NovelToon NovelToon
BENCI BENCI CEMBURU

BENCI BENCI CEMBURU

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Enemy to Lovers / Tamat
Popularitas:182.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Bekerja sebagai tim pengembangan di sekolah SMA swasta membuat Hawa Tanisha bertemu dengan musuh bebuyutannya saat SMA dulu. Yang lebih parah Bimantara Mahesa menjadi pemilik yayasan di sekolah tersebut, apalagi nomor Hawa diblokir Bima sejak SMA semakin memperkeruh hubungan keduanya, sering berdebat dan saling membalas omongan. Bagaimana kelanjutan kisah antara Bima dan Hawa, mungkinkah nomor yang terblokir dibuka karena urusan pekerjaan? ikuti kisah mereka dalam novel ini. Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENOLAK PACARAN

Sedih itu hanya permainan pikiran, begitu Hawa sibuk dengan kerjaan kantor dan lembur, pulang kerja capek dan langsung tidur, sebisa mungkin juga tak melihat ponsel agar tidak menunggu kabar dari Uki seperti biasanya. Rekan kerja Hawa lain juga paham kok, Hawa paling fast respond saat ditelepon sehingga kalau ada pekerjaan yang perlu tenaga Hawa, mereka pasti telepon.

Hawa hanya memikirkan cara pengalihan pikiran saat weekend, biasanya dia banyak meluangkan waktu untuk video call bersama Uki, namun kali ini dia akan ke toko sang papa saja, bantu jadi pegawainya, sekedar untuk mencari kesibukan lain daripada suntuk di rumah. Papa sendiri tak masalah kalau sang putri mau ke toko, malah senang karena bagaimana pun toko ini nanti juga diberikan pada Hawa.

Jangan mewek, jelek.

Sebuah note kecil di bawah cokelat silverqu**n berada di atas meja Hawa pagi itu. "Dari siapa?" tanya Hawa, karena orang kantor juga banyak tahu moment mewek Hawa tempo hari, dan setelah itu dia tak pernah menangis lagi.

"Siapa ya, Mbak?" tanya Hawa pada Amelia.

"Apa?" Hawa pun menunjukkan note dan cokelat tersebut, Amelia sendiri bingung perasaan dia berangkat pagi dan tak melihat ada cokelat itu, apa mungkin dia yang gah ngeh.

"Pak Bima mungkin," tebak Amel, karena tak mungkin bapak-bapak di sini bisa romantis begini, apalagi mereka sudah punya istri, tak mungkin memberi cokelat pada Hawa. Terlebih mereka juga belum datang.

Hawa pun menyimpan cokelat itu biar nanti tanya ke Bima saja, feelingnya pun mengatakan dia memang. Tapi aneh saja, sejak kapan Bima perhatian padanya, apa jangan-jangan. Ah iya, Hawa lupa belum totalan uang bensin dan makan dengan Bima, pantas saja dia kirim cokelat buat pancingan agar Hawa membayar tagihan itu. Oke deh, Hawa akan bayar nanti.

Karena kesibukan dan mobilitas Hawa menuju gedung SMA dan bertemu dengan beberapa pembina untuk cek progress pembinaan, membuatnya lupa menanyakan ke Bima. Apalagi dia sedang ada rapat di gedung SD, Hawa pun menunda tanya.

"Miss, untuk pertemuan pembina Debat kok aneh ya, ini sampai malam, lah emang mereka pembinaan sampai malam begini?" tanya Bu Dyah saat input pertemuan pembinaan, memang kelemahan kalau pakai sistem longgarnya pembina ya gini, bisa pakai jam malam juga. Benar Bima, sistem ini dirombak. Ya seperti gak masuk akal saja, pembinaan yang harusnya dilakukan di area sekolah, ternyata bablas sampai pembinaan di rumah, alhasil setoran jam pembinaan yang akan dikonversi ke fee membengkak.

Hawa pun melihat draft durasi jam pembinaan, kaget juga tenyata pembinaannya sampa malam, dan yang pasti di luar sekolah, karena Hawa tidak pernah mendapat permintaan untuk pembinaan di malam hari bidang Debat.

"Terus bagaimana, Bu? Saya konfirmasi?"

"Gak perlu deh, Miss. Memang benar Pak Bima harus ada aturan terkait pembinaan lomba non berjenjang, RKAS pengembangan jelas membengkak ini, kalau sistem pembinaan di rumah juga ikut dicantumkan. Gimana sih, Bu Candra ini, sudah senior kok ya begini sistem kerjanya," omel Bu Dyah sembari input durasi jam pembinaan Bu Candra. Hawa kincep kalau urusan keuangan memang sensitif, dan tugasnya hanya terkait jadwal dan kontrol pembinaan, Bu Dyah langsung yang menghandle konfersi tersebut, karena tugas beliau terkait pencairan.

Hari ini Hawa tidak ada lembur, konfirmasi dari beberapa pembina, bahwa pembinaan lomba hari ini berakhir pukul 4 sore sesuai jam sekolah. Hanya saja Hawa masih menyelesaikan program kerja ytb dan tktok, regulasi yang diminta Pak Bima terus saja revisi, mempertimbangkan dana dan kriteria kualitas konten, alhasil rekan lain sudah pamit pulang, Hawa masih berkutat pada laptopnya.

"Wa, belum pulang kan?" tanya Bima yang menyembulkan kepalanya dari pintu.

"Belum," jawab Hawa lelet, sembari memegang kepalanya, tanpa melihat Bima.

"Menurut saya lebih baik ada deadline ya, Wa. Ya biar kita mudah untuk cut off video yang masuk saja. Tanpa ada batasan waktu, bisa jadi para guru asal setor, malah kualitasnya gak bagus."

"Boleh sih, Pak. Lagian saya yakin yang setor nanti hanya guru-guru muda yang kreatif saja. Terlebih kapan nih pak kedatangan tim baru, tim kurator video harusnya nambah lagi coba, ya kali saya semua," omel Hawa dengan wajah cemberut, Bima tertawa ia sendiri belum kepikiran juga soal menambah tim.

"Tunggu realisasi dulu saja gimana, Wa. Nanti kalau ternyata yang upload hanya sedikit, lama juga monetisasinya, dan kita tetap mempertimbangkan dana juga lah," begitu pendapat Bima, dan masuk akal bagi Hawa.

"Kemudian soal artikel, siapa penanggung jawab kurasinya? Gak mungkin dong, artikel di upload di web tanpa ada proses kurasi."

Bima diam sebentar, terlewat sepertinya. "Kok jadi detail begini ya, Wa! Gak kepikiran sampai di situ," Hawa berdecak sebal, bisa-bisanya masalah dasar terlewat. Tumben.

Keduanya terdiam sibuk dengan laptop masing-masing, di ruangan berdua mana hujan lagi. Hawa pun teringat soal cokelat, ia membuka laci dan mengeluarkan note serta cokelat tersebut. "Ini dari Bapak?" tanya Hawa sopan, bahkan masih memanggil Bapak, meski Bima sering mengingatkan Hawa kalau sedang berdua, panggil nama saja.

"Iya," jawab Bima datar, dan fokus pada laptop kembali. Hawa tersenyum, lebih tepatnya senyuman meledek. Sembari membuka cokelat, dia berniat jahil pada Bima.

"Sejak kapan si tukang blokir jadi perhatian begini?" ucap Hawa tengil, mana menyodorkan cokelat pada Bima lagi.

"Apaan sih, orang cuma cokelat biasa juga. Gak usah ge-er."

"Menurut kebanyakan orang, cowok memberi cokelat pada seorang cewek itu tandanya spesial," Hawa masih berlagak seperti cewek gila pengejar cowok. Menggelikan bagi Bima.

"Gak ada kayak gitu. Bohong, emang pegawai minimarket saat memberikan cokelat ke pembeli cewek juga dianggap spesial, ngaco!" Hawa tertawa, benar juga ya apa yang diucapkan Bima.

"Pak, Pak Bima kasih saya cokelat begini karena mau menagih uang bensin dan uang makan kemarin kan ya? Maaf saya lupa," ucap Hawa kemudian, karena menjahili Bima gagal, masih ketus dan tak mungkin dia baper juga. Mungkin dia kasih cokelat juga atas dasar kasihan pada Hawa. Just it, tanpa niatan lain. "Oke kita hitung sekarang," akhirnya Hawa membahas tagihan versinya, sudah membuka kalkulator ponsel dan menatap Bima. Tampak ketua yayasan itu hanya bersedekap dan menatap Hawa tajam.

"Gak usah dihitung, total semua 5 juta," jawab Bima rese'. Hawa melongo, tak terimalah tagihan sebanyak itu.

"Dih, rentenir."

"Ya makanya gak usah menghitung segala, lagian emang gue cowok apaan sih, Wa. Perhitungan banget sama cewek."

"Ya siapa tahu. Kita gak ada hubungan apa-apa ya, khawatir saja suatu hari nanti diungkit, eh Hawa ternyata makan gak mau bayar, maunya ditraktir, gitu gimana? Rusak dong reputasi saya."

"Enggak bakal. Lagian ada ya laki-laki keluar sama cewek perhitungan terus ditagih? Uki begitu?" sindir Bima membuat Hawa kincep seketika. Orang ini lupa apa gimana sih, Hawa masih sakit hati, berusaha untuk move on dengan berbagai kesibukkan, kenapa harus diingatkan lagi.

"Kenapa jadi bahas dia?" tanya Hawa serius, tak ada nada bercanda seperti tadi. Bima sadar kalau salah.

"Ya siapa tahu, kamu kan tahunya sifat laki-laki terbatas pada Uki saja."

"Enggak, dia baik kok sama saya. Soal uang gak pernah perhitungan dan dia bukan tipe cowok mokondo, cuma satu kekurangannya, selingkuh," ujar Hawa berusaha tegar. Bima jadi tak enak.

"Ya sudah nanti cari cowok yang setia!"

"Enggak deh, pikiran sekarang bukan cari cowok tapi cari suami saja. Kapok pacaran, " ucap Hawa serius, dan membuat Bima terpaku atas ucapan gadis di depannya ini. Otw naksir kayaknya.

1
bunda DF 💞
ceritanya bagus,, definisi jgn benci kebangetan sm seseorang,, bisa balik secinta ituu looh. lagian bahasanya enak,, santai kyk temen tp musuh juga sm suami. marriage is scary ga ada disini,, love it
Lel: terimakasih
total 1 replies
Humaira izzatunisa
luar biasa
Lel: terimkaasih 😍
total 1 replies
mbu ne
eh...neng hawa sama Abang bima udah "end"...

okelah...ditunggu karya2 berikut kak...🫶
Lel: terimakasih kak😍😍
total 1 replies
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
s'pa yg wafat yaa...?
Lel: coba tebak
total 1 replies
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
wich asyiiik...
Lel: asyik banget🤣
total 1 replies
Elen Gunarti
uki
Lel: sepertinya
total 1 replies
mbu ne
uki kah? 🤭
Lel: sepertinya....
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
weeeh..uki jelly drink punya nyali apa punya nyawa cadangan berani nyamperin ke rumah hawa...🙃🙃
Lel: hwkwkkwk lucu juga pakai jelly
total 1 replies
partini
hemmmm bima yg sabar
Lel: sabar banget
total 1 replies
PuputMega Shelviana SuJanii
taraaa mantan hawa 😅 uji pastinya yg datang 🤣
Lel: siapa lagi
total 1 replies
desember
🤣🤣🤣🤣
desember
ya Allah ngakak 🤣🤣🤣
aku betah bgt lgi nongkrong dimari🤭
Lel: terimakasih
total 1 replies
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
tdk ada penyesalan dtg di dpn , penyesalan sllu dtg blkg an Uki...
Lel: nakal sih ....coba2 lagi
total 1 replies
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
alhamdulillah siap on going normal
Lel: yup normal
total 1 replies
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
nah laki mah enak..cm bikin adonan g ngrasain proses hamil selama itu🤭 p lg g d apa2 nya sakite tuh dbndg d sunat gur pisan seumur urip..lah lairan rasane y ngono kui tp nk hamil n lahiran lg dkatain kapok sambel🤭
Lel: bener abis
total 1 replies
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
sabar ya wa, g mdh mnjlni mmng ya p lg tmbh down krn maaf khmlan yg tdk drencanakan mlh debay nya sungsang, mkn byk ketakutan hawa
Lel: iya betul banyak gak siapnya
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
wa ternyata cerita anak ke 2 kita sama..
sama² kebobolan..sempat g terima persis seperti hawa..samaaa protes ke mas suami dan sama juga saran dokter u di sc..lagi² sama si dedek malah lahiran sblm tanggal nya dan alhamdulillah sehat tak kurang 1 apa pun.🥰🥰
Lel: looohhhh sama lagi🤣🤣🤣
total 3 replies
partini
good tinggal nifas 40 hari gasken lagi tekdung lagi 😂😂😂😂
Lel: aampuuunnn
total 1 replies
Tina Astina
itulah kan semua yg berencana Cesar tp si dedek mau brojol tanpa drama
Lel: hanya butuh mamanya tenang aja
total 1 replies
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
tiada tara utk Hawa & Bima
Lel: sweet
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!