NovelToon NovelToon
Game Of The Earth, When Others Become Players I Become God

Game Of The Earth, When Others Become Players I Become God

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Identitas Tersembunyi / Permainan Kematian
Popularitas:563
Nilai: 5
Nama Author: Rafli Ananda

Reza yang mana terlahir dengan kehidupan yang membosankan hanya tertarik dengan sebuah game simulasi tentang Dewa, di dalam game tersebut dia menjadi sosok Dewa yang mengendalikan jutaan umat dan di sana dia berhasil menaklukan sebuah dunia dan menjadi Dewa tingkat Superior. Yang tidak Reza ketahui ialah kalau game yang dia mainkan saat ini muncul di Bumi, dan orang-orang yang ada mulai menjadi player yang mana harus bertahan hidup dari setiap permainan yang muncul untuk menghibur para Dewa/i. Di situasi yang penuh akan keputusasaan tersebut Reza menemukan dirinya menjadi salah satu Dewa yang memainkan permaianan tersebut, dengan tujuan untuk bersenang-senang dan menjadikan Bumi miliknya, Reza memulai rencananya untuk menjadi Dewa terkuat di bumi dan memenangkan setiap permainan yang ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rafli Ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 Raid Battle bagian 4

Dewi Keadilan dan hukuman adalah sosok Dewi tingkat atas yang membuat kontrak dengan Chintia, sebagai ganti akan kontrak itu Dewi Keadilan dan Hukuman memberikan Chintia beberapa skill tingkat tinggi. Dengan skill-skill miliknya, Chintia menjadi sosok avatar yang sangat kuat, bahkan membuat beberapa Dewa/i lainnya berusaha untuk mengambilnya dari tangan Dewi Keadilan dan Hukuman.

Dan sekarang ini Chintia sedang berhadapan dengan Joe yang telah berubah menjadi sosok monster manusia ular, melihat hal itu Chintia tidak gentar ataupun panik dan langsung menarik busur panah miliknya kearah monster manusia ular tersebut. Saat melihat busur panah Chintia, “Srrahkk…” dengan cepat monster manusia ular itu langsung melompat untuk menyerang Chintia.

Akan tetapi “Dusshkk…” menggunakan cakar depannya, Harimau putih tunggangan Chintia langsung bertindak dan menghempaskan monster manusia ular itu dari hadapannya. Melihat celah tersebut, Chintia mulai membidik monster manusia ular itu, dan “Trangs…” dengan satu tembakkan dari busur miliknya, “Funggs…” anak panah itu langsung melesat dengan cepat dan “Crrast…” berhasil menembus pertahanan dari sisik monster manusia ular itu.

Namun saat Chintia melihat serangannya, dia terlihat kesal sambil berkata.

“Cih… kurang dalam”

Monster manusia ular itu sangatlah cerdik, dia tahu kalau dirinya tidak dapat menghindari serangan anak panah tersebut, dan sebagai gantinya dia memperkuat otot-otot di tubuhnya dengan Force dan dengan otot yang telah di perkuat monster manusia ular itu berhasil menahan serangan sebagian besar kekuatan anak panah milik Chintia.

“Crrast…” monster manusia ular itu kemudian mencabut anak panah yang ada di bahunya tersebut, dia kemudian melihat Chintia dengan pandangan marah, akan tetapi di saat yang bersamaan monster manusia ular itu berusaha untuk mencari cara agar bisa melarikan diri dari Chintia. Namun Chintia dapat melihat niat dari monster manusia ular tersebut, “Sringgs…” lalu secara tiba-tiba lingkaran cahaya muncul di sekitar Chintia dan monster manusia ular itu, dengan santai Chintia berkata.

“Jangan kira kau bisa lari, aktifkan skill Judment Room”

.

.

Skill : Judment Room

Tingkat : Gold

Keterangan : Skill aktif yang menggunakan sejumlah besar Force untuk di aktifkan, skill ini akan mengurung pengguna dan lawannya dalam lingkaran cahaya putih, di dalam lingkaran cahaya ini ketika lawan di pandang bersalah oleh pengguna skill maka seluruh statusnya akan terkena Debuff sebanyak 5 % selama 15 menit, dan pengguna skill akan mendapatkan peningkatan status sebanyak 15 % selama 5 menit. Karena konsumsi Force yang besar, Chintia hanya bisa menggunakan skill ini sekali dalam satu hari.

.

.

Setelah terkurung oleh skill milik Chintia, monster manusia ular itu kemudian mulai memfokuskan dirinya kearah Chintia, dan “Crrast…” dia secara tiba-tiba mengeluarkan cairan hijau beracun kearah Chintia. Akan tetapi “Trassk…” cairan hijau itu langsung menghilang saat akan mendekati Chintia, dan dengan santai Chintia berkata.

“Dasar mahluk bodoh, apa kau tidak tahu kalau dalam sebuah sidang kita harus tenang dan tidak boleh berisik”

“Tranggs…” sebuah timbangan emas kemudian muncul di tengah-tengah Chintia dan juga monster manusia ular tersebut, dan saat itu juga “Tranggs…” timbangan itu langsung memberatkan dirinya kearah monster manusia ular tersebut. Setelah itu memberatkan pada monster manusia ular tersebut, “Duk-duk… Duk-duk…” tubuh monster manusia ular itu langsung menjadi berat, dan pandangan matanya menjadi kabur.

Sementara itu di sisi lain, Chintia terlihat menjadi lebih kuat “Srrahk…” energi ke emasan mulai mengitari dirinya, dan dengan senyuman di wajahnya “Wushkk…” Chintia bersama dengan Harimau putih miliknya mulai maju untuk menghadapi monster manusia ular tersebut.

Dengan ganas Harimau putih peliharaan Chintia mulai menerkam tubuh monster manusia ular tersebut, “Crrast… Krrast…” dengan gigi-gigi tajamnya dia berhasil menembus pertahanan dari sisik dan otot monster manusia ular itu. Monster manusia ular yang mana mendapatkan luka parah dari gigitan Harimau putih tidak tinggal diam, dia mulai “Crrast…” mengigit balik Harimau putih dan menyuntikkan racun miliknya ke tubuh Harimau putih.

Merasa tidak nyaman dengan gigitan dari monster manusia ular tersebut, “Wushkk…” dengan kuat Harimau putih melemparkan monster manusia ular itu, dan saat berada di udara Chintia langsung membidik monster manusia ular itu dan “Craanggs…” dia langsung menembak ujung ekor dari monster manusia ular itu. “Crrast…” pada saat itu monster manusia ular itu mulai menggeliat kesakitan, dan pada saat yang bersamaan juga “Dussk…” Chintia bersama dengan Harimau putih mulai mendekatinya dan bersiap untuk menghabisi monster manusia ular tersebut.

Di saat itu di mata monster manusia ular tersebut terlihat rasa takut dan juga kekaguman akan kekuatan dan juga keganasan dari Chintia, dia hanya bisa pasrah akan kematiannya di tangan sosok predator yang lebih kuat dari dirinya. Namun saat monster manusia ular itu telah menutup matanya dan berpasrah diri akan takdirnya, Chintia secara tiba-tiba menurunkan busur panahnya dan berkata.

“Kau cukup kuat juga, kalau kau bersumpah setia pada diriku dan tidak akan pernah berkhianat maka aku akan mengampuni semua kesalahanmu… dan juga aku akan menjadikanmu rekan seperjuanganku”

“Skill Restrictions on sinners”

.

.

Skill : Restrictions on sinners

Tingkat : Gold

Keterangan : Skill yang hanya dapat di aktifkan ketika lawan yang terkena skill Judment Room berhasil di kalahkan dan mendapatkan kesempatan untuk hidup dari pengguna skill, dengan skill ini pengguna dapat memperbudak lawannya dan menjadikannya bawahan paling setia yang bahkan dapat mengorbankan hidupnya untuk pengguna skill. Skill ini hanya dapat di gunakan bagi mahluk yang memiliki kepintaran, dan juga benar-benar tunduk akan kekuatan pengguna, dan sebagai tambahan skill ini hanya dapat memperbudak 5 sosok saja.

.

.

Setelah mendapatkan kesempatan untuk melayani Chintia, monster manusia ular itu kemudian menundukkan kepalanya pada Chintia, dan “Crranggs…” sebuah tanda langsung muncul di leher monster manusia ular tersebut, tanda itu seperti sebuah ikatan kekangan yang mana membuat dirinya akan selalu patuh dan setia terhadap apapun yang Chintia katakan.

Dan pada saat itu dengan senyuman di wajahnya Chintia berkata.

“Bagus… dengan begini aku sudah mendapatkan dua monster yang mana dapat di gunakan dalam pertarunganku, walaupun tidak mendapatkan kesempatan untuk melawan monster di dalam Dungeon, akan tetapi ini juga termasuk sebuah keuntungan”

“Terimakasih banyak atas saranmu Dewi, aku akan menjadi lebih kuat untukmu”

Sang Dewi Keadilan dan Hukuman yang melihat hal itu hanya tersenyum lembut di dalam Domain miliknya, dia seperti sosok wanita cantik yang memakai tudung untuk menutupi mata dan hidungnya, dan sosoknya memiliki empat tangan yang mana di dua tangan atasnya dia memegang palu dan timbangan, sementara di dua tangan lainnya dia tidak memegang apapun.

Dewi Keadilan dan Hukuman yang puas melihat avatarnya menjadi kuat kemudian melihat kearah sebuah pintu kayu kehijaun yang ada di Domain miliknya, dan dengan pandangan yang menyeramkan dia berkata.

“Aku sudah melakukan bagianku seperti yang kita janjikan Dewa jubah ungu, aku harap kau juga berhasil dengan bagianmu”

Di dalam Domain Dewa ular yang menyukai penderitaan, di sana Dewa ular terlihat terkejut karena melihat mahluk ciptaanya kalah dan menjadi bawahan dari seorang avatar Dewa/i lainnya. Akan tetapi saat Dewa ular yang menyukai penderitaan itu sedang marah-marah, “Tranggs…” Dewa jubah ungu ( Reza ) muncul di hadapan dirinya, dan pada saat itu Reza memegang sebuah bola kristal berwarna pelangi di tangan kanannya dan berkata.

“Yoo… Outer God, nampaknya kau cukup membuat masalah di Game kami… apa kau keberatan kalau aku juga membuat masalah di sini”

.

.

.

Bersambung…..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!