pertama di dunia penuh konflik, parasit, virus, dan mutasi!?"
Efek Six Eyes langsung aktif: sebetulnya dalam kepala Rian, 1 detik di luar terasa seperti 1 menit di dalam. Otaknya berpacu cepat, memproses dan menyimpulkan informasi dari tiga Misi Utama yang harus dijalankan.
Namun, mendadak, kepala Rian seperti disambar badai migrain yang brutal. Rasanya seolah dihantam benda tumpul bertubi-tubi. Ia memegangi kepala dengan kedua tangan dan sedikit meringkuk, tubuhnya bergetar menahan sakit.
Detik berikutnya, tubuh Rian mulai memudar, butiran cahaya biru tersebar seperti pasir gurun yang tertiup angin, hingga akhirnya menghilang tanpa jejak.
Ruang itu pun kembali sunyi, seolah tak pernah ada seseorang di sana sejak awal.
***
Sosok Rian tiba-tiba muncul dari udara kosong di dekat sebuah pohon besar yang rindang. Daun-daunnya basah oleh embun pagi, dan tanah di bawah kakinya terasa lembap, nyaris berlumpur.
Dengan wajah sedikit meringis, tangan kanannya bertumpu pada batang pohon yang kasar, sementara tangan kirinya menekan pelipis, Rian menahan denyut nyeri yang menggigit.
“Ugh... Kenapa laki-laki tampan ini harus menderita migrain!?” keluhnya dramatis, napasnya berat. “Dunia ini sungguh kejam!”
Beberapa saat berlalu, dan seperti gelombang yang surut, rasa sakit itu mereda. Pada saat yang sama, Six Eyes miliknya mulai menyerap informasi sekitar, berdenyut pelan, lalu terbuka lebar terhadap dunia di sekelilingnya.
Rian terdiam.
Segalanya terekam dengan sangat jelas oleh Six eyes (Rikugan).
Kali ini terasa berbeda, karena tak lagi berada di ruang tertutup. Di alam terbuka ini, informasi yang masuk jauh lebih luas dan liar.
Ia menangkap kepakan halus seekor kupu-kupu kecil di kejauhan, tetes air yang jatuh perlahan dari ujung daun, hingga pergerakan samar serangga yang menggeliat di bawah permukaan tanah.
Semua terasa hidup, seolah-olah dunia membisikkan setiap detailnya langsung ke dalam kepala Rian.
Rian bahkan bisa merasakan segala jenis energi, seperti suhu udara, kepadatan oksigen, cahaya matahari dan perbedaan tekanan yang nyaris tak terdeteksi.
Semua terasa seolah dunia tiba-tiba menjadi resolusi ultra tinggi.
Jika sejak awal Rian tidak mengenakan kacamata berlensa sangat gelap, otaknya mungkin sudah kolaps karena dibanjiri informasi dari segala arah.
Wajar saja, ini adalah pertama kalinya Rian benar-benar membiarkan Six Eyes di alam terbuka, di mana setiap detail kecil menjadi data yang dikirim langsung ke dalam pikirannya tanpa jeda.
btw si Rian bisa domain ny gojo juga kah?